Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

KAJIAN KEBIJAKAN DAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Oleh:
ISNAINI

PRODI (S2) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan
kemajuan teknologi yang sangat pesat, maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (KEMENDIKBUD) menyiapkan para pelajar atau peserta didik
untuk menyongsong perubahan, kemajuan dan perkembangan zaman, dituntut
mampu melaksanakan, dan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan
inovatif, supaya dapat meraih capaian dan tujuan pembelajaran yang mencakup
aspek sikap pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan tentunya juga
relevan.
Merdeka Belajar merupakan slogan pendidikan yang di luncurkan oleh
Mendikbud Bapak Nadiem Makarim untuk mengatasi krisis pembelajaran di
Indonesia yang telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun.
(Nugraha, 2022)

Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi Covid-19 yang


menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya
kesenjangan pembelajaran dan prinsip merdeka diharapkan mempercepat proses
reformasi pendidikan di Indonesia. (Jojor & Sihotang, 2022)
Lembaga pendidikan harus mempunyai inovasi dan mampu berkolaborasi,
jika sebuah lembaga pendidikan tidak mampu untuk berkolaborasi dan berinovasi
maka akan tertinggal jauh di telan waktu. Lembaga pendidikan harus mampu
menyelaraskan dan menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan
zaman dan sistem pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peserta didik
memiliki daya keterampilan yang yang mampu berpikir secara kritis memecahkan
masalah serta memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan kreatif dan inovatif.
Konsep Merdeka Belajar diasumsikan bukan lagi menjadi gagasan tetapi
lebih dikatakan sebagai pilihan kebijakan yang layak dilaksanakan. Adanya
peluang dan berkembangnya internet, teknologi informasi menjadi sebuah
momentum kemerdekaan belajar dan membawa perubahan pada wajah
Pendidikan di Indonesia. Perubahan yang paling nyata tampak pada proses
pembelajaran yang awalnya bertumpu pada metode tatap muka kini pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ)

B. DASAR KEBIJAKAN
1. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022:
Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.
2. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022:
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah. Standar isi dikembangkan melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan
Kurikulum Merdeka.
3. Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022:
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Memuat tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan
terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru.
4. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022:
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian
Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
5. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022:
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum
Merdeka. Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar
Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek penguatan pelajar
Pancasila. (Kemenristek, 2022)
C. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu fokus
Kemdikbudristek saat ini. Implementasi Kurikulum Merdeka salah satunya
bertujuan untuk pemulihan krisis pembelajaran pasca pandemi COVID19. Krisis
pembelajaran yang terjadi akibat adanya pandemi COVID-19 ini, mengakibatkan
satuan pendidikan perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Kurikulum
Darurat yang sudah dilaksanakan selama pandemi sebagai masukan untuk
implementasi Kurikulum Merdeka. Perubahan merupakan sesuatu yang alamiah
dan selalu akan terjadi, termasuk dalam dunia Pendidikan. Krisis pembelajaran
yang telah terjadi diiringi dengan kondisi kedaruratan pandemi COVID-19 sangat
berdampak terhadap perubahan pendidikan di Indonesia.
Berbagai strategi telah dikembangkan oleh Kemendikbud untuk kemudian
implementasinya dapat disesuaikan dengan keadaan satuan pendidikannya
masing-masing. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut terlihat dengan
dikembangkannya platform untuk membantu dalam pengimplementasian
Kurikulum Merdeka. Selain itu, pelibatan komunitas belajar sebagai tempat
berbagi praktik baik dengan melibatkan guru, siswa dan akademisi. Berdasarkan
hal tersebut diharapkan dapat terlihat gambaran ideal mengenai implementasi
Kurikulum Merdeka sehingga seluruh stakeholder yang terlibat dapat secara
optimal dalam upaya pemulihan pembelajaran pasca pandemi COVID-19.
D. ANALISIS SWOT
Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum yang dicanangkan sebagai
upaya memperbaharui kurikulum K13 dan kurikulum darurat saat pandemi.
Kurikulum ini memiliki ciri Central Student yakni proses pembelajaran berpusat
pada siswa, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan proses
pembelajaran. berikut analisis kurikulum ini dengan menggunakan Analysis
SWOT
1. STRENGTHS (Kekuatan)
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada peserta didik. Artinya
guru bertindak sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan proses
pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam belajar.
Hal ini dapat menjadi sebuah kekuatan terciptanya peserta didik yang mendiri,
mampu berkolaborasi, mampu beradaptasi, kreatif dan bernalar kritis.
2. WEAKNESS (kelemahan)
Karena kurikulum merdeka merupakan student center yakni fokus pembelajaran
berpusat pada peserta didik maka kelemahannya adalah peserta didik harus
memiliki pendamping atau fasilitator yang berkualitas dan mampu mengarahkan
pembelajaran misalnya saat pembelajaran yang menggunakan media teknologi
maka guru yang bertindak sebagai fasilitator harus lebih paham menggunakan
media teknologi sehingga dapat mengontrol peserta didik dalam menggunakan
media teknologi tersebut.
3. OPPORTUNITIES (Peluang)
Pada kurikulum merdeka peserta didik diberikan kebebasan untuk menemukan
sumber belajar dan dapat belajar darimana saja termasuk menggunkan teknologi
semisal dengan memanfaat internet. Maka dengan demikian peserta didik akan
dapat menemukan banyak informasi terkait materi yang dipelajari atau yang
berhubungan dengan materi. Selain itu, pesert didik dapat mengembangkan bakat
dan minatnya sesuai dengan keinginannya misalnya bakat dalam bidang kuliner
maka peserta didik bisa mencari sumber pembelajaran dengan menggunakan
media youtube tanpa harus menunggu pembelajaran yang diberikan oleh guru.
4. THREATS (Ancaman)
Kurikulum merdeka yang dicanangkan adalah kurikulum pembaharuan dari
kurikulum sebelumnya yang dianggap relevan dengan perkembangan pendidikan
dunia saat ini. dimana, pembelajarannya berpusat pada peserta didik atau disebut
dengan central student. Artinya bahwa siswa memiliki peran penting dalam proses
mencari informasi yang dibutuhkan atau yang berkaitan dengan tema
pembelajaran. namun yang sangat dikhawatirkan adalah ancaman dari kebijakan
kurikulum ini adalah kebebsan peserta didik yang tidak dapat terkontrol semisal
dalam mencari sumber belajar dengan menggunakan media internet (youtube).
anak akan mudah mengakses informasi secara bebas tanpa filter. Misalnya pada
anak tingkatan kelas 5 dan kelas 6 pendidikan dasar ada tema pembelajaran yang
berkaitan dengan alat reproduksi. Maka saat anak akan mencari informasi tentang
alat reproduksi maka tentunya mereka akan disuguhkan dengan gambar dan
informasi yang mungkin tidak terfilter atau belum pas untuk mereka konsumsi.
Maka dapat disimpulkan dari kebijakan ini adalah peserta didik akan terpapar
informasi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran jika proses pembelajaran
tidak diawasi atau guru yang menjadi sebagai fasilitator gaptek dengan internet.
Anacaman lain adalah ketidak seimbangan hasil antara anak-anak yang memiliki
fasilitas dengan anak yang tidak memiliki fasilitas. (Lamadang, 2022)
E. REKOMENDASI
1. Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka harus didukung melalui penyediaan
beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru,
kepala sekolah, dan dinas Pendidikan.
2. Dalam memaksimalkan Kurikulum Merdeka Pemerintah di harapkan
memberikan kebijakan secara merata untuk menunjang kelancaran dalam
proses pembelajaran, yakni dengan peralatan teknologi informasi dan
komunikasi yang memadai di setiap lembaga Pendidikan mulai pusat sampai
ke daerah.
F. KESIMPULAN
Pelaksanaan proses pembelajaran akibat pandemi COVID-19 mengalami
perubahan terhadap komponen-komponen pendidikan antara lain guru, peserta
didik, lingkungan sekolah, isi pendidikan, metode dan media pendidikan.
Perubahan tersebut harus segera diatasi dengan pembaharuan dan peningkatan
dari
masing-masing komponen dalam Pendidikan. Namun dikarenakan keterbatasan
akan penyesuaian dalam perubahan menyebabkan proses pembelajaran berjala
kurang efektif dan menyebabkan terjadinya learning loss. Kurikulum Merdeka
dalam kharateristiknya memberikan harapan terhadap pemulihan pembelajaran
peserta didik dengan mempertimbangkan kebermaknaan dalam pembelajaran dan
keunikan setiap peserta didik. Untuk itu, perlu bagi Satuan Pendidikan dan
Pendidik menyambut dengan semangat perubahan tersebut agar tujuan dari
Pendidikan Nasional dapat tercapai bagi seluruh peserta didik di Indonesia dengan
keunikan dan keberagaman gaya belajar dan kebutuhan peserta didik masing-
masing.
G. DAFTAR PUSTAKA

Jojor, A., & Sihotang, H. (2022). Analisis Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi Learning Loss di
Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan). EDUKATIF : JURNAL
ILMU PENDIDIKAN, 4(4), 5150–5161. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3106

Kemenristek. (2022). Kebijakan Pemerintah Terkait Kurikulum Merdeka – Merdeka


Mengajar.
Lamadang, K. (2022). Analisis Kurikulum Merdeka Belajar - Kompasiana.com.
Nugraha, s. (2022). Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran Tono
Supriatna Nugraha. Jurnal UPI, 251–262. https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK

Anda mungkin juga menyukai