Dosen Pengampu :
Dr. Bunda Halang, M.T.
Disusun Oleh:
Amalia Mardhatillah 2230111720842
Candra Pratama 2230111710808
Hidayati Norrizqa 2230111720765
Isra Melliyanti Putri 2230111720919
Maria Magdalena 2230111720926
Rahmawati 2230111720972
Tiara Ayuningtyas 2230111720986
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas X di
SMAN 7 Banjarmasin?
2. Bagaimana pengaruh proyek pengembangan kemampuan literasi terhadap
pengetahuan dan pemahaman peserta didik kelas X di SMAN 7 Banjarmasin?
3. Bagaimana pengaruh proyek pengembangan kemampuan literasi terhadap
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas X di SMAN 7 Banjarmasin?
C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari proyek ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik kelas X SMAN 7 di Banjarmasin
2. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
3. Mengembangkan dan menjadikan kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah
4. Membangun kesadaran peserta didik akan pentingnya membaca untuk mendukung
pembelajaran yang lebih efektif.
D. Manfaat Kegiatan
1. Menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan literasi
2. Menciptakan pembelajaran yang mendorong peserta didik cinta membaca
3. Mempertajam diri di dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang
dibaca
4. Mengasah daya ingat melalui membaca
5. Mengetahui bagaimana bentuk soal literasi
6. Meningkatkan profesionalisme guru melalui lingkungan yang kaya literasi.
7. Menjadikan guru literat (menjadi teladan membaca)
8. Mengembangkan mutu/ kualitas pelajaran yang ada di sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Literasi di Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan mengembangkan potensi
berupa kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan-keterampilan lainnya
yang berguna untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pernyataan ini jelas tertuang
dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dalam hal ini,
sekolah merupakan alat pemerintah dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk
warganya. Sekolah sebagai miniatur kehidupan masyarakat sangatlah penting untuk
mengaplikasikan nilai serta pemahaman yang baik, sehingga pada akhirnya ketika peserta
didik telah lulus dan terjun pada lingkungan masyarakat, peserta didik dapat
mentransformasikan nilai, budaya, pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat.
Hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya upaya dari warga sekolah (kepala sekolah,
guru, peserta didik dan orang tua). Keterlibatan sekolah sangatlah penting dalam
pelaksanaan suatu program dalam mengembangkan budaya berkualitas di sekolah. Budaya
literasi sekolah sangatlah diperlukan, selain untuk meningkatkan mutu pembelajaran,
literasi sekolah juga bertujuan untuk memfasilitasi dan mengembangkan kemampuan
siswa, membiasakan membaca serta mengelola informasi yang mereka peroleh, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna, bermutu dan menyenangkan seperti yang tertera
dalam Tujuan Literasi Sekolah yaitu meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan
sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak, agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, serta menjaga
keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi
berbagai strategi membaca (Akbar, 2017).
a. Kelas X D
Memiliki
Termasuk Perlu Intervensi
Kelas X D Kemampuan Jumlah
Cakap Khusus
Dasar
Literasi I 0 23 17 40
Literasi II 4 28 8 40
Literasi III 5 20 15 40
Literasi IV 7 23 10 40
b. Kelas X E
Memiliki
Termasuk Perlu Intervensi
Kelas X E Kemampuan Jumlah
Cakap Khusus
Dasar
Literasi I 9 16 15 40
Literasi II 10 23 7 40
Literasi III 10 22 8 40
Literasi IV 12 23 5 40
c. Kelas X F
Memiliki
Termasuk Perlu Intervensi
Kelas X F Kemampuan Jumlah
Cakap Khusus
Dasar
Literasi I 5 19 16 40
Literasi II 5 32 3 40
Literasi III 9 23 8 40
Literasi IV 10 26 4 40
d. Kelas X G
Memiliki
Termasuk Perlu Intervensi
Kelas X G Kemampuan Jumlah
Cakap Khusus
Dasar
Literasi I 12 14 14 40
Literasi II 11 25 4 40
Literasi III 12 20 8 40
Literasi IV 13 21 6 40
Gambar 4.1. Grafik Hasil Tes Literasi I Peserta Didik Kelas X di SMAN 7
Banjarmasin
Berdasarkan grafik hasil literasi I – IV di tiap kelas terdapat peningkatan jumlah peserta didik yang
termasuk ke dalam kategori cakap dan memiliki pemahaman dasar. Selain itu terdapat penurunan
jumlah peserta didik yang termasuk ke dalam kategori perlu intervensi khusus. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan literasi peserta didik kelas X SMAN 7 Banjarmasin tahun pelajaran 2022/2023
telah meningkat berdasarkan data hasil tes literasi yang telah dilaksanakan.
B. Pembahasan
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan
tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi
secara analitis, kritis, dan kreatif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini belum mampu
sepenuhnya mewujudkan hal tersebut. Sehingga proyek literasi yang kami jalankan bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik agar menjadi literat. Adapun hal yang
mendukung terwujudnya tujuan tadi diantaranya yaitu lingkungan fisik sekolah (ketersediaan
fasilitas, sarana prasarana literasi) dan lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan
partisipasi aktif semua warga sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi di SMA.
Rekomendasi untuk memperbaiki (improvement) serta menjaga keberlanjutan dampak
positif PK-II pada kualitas pembelajaran di sekolah yaitu sekolah perlu mengembangkan
iklim literasi di sekolah. Lingkungan sosial dan afektif dalam iklim literasi sekolah, antara
lain mendorong sekolah untuk memberikan penghargaan terhadap prestasi non-akademik
peserta didik. Dalam hal ini, sekolah perlu memberikan penghargaan terhadap peserta didik
yang menunjukkan pencapaian baik dalam kegiatan literasi. Selain itu, sekolah dapat
menyelenggarakan kegiatan yang bersifat membangun suasana kolaboratif dan apresiatif
terhadap program literasi. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan lingkungan
sosial dan afektif adalah mengadakan seminar tentang literasi.
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat empat kelas (Kelas X D) yang telah diuji
kemampuan literasi mereka dalam empat kategori yang berbeda, yaitu Literasi I, Literasi II,
Literasi III, dan Literasi IV. Setiap kategori literasi memiliki total 40 siswa yang diuji. Dalam
Literasi I, tidak ada siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai (0 dari 40 siswa). Hal
ini mengindikasikan adanya kebutuhan yang mendesak untuk memberikan intervensi khusus
kepada siswa dalam kelas tersebut. Dalam kategori Literasi II, terdapat 4 siswa yang
mencapai tingkat literasi yang memadai, sementara sisanya (36 siswa) memerlukan perhatian
dan bantuan tambahan dalam meningkatkan kemampuan literasi mereka. Dalam Literasi III,
terdapat 5 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai, sementara 35 siswa lainnya
memerlukan perhatian lebih dalam mengembangkan kemampuan literasi mereka. Terakhir,
dalam kategori Literasi IV, terdapat 7 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai,
sementara sisanya (33 siswa) memerlukan upaya tambahan untuk meningkatkan kemampuan
literasi mereka.
Secara keseluruhan, analisis data menunjukkan bahwa kelas X D memiliki tantangan
dalam mencapai tingkat literasi yang memadai. Meskipun terdapat beberapa siswa yang
mencapai tingkat literasi yang baik dalam beberapa kategori, mayoritas siswa memerlukan
intervensi khusus untuk mengembangkan kemampuan literasi mereka. Diperlukan langkah-
langkah konkret untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, seperti program remedial,
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada keterampilan membaca dan menulis, serta
penggunaan metode pengajaran yang lebih interaktif dan terarah. Selain itu, peran penting
juga dimainkan oleh guru dan lembaga pendidikan untuk memberikan dukungan dan bantuan
yang diperlukan agar siswa dapat mencapai kemampuan literasi yang memadai.
Berdasarkan data yang diberikan untuk Kelas X E, terdapat empat kategori literasi
yang diuji, yaitu Literasi I, Literasi II, Literasi III, dan Literasi IV. Setiap kategori literasi
memiliki total 40 siswa yang mengikuti tes. Dalam Literasi I, sebanyak 9 siswa dari 40 siswa
mencapai tingkat literasi yang memadai. Meskipun jumlah ini lebih tinggi daripada dalam
Kelas X D, masih diperlukan perhatian terhadap siswa yang belum mencapai standar literasi
yang diharapkan. Dalam kategori Literasi II, terdapat 10 siswa yang mencapai tingkat literasi
yang memadai, dan sisanya (30 siswa) membutuhkan bantuan tambahan untuk
mengembangkan kemampuan literasi mereka. Dalam Literasi III, sebanyak 10 siswa juga
mencapai tingkat literasi yang memadai, sementara 30 siswa lainnya membutuhkan perhatian
lebih untuk meningkatkan kemampuan literasi. Terakhir, dalam kategori Literasi IV, terdapat
12 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai, sementara sisanya (28 siswa)
memerlukan upaya lebih dalam mengembangkan kemampuan literasi mereka.
Secara keseluruhan, hasil analisis data menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa
siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai dalam kategori tertentu, masih ada
sebagian besar siswa yang membutuhkan intervensi khusus dalam meningkatkan kemampuan
literasi mereka. Hal ini menandakan perlunya upaya tambahan dalam memberikan
pembelajaran dan dukungan yang sesuai kepada siswa. Program remedial dan pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada keterampilan membaca, menulis, dan pemahaman teks
menjadi langkah-langkah yang perlu diambil untuk membantu siswa mencapai kemampuan
literasi yang diharapkan. Dukungan dari guru dan lembaga pendidikan juga sangat penting
dalam memberikan sumber daya yang diperlukan dan memastikan bahwa siswa menerima
bantuan yang tepat guna.
Berdasarkan data yang diberikan untuk Kelas X F, terlihat bahwa terdapat empat
kategori literasi yang diuji, yaitu Literasi I, Literasi II, Literasi III, dan Literasi IV. Setiap
kategori literasi memiliki total 40 siswa yang mengikuti tes. Dalam Literasi I, terdapat 5
siswa dari 40 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai. Meskipun jumlah ini relatif
rendah, terlihat ada perkembangan dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Dalam Literasi
II, hanya terdapat 5 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai, sementara sisanya
(35 siswa) membutuhkan perhatian dan bantuan tambahan untuk meningkatkan kemampuan
literasi mereka. Dalam Literasi III, terdapat 9 siswa yang mencapai tingkat literasi yang
memadai, namun mayoritas siswa (31 siswa) masih perlu upaya lebih lanjut untuk
mengembangkan kemampuan literasi mereka. Terakhir, dalam kategori Literasi IV, terdapat
10 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai, tetapi masih ada 30 siswa lainnya
yang memerlukan intervensi khusus dalam meningkatkan kemampuan literasi
Berdasarkan analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelas X F masih
menghadapi tantangan dalam mencapai tingkat literasi yang memadai. Meskipun ada
beberapa siswa yang menunjukkan kemajuan, mayoritas siswa masih perlu mendapatkan
bantuan dan dukungan khusus dalam mengembangkan keterampilan literasi. Perlu dilakukan
upaya yang lebih intensif dalam memberikan program remedial dan pengajaran yang
difokuskan pada keterampilan membaca, menulis, dan pemahaman teks. Serta pentingnya
peran guru dan lembaga pendidikan dalam memberikan dukungan yang diperlukan kepada
siswa untuk mencapai kemampuan literasi yang diharapkan.
Berdasarkan data yang diberikan untuk Kelas X G, terlihat bahwa terdapat empat
kategori literasi yang diuji, yaitu Literasi I, Literasi II, Literasi III, dan Literasi IV. Setiap
kategori literasi memiliki total 40 siswa yang mengikuti tes. Dalam Literasi I, terdapat 12
siswa dari 40 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai. Hal ini menunjukkan
adanya perkembangan yang positif dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Dalam Literasi
II, terdapat 11 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai, meskipun masih ada 29
siswa lainnya yang membutuhkan bantuan tambahan dalam mengembangkan kemampuan
literasi. Dalam Literasi III, terdapat 12 siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai,
namun masih ada siswa-siswa lainnya (28 siswa) yang memerlukan intervensi khusus dalam
meningkatkan kemampuan literasi. Terakhir, dalam kategori Literasi IV, terdapat 13 siswa
yang mencapai tingkat literasi yang memadai, tetapi tetap diperlukan perhatian pada siswa-
siswa lainnya (27 siswa) untuk membantu mereka mencapai kemampuan literasi yang
diharapkan.
Berdasarkan analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa meskipun ada sejumlah
siswa yang menunjukkan tingkat literasi yang memadai dalam beberapa kategori, masih ada
siswa lainnya yang memerlukan intervensi khusus dalam meningkatkan kemampuan literasi
mereka. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk memberikan pembelajaran yang tepat dan
bantuan yang sesuai kepada siswa-siswa yang membutuhkannya. Program remedial,
pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada keterampilan membaca, menulis, dan
pemahaman teks, serta penggunaan metode pengajaran yang interaktif dan terarah, dapat
membantu meningkatkan kemampuan literasi siswa. Guru dan lembaga pendidikan juga perlu
berperan aktif dalam memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan agar siswa
dapat mencapai tingkat literasi yang memadai.
Berdasarkan grafik hasil literasi I - IV di tiap kelas, terlihat adanya peningkatan
jumlah peserta didik yang termasuk dalam kategori cakap dan memiliki pemahaman dasar.
Grafik menunjukkan bahwa dalam setiap kategori literasi, terdapat peningkatan persentase
siswa yang mencapai tingkat literasi yang memadai.
Peningkatan jumlah peserta didik yang termasuk dalam kategori cakap dan memiliki
pemahaman dasar menunjukkan adanya kemajuan dalam kemampuan literasi siswa. Hal ini
dapat dianggap sebagai hasil positif dari upaya yang dilakukan dalam proyek literasi di
sekolah.
Selain itu, terlihat juga adanya penurunan jumlah peserta didik yang termasuk dalam
kategori perlu intervensi khusus. Ini menunjukkan bahwa sejumlah siswa telah menunjukkan
peningkatan kemampuan literasi mereka dan tidak lagi memerlukan intervensi khusus dalam
tingkat tertentu. Penurunan jumlah siswa yang perlu intervensi khusus menandakan
efektivitas upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kemampuan literasi mereka.
Namun, meskipun terdapat peningkatan dan penurunan yang positif dalam kategori
literasi, masih ada sejumlah siswa yang perlu perhatian dan intervensi khusus dalam
mengembangkan kemampuan literasi mereka. Grafik menunjukkan bahwa masih ada
persentase siswa yang belum mencapai standar literasi yang diharapkan dalam setiap kategori
literasi.
Dalam hal ini, perlu dilakukan analisis lebih mendalam terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan literasi siswa yang belum mencapai tingkat yang memadai.
Kemudian, langkah-langkah khusus dapat diambil untuk memberikan intervensi dan bantuan
tambahan kepada siswa-siswa ini guna meningkatkan kemampuan literasi mereka.
Secara keseluruhan, grafik hasil literasi I - IV menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan literasi peserta didik kelas X SMAN 7 Banjarmasin tahun pelajaran 2022/2023.
Meskipun terdapat perbaikan dalam beberapa kategori literasi dan penurunan jumlah siswa
yang perlu intervensi khusus, masih diperlukan upaya lanjutan untuk mencapai tingkat literasi
yang memadai bagi seluruh siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan proyek yang telah dilaksanakan di sekolah mitra yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Literasi Peserta Didik Kelas X di SMAN 7 Banjarmasin”,
kesimpulan yang dapat kelompok kami ambil yaitu proyek berjalan dengan lancar sesuai
harapan. Adapun hasil dari proyek kami yaitu menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan literasi peserta didik kelas X SMAN 7 Banjarmasin tahun pelajaran
2022/2023. Peningkatan jumlah peserta didik yang termasuk dalam kategori cakap dan
memiliki pemahaman dasar menunjukkan adanya kemajuan dalam kemampuan literasi
siswa. Hal ini dapat dianggap sebagai hasil positif dari upaya yang dilakukan dalam
proyek literasi di sekolah. Namun, meskipun terdapat peningkatan dan penurunan yang
positif dalam kategori literasi, masih ada sejumlah siswa yang perlu perhatian dan
intervensi khusus dalam mengembangkan kemampuan literasi mereka.
B. Saran
Berdasarkan proyek yang telah dilaksanakan di sekolah mitra yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Literasi Peserta Didik Kelas X di SMAN 7 Banjarmasin”, saran
dari kelompok kami yaitu dalam kerja sama harus saling tolong menolong satu sama lain
dan perlunya komunikasi yang baik antar anggota kelompok. Selain itu, kegiatan proyek
ini harus dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala agar bisa terus diperbaiki
mengenai kekurangan yang ada sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., & Bestary, R. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak.
Fanani, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Dalam Kurikulum 2013. Edudeena, 2(1), 57–76.
Harsiati, T. (2018). Karakteristik soal literasi membaca pada program pisa. Jurnal Litera,
17(1), 90-106.
Harta, J., Rasuh, N. T., & Seriang, A. (2020). Using HOTS-Based Chemistry National Exam
Questions to Map the Analytical Abilities of Senior High School Students. Journal of
Science Leraning, 3(3), 143–148.
Huryah, F., Sumarmin, R., & Effendi, J. (2017). Analisis Capaian Literasi Sains Biologi
Siswa Sma Kelas X Sekota Padang. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep), 1(2), 72-79.
Ichsan, I. Z., Rahmayanti, H., Purwanto, A., & Sigit, D. V. (2020). COVID-19 Outbreak on
Environment : Profile of Islamic University Students in HOTS-AEP-COVID-19 and
PEB-COVID-19. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 5, 5(1), 167–178.
Ramdiah, S., Royani, M., Malang, U. M., & Kleij, D. (2019). Understanding , Planning , and
Implementation of HOTS by Senior High School Biology Teachers in Banjarmasin-
Indonesia. International Journal of Instruction, 12(1), 425–440.
Lampiran 3
Format Laporan Projek Kepemimpinan II
Dalam Laporan PK-II, tiap kelompok harus mengkonsolidasikan semua hasil dan
proses yang telah dilakukan untuk menggambarkan proyeksi dan rekomendasi agar dampak
positif projek dapat berlangsung secara berkelanjutan dan tidak terbatas hanya dalam bagian-
bagian berikut:
1. Profil projek
Nama Projek Peningkatan Kemampuan Literasi Peserta Didik Kelas X di SMAN 7
Banjarmasin
Lokasi SMA Negeri 7 Banjarmasin
Waktu Pelaksanaan Februari-Mei 2023
Koordinator Candra Pratama
2. Alur/urutan kegiatan
A. Diagram alur/urutan kegiatan tahap demi tahap
Contoh:
6. Peran, Tugas, dan tanggung jawab anggota kelompok dan pemangku kepentingan
Deskripsi realisasi peran
Nama Peran/Tugas & Tanggung jawab dan/atau tantangan dalam
realisasinya
Memanajemen waktu dalam
pelaksanaan dari awal hingga
Ketua Pelaksana:
Candra Pratama akhir untuk memastikan tugas
1) Mengkoordinasikan
tim sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Isra Melliyanti Kesekretariatan: Membuat proposal dan laporan
Putri 1) Membantu ketua pelaksana dalam pertanggungjawaban hasil
keperluan administrasi kegiatan kegiatan
2) Menyusun rencana kegiatan kerja
Maria
3) Membuat proposal kegiatan
Magdalena
4) Membuat laporan pertanggungjawaban
kegiatan
Bendahara:
1) Menyusun rencana anggaran
2) Melaksanakan administrasi keuangan
(mencatat pemasukan dan
pengeluaran) Pada saat kegiatan, rencana
Rahmawati 3) Mengkoordinasikan keadaan keuangan anggaran tidak sesuai dengan
kepada ketua pelaksana dan anggota pelaksanaan di lapangan
lain selama pelaksanaan kegiatan
4) Memfasilitasi kebutuhan pembiayaan
program kerja.
5) Membuat laporan keuangan
Hidayati Perlengkapan:
Norrizqa 1) Merencanakan peralatan dan
Amalia perlengkapan yang dibutuhkan.
Bertanggung jawab atas
Mardatillah 2) Mendata semua perlengkapan yang
penyediaan dan penyimpanan
dibutuhkan dan mengupayakan
perlengkapan kegiatan
Tiara pengadaannya.
Ayuningtyas 3) Bertanggung jawab atas penyimpanan
perlengkapan kegiatan