Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP PEMBELAJARAN ABAD 21 DAN KURIKULUM MERDEKA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dr. Mahlil Nurul Ihsan M.pd

Oleh :

Dika Adi Permana 1222020052

Fahrul Rozi 1222020072

Farida Nurhasanah 1222020078

Geisa Rusalviani Azzahra 1222020091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya kepunyaan Allah SWT Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang dengan
Kehendak-Nya telah memberikan kepada kami kemampuan dan karunia yang besar sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum
Merdeka” dengan tepat waktu serta terselesaikan dengan baik.

Tujuan dari penulisan laporan ini ialah untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan Dr.
Mahlil nurul ihsan M.pd dengan harapan dapat membantu pembelajaran dan menjadi tambahan
pengetahuan khususnya bagi pembuat makalah dan umumnya bagi setiap pembaca.

Kami berterimakasih kepada Dr. Mahlil nurul ihsan M.pd yang telah mempercayakan kepada
kami untuk membuat tugas ini. Sehingga, dapat menjadi dorongan bagi kami untuk lebih
merperdalam pengetahuan khususnya tentang Perencanaan Pembelajaran. Tidak lupa kepada
seluruh pihak yang telah memberikan ilmu pengetahuannya dan waktunya dalam pembuatan
laporan ini. Sehingga, pembahasan dalam makalah ini bisa dikembangkan lebih maksimal lagi.

Dalam penulisan laporan ini pasti banyak kekurangan, namun kami maksimalkan dalam
penulisan makalah ini sebagai usaha untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan dan menyebar
luaskan kepada khalayak umum. Kesempurnaan hanya milik Allah Sang Maha Kuasa oleh
karenanya, kami hanya bisa berusaha dan hasil akhir ialah dengan hanya bertawakkal kepada-
Nya.

Bandung, 22 Maret 2024

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

A. Pengertian Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka..................................................5

B. Keunggulan Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka...............................................7

C. Kekurangan Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka...............................................8

D. Analisis Hasil Wawancara......................................................................................................9

BAB III..........................................................................................................................................13

PENUTUP..................................................................................................................................13

A. Kesimpulan........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, pendidikan mengalami transformasi
yang signifikan. Konsep pembelajaran tradisional yang bersifat klasik dan terpusat pada guru
mulai bergeser menuju pendekatan yang lebih inklusif, adaptif, dan interaktif. Dua konsep yang
menjadi fokus perhatian dalam transformasi ini adalah pembelajaran Abad 21 dan konsep
Merdeka Belajar.

Pembelajaran Abad 21 menandai perubahan dalam paradigma pendidikan, di mana teknologi


informasi dan komunikasi menjadi komponen kunci dalam proses belajar mengajar. Hal ini
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan yang relevan dengan tuntutan masa depan, seperti berpikir kritis,
kreatif, komunikasi, dan berkolaborasi. Sementara itu, konsep Merdeka Belajar memberikan
kebebasan kepada siswa dan lembaga pendidikan untuk menentukan arah dan metode
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan individu.

Bersangkutan dengan pembaharuan ini, Makalah ini muncul untuk membahas mengenai cakupan
wawasan yang berkaitan dengan pembelajaran Abad 21 dan Merdeka Belajar, dengan rumusan
masalah sebagai berikut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka?

2. Apa saja Keunggulan Pembelajaran abad 21 dan Kurikulum Merdeka?

3. Apa saja kekurangan Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka?

4. Bagaimana hasil analisis wawancara?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka


1. Pengertian Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran berbasis teknologi yang kini semakin


berkembang pesat. Perkembangan teknologi tersebut mendorong adanya berbagai
pengembangan, termasuk juga dalam bidang penilaian atau assessment.(Rosnaeni, 2021a)
Pembelajaran pada abad 21 adalah pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21, dimana
perkembangan teknologi berkembang begitu pesat sehingga berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, termasuk belajar mengajar.(Sereliciouz, 2021) kesimpulannya pembelajaran abad 21
merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya komputer dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran Abad 21 memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan keterampilan 4C


(Rosnaeni, 2021b), meliputi;

1) .Critical thinking skill (keterampilan berpikir kritis)

Kemampuan siswa dalam berpikir kritis seperti bernalar, mengungkapkan, menganalisis dan
menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir kritis biasanya diawali dengan kemampuan
seseorang mengkritisi berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya, kemudian menilai dari sudut
pandang yang digunakannya.

2) . Creative and innovative thinking skill (keterampilan berpikir kreatif dan inovatif)

Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas peserta didik perlu diasah
agar menghasilkan terobosan dan inovasi baru bagi dunia pendidikan. Kreatifitas membekali
seorang peserta didik yang memiliki daya saing dan memberikan sejumlah peluang baginya
untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

3) . Communication skill (keterampilan komunikasi)

Tolak ukur keberhasilan pendidikan dapat diliaht dengan adanya komunikasi yang berjalan
baik dari para pelaku pendidikan demi peningkatan kualitas Pendidikan, disamping karena
pembelajaran Abad 21 ini melibatkan kemajuan teknologi, maka tidak dapat dipungkiri bahwa
komunikasi sangat diperlukan demi kesiapan para pelaku pendidikan dalam menkolaborasikan
kemajuan teknologi dengan proses Pendidikan.

5
4) . Collaboration skill (keterampilan berkolaborasi)

Lewat kesiapan serta keterampilan para pelaku Pendidikan, diharapkan mereka mampu
bekerja sama, saling bersinergi dengan berbagai pihak, dan bertanggung jawab dengan diri
sendiri, masyarakat serta lingkungan. Dengan demikian ia akan senantiasa berguna bagi
lingkungan sekitarnya.

Pengertian Konsep Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah salah satu inovasi dari Menteri Pendidikan Indonesia yang
memberikan kebebasan pada suatu Lembaga pendidikan dan otonominya, dan merdeka dari
birokratisasi, dimana pengajar dapat kebebasan dari birokrasi yang rumit serta peserta didik yang
diberikan kebebasan untuk dapat memilih bidang yang mereka sukai (Iwan.S:2020). Merdeka
belajar merupakan kebijakan yang dirancang pemerintah untuk membuat lompatan besar dalam
aspek kualitas pendidikan agar menghasilkan siswa dan lulusan yang unggul dalam menghadapi
tantangan masa depan yang kompleks (Suyanto, 2020). Menteri Dikbudristek RI menjelaskan
bahwa Merdeka Belajar adalah konsep pengembangan pendidikan dengan peran seluruh
pemangku kepentingan sebagai agen perubahan. Dari semua ulasan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa Merdeka Belajar adalah konsep pendidikan yang memberikan kebebasan dan
kemandirian kepada peserta didik dalam menentukan pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan individu.

Mentri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan 4


program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” (Thohir. M, 2021), diantaranya;

1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) digantikan oleh asesmen yang


diselenggarakan oleh sekolah, dilakukan dalam bentuk ujian tes tertulis atau bentuk penilaian
lain yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan berupa tugas kelompok atau
karya tulis, sehingga guru dan sekolah dapat lebih merdeka dalam menilai hasil belajar.

2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi asesmen kompentensi minimum dan survei
karakter yang terdiri dari aspek literasi, yaitu kemampuan bernalar tentang dan menggunakan
bahasa. Numerasi, yaitu kemampuan bernalar menggunakan matematika. Karakter, berupa
pembelajar, gotong royong, kebhinekaan, dan perundungan.

3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kebijakan Merdeka


Belajar, RPP cukup dibuat dalam satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi ini,
diharapkan guru dapat memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi
proses pembelajaran.

4. Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk
Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan
prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.
6
B. Keunggulan Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka
Keunggulan Pembelajaran Abad 21, diantaranya;

1. Menyajikan Pembelajaran yang Kolaboratif: bahwa ia mendorong kolaborasi antara


siswa. Pembelajaran tidak lagi menjadi proses yang per-orangan, melainkan siswa didorong
untuk bekerja sama, berdiskusi, dan bertukar ide dalam kelompok.

2. Mengembangkan Keterampilan Kritis dan Kreatif: Metode ini mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Dengan adanya tugas-tugas dan proyek-
proyek nyata, siswa diajak untuk berpikir lebih dalam, berinovasi, dan menghasilkan solusi yang
unik.

3. Memanfaatkan Teknologi sebagai Alat Pendukung: Dalam metode pembelajaran abad 21,
teknologi digunakan sebagai alat pendukung yang tak terpisahkan. Melalui penggunaan
perangkat digital, siswa dapat mengakses sumber daya online, berbagi ide secara virtual, dan
mengembangkan literasi digital yang diperlukan di era digital ini. Selain itu, teknologi juga
membantu mempersonalisasi pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing
siswa.

4. Meningkatkan Kemandirian Siswa. Dengan adanya kebebasan dan tanggung jawab dalam
proses belajar, siswa menjadi lebih mandiri dan dapat mengelola waktu dan sumber daya dengan
efektif.

5. Memotivasi Siswa. Pendekatan yang lebih aktif, kreatif, dan berpusat pada siswa dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Mereka lebih termotivasi untuk belajar karena melihat
relevansi dan penggunaan praktis dari apa yang mereka pelajari.

6. Mengembangkan Keterampilan Teknologi. Dalam metode pembelajaran abad 21, siswa


menjadi lebih terampil dalam menggunakan teknologi dan memanfaatkannya untuk tujuan
pembelajaran. Ini merupakan keterampilan yang sangat penting dalam dunia digital saat ini.

Adapun keunggulan Merdeka Belajar, diantaranya;

Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mandiri dalam belajar.

2. Mengembangkan kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi serta kompetensi abad
21 seperti kolaborasi, komunikasi, kritis, dan kreatif.

3. Memberikan ruang bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam merancang
pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa.

7
4. Menyederhanakan materi pembelajaran sehingga lebih fokus pada konsep-konsep penting
dan relevan.

C. Kekurangan Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka


Pembelajaran abad 21 dan konsep merdeka belajar menawarkan berbagai keuntungan, tetapi
juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari
kedua konsep tersebut:

1. Ketergantungan pada Teknologi: Pembelajaran abad 21 sering kali sangat tergantung


pada teknologi, yang bisa menjadi hambatan bagi siswa yang tidak memiliki akses atau
keterampilan teknologi yang memadai.

2. Kesenjangan Akses: Konsep merdeka belajar dapat memperkuat kesenjangan akses


pendidikan karena tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar secara
mandiri di luar kelas.

3. Kurangnya Dukungan dan Bimbingan: Siswa mungkin merasa kesulitan tanpa arahan
atau bimbingan langsung dari guru dalam konteks pembelajaran mandiri, seperti yang
ditawarkan dalam merdeka belajar.

4. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran mandiri cenderung mengurangi interaksi sosial


antara siswa, yang dapat mengurangi kemampuan mereka untuk berkolaborasi dan
berkomunikasi dengan orang lain.

5. Kesulitan dalam Pengelolaan Waktu: Siswa mungkin kesulitan mengelola waktu mereka
dengan efektif dalam konteks pembelajaran mandiri, terutama jika mereka tidak memiliki
keterampilan manajemen waktu yang kuat.

6. Kurangnya Akuntabilitas: Dalam pembelajaran mandiri, ada risiko kurangnya


akuntabilitas karena siswa mungkin tidak terlalu dipantau atau dievaluasi secara ketat, yang
dapat memengaruhi motivasi dan hasil belajar mereka.

7. Tantangan dalam Memotivasi Diri Sendiri: Tidak semua siswa memiliki kemampuan atau
motivasi internal yang cukup untuk belajar secara mandiri, yang dapat menyebabkan penurunan
motivasi dan kinerja.

Penting bagi pendidik dan sistem pendidikan untuk memahami dan mengatasi tantangan-
tantangan ini agar pembelajaran abad 21 dan konsep merdeka belajar dapat memberikan manfaat
yang maksimal bagi semua siswa.

8
D. Analisis Hasil Wawancara
Pada hari jum’at, tanggal 15 Maret 2024 pukul 09.00 WIB bertempat di gedung SMP Boarding
School Bina Mulya yang beralamat di Desa Tani mulya Kecamatan Ngamprah Kab. Bandung
Barat telah dilakukan wawancara oleh kami terhadap Bapak Dede Firman sebagai kepala sekolah
SMP tersebut.

Dari hasil wawancara, kami menemukan beberapa fakta yang terjadi di sekolah tersebut
terkait dengan konsep pembelajaran abad 21, kurikulum merdeka, pemanfaatan media teknologi
dan lain sebagainya.

Adapun hasil wawancara dalam pertemuan tersebut beliau mengatakan bahwa

1. Konsep pembelajaran abad 21.

Konsep pembelajaran abad 21 menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, perkembangan


masyarakat dan dunia global. Lebih khusus jika di sekolah, kita kenal dengan 4C; Critical
thinking, Creativity, Comunication, Colaboration.

Hal tersebut memberikan keleluasaan terhadap anak untuk berkembang. Dalam kolaboratif,
memberikan peluang kepada anak supaya meningkatkan kemampuannya dalam bekerjasama,
critical thinking anak dapat meningkatkan nalar berpikirnya seperti hal nya dalam pembelajaran
mereka diberikan peluang agar dapat berpikir kritis dalam memahami materi yang disampaikan
oleh gurunya.

Selain itu dalam konsep pembelajaran abad 21 ini guru dituntut untuk terus mengupgrade
dirinya mengikuti perkembangan teknologi, perkembangan pembelajaran dan dituntut untuk
memberikan inovasi-inovasi baru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.

Begitupun dalam kurikulum merdeka guru lebih leluasa dalam mengembangkan proses
pembelajaran. Adanya kolaborasi 2 arah antara siswa dengan guru jadi tidak terpaku hanya dari 1
sumber materi saja, bisa dari siswa dengan siswa, siswa dengan guru, bahkan siswa dengan
lingkungan sekitar.

2. Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka lebih di identikan dengan abad 21. Dalam kurikulum merdeka itu ada
yang kita sebut dengan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) P5 diterapkan sebagai
aplikasi kurikulum merdeka untuk menyambut perkembangan pembelajaran abad 21 ini.

Jadi dalam abad 21 ini kurikulumnya tidak seperti kurikulum yang lama, walaupun sebetulnya
sama tapi lebih dikembangkan dalam bentuk pengembangan teknologi yang semakin canggih
terutama dalam abad 21. Mulai dari media pembelajaran tidak ada lagi guru yang hanya menulis

9
di papan tulis, tetapi sudah berkembang dengan penggunaan proyektor, guru membuat vidio
singkat, pemanfaatan web seperti google form, quiziz dan lain sebagainya.

Kita harus mengembangkan dan ikut serta dalam proses pembelajaran abad 21 ini. Jika kita
tidak mengupgrade diri kita maka akan tertinggal bahkan bisa jadi guru akan tertinggal oleh
siswanya. Guru harus lebih berinovasi, mengupgrade skillnya, terutama dalam metode
pembelajaran, media, mengikuti pelatihan-pelatihan untuk terus meningkatkan kemampuannya
jika tidak maka sudah pasti tertinggal. Nah itulah yang namanya meningkatkan profesionalisme
guru sebagai salah satu komponen kompetensi guru yang salah satunya yaitu meningkatkan
profesionalisme guru.

3. Penerapan Kurikulum Merdeka di SMP Boarding School Bina Mulya

SMP Boarding School Bina Mulya menyesuaikan kurikulumnya dengan peraturan


pemerintah. Sekolah ini merupakan salah satu yang sudah menerapkan kurikulum merdeka.
Penerapan kurikulum merdeka di sekolah ini mengikuti aturan pemerintah yaitu tidak langsung
dilakukan pada semua jenjang kelas, tetapi hanya 1 jenjang kelas saja yaitu mulai dari kelas 7.

4. Pemanfaatan Media Teknologi di SMP Boarding School Bina Mulya

Pemanfaatan Media Teknologi di sekolah ini sudah dijalankan meskipun belum ada ruangan
khusus. Adapun sarana tersebut diantaranya melalui media proyektor dan komputer. Kemudian
sekolah memperbolehkan siswanya membawa laptop untuk menunjang proses pembelajaran.

5. Pembelajaran aktif (yang berpusat pada siswa) di SMP Bina Mulya

Pembelajaran aktif di abad 21 itu 4C dan program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila). Jadi di setiap jenjang kelas itu ada beberapa kategorinya, terutama di kurikulum abad
21 itu siswa di tuntut untuk aktif. Aktifnya itu tidak hanya berdasarkan muatan materi saja tetapi
juga aktif dalam berbagai kegiatan keorganisasiannya. Kemudian diikut sertakan ke berbagai
event dan dilibatkan ke dalam beberapa projek P5 itu tadi.

Kemudian di akhir jenjang nanti (setiap akhir tahun) sekolah Bina Mulya mengadakan
"pameran hasil karya". Disitulah siswa dituntut untuk aktif, dan nanti guru akan
mengevaluasinya.

Dalam pameran itu menyajikan hasil karya siswa dalam 1 tahun, memamerkan/menampilkan
baik di bidang seninya, kemudian hasil karya siswa yang berkaitan dengan apa saja yang
dihasilkan dari berbagai program rangkaian pengamalan P5. Jadi disana ada hasil mulai dari
keterampilannya, hasil literasinya, hasil kreasi siswa di bidang seni dan lain-lain.

6. Syarat kelulusan di SMP Bina Mulya

10
SMP Boarding School Bina Mulya merupakan sekolah yang relatif baru dan di dirikan tahun
2019. Tahun ini sudah ada 2 angkatan yang dinyatakan lulus dari sekolah tersebut. Adapun
Strandar kelulusannya diantaranya :

1.Memiliki akidah yang lurus (akidah ahlu sunnah wal jama'ah)

2. Memiliki keilmuan yang bisa diaplikasikan dalam beribadah yang baik sesuai tuntutan
Rasulullah SAW.

3. Memiliki akhlak yang baik

4. Memiliki hafalan, bagi yang full day minimal 3 juz, sedangkan bagi yang boarding
minimal 5 juz.

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang konsep
pembelajaran abad 21 sudah dipahami dengan baik bahkan sudah diterapkan dalam proses
pembelajarannya. Secara faktual dengan cara bertahap konsep ini sudah mulai diapllikasikan
dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Boarding School Bina Mulya.

Kemudian, kami tidak di satu sekolah saja, kami mensurvei ke sekolah lainnya, salah satu nya
di MTS/MA Ar-Rosyidiyah, bertempatkan Jl.Cikuda No.01 RT.01 RW.11 Desa. Pasirbiru,
Kec.Cibiru, Kota Bandung Jawa Barat.

Hasil Analisis Wawancara MTS/MA Ar-Rosyidiah.


1. Seberapa sering penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran

- Tugas-tugas tidak termuat dalam buku paket, namun dikirimkan lewat e-mail dalam
bentuk PDF.

- Ada beberapa ujian yang dilaksananan dalam bentuk online (soal ujian di akses lewat e-
mail).

- Ada beberapa penjelasan materi yang guru sampaikan lewat media video (infocus, power
point).

2. Seberapa sering ke interaktivan proses pembelajaran diantara para pihak pendidik

- Ada beberapa praktek CBSA (cara belajar siswa aktif) seperti murid yang mulai
menjelaskan materi.

- Ada beberapa pembuatan kelompok diskusi setelah guru menjelaskan materi baru.

- Setiap kelompok diskusi akan mem-presentasikan hasil diskusi nya di depan kelas

- Ada beberapa tugas pra-karya per-kelompok, seperti dalam Pelajaran SBK


11
- Petugas pengajar kesenian adalah kakak-kakak Tingkat atas.
3. Selain Ujian kelulusan, tugas mandiri apa saja yang diterpakan disekolah ini dan menjadi
syarat kelulusan

- KTA (Karya Tulis Ilmiah), semacam skripsi, pengerjaannya ditemani oleh guru
pembimbing, judulnya ditentukan oleh guru pembimbingnya, dilakukan secara kelompok, yang
pada akhirnya hasil tersebut akan di persidangkan sebagai syarat mengikuti ujian kelulusan.

- Pesantren Praktek Ibadah, semacam bimbingan ibadah, menyetorkan hapalan qur’an,


do’a-do’a keseharian, kepengurusan Jenazah, dll.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Abad 21 menawarkan pendekatan yang sesuai dengan tuntutan zaman, dengan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. Sementara
itu, Konsep Merdeka Belajar memberikan kebebasan dan kemandirian kepada siswa serta
lembaga pendidikan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan individu.

Implementasi kedua konsep ini telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan


keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan berkolaborasi siswa. Selain itu, konsep
Merdeka Belajar juga memberikan ruang bagi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan mengembangkan kemandirian.

Meskipun terdapat keunggulan yang signifikan, namun masih terdapat beberapa tantangan
yang perlu diatasi, seperti ketergantungan berlebihan pada teknologi dalam pembelajaran Abad
21, potensi kesenjangan akses, serta kurangnya dukungan dan bimbingan bagi siswa dalam
konsep Merdeka Belajar.

Pentingnya peran guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
konsep Abad 21 dan Merdeka Belajar, serta memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berkembang dan berhasil dalam pendidikan.

Dengan demikian, pemahaman dan implementasi konsep pembelajaran Abad 21 dan


Merdeka Belajar memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Upaya terus menerus dalam mengatasi tantangan yang ada diperlukan untuk memastikan bahwa
setiap siswa dapat meraih potensinya secara maksimal dalam era pendidikan yang terus
berkembang.

13
DAFTAR PUSTAKA
Rosnaeni, R. (2021a). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu, 5(5),
4341–4350. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1548

Rosnaeni, R. (2021b). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu, 5(5),
4341–4350. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1548

Sereliciouz. (2021, November 3). Pembahasan Pembelajaran Abad 21 dari Pengertian, Model
hingga Contoh. Quipper Blog.

Tohir, M. (2021, June 28). Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar.


https://doi.org/10.17605/OSF.IO/8SNV2

https://perpusteknik.com/kelebihan-dan-kekurangan-metode-pembelajaran-abad-21/
#Kelebihan_Metode_Pembelajaran_Abad_21-2

14

Anda mungkin juga menyukai