Anda di halaman 1dari 17

MODEL PEMBELAJARAN LITERASI DIGITAL ABAD 21 PADA

JENJANG SMA

Mata Kuliah Keterampilan Reseptif Membaca Teknik

Dosen Pengampu

Nurita Bayu Kusmayati, M.Pd.

Disusun Oleh:

Restu Dwijean Fadilah 1201621088 1PB2

Rizal Romdhoni 1201621007 1PB2

Shadrina Nadhilah 1201621024 1PB2

Zafira Arayani Febriza 1201621033 1PB2

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
ABSTRAK

Keterampilan abad 21 adalah life and career skills, learning and innovation skills dan
information media and technology skills. Life and career skills mencakup keterampilan
hidup dan berkarir, learning and innovation skills mencakup keterampilan belajar dan
berinovasi, information media and technology skills mencakup keterampilan teknologi
dan media informasi yang meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi ICT atau
information and communication technology literacy.

Kata kunci: Keterampilan abad 21, literasi digital.

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Keterampilan Reseptif Membaca Teknik tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga
saat ini.

Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Literasi Digital Abad 21 pada Jenjang
SMA” disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keterampilan Reseptif Membaca
Teknik. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurita Bayu Kusmayati, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, 25 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................. 5
KAJIAN TEORITIS....................................................................................................... 5
2.1 Konsep Literasi Digital Abad 21 .............................................................................5
2.2 Model Pembelajaan Project Citizen Meningkatkan Literasi Digital Siswa SMA....6
2.3 Perkembangan Teknologi Dalam Literasi Digital Terhadap Peningkatan Kualitas
Pendidikan ................................................................................................................8
BAB III .......................................................................................................................... 10
PENUTUP ..................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10
3.2 Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,


kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik (Syaodih, 2016). Berdasarkan
definisi tersebut, pendidikan merupakan suatu kegiatan interaksi manusia yang
dilakukan dengan memiliki tujuan tertentu untuk mengembangkan pengetahuan,
wawasan, karakter, motivasi, dan disiplin diri. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada
pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan.

Negara memiliki tujuan yang tercantum dalam Undang-undang Republik


Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”.
Seiring dengan berkembangnya peradaban, khususnya dalam bidang teknologi
informasi, maka tujuan di atas harus diarahkan kepada keterampilan siswa dalam
teknologi informasi.

Berkembangnya tujuan tersebut mengarah pada pengetahuan dan keterampilan


yang dibutuhkan oleh siswa untuk sukses pada abad ke-21, maka dari itu dalam dunia
pendidikan hal tersebut dikenal dengan Keterampilan Abad 21. Literasi digital adalah
pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat-alat
komunikasi, atau jaringan dalam proses menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
dan membuat informasi, serta memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat,
tepat, dan patuh hukum. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia telah mengadaptasi tiga konsep pendidikan abad 21 untuk

1
mengembangkan kurikulum di Sekolah. Keterampilan abad 21 adalah life and career
skills, learning and innovation skills dan information media and technology skills.
Life and career skills mencakup keterampilan hidup dan berkarir, learning and
innovation skills mencakup keterampilan belajar dan berinovasi, information media
and technology skills mencakup keterampilan teknologi dan media informasi yang
meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi ICT atau information and
communication technology literacy. (Daryanto& Karim, 2017).

Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut dapat dilihat dari perubahan tingkah laku
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran melalui hasil belajar. Hasil belajar
menurut Sudjana (2004) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Definisi tersebut menjelaskan bahwa hasil belajar
tidak akan didapatkan apabila tidak ada proses belajar didalamnya. Apabila dikaitkan
dengan keterampilan abad ke-21, pencapaian tersebut dilakukan dengan
memperbarui kualitas pembelajaran, membantu siswa mengembangkan partisipasi,
menyesuaikan personalisasi belajar, menekankan pada pembelajaran berbasis proyek
atau masalah, mendorong kerjasama dan komunikasi, meningkatkan keterlibatan dan
motivasi siswa, membudayakan kreativitas dan inovasi dalam belajar, menggunakan
sarana belajar yang tepat, mendesain aktivitas belajar yang relevan dengan dunia
nyata, memberdayakan metakognisi, dan mengembangkan pembelajaran student-
centered (Zubaidah, 2017).

Pencapaian hasil belajar yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Ngalim Purwanto (2004) dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dibedakan menjadi dua golongan yaitu
faktor yang pertama adalah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri atau yang
kita sebut dengan faktor individual. Faktor individual antara lain faktor kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Kedua, faktor
yang ada diluar individu atau yang kita sebut faktor sosial. Faktor sosial antara lain
faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat alat yang dipergunakan dalam
belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pembelajaran, alat-alat tersebut biasa disebut juga dengan media.

2
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi (Arief S. Sadiman, 1986). Dalam
erakemajuan teknologi seperti saat ini, komputer merupakan sarana penunjang
aktifitas manusia di dalam bekerja dan berusaha demi tercapainya hasil kerja yang
optimal (efisien, efektif, dan ekonomis). Di dunia pendidikan misalnya, proses
pengolahan nilai siswa, pembuatan modul pembelajaran, demonstrasi materi belajar,
dan proses penerimaan siswa merupakan contoh-contoh aktifitas pendidikan yang
akhir-akhir telah menggunakan teknologi komputer (Nuryanto, 2008). Maka dari itu,
guru haruslah melihat hal ini sebagai peluang dalam meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar di dalam kelas.

Kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan juga ditunjang dengan adanya


Literasi Media, Literasi Digital, dan Literasi Teknologi yang termasuk kedalam
komponen literasi yang terdapat dalam Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) di Sekolah Menengah Atas. Buku Panduan GLS tersebut mengemukakan
bahwa ada tiga tahap kegiatan literasi dalam pembelajaran yaitu tahap pembiasaan,
tahap pengembangan dan tahap pembelajaran. Umumnya, Sekolah Menengah baru
menerapkan gerakan literasi tersebut sampai tahapan pengembangan. Dalam tahap
pengembangan, siswa diminta untuk membaca buku selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai kemudian siswa didorong untuk menunjukkan keterlibatan
pikiran dan emosinya dengan menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca
dan guru memberikan Reading Award sebagai bentuk motivasi kepada siswa untuk
menambah lagi bukubuku yang dibaca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan dapat
di rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

a. Konsep literasi digital abad 21

3
b. Apakah model pembelajaran project citizen dapat meningkatkan literasi
digital pada siswa SMA.
c. Perkembangan teknologi dalam literasi digital terhadap peningkatan kualitas
Pendidikan.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:

a. Konsep literasi digital abad 21


b. Mengetahui model pembelajaran project citizen dapat meningkatkan literasi
digital pada siswa SMA.
c. Peningkatan kualitas dalam perkembangan teknologi literasi digital di SMA.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis
untuk mengetahui, memahami dan menguasai literasi digital abad 21 serta
penerapannya pada siswa Sekolah Menengah Atas.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Konsep Literasi Digital Abad 21

Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997),
literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan
informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses
melalui piranti komputer. Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan untuk
menggunakan teknologi digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam proses
menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi, serta
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum.

Literasi digital telah mempengaruhi berbagai sendi dalam pendidikan


kontemporer. Informasi tersedia bagi siswa, dan guru dapat digunakan untuk
mengajari siswa, terutama remaja, cara menggunakan informasi ini secara efektif,
etis, dan bertanggung jawab. Terlihat dengan jelas pula bahwa literasi digital telah
sangat mengubah pendidikan modern. Berbagai macam metode pembelajaran terus
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Literasi berbasis game dan
digital storytelling merupakan beberapa contoh bagaimana dunia pendidikan terus
berkembang untuk menggembangkan kompetensi, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki oleh para siswa di abad 21.

Era Revolusi Industri 4.0 menggugah para guru untuk mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi pembelajaran. Selama ini teknologi pembelajaran masih
berfokus pada penggunaan media CD, VCD atau DVD. Sementara itu perlahan ketiga
perangkat digital tersebut telah ditinggalkan. Kini, dominasi Youtube sebagai media
audio visual menggantikan peran ketiga piringan digital tersebut. Powerpoint telah
menggantikan kapur tulis atau boardmarker. Pembelajaran blended learning mampu
menyimpan materi dan dapat dipelajari pada waktu yang ditentukan. Gambaran ini

5
menunjukkan bahwa literasi digital atau melek teknologi dalam pembelajaran dengan
penggunaan perangkat seperti Youtube, powerpoint, dan Google Classroom telah
banyak dilakukan oleh guru-guru SMA dan SMK di Indonesia.

Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya What is ‘Digital Literacy‘? (2011)


mengatakan bahwa ada delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi
digital, yaitu sebagai berikut:

• Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;


• Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
• Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual;
• Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia
digital;
• Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;
• Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;
• Kritis dalam menyikapi konten; dan
• Bertanggung jawab secara sosial

Prinsip pengembangan literasi digital menurut Mayes dan Fowler (2006) bersifat
berjenjang. Terdapat tiga tingkatan pada literasi digital. Pertama, kompetensi digital
yang meliputi keterampilan, konsep, pendekatan, dan perilaku. Kedua, penggunaan
digital yang merujuk pada pengaplikasian kompetensi digital yang berhubungan
dengan konteks tertentu. Ketiga, transformasi digital yang membutuhkan kreativitas
dan inovasi pada dunia digital.

2.2 Model Pembelajaran Project Citizen Meningkatkan Literasi Digital Siswa


SMA

Istilah literasi digital dikemukakan pertama kali oleh Paul Gilster (1997) sebagai
kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital. Ia
mengemukakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan menggunakan
teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai
konteks, seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari.

6
Literasi digital adalah kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan
individu untuk menggunakan TIK dan Internet untuk mencapai hasil dalam
suatu kegiatan. Menurut Grech yang menjelaskan bahwa seseorang yang melek
digital dapat menggunakan teknologi secara strategi untuk menemukan dan
mengevaluasi informasi, menghubungkan dan berkolaborasi dengan orang lain
untuk mencapai profesional dan tujuan pribadi (Terry, J., Davies, A., Williams, C.,
Tait, S., & Condon, L. 2019).

Strategi inovatif, model dan pendekatan pembelajaran sangat menentukan


yang dapat memaksimalkan hasil proses pembelajaran. Siswa dapat memperoleh
hasil yang diharapkan karena guru secara tepat memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan kondisi lingkungan belajar (Hasan, R, Lukitasari, M.
Utami, S., & Anizar, A, 2019). Dalam konteks kurikulum 2013 di Indonesia, dalam
hal ini model pembelajaran yang direkomendasikan adalah model pembelajaran
berbasis proyek, model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis
penemuan dan pembelajaran inkuiri dan terbimbing. Penerapan model ini
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa terutama
keterampilan siswa yang berhubungan dengan keterampilan abad ke-21.

Saat ini, sangat ditekankan bahwa keterampilan belajar dan berinovasi harus
didapatkan oleh peserta didik selama proses pembelajaran yang salah satunya
melalui model pembelajaran yang inovatif yang memungkinkan untuk dapat
mengembangkan keterampilan literasi digital merupakan bagian dari keterampilan
abad ke-21. Berdasarkan masalah yang telah disebutkan diatas, maka diperlukan
suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan literasi digital peserta didik.
Dalam hal ini model pembelajaran project citizen merupakan alternatif yang
dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan tersebut.

Model pembelajaran project citizen adalah suatu model pembelajaran yang


berbasis masalah yang dibungkuskan dalam bentuk portofolio yang dalam hal
ini para siswa diberikan kesempatan untuk mengatasi berbagai macam
permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan bekerja sama dalam
menyelesaikannya. Hal ini sependapat dengan para Para ahli yang menyatakan
bahwa model project citizen adalah sebuah model pembelajaran yang berbasis

7
isu-isu yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan
kebijakan publik (Craddock, Fischer & Subreenduth, 2007; Haas, 2001; Vontz,
Metcalf & Patrick, 2000; Vontz & Nixon, 1999; Tolo, 1998). Model project
citizen ini akan sangat membantu siswa bukan hanya memahami konsep dan
prinsip keilmuan, tetapi juga mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sama
kooperatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berinovasi, kemampuan
berpikir kritis dan percaya diri serta berpartisipasi (Fajri, I., Yusuf, R., & Ruslan,
R., 2019; Mulyoto, G. P., & Samsuri, S., 2017).

Model pembelajaran project citizen memiliki beberapa langkah-langkah yang


di identifikasikan dalam 6 langkah sederhana antara lain: 1) mengidentifikasi
masalah, 2) memilih suatu masalah untuk dikaji, 3) mengumpulkan informasi
yang terkait, 4) mengembangkan portofolio, 5) menyajikan portofolio dan 6)
melakukan refleksi pengalaman belajar. Pengembangan utama dari project citizen
terletak pada proses kelima yang dikenal dengan istilah di mana tiap-tiap kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan dan permasalahan yang telah dipelajari dan
disepakati untuk diambil sebuah keputusan bersama dalam kelompok. Di sini,
tiap kelompok berhak mempertahankan argumentasinya dan menerima berbagai
masukan, kritik dan saran dari dewan juri dalam hal ini Guru yang bersangkutan
maupun peserta atau kelompok siswa lainnya yang terkait materi yang dikembangkan
dalam project citizen tersebut (Panuntun, 2018)

2.3 Perkembangan Teknologi Dalam Literasi Digital Terhadap Peningkatan


Kualitas Pendidikan

Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, literasi digital


merupakan kunci dan fondasi utama yang harus dimiliki. Pemerintah dalam hal ini
Kemkominfo bersama Siberkreasi berkomitmen akan terus melakukan upaya
meningkatkan literasi digital masyarakat melalui berbagai macam inisiatif kegiatan.
Dengan berbagai inisiatif kegiatan literasi digital diharapkan dapat memfasilitasi dan
semakin mendorong terwujudnya masyarakat digital Indonesia, dan akan
mempercepat proses digitalisasi di berbagai lini kehidupan.

8
Dalam menyongsong abad ke-21, kehadiran teknologi informasi dankomunikasi
(TIK) dalam bidang pendidikan memang tidak dapat dielakkan lagi. Hampir seluruh
elemen pendidikan dan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan TIK di
dalamnya. Kondisi inilah yang menuntut para pendidik dan peserta didik untuk melek
teknologi. Salah satunya dengan menerapkan literasi TIK dalam bidang pendidikan
sebagai wujud upaya dalam memenuhi skill atau keterampilan Abad ke- 21 yang
dikemukakan oleh World Economic Forum pada tahun 2015 lalu.

Keterampilan literasi digital yang harus dimiliki oleh generasi 4.0 untuk dapat
bersaing secara global. Literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan
mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang begitu luas jangkauannya, serta
dapat diakses melalui elektronik dan internet seperti, gadget, komputer, laptop,
website, dan lain sebagainya. Pada abad 21 ini tentu tidak asing lagi dalam
menggunakan dan memanfaatkan teknologi. Tercatat melalui riset yang dilansir oleh
wearesocial.sg bahwa pada tahun 2017 terdapat 132 juta pengguna internet di
Indonesia dengan angka pertumbuhan sebanyak 51% hanya dalam setahun. Sebagai
salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, perkembangan
dunia digital di Indonesia punya dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya dengan
pengembangan literasi digital pada generasi 4.0. Hal tersebut tentu menjadikan
literasi digital sebagai suatu kebutuhan yang sangat perlu untuk diperhatikan dari
mulai menggunakan, memanfaatkan hingga mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Literasi digital menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari dunia modern seperti saat ini, dalam hal ini dapat diterapkan pada bidang
Pendidikan. Menjadikan media digital sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan yang ada saat ini. Berkembangnya teknologi media
digital dan akses informasi tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi generasi
4.0 dalam menggunakan literasi digital. Generasi 4.0 yang memahami dan mengerti
akan perkembangan serta penggunaan teknologi digital dapat beradaptasi dengan
baik untuk mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik lagi. Literasi digital
menjadi suatu kebutuhan yang sangat perlu untuk dipahami dan diperhatikan oleh
setiap generasi 4.0 untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih cepat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Literasi digital telah mempengaruhi berbagai sendi dalam pendidikan


kontemporer. Informasi tersedia bagi siswa, dan guru dapat digunakan untuk
mengajari siswa, terutama remaja, cara menggunakan informasi ini secara efektif,
etis, dan bertanggung jawab. Terlihat dengan jelas pula bahwa literasi digital telah
sangat mengubah pendidikan modern. Berbagai macam metode pembelajaran terus
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.

Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan


teknologi digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam proses menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi, serta memanfaatkannya
secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengadaptasi tiga konsep pendidikan
abad 21 untuk mengembangkan kurikulum di Sekolah. Keterampilan abad 21 adalah
life and career skills, learning and innovation skills dan information media and
technology skills. Life and career skills mencakup keterampilan hidup dan berkarir,
learning and innovation skills mencakup keterampilan belajar dan berinovasi,
information media and technology skills mencakup keterampilan teknologi dan
media informasi yang meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi ICT atau
information and communication technology literacy.

Literasi digital menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari dunia modern seperti saat ini, dalam hal ini dapat diterapkan pada bidang
Pendidikan. Menjadikan media digital sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan yang ada saat ini. Berkembangnya teknologi media
digital dan akses informasi tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi generasi
4.0 dalam menggunakan literasi digital. Generasi 4.0 yang memahami dan mengerti
akan perkembangan serta penggunaan teknologi digital dapat beradaptasi dengan
baik untuk mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik lagi. Literasi digital

10
menjadi suatu kebutuhan yang sangat perlu untuk dipahami dan diperhatikan oleh
setiap generasi 4.0 untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih cepat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

Setiap individu perlu memahami bahwa literasi digital merupakan hal penting
yang dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern sekarang ini. Literasi
digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu
lainnya. Generasi yang tumbuh dengan akses yang tidak terbatas dalam teknologi
digital mempunyai pola berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Setiap
orang hendaknya dapat bertanggungjawab terhadap bagaimana menggunakan
teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Teknologi digital
memungkinkan orang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan keluarga dan
teman dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, dunia maya saat ini semakin
dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan
praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital
saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, R., Nurul, S., Chitta, F., & Rizal, M. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar
di Abad 21 sebagai Tuntutan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Retrieved from Lectura: Jurnal Pendidikan:
https://journal.unilak.ac.id/index.php/lectura/article/view/5813

KEMDIKBUD. (2017). materi pendukung literasi digital. Retrieved from


https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/10/literasi-
DIGITAL.pdf

Pratika, M. (2021). Teknologi Literasi Digital Bagi Generasi Milenial. Retrieved from
kumparan.com: https://kumparan.com/mila-pratika/teknologi-literasi-digital-
bagi-generasi-milenial-1v28icU3TXz/2

Yusuf, R., Sanusi, Maimun, Hayati, E., & Fajri, I. (2019). Meningkatkan Literasi
Digital Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model Project Citizen. Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/339065471_MENINGKATKAN_LIT
ERASI_DIGITAL_SISWA_SEKOLAH_MENENGAH_ATAS_MELALUI_M
ODEL_PROJECT_CITIZEN

12
13

Anda mungkin juga menyukai