Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMAHAMAN DASAR KONSEP KURIKULUM MERDEKA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS1 MATA KULIAH PENGEMBANGAN


KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD / PDGK 4502

ISMAWATI
856702509

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ PALEMBANG TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil survei non akademik, seperti pendidikan sikap dan perilaku, data
yang dimiliki Kemendikbudristek juga menunjukkan perlunya perbaikan. Dalam hal
perundungan (bullying) dan kerangka pikir kemajuan (growth mindset), peserta didik
Indonesia memiliki kerangka piker kemajuan rendah, karena mereka tidak melihat perlunya
memajukan diri mereka dalam segi akademis. (sumber dari OECD 2019).
Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) menggambarkan rendahnya kompetensi dasar
dan ketimpangan yang tinggi. Indonesia telah berhasil meningkatkan secara signifikan akses
(angka partisipasi), terutama pada jenjang pendidikan dasar. Namun data berbagai survei
nasional dan internasional, serta trend skor Ujian Nasional (data dari Kemendikbudristek)
mengindikasikan bahwa dalam 15-20 tahun terakhir, hasil belajar tidak mengalami
peningkatan. Ketertinggalan pembelajaran mempunyai indikasi di antaranya ketika peserta
didikkesulitan untuk memahami kompetensi yang dipelajari sebelumnya, juga ketika mereka
tidak mampu menuntaskan learning loss dan learning gap akibat pandemi. Studi INOVASI
dan Puslitjak (2020) menunjukkan risiko yang lebih besar dari semakin melebarnya
kesenjangan pembelajaran ini. Menurut studi tersebut, “pembelajaran selama COVID-19
memiliki dampak yang lebih besar pada beberapa kelompok siswa, di mana siswa yang
berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi lebih rendah lebih berisiko tidak
terdaftar lagi atau tidak lagi berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Fenomena learning loss akibat pandemic Covid 2019, bukan hanya terjadi di
Indonesia. Hampir seluruh negara di dunia merasakan penderitaan akibat penutupan sekolah
karena pandemi (Engzell, Frey,and Verghan, 2021; Jonson et al., 2014). Untuk mengejar
ketertinggalan, tiap-tiap negara membuat kebijakan untuk merespon krisis Covid-19. Studi-
studi lebih lanjut memberi perhatian pada dampak-dampak yang terjadi dalam perubahan
radikal dalam proses pembelajaran selama pandemi. Temuan studi-studi tersebut antara lain
menunjukkan terjadinya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yaitu ketika siswa
kehilangan kompetensi yang telah dipelajari sebelumnya, tidak mampu menuntaskan
pembelajaran di jenjang kelas maupun mengalami efek majemuk karena tidak menguasai
pembelajaran pada setiap jenjang.
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) ini pada pada intinya merupakan
penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum darurat dilakukan pengurangan
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada
kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
selanjutnya. Penggunaan kurikulum darurat secara signifikan juga mampu mengurangi
indikasi learning-loss selama pandemi baik untuk capaian literasi maupun numerasi (sumber :
Kemendikbud 2021). Pemerintah Indonesia melalui Kemdikbudristek mengambil langkah
dengan memberikan opsi penggunaan kurikulum: Kurikulum K-13 secara utuh, Kurikulum
darurat; dan Kurikulum Merdeka (Paparan Kemdikbudristek, 2021a). Oleh karena itu untuk
menjawab beberapa tantangan di atas, diperlukan kurikulum yang: (1) Sederhana, mudah
dipahami dan diimplementasikan; (2) Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta
didik; (3) Fleksibel; (4) Selaras; (5) Bergotong royong; dan (6) Memperhatikan hasil kajian
dan umpan balik dan menguatkan student agency, yaitu hak dan kemampuan peserta didik
untuk menentukan proses pembelajarannya melalui penetapan tujuan belajarnya,
merefleksikan kemampuannya, serta mengambil langkah secara proaktif dan bertanggung
jawab untuk kesuksesan dirinya.
Melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek)
Nadiem Anwar Makarim, untuk mengatasi krisis pembelajaran, pemerintah telah
meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima belas: Kurikulum Merdeka dan Platform
Merdeka Mengajar, secara daring, Jumat (11/2/2022). Beberapa keunggulan Kurikulum
Merdeka. Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada
materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian,
tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada
program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya. Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan
perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan
mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan
peserta didik. Penerapan Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif di mana
pembelajaran melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada
peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil
Pelajar Pancasila.
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif,
dimanis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman IPTEK, kompetensi yang
diperlukan masyarakat dan penggunaan lulusan. Bahkan, perkembangan IPTEK yang sangat
cepat tidak lagi memungkinkan dunia pendidikan berlama – lama dengan “zona nyaman”
kurikulum yang berlaku.
Dalam dunia pendidikan keberadaan kurikulum menjadi hal yang sangat penting.
Karena arah dan tujuan pendidikan di atur dalam kurikulum sehingga dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran guru akan berpatokan pada
kurikulum yang diterapkan di satuan pendidikannya.
Kurikulum harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi
perkembangan jaman. Kurikulum yang baik adlah kurikulum yang sesuai dengan jamannya,
dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik peserta didik
demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka untuk saat ini dan masa
mendatang.
Kurikulum dapat dimaknai sebgai titik awal samapi titik akhir pengalaman belajar
murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan, jika jantungnya lemah maka
proses penyaluran darah tidak lancer dan bisa berakibat fatal. Umumnya beberapa negara
mengkasifikasikanmomponen kurikulum menjadi tiga pembelajaran yaitu; tujuan
pembelajaran, panduan pedagogi dan asesmen. Komponen itulah dapat kita gunakan dalam
medesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid. Mulai dari kompetensi
apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaiman mewujudkan atau
mencapai kompetensi tersebut. Dengan begitu, sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau
“ core “ dari kurikulum itu sendiri. Maka, kemerdekaan murid dalam belajar adalah jantung
pengembangan kurikulum.
2. Mengapa Kurikulum Harus Berubah
Kurikulum harus dinamis dan berkembang menyesuaikan kondisi. Kurikulum tidak
dapat sipergunakan dalam satu waktu terus menerus karena dunia terus berubah. Demikian
juga dunia pendidikan sebagai pilar utama dalam membangun dan mendidik generasi harus
pula ikut berubah.
Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangn jaman, apalgi saat
ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Metode dan konteks kurikulum
sebelumnya tentu dianggap sudah tidak relevan lagi dengan konsisi dan karakteristik peserta
didik saat ini. Selain itu, kurikulum juga harus bisa memenuhi kebutuhan belajar peserta
didik dan dapat menyiapkan generasi bangsa untuk masa yang akan datang sebagai generasi
yang visioner yang memiliki cita-cita besar dan mampu memandang jauh ke depan.

B. Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas 1 mata kuliah
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran di SD / PDGk 4502
1. Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka Berpusat pada Peserta Didik
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep keleluasaan untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru
memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka
memberikan kelesuasaan kepada peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang
berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan peserta didik.
Pengembangan Kurikulum Operasional ( KOSP ) bertujuan untuk membantu proses
berpikir dalam menyusun kurikulum opersional sekolah. KOSP di satuan pendidikan memuat
seluruh rencana proses yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum Operasional
satuan pendiikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. U tuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Prinsip pengembangan Kurikulum operasional satuan pendidikan antara lain:
a) Berpusat pada peserta didik
Artinya, pembelajaran harus memenuhi potensi kebutuhan perkembangan dan tahapan
belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil pelajar pancasila selalu menjadi rujukan pada
semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.
b) Kontekstual
Yaitu, menunjukan kekhasaa dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan , serta dunia kerja dan industri.
c) Esesnsial
Yaitu, membuat semua unsur informasi penting/ utama yang dibutuhkan dan digunakan di
satuan pendidikan. Bahsa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
d) Akuntabel,
Yaitu, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan actual.
e) Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
Yaitu, melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara
orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri.
2. Perbedaan dengan kurikulum Sebelumnya
Perbandingan dengan kurikulum sebelumnya
Kurikulum K-13 Kurikulum K13 Revisi Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
Kurikulum 2013 adalah Kurikulum 2013 revisi yaitu Kurikulum Operasional Satuan
kurikulum yang kurikulum yang melakukan Pendidikan disususn untuk
diberlakukan pada sistem penyederhanaan aspek-aspek membantu proses berpikir dan
pendidikan Indonesia. penilaian kepad tenaga mengembangkan satuan
Kurikulum ini adalah pendidik. K-13 revisi pendidikan. Arah pengembangan
kurikulum yang memfokuskan pada dokumennya ini juga merupakan
digunakan untuk pentingnya keutamaan hasil merefleksi atau meninjau
menggantikan kurikulum kemampuan mengingat, semua unsur pendidik di satuan
2006 atau disebut sebagai yang kemudian dilanjutkan pendidikan yang kemudian
Kurikulum Tingkat dengan memahami atau diamatai secara berkala guna
Satuan Pendidikan ( menerapkan atau disesuaikan dengan dinamika-
KTSP ) yang telah mengaplikasikan, kemuadian dinamika perubahan dan
berlaku Selma kurang menganalisis atau menelaah, kebutuhan dan peserta didik.
lebih 6 tahun. dan akhirnya mencipta atau
menghasilkan.

C. KESIMPULAN
Kurikulum merdeka belajar adalah inovasi dalam pendidikan Indonesia yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini
memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka, mengurangi
beban akademik, dan mendorong kreativitas guru. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran, membentuk karakter siswa yang mandiri, dan mengurangi kesenjangan dalam
pendidikan.
Latar belakang kurikulum merdeka belajar adalah hasil PISA yang menunjukan
rendahnya tingkat kompetensi siswa, kesenjangan dalam kualitas pembelajaran, dan dampak
pandemic COVID-19. Implemestasinya melibatkan asesmen diagnostic, perencanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dan implementasi pembelajaran
yang melibatkan asesmen formatif dan sumatif.
Dengan kurikulum merdeka belajar, diharapkan pendidikan di Indonesia menjadi
lebih inklusif, kreatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa,

D. RINGKASAN TEMUAN UTAMA


Ada tiga hal kunci yang melandasi strategi implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu:
(1) kurikulum merdeka adalah pilihan, (2) implementasi kurikulum adalah proses belajar,dan
(3) dukungan perlu diberikan kepadasatuan pendidikan dan pendidik sesuai kebutuhan baik
dari segi situasi yang ada maupun dari segi waktu. Kurikulum merupakanaspek esensial
dalam pembelajaran dan dapat dilihat sebagai poros bagi kebijakankebijakan pendidikan
lainnya. Oleh karenaitu dukungan yang perlu diberikan olehpemerintah tidak cukup hanya
sebatasdukungan teknis (misalnya pelatihan pendidik, sarana prasarana satuan pendidikan),
tetapi juga penyesuaian kebijakan-kebijakan lainnya yang berkaitan dengan Kurikulum
Merdeka.
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah. A. (2020). Transformas pendidikan dan berbagai problemnya.
https://kependudukan.lipi.go.id/id/ berita/53-mencatatcovid19/838-covid-19- transformasi
pendidikan-dan-berbagai problemnya.
Ahmad, S. (2014) Problematika kurikulum 2013 dan kepemimpinan instruksional kepala
sekolah. Jurnal Pencerahan. Vol. 8. No. 2
Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, S., & Tresnatri, F. A. (2020).
Belajar dari rumah: potret ketimpangan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19. Catatan
Penelitian SMERU No. 1/2020.
Aplikasi Platfom Merdeka Mengajar ( PMM ).
Dewantara, Ki Hadjar. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika. Djaelani,
A.R., Pratikno, H.H., & Setiawan, T. (2019). Implementasi kurikulum dan permasalahannya (Studi
kasus di SMK Ganesa Kabupaten Demak
https://arohmah.co.id/kurikulum-merdeka-belajar-pengertian-tujuan-latar-belakang/ diakses
pada hari Selasa, 24 Oktober 2023.
Kementerian Keuangan. (2021). Usaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui mandatory
spending anggaran pendidikan. https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/ usaha-meningkatkan-
kualitas-pendidikanmelalui- mandatory-spending-anggaranpendidikan- Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (2020). Analisis survei cepat pembelajaran dari rumah dalam masa pencegahanCOVID-
19.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020, Juni 2). Peraturan menteripendidikan dan
kebudayaan RepublikIndonesia nomor 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis kementerian
pendidikandan kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pratiwi, Solihin., Rahmah, U. (2019). Regulasi guru dalam meningkatkan kreativitas
pembelajaran. Pusat Penelitian Kebijakan.
Rahmadayanti, D.,& Hartoyo, A. ( 2022). Potret kurikulum merdeka, wujudmerdeka belajar
di sekolah dasar. Jurnal Baseicedu, 2022, 6.4:7174-7187.
Suryaman, M. ( 2020, October ). Orientasi pengembangan kurikulum merdeka belajar. In
Seminar nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra (pp.13-28).
FOTO – FOTO KEGIATAN ANALISIS PEMAHAMAN DASAR KONSEP KURIKULUM
MERDEKA

Anda mungkin juga menyukai