Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian

Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian


Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Program Studi Ilmu Komunikasi
Halaman 275-285
P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA


DI KOMUNITAS KPOPERS BATAM

Ageng Rara Cindoswari, Dina Diana


Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Putera Batam
Jl. Uniba No. 5 Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau 29432
No. HP: 081272802200; 085274410709
e-mail: cindoswari@gmail.com; dina.diana0596@gmail.com

Naskah diterima tanggal 24 Agustus 2019, direvisi tanggal 15 September 2019,


disetujui tanggal 29 September 2019

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran media massa terhadap perubahan
perilaku yang terjadi pada remaja kpopers Batam dan peran media dalam proses komunikasi
terkait dengan perubahan perilaku imitasi pada remaja kpopers Batam. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis data Miles &
Huberman, dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling
dan informan yang terdiri dari anggota masyarakat mirip KPOP di Batam. Data primer dan
data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam, dokumentasi,
observasi non-partisipan, dan artikel dari internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
remaja yang dipengaruhi oleh imitasi dari Korea Wave memberikan beberapa perubahan
perilaku pada remaja yang menyukai kpop. Perubahan perilaku yang terjadi adalah meniru
idola mereka, dari perilaku idola mereka seperti kebiasaan idola yang mereka lihat melalui
video, mode, hingga belajar dan menggunakan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari,
perubahan ini terjadi pada: (1) proses perhatian, ( 2) proses zikir, (3) proses reproduksi
motorik dan (4) motivasi.

Kata kunci: K-Popers; Meniru; Remaja; Media Massa

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of mass media on behavior change that
occurred in Batam kpopers adolescents and the role of the media in the communication
process related to changes in imitation behavior in Batam kpopers adolescents. This study
uses a qualitative descriptive method using Miles & Huberman data analysis, in determining
informants, researchers used purposive sampling technique and informants consisted of
KPOP-like community members in Batam. Primary data and secondary data used by
researchers are in-depth interviews, documentation, non-participant observation, and
articles from the internet. The results showed that adolescents affected by the imitation of the
Korean Wave gave some behavioral changes to adolescents who liked kpop. The behavioral
changes that occur are imitating their idols, from the behavior of their idols such as the idol
habits they see through video, fashion, to learning and using Korean in their daily lives,
these changes occur in: (1) attention processes, (2 ) the process of remembrance, (3) the
process of motor reproduction and (4) motivation.

Keywords: K-Popers; Imitate; Adolescents; Mass Media

www.journal.uniga.ac.id 275
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

Pendahuluan berbagai hal lainnya. Kemunculan internet


sebagai media interaksi sosial telah terjadi
Perkembangan globalisasi yang
di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
sangat berkembang dengan pesat
Perkembangan pengguna internet juga
memberikan kemudahan dalam menjalin
terus bertambah. Jumlah internet di
interaksi antar kota maupun negara.
Indonesia pun juga berkembang sangat
Globalisasi di pengaruhi oleh
pesat. Dalam waktu yang relatif singkat
perkembangan teknologi, karena dengan
jumlah internet di Indonesia meningkat
ada nya teknologi mempermudah kita
secara signifikan. Menurut data yang
untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dipublikasikan oleh Republika.co.id (26
(Kaparang, 2013: 1). Media massa dapat
Agustus 2010), penggunaan internet di
memberikan pengaruh yang sangat besar
dunia mengalami kenaikan yang sangat
terhadap perkembangan teknologi,
signifikan (Alyusi, 2016:1).
termasuk media massa internet. Media
Media massa memberikan efek
internet merupakan media yang banyak di
terhadap perkembangan media sehingga
manfaatkan oleh masyarakat. Media
menghasilkan sebuah budaya populer.
internet di manfaatkan oleh masyarakat
Hingga akhirnya menciptakan fenomena
untuk berkomunikasi dan internet juga
khusus yang dilandasi oleh perkembangan
mampu memberikan jenis interaksi sosial
globalisasi kemudian terciptanya
baru. Apabila pada zaman dulu orang-
fenomena tersebut terus bergerak dalam
orang berinteraksi melalui tatap muka,
masyarakat global dan menjadikan bagian
maka zaman sekarang orang dapat
dari proses manusia global itu sendiri.
berinteraksi hanya dengan menggunakan
Globalisasi meleburkan budaya barat dan
media massa internet, atau lebih di kenal
timur menjadi satu dan tidak akan
dengan interaksi dunia maya atau interaksi
terpisahkan. Hal ini yang memudahkan
secara online, jadi kita tidak perlu repot-
Korean Wave sebagai budaya populer
repot untuk bertemu secara langsung.
lebih cepat masuk dan mudah menyebar
Melalui kecanggihan teknologi pada saat
keseluruh dunia (Soraya, 2013).
ini, maka hal tersebut dimanfaatkan oleh
Pada masa ini, situasi dan
masyarakat untuk melakukan interaksi
perkembangan musik K-pop sangat
sosial (Alyusi, 2016: 1).
berbeda dengan masa sebelumnya.
Perkembangan media massa yang
Internet dan media sosial telah
sangat pesat membuat hal tersebut
mendorong popularitas K-pop di
dimanfaatkan oleh media massa untuk
mancanegara. Melalui drama, penyebaran
menyebarkan suatu budaya popular hingga
K-pop sangat mengglobal dan mendunia,
dapat tersebar ke penjuru belahan dunia
selain drama ada pula musik dan fashion
dengan sangat mudah (Alyusi, 2016: 5).
yang selalu menjadi buah bibir untuk
Hal tersebut menjadikan orang saat ini
menarik perhatian masyarakat. Korean
menghabiskan banyak waktu dengan
pop atau Kpop sangat digemari oleh
melakukan kegiatan yang memiliki kaitan
remaja. Sudah banyak dari para remaja
dengan media seperti televisi,
yang menyukai dan menggemari boys
mendengarkan radio, menggunakan
band dan girls band dari negara Korea,
internet, serta membaca majalah dan
dan tidak lupa artis-artis yang

www.journal.uniga.ac.id 276
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

membintangi drama dari negara Korea lagi yang menyebabkan perkembangan


tersebut. Boys band dan girl band kembali seorang remaja dapat di pengaruhi oleh
menjadi tren musik diberbagai dunia budaya sehingga mampu merubah
dengan banyaknya bermunculan boys perilaku remaja. salah satu karakter yang
band dan girl band dari berbagai negara dimiliki oleh seorang remaja adalah
lain akibat penyebaran budaya Korea yang perilaku peniruan. Karena kepopuleran
sangat pesat dan mendunia. Salah satu budaya Korea di Indonesia, akhirnya
negara yang terkena penyebaran musik mampu menimbulkan dampak bagi
Korea adalah negara Indonesia. Setelah penggemarnya, dan akibat dari adanya
musik Korea masuk ke Indonesia tidak peranan sebuah media yang mampu
sedikit bermunculan boys band dan girl menghasilkan suatu budaya massa yang
band di Indonesia salah satu boys band populer, dan menyebabkan
dan girl band yang terkenal di Indonesia terpengaruhnya pemikiran masyarakat,
adalah boys band ”SMASH” dan girl band khususnya remaja kota Batam. Korean
“Cherrybelle” yang sangat popular pada Wave mampu mempengaruhi dan
masa nya. menghipnotis remaja dengan drama, film,
Perkembangan budaya Korean hingga musik yang disebut sebagai kpop.
Wave, yang menjadi sasaran dalam Hingga mampu menggeser perilaku asli
penyebaran Korean Wave adalah para remaja kota Batam, maka dari itu remaja
remaja, baik itu remaja laki-laki maupun kota Batam tidak segan menjadikan artis
remaja perempuan. Menurut Mappiare Korea terlebih idol grup menjadi seorang
(Ali & Ansori, 2011: 9) menjelaskan idola bagi mereka terutama bagi para
bahwa masa remaja berlangsung antara remaja.
umur 12-21 tahun. Bagi remaja Kota Batam merupakan kota yang
perempuan antara usia 12-21 tahun terletak di provinsi Kepulauan Riau
sedangkan remaja laki-laki dari usia 13-22 menjadikan artis Korea terlebih idol grup
tahun. Dikatakan sebagai remaja karena seorang idola bagi mereka terutama bagi
dalam usia tersebut masih belum memiliki para remaja. Remaja Batam baik itu
tempat yang jelas dan masih mencari jati remaja laki-laki maupun remaja
diri mereka sendiri untuk menempatkan perempuan yang berusia 15-21 tahun
dirinya ke golongan anak-anak atau orang menjadikan idol grup sebagai idola
dewasa. Maka dari itu remaja disebut mereka, hal tersebut dapat dilihat dari
sebagai fase “mencari jati diri”. Upton terbentuknya sebuah komunitas dari
(2012: 206) menjelaskan bahwa remaja pecinta Korea atau yang dikenal dengan
dengan rentang usia 12-21 tahun memiliki Korean Lovers dan mereka kemudian
kecintaan secara berlebihan terhadap membentuk sebuah komunitas dan diberi
fenomena yang tengah ramai di bicarakan. nama Komunitas Kpopers Batam.
Sebenarnya, kpop sudah masuk ke Terbentuknya Komunitas Kpopers Batam
Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu, ini semakin mempererat rasa kebersamaan
namun fenomena kpop tidak pernah dari setiap anggota yang sesama fandom
berhenti untuk tidak di bicarakan hingga (tingkat fans dengan keloyalan yang
akhirnya menjadi viral dan menjadi tinggi), misalnya fandom ARMY (sebutan
fenomena yang tidak dapat di bantahkan untuk fans dari BTS), dan akhirnya

www.journal.uniga.ac.id 277
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

terbentuk lah fandom ARMY Batam Mudahnya para penggemar untuk


khusus untuk yang menyukai BTS, mendapatkan informasi tentang Kpop
kemudian muncul lagi fandom EXO-L menjadi semakin mempermudah mereka
Batam untuk yang menyukai EXO hingga untuk mengikuti serta mengimitasi apapun
fandom-fandom lainnya. yang mereka lihat dan dinikmati dalam
kehidupan nyata mereka sebagai gaya
Komunitas Kpopers Batam sendiri
hidup mereka. Berdasarkan uraian latar
sering mengadakan kegiatan yang
belakang diatas, maka peneliti
dijadikan sebagai ajang untuk kumpul
mengangkat judul “Peran Media Massa
bersama sehingga lebih menguatkan rasa
Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Di
kebersamaan dan bisa juga dijadikan
Komunitas Kpopers Batam” .
sebagai ajang untuk menambah teman.
Berdasarkan latar belakang masalah
Kegiatan yang sering dilakukan oleh
yang telah diuraikan, timbul beberapa
Komunitas Kpopers Batam adalah acara
permasalahan yang menarik minat peneliti
Gathering yang dilakukan setiap tahun,
untuk melakukan sebuah penelitian.
kegiatan tersebut tidak hanya digunakan
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba
untuk kegiatan berkumpul saja tetapi juga
untuk menjawab permasalahan
digunakan sebagai tempat untuk
diantaranya yaitu Bagaimana peran media
menunjukkan bakat dengan menampilkan
terhadap perubahan perilaku remaja di
bakat mereka dalam bidang dance dan
komunitas K-popers Batam. Penelitian ini
menyanyi atau yang sering disebut dengan
bertujuan untuk mengetahui bagaimana
dance cover dan sing cover.
media massa berperan terhadap perubahan
Sama hal nya dengan Korean Wave
perilaku remaja. Adapun manfaat dari
yang membuat para remaja menjadi
penelitian ini adalah secara teoritis,
seorang penggemar yang fanatik sehingga
penelitian ini diharapkan dapat
berkeinginan seperti idolanya, mereka
memberikan pembelajaran baru terkait
tidak ragu-ragu untuk menunjukkan
dengan perkembangan ilmu-ilmu sosial
kecintaan mereka dengan cara meniru
khususnya dalam teori pembelajaran sosial
(imitasi) apa saja yang dilakukan oleh
dalam ilmu komunikasi dan diharapkan
idolanya. Imitasi merupakan perilaku
dapat digunakan sebagai acuan bagi
meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
peneliti-peneliti sejenisnya untuk tahap
Imitasi muncul karena adanya minat,
selanjutnya. Manfaat secara praktis.
perhatian, dan adanya sikap mengagumi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
terhadap seseorang. Peneliti menganggap
landasan dalam memahami fenomena
bahwa fenomena ini menarik untuk diteliti
merebaknya kegemaran masyarakat
lebih lanjut, karena dilihat dari remaja
khususnya remaja akan kebudayaan Korea
yang terlalu menyukai budaya Korea
dan diharapkan dapat menambah wawasan
secara berlebihan hingga akhirnya
tentang gaya hidup serta perubahan
menimbulkan sikap fanatik terhadap
perilaku yang terjadi terhadap penggemar
budaya Korea. Dengan bantuan teknologi
Korea.
yang saat ini telah maju membuat budaya
Kpop ini sangat mudah untuk diakses oleh
penggemarnya dari berbagai negara.

www.journal.uniga.ac.id 278
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

Kajian Pustaka digunakan oleh masyarakat adalah media


Peran Media Massa cetak, elektronik dan media baru yaitu
Seiring dengan perkembangan internet. Media massa berfungsi sebagai
teknologi komunikasi dan informasi, media informasi, pendidikan serta hiburan.
lahirlah sejumlah media massa seperti Audiens adalah masyarakat yang
media cetak dan elektronik hingga media menerima informasi yang disebarkan oleh
yang paling baru adalah media sosial. media massa. Mereka terdiri dari
Hasil dari beberapa penelitian yang pendengar publik atau pemirsa sebuah
mengatakan bahwa media cetak masih media massa. Umpan balik pada media
sangat popular dikalangan masyarakat media massa berbeda dengan umpan balik
dibandingkan dengan media cetak lainnya. komunikasi antarpribadi. Umpan balik
Melihat pentingnya media massa dalam komunikasi massa umumnya tertunda
kehidupan sosial masyarakat, berbagai sementara komunikasi tatap muka atau
penelitian selalu berkembang terkait antar pribadi bersifat langsung. Massa
dengan media massa itu sendiri, dapat memiliki unsur-unsur penting, yaitu
dilihat dari efek media massa, pengaruh (Bungin, 2013:73): (1) jumlah masyarakat
atau dampak media massa, pesan media yang terlalu besar, (2) dengan jumlah
massa hingga kebijakan dari media massa massa yang terlalu besar sehingga
serta pemasaran media massa itu sendiri masyarakat tidak dapat membedakan
(Abidin et al., 2017:73). (Abidin et al., informasi satu dan yang lainnya, (3)
2017:73) mengatakan bahwa media massa orang-orang memiliki pandangan yang
merupakan media yang memberikan buruk terhadap suatu pemberitaan di
informasi terkait dengan masyarakat dan media massa, (4) sulit mengorganisasikan
penyebaran informasi tersebut digunakan media massa karena jumlah terlalu besar.
untuk berhubungan dengan masyarakat Sehubungan dengan makna komunikasi
secara luas, yang dikelola secara terutama komunikasi massa, makna kata
profesional dan bertujuan untuk mencaru massa mengacu pada kolektivitas tanpa
keuntungan. Menurut Bungin (2008) bentuk, yang komponen-komponennya
dalam (Abidin et al., 2017:73) media sulit dibedakan satu dengan yang lainnya.
massa merupakan institusi yang berperan Pada umumnya budaya massa
sebagai agent of change (institusi pelopor dipengaruhi oleh budaya populer. Menurut
perubahan). Secara harfiah, media massa William dalam Ardia (2014: 14)
dapat diartikan sebagai alat komunikasi menyebutkan bahwa budaya popular
yang mampu menyebarkan pesan secara merupakan budaya yang banyak di sukai
serempak dan cepat kepada audiens dalam dan karya nya banyak di senangi oleh
jumlah yang luas dan heterogen. orang lain. Budaya popular merupakan
Uchjana (1986) dalam Wardani (2013: suatu konsep yang menghasilan suatu
15) mengungkapkan bahwa media massa produk yang banyak di gemari oleh orang
merupakan media komunikasi dan banyak. Budaya popular sendiri muncul
informasi yang dalam melakukan karena adanya perwujudan terhadap nilai-
penyebaran informasi nya membutuhkan nilai budaya tinggi yaitu budaya yang
masyarakat luas dan disebarkan secara dihasilkan oleh kaum-kaum intelektual.
massal. Media massa yang sering Konsep budaya popular sangat beraneka

www.journal.uniga.ac.id 279
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

ragam, Ben Agger (1992:24) dalam membentuk perilaku itu sesuai dengan
Bungin (2013:100) menyimpulkan bahwa yang di harapkan (Walgito, 2010:14).
budaya populer dapat dikelompokkan 1. Cara pembentukan perilaku dengan
pada empat aliran (1) budaya dibangun kodisioning atau kebiasaan.
berdasarkan kesenangan namun tidak Dengan cara membiasakan diri untuk
substanstial dan hanya untuk kesenangan berperilaku seperti yang diharapkan,
bagi orang yang ingin melepaskan akhirnya akan terbentuklah perilaku
kejenuhan akibat bekerja sepanjang hari; tersebut.
(2) budaya popular menghancurkan nilai- 2. Pembentukan perilaku dengan
nilai budaya tradisional; (3) budaya adalah pengertian.
masalah utama dari sudut pandang Selain pembentukan perilaku dengan
ekonomi kapitalis Marx, (4) budaya kondisioning atau kebiasaan,
popular adalah budaya yang menetes dari pembentukan perilaku dapat ditempuh
atas. Budaya popular banyak berkaitan dengan pengertian atau insight. Dengan
dengan masalaha sehari-hari yang dapat di memperhatikan sebab dan akibat maka
nikmati oleh siapa saja atau orang tertentu. perilaku tersebut terbentuk dengan
sendiri nya.
Perubahan Perilaku dan Imitasi 3. Pembentukan perilaku dengan
Menurut Skinner (1976) oleh Walgito menggunakan model.
(2008: 17), perilaku dibagi menjadi dua Pembentukan perilaku yang dapat
jenis yaitu perilaku alami dan perilaku ditempuh dengan menggunakan model
operasional. Perilaku alami adalah atau contoh. Kalau menjadikan orang
perilaku yang dilakukan oleh manusia saat tersebut sebagai model sehingga
lahir, misalnya. Naluri refleksif atau menciptakan suatu perilaku yang
tertentu, dan perilaku operan adalah mampu untuk kita tiru atau imitasikan.
perilaku yang terjadi atau berkembang Perilaku imitasi terjadi karena adanya
selama terjadinya proses pembelajaran. proses pembelajaran. Pada tahun 1941,
Perilaku refleks terjadi karena adanya Neil Miller dan John Dollard mengatakan
rangsangan stimulus secara spontan tanpa bahwa imitasi adalah hasil dari proses
di buat-buat yang terjadi mengenai pembelajaran dengan cara meniru perilaku
organisme yang bersangkutan. Sedangkan orang lain. Proses pembelajaran tersebut
perilaku oprean terjadi karena perilaku dinamakan sebagai “social learning” atau
manusia yang dikendalikan dan diatur pembelajaran sosial. Perilaku peniruan
oleh otak yang kemudian di terima oleh manusia terjadi karena manusia merasa
reseptor kemudian di teruskan ke otak telah memperoleh tambahan ketika kita
sebagai pusat susunan syaraf yang meniru orang lain, dan memperoleh
berperan sebagai pusat kesadaran, hukuman ketika kita tidak menirunya.
kemudian terjadi lah suatu gerakan. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah
Perilaku manusia sebagian terbesar laku manusia dipelajari melalui peniruan
merupakan perilaku yang dibentuk, maupun penyajian, contoh tingkah laku
perilaku yang dipelajari. Maka salah satu peniruan (modeling). Dalam hal ini orang
persoalan ialah bagaimana cara tua,guru dan lingkungan memainkan peran
penting sebagai model dan tokoh bagi

www.journal.uniga.ac.id 280
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

anak-anak untuk menirukan tingkah laku mendominasi Korea pada tahun 1920,
(Winarto, 2015). sebelum Korea terbagi menjadi dua negara
Korean Wave seperti sekarang. Musik pop yang muncul
Kim Chang Nim dalam Yulius (2013:9) pertama kali pada masa kolonialisme
seorang profesor dari departemen Media berkembang pada tahun 1990-an dimana
dan Komunikasi di Universitas fenomenda industri musik menciptakan
Sungkonghoe menyimpulkan bahwa K- pemuda sebagai target pasar dengan
pop merupakan singkatan dari “Korean mengembangkan berbagai grup idola yang
Populer Pop” atau musik populer Korea. dimulai dengan kemunculan Seo Tai Ji
Sebutan ini mulai digunakan di Jepang and Boys pada tahun 1992 dan
pada awal tahun 2000-an saat K-pop mulai berkembang hingga sekarang. (Yulius,
merambah di Asia Timur. Sebenarnya, 2013:11).
istilah ini belum digunakan dan populer di
negara aslinya, meski ia sudah menjamur Metode Penelitian
dimana-mana, termasuk Asia dan Eropa. Metode penelitian ini menggunakan
Oleh karena itu K-pop merupakan pendekatan kualitatif dengan jenis
fenomena transnasional lintas budaya penelitian deskriptif dengan aliran post
yang terkait dengan fenomena budaya. K- positivisme, analisis data yang digunakan
pop dinikmati tak hanya dalam batas lokal adalah analisis reduksi data, penyajian
negara penghasilnya, tetapi juga dunia data serta penarikan kesimpulan dan
internasional seiring dengan globalisasi verifikasi. Dalam penentuan informan
dan arus teknologi internet. Korean Wave digunakan teknik purposive sampling
mengacu pada penyebaran budaya Korea dimana informan dipilih dengan
Selatan di seluruh dunia atau kecintaan pertimbangan dan tujuan tertentu, dalam
terhadap ekspor budaya Korea Selatan. penelitian ini yang menjadi informan
Korean Wave merujuk pada peningkatan adalah anggota dari komunitas k-popers
secara signifikan popularitas budaya Batam yang mengikuti perkembangan
Korea Selatan di seluruh dunia sejak abad budaya Korea dan mengimitasi perilaku
ke-21, terutama dikalangan Generasi Net. idola ke dalam gaya hidup mereka sehari-
Dalam buku K-POP: A New Force in hari. Data yang digunakan menggunakan
Pop Music dalam Yulius (2013:10) yang data primer dan data sekunder melalui
diterbitkan oleh Layanan Informasi dan wawancara mendalam, dokumen,
Budaya Korea (Korean Culture and observasi nonpartisipan serta beberapa
Information Service), K-pop merupakan artikel yang diperoleh dari media internet.
singkatan dari “Korean Pop”. Istilah ini Data dianalisis menggunakan analisis
mulai digunakan saat popularitas musik reduksi data, penyadian data dan
korea mulai terkenal di negara lain, yakni penarikan kesimpulan serta verifikasi.
saat pertengahan tahun 1990-an yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan
ditandai dengan kemunculan idol group,
Media massa yang berperan sebagai
alias boyband dan girlband. Kpop
pemberi informasi terhadap masyarakat
bukanlah sesuatu hal yang baru. Musik
mampu memberikan suatu perubahan
kpop sebenarnya dikembangkan karena
perilaku terhadap remaja penggemar kpop.
adanya kolonialisme yang masih

www.journal.uniga.ac.id 281
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

Hal ini terjadi karena ada nya pengaruh Hangul, hingga playlist lagu yang ada di
media massa yang menyebarkan suatu handphone hampir 90% berisikan lagu-
budaya yang banyak disukai oleh orang lagu Korea.
lain sehingga terjadi nya suatu konsep
Media sosial seperti instagram, twitter,
yang bernama budaya populer. Budaya
dan youtube gunakan oleh para
populer terjadi karena banyak nya budaya
penggemar kpop tersebut untuk mencari
yang di senangi oleh masyarakat luas.
informasi terbaru terkait dengan idolanya,
Salah satu budaya yang di gemari dan di
karena kecepatan internet dalam
senangi oleh masyarakat untuk saat ini
menyebarkan informasi tersebut sehingga
adalah budaya Korea. Peminat budaya
dimanfaat kan oleh para penggemar untuk
Korea lebih banyak di minati oleh para
selalu mencari tau informasi terbaru apa
remaja, namun untuk para remaja rata-rata
saja yang sedang terjadi. Efek pesan dari
mereka lebih menyukai musik korea yang
media massa terdiri dari tiga efek yaitu
sering disebut sebagai musik Kpop.
efek kognitif, efek afektif dan efek
Dalam penelitian ini, fenomena Korean
behavioral.
Wave masuk ke kota Batam ditandai
dengan adanya komunitas Kpopers Batam 1. Efek kognitif yang diterima adalah
yang di bentuk oleh para remaja pecinta bahwa media massa mampu
Kpop hal ini terbukti dengan ada nya menyebarkan kebudayaan Korea dan
komunitas Kpopers Batam serta banyak menyebarkan Kpop ke seluruh dunia
nya fandom-fandom yang di bentuk oleh hingga menciptakan suatu ketertarikan
remaja kpopers Batam seperti fandom terhadap apa yang dilihat melalui
Army Batam, Wannable Batam, Exo-L media massa. Media massa mampu
Batam dan lain-lain. Remaja kpopers memberikan efek secara kognitif
Batam dalam mengategorikan dirinya kepada penggemar Kpop karena media
kedalam budaya populer adalah lebih massa mampu menyebarkan informasi
kepada masalah keseharian yang dapat tentang benda, orang, ataupun tempat
mereka nikmati oleh semua orang seperti yang belum pernah kita lihat
mereka mengapresiasikan apa yang ingin sebelumnya.
mereka tunjukkan kepada orang lain, 2. Efek afektif, Remaja k-popers ini
budaya popular sendiri banyak dikaitkan menempatkan posisi nya sebagai
dengan masalah yang dapat di nikmati komunikan yang memiliki faktor
oleh barang seperti music, film, tata rias, predisposisi sosial, faktor yang
fashion dan lain-lain. Dalam kasuk menunjukkan sejauh mana komunikan
kpopers Batam mereka ingin merasa terlibat dengan tokoh yang
menunjukkan bahwa mereka menyukai ditampilkan dalam media massa,
kpop dan mereka mengidentifikasikan diri karena mereka ikut merasakan apa
mereka sebagai seorang kpopers. Hal yang yang idola mereka rasakan. Ketika
paling menonjol adalah dari segi fashion, idola nya memenangkan suatu acara
perawatan wajah, hingga mempelajari musik untuk pertama kali nya mereka
budaya Korea seperti bagaimana cara turut ikut bergembira dan sedih
berbicara menggunakan bahasa Korea dan dikarenakan mereka merasakan emosi
bagaimana cara menulis huruf Korea atau dari idola yang mereka sampaikan.

www.journal.uniga.ac.id 282
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

3. Efek behavioral memberikan efek penggemar kpop tersebut untuk mencari


terhadap bentuk perilaku seperti meniru informasi terbaru terkait dengan idolanya,
perilaku idola nya, fashion idolanya, karena kecepatan internet dalam
hingga mempelajari bahasa Korea. menyebarkan informasi tersebut sehingga
Akibat peran media massa terhadap dimanfaat kan oleh para penggemar untuk
perubahan perilaku imitasi, sehingga selalu mencari tau informasi terbaru apa
memberikan dampak terhadap saja yang sedang terjadi, seperti yang
penggunanya, khususnya kepada para diungkapkan oleh narasumber bahwa
penggemar yang menyukai kpop. mereka mencari informasi melalui media
Dampak yang diberikan tidak hanya sosial tersebut.
efek dari pesan media massa saja,
melainkan dapat memberikan dampak Simpulan
positif dan dampak negatif. Media massa memberikan efek
Remaja kpopers Batam menggunakan pesan terhadap komunikan nya. Efek yang
media massa baru atau media internet di berikan adalah efek kognitif, efek
untuk Perilaku imitasi yang dilakukan afektif, dan efek behavioral. Efek kognitif
oleh para penggemar kpop. Media yang diterima adalah bahwa media massa
berperan sangat penting terhadap mampu menyebarkan kebudayaan Korea
perubahan perilaku para penggemar dan menyebarkan Kpop ke seluruh dunia
tersebut, khususnya media internet. Zaman hingga munciptakan suatu ketertarikan
sekarang tidak ada orang yang tidak terhadap apa yang dilihat melalui media
menggunakan internet, baik remaja massa. Efek afektif, Remaja k-popers ini
maupun orang dewasa. Namun dalam menempatkan posisi nya sebagai
penelitian ini media internet sangat komunikan yang memiliki faktor
berpangaruh besar terhadap perubahan predisposisi sosial, faktor yang
perilaku remaja sehingga sangat mudah menunjukkan sejauh mana komunikan
dalam menciptakan perubahan perilaku merasa terlibat dengan tokoh yang
remaja. Remaja dapat mengimitasi atau ditampilkan dalam media massa, karena
meniru apa yang mereka lihat melalui mereka ikut merasakan apa yang idola
internet, tidak terkecuali terhadap budaya mereka rasakan. Efek behavioral
Korea hingga Kpop. Internet dapat dengan memberikan efek terhadap bentuk perilaku
mudah menyiarkan apapun yang seperti meniru perilaku idola nya, fashion
berhubungan dengan Kpop, apalagi di idolanya, hingga mempelajari bahasa
zaman sekarang sudah banyak sekali Korea. Akibat peran media massa
media sosial yang terhubung dengan terhadap perubahan perilaku imitasi,
internet seperti instagram, twitter, hingga sehingga memberikan dampak terhadap
youtube yang dapat dengan mudah penggunanya, khususnya kepada para
mengubah perilaku karena adanya penggemar yang menyukai kpop.
ketertarikan untuk mengikuti apa yang
mereka lihat dari media. Daftar Pustaka
Abidin, S., Cindoswari, A. R., & Gea, S.
Media sosial seperti instagram, twitter, (2017). "Kredibilitas Media Dalam
dan youtube gunakan oleh para Pemberitaan Implementasi Kawasan

www.journal.uniga.ac.id 283
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

Ekonomi Khusus Kota Batam Survei https://celebrity.okezone.com/read/20


Koran Harian Batam Pos, Tribun 17/09/22/205/1781162/okezone-
Batam, Sindo Batam, Haluan Kepri, week-end-drama-korea-pintu-masuk-
Dan Pos Metro". Jurnal Komunikasi, k-pop-ke-indonesia
Vol.3 No. 1: 72–89.
Kaparang, O. M. (2013). Analisa Gaya
Aini, N. L. (2017). Proses Komunikasi Hidup Remaja Dalam Mengimitasi
Dalam Sosialisasi Pemanfaatan Budaya Pop Korea Melalui Televisi
Taman Obat Keluarga (Toga). (Studi Pada Siswa Sma Negeri 9,
Manado). Journal, II(2).
Ali, M., & Ansori, M. (2011). Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta Didik Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis
(7th ed.). Jakarta: Bumi Perkasa. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Alyusi, S. D. (2016). Media Sosial
Interaksi, Identitas, Dan Modal Moleong, J. L. (2011). Metode Penelitian
Sosial (1st ed.). Jakarta: KUalitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
PRENADAMEDIA GROUP. Remaja Rosdakary Offset.
Ardia, V. (2014). Drama Korea Dan Puspitasari, D. R. (2017). Pengaruh
Budaya Popular. Jurnal Komunikasi, Budaya K-Wave (Korean Wave)
2. Terhadap Perubahan Perilaku Remaja
Penyuka Budaya Korean Di
Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. Bandarlampung.
(2010). Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. (R. Karyanti, Ed.) (3rd Samovar, L. A., Porter, R. E., &
ed.). Bandung: Simbiosa Rekatama McDaniel, E. R. (2014). Komunikasi
Media. Lintas Budaya (7th ed.). Jakarta:
Salemba Humanika.
batam.go.id. (2016). Geografis Kota
Batam. Retrieved January 2, 2018, Sarwono, S. W. (2010). Teori-Teori
from Psikologi Sosial (14th ed.). Jakarta:
https://batam.go.id/profil/geografis Rajawali Pers.
Bungin, B. (2013). Sosiologi Komunikasi Soraya, V. A. (2013). Pengaruh Budaya
Teori, Paradigma, dan Diskursus K-Pop Terhadap Sikap Remaja
Teknologi Komunikasi di Masyarakat Surabaya (Studi Deskriptif
(6th ed.). Jakarta: Kencana Prenada Kuantitatif Tentang Pengaruh
Media Group. Budaya K-Pop di Televisi Terhadap
Sikap Remaja di Kota Surabaya).
Chaubet, F. (2015). Globalisasi Budaya.
(F. I. Mokoginta, Ed.). Yogyakarta: Storey, J. (2010). Cultural Studies dan
Jalasutra. Kajian Budaya Pop. (A. Adlin, Ed.)
(4th ed.). Yogyakarta: Jalasutra.
Hamka, A. (2015). Efek Video Tutorial
Online Dalam Kegiatan Suciati. (2017). Teori Komunikasi dalam
Ekstrakurikuler Animasi Di SMKN 7 Multi Perspektif (1st ed.).
Samarinda. EJournal Llmu Yogyakarta: Buku Litera.
Komunikasi, 3(3).
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Hidayati, L. (2017). Okezone Week-End: Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D.
Drama Korea, Pintu Masuk K-Pop ke Bandung: Alfabeta.
Indonesia. Retrieved January 29,
2018, from Suprapto, T. (2011). Pengantar Ilmu

www.journal.uniga.ac.id 284
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 5, No. 2, Oktober 2019
Halaman 275-285

Komunikasi (1st ed.). Yogyakarta: Yulius, H. (2013). All About K-Pop. (A.
CAPS. Noverina, Ed.). Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Tarsono. (2010). Implikasi Teori Belajar
Sosial (Social Learning Theory) Dari
Albert Bandura Dalam Bimbingan
Dan Konseling. Jurnal Ilmiah
Psikologi, iii.
Tribun Batam. (2017). Penggemar K-Pop
di Batam Gabung Komunitas Ini,
Yuk! Senin, 18 Desember 2017
21:02. Retrieved from
http://batam.tribunnews.com/2017/12
/18/penggemar-k-pop-di-batam-
wajib-gabung-komunitas-ini?
Upton, P. (2012). Psikologi
Perkembangan. (R. Rachmat & A.
Maulana, Eds.). Jakarta: Erlangga.
Walgito, B. (2008). Psikologi Sosial Suatu
Pengantar (IV). Yogyakarta: Andi
Offset Yogyakarta.
Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi
Umum (5th ed.). Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Wardani, A. D. K. (2013). Kontribusi
Media Massa Dalam Perubahan
Perilaku Remaja Di Dusun Bawang,
Kaloran, Temanggung. Eprints@uny.
Winarto, J. (2015). Teori Belajar Sosial
Albert Bandura. Retrieved January 4,
2018, from
https://www.kompasiana.com/jokowi
narto/teori-belajar-sosial-albert-
bandura_550094558133119a17fa79f
d
Yudi. (2016). Analisis Perilaku Imitasi Di
Komunitas White Family Samarinda
Setelah Menonton Tayangan
Boyband/Girlband Korea Di Kbs
Channel. EJournal Ilmu Komunikasi,
4.

www.journal.uniga.ac.id 285

Anda mungkin juga menyukai