Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana

VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

Kejar Lima Digit Menuju Mtsn 1 Sabang Mandiri Dan Berprestasi

Sri Nilawati
MTsN 1 Sabang
sri74sabang@gmail.com

Izkar Hadiya
MTsN 1 Sabang
izkarhadiyasanusi@gmail.com

Latifa Sahara
MTsN 1 Sabang
ipah171193@gmail.com

Rosdiana
MTsN 1 Sabang
rosdianas.pdi@gmail.com

Abstrak
Kejar Lima Digit merupakan program untuk mencapai visi misi madrasah melalui kegiatan
pembinaan karakter pembelajar islami dengan gerakan literasi digital. Program menghasilkan
beberapa capaian yang berhubungan dengan pengembangan karakter pembelajar islami dan
peningkatan literasi digital siswa dan guru di MTsN 1 Sabang. Adapun tujuan dari penelitian
adalah mengetahui peningkatan karakter pembelajar islami dan kompetensi literasi digital
pada siswa dan guru melalui program kejar lima digit dalam mewujudkan MTsN 1 Sabang
mandiri dan berprestasi. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Observasi
dilakukan pada perkembangan karakter pembelajar islami dan pada kompetensi literasi digital
siswa dan guru. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari pelaksanaan program kejar lima digit
ini telah berhasil meningkatkan karakter pembelajar islami dan kompetensi literasi digital siswa
dan guru di MTsN 1 Sabang dengan capaian hasil sebagai berikut 1) N-gain karakter
pembelajar islami pada siswa 55,7 % , sedangkan pada guru peningkatannya sebesar 59%
selama 3 tahun, 2) N-gain kompetensi literasi pada siswa sebesar 62,67% sedangkan pada
guru sebesar 54,05%.
Kata Kunci: Karakter Pembelajar Islami, Literasi digital

Abstract
Kejar Lima Digit is a program to achieve the vision and mission of the madrasah through the
development of the character of Islamic learners with the digital literacy movement. The
program, has produced several achievements related to the development of the character of
Islamic learners and digital literacy of students and teachers at MTsN 1 Sabang. The purpose of
this research is to find out the improvement of the character of Islamic learners and the
improvement of digital literacy competencies for students and teachers through Kejar Lima
Digit program in realizing independent and high-achieving MTsN 1 Sabang. Data were collected
using observation sheets. Observations were made on the character development of Islamic

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

learners and made on the digital literacy competencies of students and teachers. Based on the
data collected from the implementation of the Kejar Lima Digit program, it has succeeded in
increasing the character of Islamic learners and digital literacy competencies of students and
teachers at MTsN 1 Sabang with the following results: 1) N-gain of Islamic learning character in
students is 55.7%, while in teachers increase by 59% for 3 years, 2) N-gain literacy competence
in students is 62.67% while for teachers is 54.05%.

Keyword: Islamic Learner Character, Digital literacy.

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat disebabkan oleh
pemanfaatan jaringan internet yang merambah di segala aspek kehidupan manusia. Internet
dalam dunia pendidikan, dimanfaatkan sebagai media publikasi informasi, komunikasi,
administrasi dan kegiatan literasi. Pada kegiatan literasi, media internet dimanfaatkan untuk
literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan memperoleh, mengolah dan menyebarkan
informasi melalui media digital yang bertujuan agar informasi yang diperoleh merupakan
informasi yang terkini dan jangkauannya luas karena dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Literasi digital dibutuhkan sebagai salah satu program utama untuk memberikan edukasi dan
juga advokasi bagi para pengguna internet, khususnya pengguna media sosial 1. Oleh karena itu
penguasaan literasi digital oleh praktisi pendidikan sangat penting dilakukan karena banyaknya
manfaat yang dapat diperoleh.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan penguasaan literasi digital yaitu dalam
konteks pembelajaran, literasi digital dapat mengefisienkan, memudahkan, dan menguatkan
proses dan hasil pendidikan. Penguasaan literasi digital bagi kalangan pembelajar dapat
meningkatkan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor melalui aktivitas belajar yang lebih
baik, lebih cepat, lebih mudah, dan menyenangkan di lingkungan belajar digital 2. Oleh karena
itu Program Literasi Madrasah Digital (Lima Digit) perlu digalakkan terus menerus untuk
mewujudkan madrasah mandiri dan berprestasi apalagi pada era Society 5.0. Mandiri dalam
slogan ini adalah mampu mengetahui, mengenali dan mengembangkan diri. Sedangkan
berprestasi berarti hasil usaha dari kemandirian yang berupa kinerja yang membanggakan.
Madrasah mandiri dan berprestasi merupakan slogan yang dicetuskan oleh Prof. Dr.
Isom, M.Ag selaku Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Ditjen
Pendidikan Islam Kemenag yang menggantikan slogan Madrasah Hebat dan Bermartabat yang
dianggap tidak lagi sesuai dengan era Society 5.0. Kemandirian dan prestasi harus menjadi nilai
dalam setiap agenda madrasah karena hanya madrasah yang memiliki prestasi yang akan
menjadi pilihan orang tua sebagai tempat belajar bagi anak-anaknya 3. Oleh karena itu madrasah
harus terus bersaing untuk meningkatkan kualitasnya.

1
Anjani Restianty, “Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media”, Gunahumas, Jurnal
Kehumasan Universitas Pendidikan Indonesia, 1(1), 2018, hal. 73-87.
2
Hary Soedarto Harjono, “ Literasi Digital: Prospek dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa”. Pena: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra. 8(1). 2018, Hal 1-7.
3
M. Ishom Yusqi, “Mencetak Madrasah Mandiri dan Berprestasi, Kementerian Agama RI, kemenag.go.id, 28
Januari 2022

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

Pada era Society 5.0, teknologi informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Penguasaan teknologi informasi akan mendukung pada peningkatan
kualitas taraf hidup yang selanjutnya akan menjadikan bangsa ini mampu mengejar
ketinggalannya. Madrasah dituntut untuk menonjolkan keunggulannya, sehingga program
literasi madrasah digital yang didasari karakter pembelajar islami yang dalam tulisan ini disebut
program Kejar Lima Digit dapat menjadi solusi menuju madrasah mandiri dan berprestasi. Hal
ini karena dengan adanya karakter ini pada diri guru sebagai pembelajar, maka guru akan
berlomba mengembangkan potensinya menjadi guru yang berkualitas dan kompeten dalam
bidangnya, sebagaimana slogan yang sering diperdengarkan yaitu “guru yang baik adalah
pembelajar yang baik”. Kualitas dan kompetensi yang dimiliki guru akan berkembang ketika
guru memenuhi tantangan yakni penguasaan teknologi digital melalui Literasi Madrasah Digital.
Sebagai pendidik professional guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam
menentukan perkembangan generasi bangsa sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU No.14
Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”. Selain itu guru juga harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya ini dihadapan
Allah SWT sebagaimana yang difirmankan dalam surat Surat An-Nisa ayat 9 yang artinya, “Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar”. Tanggung jawab tersebut sebenarnya tidak semata dibebankan ke guru tetapi
juga kepada semua pihak khususnya praktisi pendidikan agar berupaya semaksimal mungkin
untuk meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia sehingga tidak menjadi generasi yang
lemah dan tertindas.
Karakter pembelajar islami dapat diperkuat melalui literasi madrasah digital disebabkan
dalam ajaran Islam telah dijelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu seperti yang disebutkan
dalam H.R Muslim No. 2699 yaitu “ Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
akan mudahkan baginya jalan menuju surga”. Oleh karena itu, seharusnya semua umat Islam
berlomba-lomba menuntut ilmu salah satunya melalui Literasi Madrasah Digital. Mengapa
Literasi Madrasah Digital?, hal ini karena Literasi Madrasah Digital dilaksanakan sebagai upaya
Kemenag dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru madrasah. Kementerian Agama
telah bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Pendidikan dan Telematika Indonesia
(YPPTI) untuk mewujudkan Literasi Madrasah Digital. Team Leader Literasi Digital Madrasah,
Farid Saifuddin Zuhri menyatakan bahwa program tersebut sudah pada tahap finalisasi modul
dan bahan bacaan yang akan digunakan fasilitator daerah untuk menyampaikan materi kepada
guru-guru4. Walaupun demikian, peningkatan kualitas dan kompetensi guru melalui Literasi
Madrasah Digital tidak dapat terwujud bila guru sebagai sasaran program belum memiliki
karakter pembelajar islami. Terbentuknya karakter pembelajar islami pada guru akan
mengoptimalkan pelaksanaan program.
Pembentukan karakter pembelajar islami di lingkungan MTsN 1 Sabang belum
menunjukkan perkembangan yang signifikan di awal tahun 2018. Pemanfaatan media internet
4
Fachrul Rozie, Literasi Digital Madrasah, Upaya Kemenag Tingkatkan Kualitas Guru. Liputan6.com. 15 Oktober
2021

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

dalam kegiatan literasi digital hanya digunakan untuk proses pembelajaran siswa pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Ujian Nasional (UN). Literasi digital baru
dimiliki oleh sebagian kecil guru dan hanya beberapa yang menggunakannya pada proses
pembelajaran. Sebagian besar guru masih menggunakan media konvensional berupa buku
cetak, papan tulis dan alat praktikum seadanya. Belum ada dorongan dalam diri guru untuk
memanfaatkan media digital sebagai sumber informasi dalam peningkatan kualitas dan
kompetensi guru. Peningkatan kualitas dan kompetensi guru masih terbatas pada informasi
yang disampaikan kepala madrasah yang juga bersumber dari Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Kota Setempat. Pasifnya guru dalam pemanfaatan media digital adalah salah satu
indikasi kurangnya karakter pembelajar islami. Hal ini dikarenakan belum ada ghirah dalam diri
guru untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Guru merasa cukup dengan
pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki belum ada semangat untuk meningkatkannya
khususnya melalui pemanfaatan teknologi informasi yang ada.
Karakter pembelajar Islami adalah karakter pembelajar yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadits seperti iman dan cinta kepada Allah, taat/patuh, rasa ingin tahu, menghargai
prestasi, tawakal, syukur, ikhlas, rendah hati, jujur, toleransi, semangat kebangsaan, peduli
sosial dan lingkungan, sabar, bersahabat/komunikatif, berani, bekerja keras, disiplin dan
karakter lainnya yang merupakan karakter baik yang menjadikan seseorang sukses dalam
menuntut ilmu pengetahuan. Karakter-karakter ini juga dikenal sebagai karakter poros
pendidikan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang bersumber dari empat
pilar kebangsaan yang tercantum dalam PMA No.2 Tahun 2020. Keberadaan karakter ini akan
menjadi ruh bagi generasi penerus bangsa terutama pejuang dunia pendidikan untuk berjuang
meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang saat ini jauh tertinggal dari negara lain.
Program literasi madrasah Digital, tanpa adanya Karakter Pembelajar Islami seperti raga tanpa
jiwa. Dengan demikian karakter pembelajar Islami pada diri warga madrasah terutama guru
madrasah adalah hal yang sangat penting diwujudkan dan harus berjalan beriringan dengan
Program Literasi Madrasah Digital.
Karakteristik pembelajar Islami pada guru madrasah sangat diperlukan karena guru
madrasah adalah garda terdepan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah. Guru
madrasah sebagai pelaksana program madrasah perlu mengembangkan karakter pembelajar
islami dalam dirinya untuk mensukseskan program literasi madrasah digital. Salah satu caranya
dengan memanfaatkan media digital untuk kegiatan literasi yaitu mengumpulkan berbagai
informasi yang bermanfaat untuk melaksanakan inovasi dalam pembelajaran demi
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Selain itu literasi madrasah digital juga dapat
dijadikan wadah untuk guru meningkatkan prestasi diri dan siswa dengan mengikuti berbagai
ajang kompetisi atau lomba sehingga madrasah dapat memiliki sejumlah prestasi dalam kancah
lokal, nasional dan internasional. Dengan demikian, madrasah mandiri dan berprestasi dapat
diwujudkan. Sebuah slogan yang sangat cocok untuk menjelaskan bagaimana kontribusi guru
dalam kemajuan bangsa adalah “Orang hebat mampu menghasilkan ribuan karya bermutu,
sedangkan guru hebat dapat melahirkan ribuan orang hebat”.
Program literasi madrasah digital yang didasari penguatan karakter pembelajar islami
pada guru dan siswa disusun berdasarkan kajian pada sejumlah tinjauan pustaka dan penelitian
relevan yang dilakukan peneliti sebelumnya. Seperti dari penelitian Ade Irma Suryani bahwa
peserta didik yang dapat menggunakan atau memanfaatkan literasi digital dengan baik dapat

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

memiliki karakter yang baik karena dapat memilah informasi yang diterimanya dari media.
Peserta didik yang seperti ini, biasanya akan menggali lebih dalam tentang suatu informasi
untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi tersebut. Adapun dari penyalahgunaan
literasi digital itu sendiri adalah adanya peserta didik yang tidak menggunakannya dengan
cermat. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa penelitian bahwa solusi pengembangan
karakter adalah literasi digital yaitu mengaplikasikan literasi digital dalam pengembangan
karakter melalui sejumlah kebijakan dan penguatan yang diperoleh dari kolaborasi lembaga
pendidikan, keluarga dan masyarakat 5. Selain itu, Dinie Anggraeni Dewi, Solihin Ichas Hamid,
Farah Annisa, Monica Octafianti, dan Pingkan Regi Genika juga menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa menumbuhkan karakter pembelajar melalui pemanfaatan literasi digital
membutuhkan pengawasan dari orang tua, guru dalam hal pemberian atau pembatasan etika
digital sehingga peserta didik terhindar dari dampak negatifnya 6.
Program karakter pembelajar islami literasi madrasah digital (Kejar Lima digit) telah
dijalankan selama 4 tahun yang diawali dari awal kepemimpinan penulis sebagai kepala
madrasah dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai penelitian relevan khususnya
dalam kebijakan penyusunan dan penyelenggaraan program terutama pada sistematika
pelaksanaan dan output yang diperoleh dari kegiatan. Agar pelaksanaan program mencapai
sasaran yang diinginkan yaitu adanya pengembangan karakter pembelajar islami dan
peningkatan kompetensi literasi digital, maka program ini dilakukan evaluasi setiap tahunnya.
Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap program yang telah berjalan dengan rumusan
masalahnya adalah Bagaimana pelaksanaan Kejar Lima Digit yang telah dilaksanakan di MTsN 1
Sabang dalam upaya mewujudkan madrasah mandiri dan berprestasi melalui pengembangan
karakter pembelajar islami dan peningkatan literasi madrasah digital?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenispenelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian
komparatif dengan membandingkan perkembangan objek yang diteliti setiap tahunnya.
Penelitian ini dimulai tahun 2018 yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan karakter
pembelajar dan peningkatan kompetensi literasi digital siswa dan guru selama pelaksanaan
program kejar lima digit. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa dan guru MTsN 1 Sabang.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari tahapan perencanaan program, pelaksanaan, evaluasi dan
perbaikan program. Adapun instrumen yang digunakan untuk evaluasi program adalah berupa
lembar observasi perkembangan karakter pembelajar siswa dan guru, dan lembar observasi
pelaksanaan kegiatan literasi digital oleh siswa dan guru. Teknis analisis data yang dilakukan
adalah menghitung rerata perkembangan karakter pembelajar islami dan rerata peningkatan
kegiatan literasi digital oleh siswa dan guru. Hasil perhitungan rerata tersebut kemudian
dihitung nilai N-gain nya, tahun awal sebagai data pre tes dan tahun teakhir sebagai data
posttes.

PEMBAHASAN

5
Ade Irma Suryani, dan Syamsul Hadi, “Kebijakan Literasi Digital bagi Pengembangan Karakter Peserta Didik”,
JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 7(1), 2022, hal 59-60
6
Dinie Anggraeni Dewi, Solihin Ichas Hamid, Farah Annisa, Monica Octafianti, dan Pingkan Regi Genika,
“Menumbuhkan Karakter Siswa melalui Pemanfaatan Literasi Digital”, Jurnal Basicedu, 5(6), 2021 Hal. 5249

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

Program kerja lima digit yang dilaksanakan di MTsN 1 Sabang meliputi pengembangan
karakter pembelajar Islami (Kejar) dan peningkatan literasi madrasah digital (lima digit).
Pengembangan karakter pembelajar islami meliputi : 1) Pembiasan Pagi, 2) Pelaksanaan sholat
berjamaah guru dan peserta didik, 3) Keputrian 4) Laboratorium keagamaan, 5)Perlombaan seni
dan keagamaan, 6) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Nasional, 7) Program
pengembangan diri siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler dan 8) Perlombaan antar kelas.
Program pengembangan karakter pembelajar islami dimaksudkan untuk menumbuhkan
karakter-karakter baik pada diri pembelajar yaitu pada siswa dan guru. Program pengembangan
karakter pembelajar islami dimaksudkan untuk menumbuhkan karakter-karakter baik pada diri
pembelajar.
Hasil yang diperoleh setelah evaluasi yang dilaksanakan selama 3 tahun didapatkan
seperti yang tergambar dalam grafik pada gambar 1 dan gambar 2 berikut.

Gambar 1. Grafik data hasil observasi perkembangan karakter pembelajar islami pada
siswa

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

Gambar 2. Grafik data hasil observasi perkembangan karakter pembelajar islami pada
guru

Pada gambar 1 dan gambar 2 terlihat grafik yang menunjukkan perkembangan yang
positif pada karakter pembelajar siswa dan guru dengan pelaksanaan program kejar lima digit.
Hal ini senada dengan yang disampaikan Ade Irma Suryani yang menyatakan dalam
penelitiannya bagaimana pengaruh literasi digital pada perkembangan karakter siswa. Literasi
digital harus dilakukan beriringan dengan proses pengembangan karakter baik dari pengguna
perangkat digital sehingga mencegah pengguna untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji
dengan memanfaatkan perangkat tersebut. Seseorang yang memiliki kompetensi literasi digital
yang baik tidak akan menggunakan perangkat digital tersebut untuk hal yang tidak bermanfaat
dan mengganggu ketenangan dan kenyamanan masyarakat tetapi mereka akan menggunakan
sepenuhnya untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas diri untuk dapat memberikan
sumbangsihnya bagi pemberdayaan masyarakat sekitar.
Program lima digit yang dilaksanakan selain memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan karakter pembelajar siswa dan guru ternyata juga berdampak pada kompetensi
literasi digital siswa dan guru. Kegiatan peningkatan kompetensi literasi digital siswa
diantaranya: 1) Mengerjakan tugas menggunakan media komputer; 2) Melakukan penelusuran
informasi memanfaatkan media internet; 3) Mengikuti pembelajaran yang tampilan materi
ditayangkan melalui LCD proyektor; 4) Mempresentasikan tugas atau laporan dengan
menggunakan ppt yang ditayangkan dengan LCD proyektor; 5) Menggunakan pengeras suara
saat PBM dan kegiatan pengembangan diri; 6) Menggunakan media sosial untuk bertukar
informasi dengan guru dan teman; 7) Memanfaatkan jaringan internet untuk mengunduh
materi pembelajaran; 8) Menulis karya tulis memanfaatkan komputer dan jaringan internet; 9)
Menggunakan zoom meeting dalam proses interaksi pembelajaran dengan guru; 10) Membuka

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

laman e-learning madrasah; 11) Membuka laman website madrasah; 12) Mendaftarkan diri
dalam perlombaan yang informasi dan pendaftarannya dilakukan secara daring; 13)
Mengoperasikan software dan hardware digital secara mandiri; 14) Mengikuti kelas virtual yang
disiapkan guru seperti praktikum laboratorium maya, podcast, google classroom dan zoom
meeting; 15) Berkomunikasi dengan teman di dunia maya untuk saling berbagi informasi yang
berhubungan dengan pembelajaran; 16) Mengakses ruang guru dan aplikasi lainnya dengan
komputer yang terhubung dengan internet dan smartphone; 17) Mengikuti ujian berbasis
komputer (CBT); 18) Mengunggah file dan mengirimkannya ke sosial media, dan website; 19)
Membuat blog dan menulis blog; dan 20) Menyelesaikan tugas dengan bantuan informasi dari
jaringan internet.
Sedangkan kegiatan literasi digital yang dilaksanakan guru dalam meningkatkan
kompetensi keprofesiannya antara lain: 1) Menyiapkan administrasi guru menggunakan media
komputer; 2) Mengembangkan bahan ajar menggunakan media komputer dengan jaringan
internet; 3) Mengikuti seminar, diklat, workshop dan kegiatan pengembangan diri lainnya
secara daring; 4) Mengakses informasi terbaru tentang kurikulum terkini; 5) Mendaftarkan diri
dalam perlombaan yang informasinya diperoleh secara digital; 6) Membuat karya tulis yang
diunggah ke media sosial dan media online lainnya; 7) Mengirimkan karya tulis ilmiah (artikel
ilmiah) ke jurnal; 8) Mengajar menggunakan perangkat komputer (laptop) di kelas; 9)
Mengembangkan media pembelajaran berdasarkan hasil diklat, bimtek, workshop dan seminar
yang diikuti; 10) Mengikuti desiminasi yang dijadwalkan madrasah untuk menyampaikan hasil
yang diperoleh dari kegiatan pengembangan diri yang diikuti; 11) Sharing informasi dengan
teman sejawat di luar daerah atau tentang berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
pekerjaan untuk pengembangan diri; 12) Mengisi atau memperbaharui data yang diperlukan
kepegawaian secara digital; 13) Mengajar dengan media pembelajaran digital; 14) Membimbing
siswa dalam penggunaan fitur-fitur pembelajaran yang bermanfaat; 15) Mengakses RDM; 16)
Mengakses simpatika; 17) Mengakses SIEKA; 18) Menginput bahan ajar di elearing madrasah;
19) Mengakses informasi tentang perkembangan media digital; dan 20) Menyelesaikan tugas
yang diberikan instansi dengan memanfaatkan jaringan internet.
Kegiatan-kegiatan tersebut diobservasi oleh guru yang ditunjuk, kepala madrasah dan
pengawas untuk mengamati perkembangan khususnya pada frekuensi pelaksanaan kegiatan.
Hasil observasi selanjutnya dianalisis dengan menghitung persentasenya terhadap nilai optimasi
yang real dapat dicapai untuk setiap kegiatan pada setiap minggunya. Data yang diperoleh
selanjutnya ditampilkan dalam grafik yang ditunjukkan pada gambar 3 dan gambar 4 yang
menunjukkan adanya perkembangan positif pada kompetensi literasi digital siswa dan guru.
Berikut grafik yang menunjukkan perkembangan kompetensi literasi digital siswa dan guru.

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

Gambar 3. Grafik persentase rata-rata kegiatan literasi madrasah digital yang diikuti
siswa

Gambar 3. Grafik persentase rata-rata kegiatan literasi madrasah digital yang diikuti
siswa

Berdasarkan data yang diperlihatkan pada kedua grafik di atas terlihat peningkatan yang
signifikans pada kegiatan literasi madrasah digital. Peningkatan ini bila dihitung dengan N-gain
diperoleh hasil yaitu pada siswa sebesar 62,67% sedangkan pada guru sebesar 54,05%. Hasil
tersebut diperoleh salah satunya didukung oleh keberadaan laboratorium komputer yang
terhubung dengan jaringan internet yang memudahkan siswa dan guru dalam melaksanakan
kegiatan literasi. Selain itu, perkembangan karakter pembelajar pada siswa dan guru yang terus
ditingkatkan melalui sejumlah program mendukung peningkatan kegiatan literasi madrasah
secara digital. Siswa dan guru memanfaatkan media digital sepenuhnya untuk berliterasi dalam
upaya meningkatkan kemandirian dan prestasi. Konten digital yang diakses oleh siswa dan guru
adalah konten yang mendukung peningkatan kompetensi dan prestasi. Peningkatan kegiatan

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |


Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Oktober 2022 Sri Nilawati, Izkar Hadiya, Latifa Sahara dan Rosdiana
VOL. …, NO. .., dari halaman – ke halaman

literasi digital pada guru tidak terlalu tinggi dibandingkan siswa dikarenakan adanya beberapa
kegiatan literasi yang belum diikuti oleh semua guru dan frekuensi pelaksanaan kegiatan masih
kecil. Sehingga untuk itu perlu ditambah program pengembangan diri guru yang difokuskan
khususnya pada pendampingan penulisan karya tulis dan publikasi, pengembangan media ajar
melalui keikutsertaan dalam diklat, workshop, bimtek dan seminar yang diikuti, dan
keikutsertaan dalam perlombaan yang informasinya bersifat digital.

SIMPULAN
Kegiatan kejar lima digit yang telah dilaksanakan selama 4 tahun ini berdampak positif terhadap
kemandirian dan prestasi MTsN 1 sabang. Dampak terbesar lebih tampak pada perkembangan
karakter siswa dan guru yaitu berkembangnya kemandirian belajar dalah hal pemanfaatan
media digital. Pada prestasi belum terlihat peningkatan yang signifikan karena pada prosesnya
masih berfokus kepada pengembangan aktifitas warga madrasah. Oleh karena itu, untuk dapat
meraih prestasi perlu adanya tim pengembangan khusus yang berfokus pada pengembangan
prestasi siswa dan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Irma Suryani, dan Syamsul Hadi, “Kebijakan Literasi Digital bagi Pengembangan Karakter
Peserta Didik”, JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar. Volume 7. Nomor 1, 2022, hal 59-
60

Anjani Restianty, “Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media”, Gunahumas,
Jurnal Kehumasan Universitas Pendidikan Indonesia, 1(1), 73-87, 2018.

Dinie Anggraeni Dewi, Solihin Ichas Hamid, Farah Annisa, Monica Octafianti, dan Pingkan Regi
Genika, “Menumbuhkan Karakter Siswa melalui Pemanfaatan Literasi Digital”, Jurnal
Basicedu, 5(6), 2021, hal. 5249

Fachrul Rozie, “Literasi Digital Madrasah, Upaya Kemenag Tingkatkan Kualitas Guru”, diakses
dari Diakses dari https://www.liputan6.com/news/read/4685347/ literasi-digital-
madrasah-upaya-kemenag-tingkatkan-kualitas-guru pada 15 Oktober 2022

Hary Soedarto Harjono, “Literasi Digital: Prospek dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa”. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 8(1).1-7, tahun 2018

M. Ishom Yusqi, “Mencetak Madrasah Mandiri dan Berprestasi”, Kementerian Agama RI,
diakses dari https://kemenag.go.id/read/mencetak-madrasah-mandiri-berprestasi-eg6n0,
28 Januari 2022,

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. , NO. , . … |

Anda mungkin juga menyukai