TESIS
Oleh:
Felinda Rahma Greaty Az Zahra
NIM : 2370134149
PENDAHULUAN
Melihat masifnya dampak pandemi dan kesulitan yang dihadapi jika guru
tetap menjelaskan pelajaran menggunakan kurikulum 2013, pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan penggunaan kurikulum
darurat. Kurikulum ini cukup membantu guru untuk tetap memberikan
pembelajaran kepada siswa, guru dapat memotong materi pembelajaran kepada
siswa, guru dapat memotong materi pembelajaran dan mengambil materi esensial
yang penting bagi siswa. Seolah belajar dari masa awal pandemi covid-19,
Pemerintah mencanangkan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
kurikulum baru yang dikenal dengan nama kurikulum merdeka belajar, tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.1
1
Desliana, ”Kurikulum Darurat Bantu Guru dan Orang Tua Dalam Pembelajaran
Selama Pandemi”, (27 Desember 2021).
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/kurikulum-darurat-bantu-guru-dan-orang-tua-
dalam-pembelajaran-selama-pandemi (diakses, 20 juni 2023. 16.30)
2
Agustinus Tanggu Daga. Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di
Sekolah Dasar, (NTT: Jurnal Educatio, 2021, Vol. 7 No.3), 1075.
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/view/1279/880 (diakses pada 10 Juni 2023,
10.41)
beradaptasi dan berubah dalam hidupnya. Manusia menjalani tiga itu melalui
perkembangan fisik, kepribadian, perkembangan sosial, perkembangan kognitif
(berpikir) dan perkembangan bahasa. Pencapaian tumbuh kembang siswa yang
maksimal sangatlah penting. Salah satunya yaitu kognitif. Menurut Krause,
Bochner dan Duchesne, konitif adalah kemampuan untuk berpikir, melihat,
memahami dan mengingat segala sesuati di sekitar kita, termasuk proses mental
mengatur, menyerap dan mencerna semua informasi.
Dalam konteks mutu pembelajaran, proses ouput dan manajemen adalah tiga
hal yang tidak dapat dipisahkan, ketiga-tiganya harus dipahami secara utuh.
Apabila manajemen pembelajaran dan fungsi-fungsinya itu berjalan dengan baik,
maka prosesnyapun juga akan menjadi baik. Bilamana prosesnya itu baik maka
outputnyapun akan bermutu. Dalam beberapa faktapun menunjukkan bahwa tidak
adanya peningkatan mutu pembalajaran cenderung disebabkan oleh pengelolaan
kualitas pembelajaran yang sering kali tidak jelas, misalnya pengelolaan tempat
belajar, pengelolaan siswa, bagaimana mengaktifkan mereka dalam proses belajar
mengajar, pengelolaan isi atau materi pembelajaran dan pengelolaan sumber
belajar dan lain sebagainya.
Kembali membangun semangat siswa dan menarik para siswa untuk kembali
3
Guru Belajar.ID ”Guru yang Belum Paham Kurikulum Merdeka”, (23 Agustus 2022)
https://gurubelajar.id/guru-yang-belum-paham-kurikulum-merdeka/ (diakses, 14 juni 2023. 16.30)
4
Nurwiatin, N. 2022. "Pengaruh Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Dan
Kesiapan Kepala Sekolah Terhadap Penyesuaian Pembelajaran Di Sekolah." Jurnal Pendidikan,
Sains dan Teknologi. Vol. 9, No. 2, h 484.
https://www.journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/view/537/330
(diakses pada 10 Juni 2023, 11.23)
meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dan mutu pembelajaran merupakan
tugas baru pengajar pasca terbitnya kurikulum merdeka belajar. Peningkatan
pengetahuan kognitif dan mutu pembelajaran ialah hasil diperoleh setelah
melakukan kegiatan baik dilakukan oleh individu maupun oleh suatu kelompok.
Oleh karena itu, sangat penting halnya untuk mengetahui sejauh mana sistem
kurikulum merdeka berpengaruh dalam meningkatkan mutu pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 90 Jakarta, karena secara tidak langsung
bisa menjadi tolak ukur yang diperoleh oleh masyarakat.
Maka dari itu, berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Kognitif Siswa dan Mutu Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SMP Negeri 90 Jakarta”