Anda di halaman 1dari 28

1

IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
MTS AL MUSTHOFAWIYAH PALANG TUBAN

PROPOSAL TESIS

Oleh:
Nursam

NIM : 132210100

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2023
1
2

IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTS AL
MUSTHOFAWIYAH PALANG TUBAN

Proposal Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Penyusunan Tesis
Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Nursam
NIM : 132210100

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2023

2
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting


untuk membentuk karakter masyarakat. Menurut UU No. 20 Tahun 2003,
pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses belajar yang memungkinkan peserta
didik menggunakan potensi keagamaannya untuk meningkatkan kekuatan
spiritual, usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan
proses belajar yang memungkinkan peserta didik menggunakan potensi
keagamaannya untuk meningkatkan kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, yang dibutuhkan oleh masyarakat dan negara.1

Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki cara mengajar


yang tepat dan sesuai dengan bahan ajarnya, keadaan lingkungan kelasnya
dan yang paling penting keadaan siswa. Dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam peserta didik dibimbing, dibina, dan diajarkan segala hal
yang berhubungan dengan agama Islam. Pendidikan Agama Islam ini
sangat penting bagi peserta didik, karena melalui pembelajaran ini
kepribadian peserta didik akan berubah menjadi lebih baik.

Pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan


sistematis untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menghayati,
meyakini dan memahami ajaran Islam. Tujuan mempelajari pendidikan
agama islam adalah untuk membentuk karakter peserta didik yang
berakhlak baik dan menjadikan mereka sebagai muslim yang beriman dan
bertakwa. Pada mata pelajaran ini kegiatan belajar peserta didik tidak
hanya terfokus pada pembelajaran dikelas.

Guru dan pihak sekolah juga harus selalu bekerja sama untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian setelah lulus

1
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
1
peserta didik tidak hanya dapat menguasai ilmu umum saja tetapi juga
mampu menjadi manusia yang memiliki keimanan yang kuat serta selalu
berperilaku baik dalam menjalani kehidupanya, dalam hal ini guru sangat
berpengaruh dalam mengubah sikap peserta didiknya.2

Guru adalah teladan dan motivator, secara langsung atau tidak


langsung keteladanan guru memiliki pengaruh yang besar terhadap peserta
didiknya. Oleh karena itu, upaya guru pendidikan agama islam untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama untuk meningkatkan
kemampuan menggunakan aplikasi digital yang digunakan dalam proses
pembelajaran jarak jauh yang masih dialami. Dalam hal ini, kehadiran dan
peran guru sangat penting untuk menguasai literasi digital, sebab sesaui
dengan tuntutan zaman ini, kita semua pasti akan hidup di dunia digital,
tidak terkecuali dunia pendidikan.

Literasi digital bukan hanya mata pelajaran komputer saja tetapi


semua mata pelajaran yang memanfaatkan teknologi 4.0 dalam proses
pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut memiliki strandar kompetensi
yang sesuai dengan perkembangan pendidikan dan perkembangan zaman.
Karena tuntutan perkembangan zaman inilah setiap individu diharuskan
memahami pentingnya literasi digital. Literasi digital ini sama pentingnya
dengan membaca, menulis, dan disiplin ilmu lainnya.

Istilah literasi digital pada awalnya dikemukakan oleh Paul Gilster


sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari
berbagai sumber digital. Ia mengatakan bahwa literasi digital adalah
kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari perangkat digital
yang digunakan secara efektif dan efisien dalam kehidupan sehari-hari,
karir, dan akademik. Hague juga berpendapat bahwa literasi digital adalah
kemampuan untuk membuat, merancang, berkolaborasi, dan
berkomunikasi lebih efektif, serta memahami bagaimana dan kapan
menggunakan teknologi digital dengan baik untuk mendukung proses

2
Abdul Hamid, “Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMP Negeri 17 Kota Palu,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 14, no. 2 (2016): 195–206.
3

tersebut.3

Sedangkan paradigma baru dalam konteks proses pembelajaran


yang menempatkan peserta didik sebagai sentral kegiatan (student
centered), menuntut terjadinya perubahan pada diri guru dalam
melaksanakan aktivitas mengajarnya. Pandangan yang beranggapan
bahwa mengajar hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu
sudah layak untuk ditinggalkan. Termasuk saat pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI), oleh karena itu diperlukan pengembangan
pembelajaran yang baik agar pembelajaran dapat mencapai tujuannya
yaitu efektif dan efisien.

Pengembangan pembelajaran PAI merupakan kegiatan dalam


melaksanakan tindakan untuk menciptakan suasana komunikasi yang
edukatif antara guru dan siswa yang mencakup segi kognitif, afektif dan
psikomotorik dalam rangka mencapai tujuan pembelajan PAI yang telah
ditetapkan. Sehingga diperlukan interaksi antara berbagai komponen
pengajaran, yang pada hakekatnya dapat dikelompokkan ke dalam
komponen utama yaitu guru, isi atau materi pelajaran dan siswa.

Interaksi antara tiga komponen tersebut tentu juga melibatkan


beberapa unsur yang lain yaitu sarana-prasarana, metode, media, penataan
lingkungan tempat belajar, pembiayaan dan sistem evaluasi. Ada
kecenderungan dewasa ini, untuk kembali pada pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih baik jika lingkungan.

Penggunaan media internet dalam pembelajaran mata pelajaran


Pendidikan Agama Islam (PAI) mempunyai keunikan tersendiri. Pada
konteks ini, para siswa dituntut harus peka atau melek terhadap segala
perkembangan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan
komunikasi. Mereka mengakses secara online informasi edukatif tentang
materi PAI, seperti fikih (pengurusan jenazah, munakahat, pembagian
waris, manasik haji, dll) melalui tutorial di Youtube, membuat makalah
3
Indah Kurnianingsih, Rosini Rosini, and Nita Ismayati, “Upaya Peningkatan Kemampuan
Literasi Digital Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Dan Guru Di Wilayah Jakarta Pusat Melalui
Pelatihan Literasi Informasi,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 1 (2017): 61–76.
4

tentang tarikh / sejarah Islam dengan mengambil materi dari blog, artikel,
jurnal, dan lain sebagainya.

Sedangkan fasilitas internet lain yang sering digunakan siswa


adalah media jejaring sosial (media sosial) seperti facebook, instagram,
twitter, dan whatsapp. Media sosial ini digunakan untuk berkomunikasi
antara pendidik dan peserta didik, berkaitan dengan materi pembelajaran
bilamana jam tatap muka diperkirakan tidak mencukupi sehingga
pengiriman tugas mandiri siswa melalui WA grup kelasnya masing-
masing.

Selain itu, siswa juga dituntut agar mampu menggunakan dan


memanfaatkan media digital secara offline, seperti slide power point dari
setiap materi pelajaran PAI baik itu aspek al-Quran - Hadist, Fikih,
Sejarah, Akidah maupun Akhlak sebagai bahan untuk dipresentasikan
pada kegiatan diskusi di kelas. Bahkan mampu menghasilkan karya nyata
yang dapat di dokumentasikan seperti video dakwah, film pendek yang
temanya disesuaikan dengan materi pelajaran.

Gerakan literasi digital di kelas sekarang sudah mulai bergeser dari


literasi baca tulis konvensional dengan menggunakan media cetak ke
media elektronik. Sebagai contoh banyak guru mengajar di sekolah sudah
membiasakan anak didiknya yang membawa smartphone dengan memberi
tugas yang bisa dicari sumbernya dari digital yaitu mengakses google.
Soal yang diberikan dijawab dengan menggunakan aplikasi quiper atau
menjawab di Grup WA (whatsapp) yang telah dibuat sebelumnya.
Pemberian tugas dan kegiatan literasi digital ini dilakukan selain untuk
menghemat penggunaan kertas yang bisa mengganggu lingkungan hidup
karena penggunaan kertas bisa diganti ke bentuk digital, juga untuk
mengalihkan perhatian anak yang membawa smartphone dari kebiasaan
bermain game di gadgetnya ke kegiatan browsing (mencari) jawaban dari
persoalan yang diberikan guru yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran.

Tetapi hal ini tentunya memang bisa dilaksanakan di semua


sekolah, dikarenakan tidak semua sekolah memperbolehkan siswanya
5

membawa smartphone. Oleh karena itu, literasi digital disini tidak hanya
menggunakan smartphone tapi bisa memanfaatkan sarana prasarana
seperti laptop/komputer di sekolah yang ada. Agar penggunaan
laptop/komputer ataupun smartphone disalahgunakan, tentunya guru lebih
bijak dengan memberikan arahan situs apa saja yang bisa membantu
pembelajaran.

Kondisi objektif yang dipaparkan diatas, merupakan sebagian


deskripsi dari pembelajaran PAI berbasis media digital yang telah
diterapkan di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban dengan mengacu
kurikulum 2013. Pada kurikulum ini, sudah terintegrasi literasi digital
sebagai bentuk keterampilan menghadapi tantangan pembelajaran abad
21.

Berdasarkan konteks permasalahan yang sudah dipaparkan di atas.


Maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian yang berjudul ”
Implementasi Literasi Digital dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang diatas peneliti
memberikan batasan Masalah dengan terfokus kepada:
1. Implementasi literasi digital pada proses pembelajaran pendidikan
agama Islam.
2. Periode waktu dalam penelitian ini adalah kurang lebih selama 4 bulan.
3. Penelitian dilakukan di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.

C. Fokus penelitian
Dari paparan konteks penelitian di atas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi literasi digital dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban?
6

2. Apa saja hambatan-hambatan implementasi literasi digital dalam


pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban?
D. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan implementasi literasi digital dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al Musthofawiyah
Palang Tuban.
2. Untuk menguraikan hambatan-hambatan implementasi literasi digital
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban.
E. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan

langsung dengan strategi peningkatan literasi digital dalam

pembelajaran pendidikan islam,dan juga hasil penelitian ini

diharapkan bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan proses belajar

mengajar di era digital serta diharapkan bisa menjadi upaya

menambah khazanah ilmiah dalam pendidikan Islam.

b. Manfaat secara praktis

Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan terhadap masalah yang

dihadapi secara nyata. Manfaat praktis bagi guru diharapkan adanya

hasil penelitian ini bisa menjadi masukan dalam rangka meningkatkan

motifasi belajar dalam pembelajaran pendidikan agama islam, selain

itu manfaat bagi peserta didik sebagai pedoman untuk meningkatkan

motivasi belajar dan memanfaatkan sumber belajar digital.


7

F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman maka dipandang perlu


untuk..memberikan definisi operasional dalam penelitian ini:
1. Implementasi Literasi digital
Yang dimaksud implementasi dalam penelitian ini adalah
implementasi dalam konteks pembelajaran. Implementasi yang
dimaksud bagaimana proses “pengejawantahan” kesadaran literasi,
pemanfaatannya, dalam membentuk kesadaran literasi digital.
Gilster juga menyatakan bahwa literasi digital dijelaskan sebagai
kemampuan berpikir kritis dalam membaca, menulis dan memahami
makna informasi dari berbagai format menggunakan media teknologi.
Dari penjelasan para ahli di atas disimpulkan bahwa literasi digital
merupakan bagian dari media literasi berbasis digital, juga dapat
diartikan sebagai alat, media yang memungkinkan siswa untuk
mencetak, berpikir kritis, mengeluarkan ide, dan menggunakan
teknologi secara cerdas untuk memperoleh informasi.4
Literasi digital adalah kemampuan serta kecakapan dalam
memilah dan memilih konten berkualitas dan tidak berkualitas dalam
algoritma internet.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kata pembelajaran dalam bahasa Inggis adalah “instruction”
yang terdiri dari dua kegiatan yaitu belajar (Learning) dan mengajar
(Traching) yang disatukan menjadi kegiatan belajar mengajar yang
dikenal dengan istilah pembelajaran. Pembelajaran merupakan
interaksi peserta didik dengan lingkungan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang bertujuan
mempersiapkan peserta didik untuk mempelajari ajaran Islam dari Al-
Qur'an dan Hadits melalui bimbingan, pelatihan, pengajaran dan
pengalaman.

4
Feri Sulianta, Literasi Digital, Riset Dan Perkembangannya Dalam Perspektif Social Studies
(Feri Sulianta, 2020).
8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan peneliti terhadap


berbagai sumber pustaka, penelitian tentang implementasi literasi
digital dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang peneliti
lakukan ini bukanlah penelitian untuk pertama kali. Terdapat beberapa
penelitian terdahulu yang telah dilakukan, dan terdapat persamaan dan
juga perbedaan yang ingin dicapai oleh masing-masing peneliti.
Penelitian tersebut antara lain yaitu:
Penelitian pertama oleh Uswatun Hasanah (2023) tentang
Implementasi Literasi Digital Dalam Pendidikan Islam yang hasilnya
menunjukkan implementasi literasi digital dalam Pendidikan Islam
menghadapi berbagai tantangan meliputi tantangan sosial seperti
kesadaran yang rendah, hoax, bullying, penipuan, perjudian online,
kecanduan internet dan cyber crime.5
Penelitian tentang Analisis Kesenjangan Literasi Digital
Mahasiswa Program Studi PAI PTKIN Indonesia seperti penelitian
Rahmawati (2018) yang menyimpulkan bahwa akses teknologi dan
akses online mahasiswa program studi PAI PTKIN Indonesia
menunjukkan perbedaan cukup jelas. kemampuan literasi digital
sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran
daring.6
Mahasiswa dengan kamampuan literasi yang baik akan berupaya

5
Uswatun Hasanah and Muhammad Sukri, “Sosiologi” XI (2023): 177–88.
6
Rahmawati, Analisis Kesenjangan Literasi Digital Mahasiswa Program Studi PAI PTKIN
Indonesia, Uin Syarif Hidayatullah, 2018,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/38121.
9

untuk mencari dan menyeleksi informasi yang penting dan


memehami, megkomunikasikan dan menyampaikan gagasan- gagasan
dalam runag digital. Sehingga kemempuan literasi digital dalam
pembelajaran ini sangat berpengaruh terhadap pelaksaan pembelajaran
daring. Hal ini diungkap dalam penelitian Karsoni Berta Dinata, dkk
(2021)7
Selanjutnya, penelitian oleh Yuliswati Tuna, (2021)
menyimpulkan bahwa literasi digital yang dilakukan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidik
dan peserta didik.8
Sementara itu, penelitian yang berjudul “Penerapan Literasi
Digital dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis E-Learning
Tema 8 Bumiku SD Negeri 2 Purbalingga Lor” oleh Sri Harmianto
dan lia Mareza (2020). Dalam kajiannya ia menyimpulkan bahwa
kegiatan literasi digital ini sudah diterapkan selama 2 tahun. Salam
proees penerapaanya mengalami beebrapa kendala salah satunya yaitu
jaringan internet, dari penerapan literasi digital dalam pembelajaran
ini memberikan dampak positif karena peserta didik merasa senang
dan antusias untuk mengikuti proses pembelajaran.9
Sedangkan penelitian Sri Astuti (2020) menguraikan fakta
bahwa strategi literasi digital yang digunakan untuk pendidikan agama
islam meliputi: Penguatan karakter dan tanggung jawab penggunaan
media digital sebagai sarana pembelajaran agama Islam,
mengkomunikasikan pemahaman tentang kemampuan digital agama
Islam dengan mengomunikasikan berbagai sumber bacaan untuk
pendidikan agama, kebiasaan membaca dan penggunaan media digital
dalam proses pembelajaran, Menyediakan link pembelajaran,
menggunakan aplikasi pembelajaran yang dirancang untuk
7
Karsoni Berta Dinata, “Literasi Digital Dalam Pembelajaran Daring,” Eksponen 11, no. 1 (2021):
20–27.
8
Yulisnawati Tuna, “Literasi Digital Dalam Pembelajaran Di SD Sebagai Upaya Peningkatan
Kualitas Pendidik,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 2022.
9
Arbania Romadonna Amanda Jessica, Sri Harmianto, and Lia Mareza, “Penerapan Literasi
Digital Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis E-Learning Tema 8 Bumiku Kelas VI SD
Negeri 2 Purbalingga Lor,” Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 2, no. 2 (2020):
139–46.
10

meningkatkan kreativitas siswa.10


Sementara itu penelitian dengan judul “Pembelajaran PAI
Berbasis Media Digital Studi Deskriptif terhadap Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Alfa Centauri Bandung”, yang
ditulis oleh M. Sofwan Nugraha (2020) yang menunjukkan bahwa
berbagai inovasi berbasis pembelajaran digital untuk mendukung
pendidikan Islam lebih efektif dan efisien.11
Guru PAI dan Budi Pekerti harus memiliki literasi media agar
proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam
mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.Hal ini telah disimpulkan oleh Unang Wahidin (2018)
dalam penelitian jurnalnya yang berjudul “ Implementasi Literasi
Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan
Budi Pekerti. Jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hidayah
Bogor”.12
Dalam penelitian selanjutnya oleh Firman Mansir (2020)
berjudul “Penggunaan Literasi Digital dalam Pembelajaran Agama
Islam Pada Asrama Mahasiswa Panrannuangku Takalar Yogyakarta”
kesimpulannya adalah ada hubungan yang begitu jelas dan kuat antara
literasi digital dan literasi sains dalam pembelajaran Agama Islam.
Literasi digital dalam pembelajaran Agama Islam. sangat membantu
dalam memajukan masyarakat dan mahasiswa di dalam Asrama
Panrannuangku Takalar Yogyakarta.13
Terakhir penelitian dari Ilham Maulana (2022) tentang Peran
Literasi Digital Dalam Meningkatkan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Kelas Xi Iis 01 Smai Al Maarif Singosari Malang.
10
Sri Astuti, “Strategi Peningkatan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SMKN 3 Metro” (IAIN Metro, 2021).
11
M S Nugraha, “Pembelajaran PAI Berbasis Media Digital: Studi Deskriptif Terhadap
Pembelajaran PAI Di SMA Alfa Centauri Bandung[Universitas Pendidikan Indonesia],” 2015.
12
Unang Wahidin, “Implementasi Literasi Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Dan Budi Pekerti,” Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 02 (2018): 229,
https://doi.org/10.30868/ei.v7i2.284.
13
Firman Mansir Firman, Syakir Jamaluddin Syakir, and Athaya Zahra Athaya, “Penggunaan
Literasi Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada Asrama Mahasiswa Panrannuangku
Takalar Yogyakarta,” Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat, 2021, 448–
58, https://doi.org/10.18196/ppm.33.152.
11

Hasil menunjukkan perencanaan literasi digital dimulai dengan


merumuskan tujuan pembelajaran yaitu menfokuskan kemampuan
peserta didik dalam memanfaatkan media digital yang tersedia untuk
memudahkan tercapainya tujuan dan memudahkan penerapan strategi
pembelajaran pendidikan agama islam, sedangkan strategi yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah strategi pemecahan
masalah yaitu memahami masalah, membuat rencana untuk
menyelesaikannya, dan pemberian tugas dilakukan dengan membuat
video pendek dan powerpoint tentang masalah yang telah
diidentifikasi.14

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu yang Relevan

No Identitas Judul Temuan Penelitian


Penulis

1 Uswatun Peran Literasi Digital implementasi literasi digital


Hasanah Dalam Meningkatkan dalam Pendidikan Islam
(2023) Pembelajaran Pendidikan dapat menjadi sarana
Jurnal Agama Islam Di Kelas Xi peserta didik dalam
Iis 01 Smai Al Maarif memahami informasi secara
Singosari Malang teliti dan hati-hati,
menghindari informasi dan
konten negative dengan
selalu melakukan Tabayyun
berlandaskan ajaran Islam.
Ketika peserta didik
menggunakan media digital
dengan bijak akan dapat
membantu tercapainya
tujuan Pendidikan Islam.
penelitian yang dilakukan
Uswatun hasanah untuk
mengetahui keterampilan
Perbedaan dan konsep diri kreatif di
kalangan mahasiswa
sarjana sementara penulis
14
I. M Amin, R Mansur, and M Sulistiono, “Peran Literasi Digital Dalam Meningkatkan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas XI IIS 01 SMAI AL Maarif Singosari Malang,”
Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2020): 58–67,
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/index.
12

ingin mengetahui
ketrampilan dan konsep diri
kreatif dan lebih
menfokuskan pada solusi
dan tantangan.
Karsoni Berta Kemampuan literasi digital
Dinata(2020) sangat berperan penting
jurnal Literasi Digital dalam dalam menunjang
2
Pembelajaran Daring keberhasilan pembelajaran
daring.

Penelitian yang peneliti


lakukan mengenai
implementasi literasi digital
Perbedaan
dalam pembelajaran
khususnaya pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Bahwa literasi digital yang
Literasi Digital dalam
dilakukan dalam
Yuliswati Pembelajaran di Sd
pembelajaran dapat
3 Tuna(2021) Sebagai Uapaya
meningkatkan kualitas
jurnal Penigkatan Kualitas
pembelajaran, pendidik dan
Pendidik
peserta didik
penelitian yang dilakukan
Yuliswati Tuna ini lebih
menekankan atau
membahas menganai
literasi digital guna
meningkatkan kualitas dari
Perbedaan
pembelajaran, pendidik dan
peserta didik sedangkan
penelitian yang peneliti
teliti lebih fokus kepada
penerapan literasi digital
dalam pembelajaran.
mengkaji mengenai sejauh
mana penerapan literasi
Muhammad Implementasi Literasi
digital dalam pembelajaran
Wahyu Digital Dalam Mata
PAI, baik meliputi
4 Firmansyah Pelajaran PAI di SMA
perencanaan,
(2021) Islam Hasyim Asy’ari
pelaksanaannya maupun
Jurnal Batu
faktor pendukung dan
penghambatnya.
Perbedaan pada fokus penelitian
dimana peneliti sebelumnya
fokus pada penerapan
literasi digital, sedangkan
pada penelitian yang akan
13

peneliti lakukan dengan


fokus pada dampak literasi
digital terhadap
peningkatan hasil belajar
peserta didik
bahwa kegiatan literasi
digital ini sudah diterapkan
selama 2 tahun. Salam
proees penerapaanya
“Penerapan Literasi mengalami beebrapa
Digital dalam kendala salah satunya yaitu
Sri Harmianto
Pembelajaran Kurikulum jaringan internet, dari
5 dan lia Mareza
2013 Berbasis E-Learning penerapan literasi digital
Jurnal
Tema 8 Bumiku SD dalam pembelajaran ini
Negeri 2 Purbalingga Lor” memberikan dampak positif
karena peserta didik merasa
senang dan antusias untuk
mengikuti proses
pembelajaran
Lebih menekankan pada
subjek pembelajaran
kurikulum 2013 berbasis E-
Learning sedangkan
penelitian yang peneliti
Perbedaan
teliti lebih fokus kepada
literasi digital dalam
pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.

Strategi Peningkatan strategi pendidik dalam


Sri Astuti
Literasi Digital Dalam meningkatkan literasi
6 (2020)
Pembelajaran Pendidikan digital dalam pembelajaran
Tesis
Agama Islam di SMKN 3 Pendidikan Agama Islam.
penelitian Sri Astuti lebih
kepada strategi peningkatan
untuk literasi digital
sementara penelitian yang
Perbedaan
penulis tulis lebih fokus
tentang implementasi atau
penerapan literasi digital
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran PAI berbagai inovasi berbasis
Berbasis Media Digital pembelajaran digital untuk
M. Sofwan
Studi Deskriptif terhadap mendukung pendidikan
7 Nugraha (2020)
Pembelajaran Pendidikan Islam lebih efektif dan
jurnal
Agama Islam di SMA efisien.
Alfa Centauri Bandung
Perbedaan skripsi milik Sofwan
14

Nugraha lebih menjurus


untuk mendeskripsikan dan
menganalisis pembelajran
Pendidikan Agama Islam
yang berbasis media digital
di sekolah
Guru PAI dan Budi Pekerti
harus memiliki literasi
Implementasi Literasi
media agar proses
Media Dalam Proses
pembelajaran yang
Unang Wahidin Pembelajaran Pendidikan
dilaksanakan lebih efektif
8 (2018) Agama Islam Dan Budi
dan efisien dalam
Jurnal Pekerti. Jurnal Sekolah
mengantarkan peserta didik
Tinggi Agama Islam
mencapai tujuan
(STAI) Al-Hidayah Bogor
pembelajaran yang
direncanakan
penelitian ini lebih
menekankan atau
membahas menganai
literasi digital guna
meningkatkan kualitas guru
Perbedaan PAI dari pembelajaran,
pendidik dan peserta didik
sedangkan penelitian
peneliti lebih fokus kepada
penerapan literasi digital
dalam pembelajaran.
ada hubungan yang begitu
jelas dan kuat antara literasi
digital dan literasi sains
Penggunaan Literasi
dalam pembelajaran Agama
Digital dalam
Firman Mansir Islam. Literasi digital dalam
Pembelajaran Agama
(2020) pembelajaran Agama Islam
9 Islam Pada Asrama
Tesis sangat membantu dalam
Mahasiswa
memajukan masyarakat dan
Panrannuangku Takalar
mahasiswa di dalam
Yogyakarta
Asrama Panrannuangku
Takalar Yogyakarta.

Peneliti fokus membahas


tentang literasi sains
sementara penulis
membahas tentang
Perbedaan
penerapan atau
implementasi dari literasi
digital dalam pembelajaran.

10 Ilham Penerapan literasi digital perencanaan literasi digital


15

dimulai dengan
merumuskan tujuan
pembelajaran yaitu
menfokuskan kemampuan
peserta didik dalam
memanfaatkan media
dalam meningkatkan hasil digital yang tersedia untuk
Maulana (2022) belajar peserta didik pada memudahkan tercapainya
jurnal mata pelajaran ski di tujuan dan memudahkan
MAN 5 Kediri. penerapan strategi
pembelajaran pendidikan
agama islam, sedangkan
strategi yang digunakan
dalam kegiatan belajar
mengajar adalah strategi
pemecahan masalah.
Lebih fokus pada peran dan
yang mendukung dan
menghambat literasi digital
pada pembelajaran PAI
sedangkan penelitian yang
Perbedaan akan diteliti penulis lebih
fokus pada peran dan faktor
yang mendukung dan
menghambat penggunaan
literasi digital dalam
pembelajaran Fikih.

BAB III
16

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi untuk dirumuskan menjadi
suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.
Penelitian kualitatif merupakan aktivitas ilmiah untuk mengumpulkan
data secara sistematik, mengurutkannya sesuai kategori tertentu,
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari
wawancara atau percakapan biasa, observasi dan dokumentasi. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian jenis ini yaitu dapat berupa kata,
gambar, catatan-catanan rapat dan sebagainya.15 Pelelitian kualitatif ini
digunakan untuk memberikan gambaran yang terperinci mengenai
proses atau urutan suatu kejadian.16 Karakteristik penelitian kualitatif
yaitu:

1. Bersifat alamiah.

2. Lebih menekankan pada proses dari pada hasil.

3. Analisis data dilakukan secara induktif.

4. Lebih mementingkan makna.

5. Disajikan dalam bentuk deskriptif naratif yaitu berupa kata-kata


atau gambar bukan pengetahuan angka statistik, sehingga
prosesnya melalui pengumpulan data, analisis kemudian
diinterpretasikan.

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif

15
Juliansyah Noor, “Meteode Penelitian,” Jakarta: Kencana, 2011.
16
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hlm. 10.
17
17

yang berusha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh


pengertian dan pengamatan yang mendalam dari individu, kelompok
atau situasi.17 Studi kasus diartikan sebagai metode dalam penelitian
untuk mengungkapkan kasus dan fenomena tertentu yang terdapat
dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mengkaji
keadaan, latar belakang dan interaksi yang terjadi. Studi kasus
dilakukan pada suatu kesatauan sistem yang berupa program, peristiwa,
sekelompok individu yang terjadi pada kondisi tertentu, dapat dikatakan
juga sebagai suatu penelitian untuk menghimpun data, mengambil
makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan mengungkapkan
kondisi yang ada di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban kaitanya
dengan penerapan literasi digital dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang didukung dengan data-data yang telah diperoleh.
Sehingga peneliti dapat menganalisis yang kemudian dapat disimpulkan
sebagai hasil akhir dari penelitian.18 Dalam melakukan penelitian ini
peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengetahui secara langusng
kegiatan yang berkaitan dengan literasi digital dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.

B. Sobyek Penelitian

Subjek atau informan penelitian yaitu orang yang dibutuhkan untuk


memberikan informasi atau jawaban penelitian tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi yang akan dilakukan
yakni di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban. Alasan peneliti
memilih tempat ini karena dari hasil observasi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti ditemukan suatu keunikan dan perbedaan dari
sekolah tersebut.

17
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 20.
18
50 Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data dalam Perspektif
Kualitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020),
18

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Sekolah, wali kelas
dan guru Pendidikan Agama Islam juga peserta didik di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban.

C. Sumber dan Jenis Data

Menururt lexy J. Moleong yang dicatat oleh Suharsimi Arikunto


yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, bahwa
Sumber data kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau
tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati
sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam
dokumen atau bendanya. Sumber data tersebut seharusnya asli, namun
apabila susah di dapat, fotokopi atau tiruan tidak terlalu menjadi
masalah, selama dapat diperoleh bukti pengesahan yang kuat
kedudukannya.19
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata, dan
tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi
ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan
statistik, sehingga data dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Sumber Data Utama (Primer)


Data primer yaitu data yang diambil peneliti melalui wawancara
dan obeservasi dari nara sumber atau informan yang dianggap dapat
memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya dilapangan. Data
primer digali dari dialog dan wawancara para informan terpilih untuk
mempertajam temuan dilakukan secara sinergis dan pengimpunan data
maupun informasi yang falid dan akumulatif. Data primer dalam
penelitian ini adalah hasil wawancara dan observasi, data observasi
bersumber dari kegiatan yang dilakukan guru PAI pada saat proses
pembelajaran dan sebagai sumber data wawancara dan observasi yang
akan dijadikan bahan penulisan tesis ini adalah guru PAI dan peserta
didik.

19
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,” 2019.
19

Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui


perekaman video/auido tapes, pengambilan atau film. Pencatatan
sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta
merupakan hasil usaha penggabungan dari kegiatan melihat, mendengar
dan bertanya.20
Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancarai merupakan
sumber data utama dan peneliti menggunakan data ini untuk mendapat
informasi langsung tentang strategi yang digunakan guru PAI untuk
meningkatkan literasi digital dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.
2. Sumber Data Tambahan (Sekunder)
Data tambahan yaitu data yang diperoleh di luar kata-kata dan
tindakan yakni sumber data tertulis. Sumber data tertulis dibagi atas
sumber data buku, majalah ilmiah, arsip, maupun dokumentasi yang
digunakan peneliti, dalam penelitian ini subjek penelitian adalah kepala
sekolah, dan Staf Tata Usaha.
Sumber data tambahan yang didapatkan dari sekolah penulis
pergunakan sebagai tambahan informasi dalam penelitian ini adalah
berupa dokumen kurikulum, dokumen kepegawaian, dokumen sarana
dan prasarana, foto-foto kegiatan pembelajaran serta perangkat
pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama


dalam penelitian, karena tujuan utama penlitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang diterapkan.
Teknik pengumpulan data ini merupakan cara mengumpulkan data
untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

20
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, h. 159
20

Observasi adalah suatu proses yang kompleks, tersusun dari


berbagai proses biologis dan psikologis dengan proses-proses
pengamatan dan ingatan.21 Melalui observasi, peneliti akan melihat
sendiri secara langsung dari pemahaman yang diucapkan, bagaimana
teori dapat digunakan secara langsung, dan tentang sudut pandang
responden yang mungkin terkewatkan disampaikan pada saat
wawancara atau lainya.22

Dari segi proses pengumpulan data observasi dibedakan menjadi


obervasi berperan serta dan tidak berperan serta, pada penelitian ini
dilakukan dengan observasi tidak berperan serta atau non partisipan.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan observasi non
partisipan dimana penulis hanya mengamati peristiwa dan tidak
mengambil bagian dalam proses yang diamati, penulis hanya melihat
dan mengamati bagaimana proses pembelajaran berlangsung dari awal
sampai akhir.

Dalam hal ini, Peneliti melakukan observasi di MTs Al


Musthofawiyah Palang Tuban dengan melakukan pengamatan secara
langsung di kelas pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam
berlangsung. teknik observasi peneliti gunakan sebagai daya dukung
dalam penelitian. teknik observasi peneliti gunakan sebagai daya
dukung dalam penelitian. kegiatan observasi mencakup pengamatan
secara langsung untuk mengetahui fenomena yang terjadi terkait
pertanyaan penelitian, bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung dalam penelitian, untuk melihat dan mengamati bagaimana
proses pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir, bagaimana
guru dalam membimbing proses belajar dan melihat bagaimana respon
yang diberikan peserta didik pada saat itu. Yang penulis dapatkan dari
proses observasi tersebut yaitu kegiatan penerapan literasi digital pada
pembelajaran Pendidilan Agama Islam.

21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 239.
22
Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian
Kualitatif, (Bandung : Dunia Pustaka Jaya, 2000), hlm. 110
21

Table 3.1
LEMBAR OBSERVATOR
Tanggal Pengamatan :
Tempat :
Pengamatan :
Pengamat :
Ruang/Waktu :
Kegiatan :
Peristiwa :
Setting dan gejala yang di observasi:

No Ragam situasi yang keterangan


diamati

1 Kondisi fisik atau Meliputi,


properti yang digunakan computer ,
untuk melakukan literasi laptop dan
informasi : gadget dan
jaringan
internet

2 Proses pelaksanaan Sebagian besar


literasi digital dilakukan
dalam kegiatan
pembelajaran
yang dipandu
guru

3 Suasana/keadaan dalam Sesuai


pelaksanaan literasi kebutuhan data
digital atau informasi
maple yg di
butuhkan
4 Kegiatan pendukung Tugas
ekstrakuirikuler
yang
membutuhkan
koneksi intrnet

2. Wawancara
22

Wawancara adalah percakapan yang berlangusng antara dua


pihak, yaitu antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
Fungsi wawancara adalah untuk mengumpulkan data ketika peneliti
melakukan studi pendahuluan untuk memahami apa yang dikatakan
orang yang diwawancarai.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak struktur. 23


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur, wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk
pengumpulan data yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara


terstruktur dan tidak terstruktur, wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk
pengumpulan data yang dibutuhkan. Untuk itu, penulis melakukan
wawancara kepada sumber sebagai berikut:

a. Bapak M. Yakup selaku guru Pendidikan Agama Islam


dengan memperoleh data tentang literasi digital dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban yang meliputi perencanaan
dan tahap pelaksanaanya.

b. Peserta didik untuk menggali informasi terkait dengan


penggunaan literasi digital dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang


bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya monumental seseorang. 24
Dokumntasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam sebuah penelitian kualitatif.

23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2019), hlm. 229.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 329
23

Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan


informasi yang bisa berbentuk tulisan, gambar, suara atau rekaman dan
lain sebaginya. kegiatan yang berkaitan dengan literasi digital dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al Musthofawiyah
Palang Tuban dan untuk memperoleh data tentang profil visi, misi,
struktur organisasi, keadaan guru dan pegawai, peserta didik, sarana
dan prasarana, kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dokumen
pembelajaran (silabus, RPP), daftar hadir peserta didik serta guru dan
lain-lain. di MTs Al Musthofawiyah Palang Tuban.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan


bekerja dengan data, mengorganisasikan, memilih menjadi satuan yang
dapat dikelola dan memutuskan apa yang dapat diinformasikan kepada
orang lain.25
Berdasarkan pendapat di atas maka teknik analisis data adalah sutau
usaha untuk memproses data yang dikumpulkan oleh peneliti baik
dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada
sebelum, saat dan setelah pengumpulan data. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada saat
analisis data atau pengumpulan data. Adapun aktivitas atau kegiatan
yang terdapat dalam analisis data dalam penelitian ini yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, fokus pada hal yang pokok, mencari tema dan pola yang
ditentukan.26 Sehinga data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
Dalam hal ini peneliti, setelah penjabaran dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi selesai, penulis melakukan reduksi data
25
Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.”
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2019)hlm:323
24

dengan menganalisis data dan memilih hal-hal pokok yang sesuai


dengan fokus penelitian, yaitu tentang implementasi literasi digital
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah cara membentuk sekumpulan informasi yang


tersusun untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan data dan pengambilan tindakan selanjutnya dalam bentuk
berupa tabel, grafik, teks naratif yang berupa catatan lapangan,
matriks, jaringan, bangan, dll., yang tersusun secara rapi sehinga akan
semakin mudah untuk dipahami.

Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul kemudian disusun


secara terperinci yang disajikan dalam bentuk uraian. Penulis menyajikan
data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan di terapkanya literasi digital
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Al
Musthofawiyah Palang Tuban.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan


Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak
ditemukan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal yang dikemukakan pada
tahap awal didukung oleh bukti yang valid, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, I. M, R Mansur, and M Sulistiono. “Peran Literasi Digital Dalam


Meningkatkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas XI IIS 01
SMAI AL Maarif Singosari Malang.” Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam 6,
no. 1 (2020): 58–67. http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/index.
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,” 2019.
Astuti, Sri. “Strategi Peningkatan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMKN 3 Metro.” IAIN Metro, 2021.
Dinata, Karsoni Berta. “Literasi Digital Dalam Pembelajaran Daring.” Eksponen
11, no. 1 (2021): 20–27.
Firman, Firman Mansir, Syakir Jamaluddin Syakir, and Athaya Zahra Athaya.
“Penggunaan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Agama Islam Pada
Asrama Mahasiswa Panrannuangku Takalar Yogyakarta.” Prosiding Seminar
Nasional Program Pengabdian Masyarakat, 2021, 448–58.
https://doi.org/10.18196/ppm.33.152.
Hamid, Abdul. “Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 17 Kota Palu.” Jurnal Pendidikan
Agama Islam 14, no. 2 (2016): 195–206.
Hasanah, Uswatun, and Muhammad Sukri. “Sosiologi” XI (2023): 177–88.
INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK. “Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.” Departemen
Pendidikan Nasional, 2003.
Jessica, Arbania Romadonna Amanda, Sri Harmianto, and Lia Mareza.
“Penerapan Literasi Digital Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis
E-Learning Tema 8 Bumiku Kelas VI SD Negeri 2 Purbalingga Lor.” Jurnal
Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 2, no. 2 (2020): 139–46.
Kurnianingsih, Indah, Rosini Rosini, and Nita Ismayati. “Upaya Peningkatan
Kemampuan Literasi Digital Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Dan Guru
Di Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan Literasi Informasi.” Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 1 (2017): 61–76.
Moleong, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,” 2007.
Noor, Juliansyah. “Meteode Penelitian.” Jakarta: Kencana, 2011.
Nugraha, M S. “Pembelajaran PAI Berbasis Media Digital: Studi Deskriptif
Terhadap Pembelajaran PAI Di SMA Alfa Centauri Bandung[Universitas
Pendidikan Indonesia],” 2015.
Rahmawati. Analisis Kesenjangan Literasi Digital Mahasiswa Program Studi PAI
PTKIN Indonesia. Uin Syarif Hidayatullah, 2018.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/38121.
69

Sulianta, Feri. Literasi Digital, Riset Dan Perkembangannya Dalam Perspektif


Social Studies. Feri Sulianta, 2020.

Tuna, Yulisnawati. “Literasi Digital Dalam Pembelajaran Di SD Sebagai Upaya


Peningkatan Kualitas Pendidik.” In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Dasar, 2022.

Wahidin, Unang. “Implementasi Literasi Media Dalam Proses Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti.” Edukasi Islami : Jurnal
Pendidikan Islam 7, no. 02 (2018): 229. https://doi.org/10.30868/ei.v7i2.284.

Anda mungkin juga menyukai