Anda di halaman 1dari 17

Isu-isu Mutakhir Pendidikan Abad 21

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pengantar Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Erna Nurkholidah, M.pd.

Disusun oleh:
Dona Dwi Amelia (23202086)
Vinni Khamizah (23202087)
M. Naswan Haris Fathoni R. (23202089)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena


berkat dan rahmatnya makalah kami yang berjudul ‘Isu-isu Mutakhir
Pendidikan Abad 21’ dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Pendidikan Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Apa saja isu-isu dalam
pendidikan abad 21.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bu Erna Nurkholidah,


M.pd.. Selaku guru mata kuliah Pengantar Pendidikan. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kediri, 29 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Makalah ................................................................... 2
BAB II .................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Pengertian Pendidikan Di Abad 21 .................................... 3
B. Apa Saja Isu-isu Mutakhir Pada Pendidikan Abad 21 ....... 6
C. Solusi Dalam Menghadapi Isu Pendidikan Abad 21 ......... 9

BAB III ................................................................................................ 12


PENUTUP ............................................................................................ 12
A. Kesimpulan ......................................................................... 12
B. Saran .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada era sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang


sangat cepat dan makin canggih, dengan peran yang makin luas maka
diperlukan guru yang mempunyai karakter. Bangsa yang masyarakatnya tidak
siap hampir bisa dipastikan akan jatuh oleh dahsyatnya perubahan alam dan
kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Untuk bisa
berperan secara bermakna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka setiap
warga negara dituntut untuk memiliki kemampuan yang dapat menjawab
tuntutan perkembangan zaman. Pembelajaran abad 21 merupakan suatu
peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan menuntun
sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher centred
menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan dimana
peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-
kecakapan tersebut antara lain kecakapan memecahkan masalah, berpikir
kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi.

Pada Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad


globalisasi, artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami
perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan
dalam abad sebelumnya. Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan
(knowledge age). Dalam era ini, semua alternatif upaya pemenuhan kebutuhan

1
hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan seperti menuntut
siswa untuk mampu bersaing dengan siswa yang lain, tanpa tersekat dalam
sekat-sekat geografis negara. Menurut Rotherdam dan Willingham (Harli.T &
Widyaismara.M, 2013: 36) Kecakapan abad 21, menuntut kualitas siswa
dalam keterampilan menguasai IT (Informasi dan Teknologi), kemampuan
sosial dan komunikasi, memecahkan masalah, bekerja sama dan berpikir
kritis. Pembelajaran yang mencerminkan kecakapan abad 21 yaitu
pembelajaran yang mengacu pada keaktifan siswa dalam menganalisis dan
menyusun pemahamannya sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
yang dimilikinya atau high order thinking. Salah satu strategi
pembelajarannya adalah pembelajaran kontekstual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan di Abad 21?
2. Apa Saja Isu-Isu yang terjadi pada Pendidikan Abad 21?
3. Bagaimana cara menyelesaikan isu yang terjadi pada abad 21?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk memahami bagaimana pendidikan abad 21.
2. Untuk mengetahui Isu yang terjadi di era abad 21.
3. Untuk memahami bagaimana isu tersebut dapat diselesaikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Di Abad 21

Abad 21 merupakan abad di mana teknologi berkembang begitu pesat.


Setelah berjalan selama 2000 tahun, teknologi sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari kita. Pada abad ini pula mulai dikenal istilah media
sosial, seperti Friendster, Facebook, Twitter, Instagram, dan masih banyak
lainnya. Nah, hal itu juga berdampak pada sistem pembelajaran para peserta
didik. Maka, muncul istilah pembelajaran abad 21. Pembelajaran abad 21
adalah pembelajaran yang menggabungkan kecakapan literasi, kemampuan
pengetahuan, keterampilan, perilaku, serta penguasaan teknologi.1 Artinya, di
abad ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk mahir dalam ilmu
pengetahuan. Lebih dari itu, peserta didik juga harus terampil dalam
menggunakan teknologi, menjadi insan literat, serta berakhlak yang baik.
Pembelajaran di abad ini harus berbasis HOTS (high order thinking
skill) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendidikan abad 21 dapat
diartikan sebagai sebuah metode pendidikan yang ditujukan untuk generasi
abad 21. Metode pendidikan ini bertujuan agar generasi abad 21 dapat unggul
secara kualitas SDM, serta dapat mengikuti perkembangan teknologi yang
ada. Dalam pendidikan abad 21, setiap siswa diharapkan dapat memiliki
keterampilan belajar berupa 4C yaitu:2
1. Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi)
Adanya konsep pembelajaran ini, mendorong siswa untuk lebih
terbuka dalam mengemukakan dan merealisasikan ide yang dimiliki. Ide yang
dimiliki tersebut dapat dipresentasikan kepada teman sekelas. Kemudian

1
Nurkholis. (2013). Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Pendidikan, 1 (1), 26
2
KEMENDIKBUD, Cerdas
Berkarakter, https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/sahabatkarakter/kegiatan/93212a18-
7b1e-4f4e-9919-51129308a785.pdf diakses pada tanggal 29 November 2023.

3
teman sekelas akan memberikan tanggapan atau sudut pandang yang lain
terkait ide atau gagasan tersebut. Sehingga setiap siswa bisa bebas
mengemukakan ide atau pendapat yang dimilikinya. kreativitas juga dapat
dimaknai sebagai kemampuan berpikir outside the box tanpa dibatasi aturan
yang cenderung mengikat. Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi
mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif.
Hasilnya, mereka akan berpikiran lebih terbuka dalam menyelesaikan
masalah. Pada konsep ini peserta didik akan diajak untuk bisa membiasakan
diri dalam melakukan dan menjelaskan setiap ide yang dipikirkannya. Ide ini
akan dipresentasikan kepada teman kelas secara terbuka sehingga nantinya
akan menimbulkan reaksi dari teman kelas. Aktivitas ini bisa menjadikan
sudut pandang peserta didik menjadi luas dan terbuka dengan setiap
pandangan yang ada.
2. Collaboration (Kerjasama)
Dengan mengusung konsep ini, maka setiap siswa dapat bekerja sama
dalam sebuah kelompok. Sehingga diharapkan setiap siswa terampil dalam
bekerja sama, menyelesaikan masalah dalam kelompok, memiliki skill
kepemimpinan, serta meningkatkan empati. Aktivitas ini penting diterapkan
dalam proses pembelajaran agar anak mampu dan siap untuk bekerja sama
dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Saat berkolaborasi
bersama orang lain, anak akan terlatih untuk mengembangkan solusi terbaik
yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya. Konsep kerjasama
akan mengajak peserta didik untuk belajar membuat kelompok, menyesuaikan
dan kepemimpinan. Tujuan kerjasama ini agar peserta didik mampu bekerja
lebih efektif dengan orang lain, meningkatkan empati dan bersedia menerima
pendapat yang berbeda. Manfaat lain dari kerjasama ini untuk melatih peserta
didik agar bisa bertanggung jawab, mudah beradaptasi dengan lingkungan,
masyarakat, dan bisa menentukan target yang tinggi untuk kelompok dan
individu.
3. Communication (Komunikasi)

4
Setiap siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi yang dimilikinya. Baik itu komunikasi secara verbal maupun
tulisan. Mereka akan didorong untuk melakukan komunikasi, berdiskusi, dan
juga menyampaikan gagasan di hadapan banyak orang. Keterampilan ini
terdiri dari sejumlah sub-skill, seperti kemampuan berbahasa yang tepat
sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca
pendengar (audience) untuk memastikan pesannya tersampaikan. Dalam hal
ini peserta didik diminta untuk bisa menguasai, mengatur, dan membangun
komunikasi yang baik dan benar bail secara tulisan, lisan, maupun
multimedia. Peserta didik diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan
menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti
menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.
4. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan
Masalah)
Konsep 4C yang terakhir adalah Critical Thinking and Problem
Solving, dengan adanya konsep ini maka siswa diharapkan mampu untuk
berpikir kritis dan logis sehingga bisa melakukan pemecahan masalah. Siswa
akan diajak untuk menjelaskan, menganalisis dan menciptakan solusi dari
permasalahan yang ada. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat
dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang
lain. Berpikir kritis secara esensial adalah proses aktif dimana seseorang
memikirkan berbagai hal secara mendalam, mengajukan pertanyaan untuk diri
sendiri, menemukan informasi yang relevan untuk diri sendiri daripada
menerima berbagai hal dari orang lain Dalam konsep ini peserta didik belajar
memecahkan masalah yang ada dan mampu menjelaskan, menganalisis dan
menciptakan solusi bagi individu maupun masyarakat. Peran peserta didik
dalam penerapan pembelajaran abad 21 adalah; belajar secara kolaboratif,

5
belajar berbasis masalah, memiliki kemampuan high order thinking, serta
belajar mengajukan pertanyaan.3

B. Apa Saja Isu-isu Mutakhir Pada Pendidikan Abad 21

Isu merupakaan perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah


fakta, evaluasi, atau kebijakan yang penting bagi pihak-pihak yang
berhubungan. Lalu yang terakhir didefinisikan bahwa isu merupakan sebuah
konsekuensi dari tindakan yang diusulkan seseorang atau pihak lain yang
dapat membawa dampak dalam negosiasi pribadi dan penyesuaian, sipil dan
criminal litigasi, atau hal yang dapat menjadi sebuah masalah dari kebijakan
public melalui legislativ aturan tindakan.4 Definisi sederhana lainnya menurut
Regester dan Larkin bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan
antara praktek koorporat dengan harapan-harapan para stakeholdernya.

Dalam pendidikan sendiri terdapat isu yang tercipta dan berkembang


seiring berkembangnya zaman. Menilik dari perkembangan pada abad 21, di
mana teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. Bahkan dalam dunia
pendidikan sendiri teknologi sekarang sudah mengambil bagian di dalamnya.
Berikut beberapa isu yang terjadi di abad 21:

a. Penggunaan AI dalam dunia pendidikan

kehadiran teknologi AI merupakan sebuah terobosan di bidang


teknologi pendidikan untuk memudahkan pembelajaran. Penggunaan
teknologi dengan bijak dan terkendali dapat memicu akselerasi pendidikan.

3
Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4C: Learning and Inovation skills untuk Menghadapi Revolusi Industri
4.0. Makalah: Disampaikan dalam seminar 2nd Science Education National Conference di Universitas
Trunojoyo Madura 13 Oktober.
4
Tim Penyusun UIN Sunan Ampel, Management isu, UIN Sunan Ampel Press: Surabaya 2020 hlm.22

6
Kemunculan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intellegence) juga dapat
menanamkan sifat mandiri dalam diri pelajar. 5.

Namun, dalam penerapannya justru tidak tepat sasaran seperti yang


diharapkan. Dengan adanya AI di dalam dunia pendidikan sekarang ini, di
mana banyaknya siswa yang justru menyalahgunakan hal tersebut membuat
timbulnya masalah dan kekhawatiran. Di mana hal tersebut menimbulkan
dampak negative, seperti berkurangnya interaksi dengan pengajar, kurangnya
pemahaman terhadap materi dikarenakan siswa lebih memilih cara yang lebih
instan. Hal tersebut tidak luput dari kurangnya tanggung jawab dan kesadaran
siswa dalam proses belajar. Dapat dikhawatirkan akan muncul ketimpangan
dalam kualitas pendidikan dan keunggulan kompetitif di antara peserta didik
dari latar belajang yang berbeda, juga masalah nilai etika yang perlu
diperhatikan dalam pendidikan, seperti transparansi, keadilan, keamanan, dan
privasi data, serta membuat peran guru dapat tergantikan. Ketika
sekolah/institusi menjadi semakin bergantung pada solusi yang didukung oleh
AI, ada risiko bahwa guru dan siswa menjadi terlalu bergantung pada
teknologi. Dalam jangka panjang, ketergantungan ini dapat mengakibatkan
terabaikannya metode pengajaran tradisional yang penting dan pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Karena itu, penggunaan
AI dalam dunia pendidikan masih menuai pro kontra dari berbagai pihak

b. Implementasi Kurikulum Baru; “Kurikulum Merdeka”


Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia telah berganti
kurikulum beberapa kali untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Esensi dari kurikulum merdeka sendiri adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia dan menghasilkan generasi masa depan yang
kuat secara intelektualitas, karakter dan memiliki semangat sebagai
pembelajar sepanjang hayat (life long learner). Karena itu, dalam cakupannya
5
KEMENDIKBUD, Perananan Kecerdasan
Buatan, https://ppg.kemdikbud.go.id/news/peranan-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-
dalam-pendidikan . diakses pada tanggal 29 November 2023

7
konten kurikulum merdeka terdiri dari kompetensi, pelaksanaan pembelajaran
yang fleksibel dan karakter pelajar pancasila. Sedangkan spiritnya, pihak
satuan pendidikan, guru dan peserta didik diberikan keleluasaan untuk
pengembangan proses pembelajaran. Satuan pendidikan juga didorong dapat
berkolaborasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan seperti dunia
industri, perguruan tinggi, praktisi dan masyarakat untuk mewujudkan
merdeka belajar.6 Namun, pada faktanya kualitas pendidikan di Indonesia
masih terbilang rendah dibanding Negara lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh
banyaknya factor. Bahkan penerapan kurikulum baru, kurikulum merdeka
sendiri menuai banyak problema dan isu, di mana ketidaksiapan siswa
maupun guru untuk menerapkan kurikulum ini di beberapa tempat. Hal
tersebut menciptakan dampak negative seperti penurunan prestasi siswa
dikarenakan waktu adaptasi terhadap kurikulum baru cukup lama. Transisi
kebijakan dan proses belajar mengajar yang membuat banyak siswa merasa
bingung. Tidak memadainya sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga
pendidikan untuk menunjang proses belajar atau menunjang untuk penerapan
kurikulum merdeka. Tidak hanya hal tersebut, dilansir dari website
kementrian pendidikan dan budaya bahwa ketidaksiapan tenaga pendidik juga
menjadi factor besar. Guru sebagai pilar utama pelaksanan kurikulum
merdeka. Eksistensi guru dalam penerapan kurikulum merdeka merupakan
sebagai lokomotif dan penggerak keberhasilan berbagai program merdeka
belajar seperti pembejaran berdiferensiasi, pelaksanaan project penguatan
profil pelajar pancasila dan asesmen pembelajaran serta pemberdayaan
teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran. Karena itu, itu penguatan
keberadaan guru melalui program pengembangan sesuai kebutuhan perlu
dilakukan secara terus menerus dan konsisten, apalagi jika melihat hasil

6
KEMENDIKBUD, Penerapan Kurikulum
Merdeka, https://kspstendik.kemdikbud.go.id/read-news/tantangan-dalam-penerapan-
kurikulum-merdeka . diakses pada tanggal 29 November 2023

8
program pengembangan profesi guru selama ini belum memiliki dampak
signifikan terhadap peningkatan mutu kualitas di Indonesia.
Di mana hal tersebut juga menjadi factor rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Bukti kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah
di antaranya pada hasil PISA (Programme for Internatinal Student Assesment)
yang merupakan tes tentang membaca, matematika, dan sains pada tahun
2018 Indonesia menempati peringkat 10 terendah dari 78 negara dengan
angka 371 untuk membaca, 379 untuk matematika, dan 396 untuk sains.
Menurut survei dari PERC (Politic and Economic Risk Consultan), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan terakhir yaitu urutan ke-12 dari 12
negara di Asia.
Serta menurut RISE atau Research on Improving Systems of
Education melalui studi kualitatifnya juga menunjukkan bahwa fokus
perekrutan guru adalah untuk memenuhi kebutuhan menjadi ASN (Aparatur
Sipil Negara) bukan profesionalitas guru tersebut. Lebih dari 50% guru di
Indonesia adalah pegawai negeri dan 90% tumpuan belajar ada pada mereka
padahal kualitas mereka tidak dapat terjamin dengan baik. Kurang baiknya
manajemen sumber daya manusia dalam perekrutan ASN sebagai tenaga
pendidik mengakibatkan sulit dibedakannya guru yang benar-benar ingin
mengajar atau sekadar ingin memperoleh jabatan sebagai pegawai pemerintah.
Perekrutan ASN tidak begitu memperhatikan kecapakan guru yang mana
harusnya guru dituntut mempunyai keinginan tinggi untuk mendidika siswa
secara baik dan mengajar dengan efektif. Guru yang memiliki skor tinggi
dalam seleksi yang akan lolos dan hal tersebut tidak efektif dalam hal
penyaringan guru untuk menghasilkan guru yang benar-benar profesional.
Karena hal tersebut, penerapan kurikulum baru menjadi problema
yang dihadapi oleh dunia pendidikan sekarang.
C. Solusi Dalam Mengatasi Isu Pendidikan Abad 21

9
Dalam perkembangan teknologi di zaman ini yang semakin pesat,
tentunya hal yang lumrah untuk memanfaatkan teknologi untuk
mempermudah kehidupan. Seperti pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan
yang akan sangat membantu jika digunakan secara benar dan memiliki
regulasi serta protocol pemerintah yang jelas mengenai AI dalam pendidikan.
Secara keseluruhan, peran AI yang terus berkembang dalam dunia pendidikan
menawarkan peluang dan tantangan bagi para guru. Dengan bersikap proaktif
dalam pendekatan mereka terhadap teknologi ini, para pendidik dapat
memanfaatkan AI untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mendorong
kesetaraan di kelas, sambil tetap mempertahankan peran unik yang dimainkan
guru dalam mendorong pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran siswa
mereka. Dunia kita terus berkembang, dan kita perlu menerima bahwa
kekuatan Kecerdasan Buatan kemungkinan besar akan membawa lebih
banyak manfaat daripada bahaya.

Di dalam kelas guru tetap dapat memiliki kekuatan untuk menetapkan


aturan dan batasan di kelas. Tetapkan aturan yang ketat untuk melarang
penggunaan internet dalam kegiatan kelas tatap muka dan biarkan siswa
berpikir secara bebas dan kreatif dengan menggunakan pengetahuan yang
mereka peroleh dari pelajaran sebelumnya. Pemerintah juga bisa menetapkan
protocol AI dalam dunia pendidikan.

Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab pada diri siswa agar


dapat menggunakan teknologi secara positif untuk membantu kehidupan ke
depannya. Munumbuhkan rasa cinta belajar dan membaca pada diri riap-tiap
pelajar untuk menunjang proses belajar. Hal tersebut juga diperuntukkan bagi
tenaga pendidik yang ada di Indonesia, sesuai dengan karakteristik seorang
guru, life-long leaner. Guru Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-
upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi
dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas

10
dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up
to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.

Karena hal itu, guru harus memiliki kualitas dan professional yang
baik dan unggul. Dan untuk mengatasi permasalahan mengenai rendahnya
kualitas guru di Indonesia yang disebabkan oleh kurang efektifnya perekrutan
guru tentunya merupakan PR yang tidak mudah tetapi ada beberapa hal yang
dapat dilakukan. Pertama, khusus ASN sebagai guru sebaiknya terpisah
dengan perekrutan pada umumnya sebab seringkali perekrutan tersebut hanya
sebagai formalitas. Perlu ada percobaan menjadi pengajar sebelum direkrut
sebagai pegawai pemerintahan agar yang diterima adalah guru yang memang
profesional dan terbaik. Seleksi tersebut telah diterapkan di beberapa negara
maju seperti Irlandia dan Australia.

Standar kompetensi guru yang diterapkan pemerintah sebaiknya


berfokus pada kualitas pembelajaran peserta didik. Dalam hal ini peran
pemerintahan dari pusat dan daerah ikut andil untuk mengubah standar
tersebut dan diharapkan tidak ada permainan politik dalam prosesnya. Ketiga,
profesi sebagai guru diberikan tanggung jawab terhadap kinerja profersinya.
Pada UU Nomor 14 Tahun 2005 yaitu tentang guru dan dosen telah
disebutkan yang diharapkan untuk pendidikan di Indonesia adalah kompetensi
dan latar belakang pendidikan yang profesional sesuai bidangnya.

Pada dasarnya perbaikan dalam manajemen sumber daya manusia


sangat berpengaruh untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada era sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang


sangat cepat dan makin canggih, dengan peran yang makin luas maka
diperlukan guru yang mempunyai karakter. Bangsa yang masyarakatnya tidak
siap hampir bisa dipastikan akan jatuh oleh dahsyatnya perubahan alam dan
kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Untuk bisa
berperan secara bermakna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka setiap
warga negara dituntut untuk memiliki kemampuan yang dapat menjawab
tuntutan perkembangan zaman. Pembelajaran abad 21 merupakan suatu
peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan menuntun
sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher centred
menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan dimana
peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-
kecakapan tersebut antara lain kecakapan memecahkan masalah, berpikir
kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi.

Hal tersebut menciptakan isu yang harus dihadapi oleh dunia


pendidikan saat ini, seperti penggunaan AI dalam pendidikan dan
implementasi kurikulum baru yang menuai banyak pro kontra dari berbagai
pihak. Memang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu upaya untuk
memajukan bangsa dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

B. Saran

Segala problematika dan isu yang sedang terjadi saat ini cukup untuk
menjadi pertimbangan pemerintah serta lembaga pendidikan dalam
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Dikarenakan dampak yang
terjadi cukup mempengaruhi individu dan proses belajar mengajar. Hal ini

12
dapat menjadi bahan evaluasi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
lebih baik lagi.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak


kekurangan. Akan tetapi, penulis berharap makalah ini dapat berguna suatu
saat nanti.

13
DAFTAR PUSTAKA

KEMENDIKBUD. Cerdas Berkarakter. ( Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan ) Diakses dari
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/sahabatkarakter/kegiatan/93212a18-7b1e-
4f4e-9919-51129308a785.pdf

KEMENDIKBUD. Peranan Kecerdasan Buatan. ( Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan ) Diakses dari
https://ppg.kemdikbud.go.id/news/peranan-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-
dalam-pendidikan

KEMENDIKBUD. Penerapan Kurikulum Merdeka. ( Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan ) Diakses dari
https://kspstendik.kemdikbud.go.id/read-news/tantangan-dalam-penerapan-
kurikulum-merdeka

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi.


Pendidikan, 26.

Prayudi. (2016). Management Isu & Krisis. Yogyakarta: CV Mitra Printing.

Tim Penyusun UIN Sunan Ampel (2020 ). Management Isu, UIN


Sunan Ampel Press: Surabaya 2020 hlm.22

Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4C: Learning and Inovation skills


untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Makalah: Disampaikan dalam
seminar 2nd Science Education National Conference di Universitas Trunojoyo
Madura 13 Oktober.
Nurkholis. (2013). Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi.
Pendidikan, 1 (1), 26

14

Anda mungkin juga menyukai