Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.Adapun yang menjadi judul makalah yang kami
buat adalah “ Evaluasi Model Pembelajaran Abad 21”. Tujuan kami menulis
makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “ Model dan
Evaluasi Pembelajaran Sains ” yang diampu oleh bapak Dr. Drs. Syamsurizal,
M.Si., Dr. Drs Jodion Siburian, M.Si dan ibu Prof. Dra Risnita, M.Pd. Jika
dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan dengan
adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Akhirnya penulis berharap semoga allah memberi imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberi bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 11
B. SARAN .................................................................................................. 11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ketrampilan sosial dan lintas budaya, serta kepemimpinan dan tanggung jawab
(Redhana, 2019). Untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan
pada pembelajaran abad 21, tentunya tidak terlepas dari peran seorang guru.
Upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran abad 21 yang mampu membuat
suasana pembelajaran di kelas yang efektif. Pembelajaran abad 21 berbeda dengan
pembelajaran sebelumnya yang cenderung berpusat pada guru. Pembelajaran saat
ini harus menjadikan siwa sebagai peran utama. Guru hanya sebagai fasilitator.
Hal ini sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Indonesia dimana siswa
diarahkan untuk melakukan pembelajaran saintifik sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas
dan inovasi, kolaborasi, dan komunikasi sesuai keterampilan abad 21. Banyak
sekali pilihan model pembelajaran yang dapat diterapkan.(Saripudin, 2015)
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran
yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik,yaitu 4C yang meliputi
(1) Communication (2) Collaboration (3) Critical Thinking and Problem Solving
dan (4)Creative and Innovative. Dalam penyelenggaraan pendidikan nasioanl,
tujuan pendidikan nasioanal, tujuan pendidikan nasional diatur dalam UU sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3, yaitu: bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berisi,cakap,kreatif, mandiri , dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan pendidikan di atas (UUSPN No 20/2003) mengarah
pada pertumbuhan pribadi anak. Tujuan pendidikan ini merupakan tujuan jangka
panjang, sedangkan tujuan jangka pendeknya tertuang dalam standar kompetensi
lulusan untuk masing masing jenjang pendidikan. Guru dan para pendidik
diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran yang terbaik sesuai dengan
kondisi anak, lingkungan belajar anak, dan daya dukung yang dimiliki
anak. Berikut ini ada beberapa cara /teknik pembelajaran yang digunakan untuk
memfasilitasi pembelajaran abad 21 yaitu meliputi :
1. Pembelajaran berpusat pada peserta
2
2. Multi interaksi dalam proses pendidikan
3. Lingkungan belajar yang lebih luas
4. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
5. Apa yang dipelajari kontekstual dengan anak
6. Pembelajaran berbasis tim
7. Objek yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan anak
8. Semua indra anak didayagunakan dalam proses belajar
9. Menggunakan multimedia (khususnya ICT)
10. Hubungan guru dengan siswa adalah kerjasama untuk belajar bersama
11. Peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan individual, sehingga
layanan pembelajaran lebih individual juga
12. Kesadaran jamak (bukan individual)
13. Multi disiplin
14. Otonomi dan kepercayaan
15. Mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis
16. Guru dan siswa sama sama saling belajar
(Yulianti & Wulandari, 2021)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembelajaran Abad 21?
2. Bagaimana Model Evaluasi Pembelajaran Abad 21
3. Bagaimana tipe Evaluasi Model Pembelajaran Abad 21?
4. Bagaimana teknologi digital dalam penilaian?
5. Bagiamana strategi penilaian yang efektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran Abad 21
2. Untuk mengetahui Evaluasi Model Pembelajaran Abad 21
3. Untuk mengetahui tipe Evaluasi Model Pembelajaran Abad 21
4. Untuk mengetahui teknologi digital dalam penilaian
5. Untuk mengetahui strategi penilaian yang efektif
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abad 21
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan
generasi abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) memiliki pengaruh yang begitu pesat pada kegiatan pembelajaran.
Pengaruh TIK pada pembelajaran menuntut siswa maupun guru untuk
menguasai teknologi sehingga memiliki ketrampilan dalam penggunaan
teknologi. Teknologi memiliki peran dalam masyarakat maupun dalam kelas
dan teknologi dapat digunakan sebagai alat dalam kegiatan pembelajaran
yang mendalam.
Menurut kemendikbud, ciri abad 21 adalah mudahnya mengakses
informasi, penggunaan komputasi, mudahnya menjangkau pekerjaan, dan
mudahnya berkomunikasi. Pada pembelajaran abad 21, keterampilan digital
dimana memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
sepenuhnya untuk memenuhi tuntutan pekerjaanPembelajaran abad 21
sebaiknya disusun sesuai perkembangan zaman agar para siswa memiliki
keterampilan-keterampilan abad 21. Proses kegiatan pembelajaran abad 21
dirancang agar kegiatan belajar pembelajaran berpusat pada siswa (student-
centered) dan guru tidak lagi menjadi pusat pemberi pemelajaran, melainkan
hanya sebagai fasilitator. Upaya mengembangkan keterampilan abad 21 dapat
dilkukan dengan merubah kegiatan pembelajaran menjadi student-centered
learning. Kegiatan pembelajaran abad 21 adalah belajar berdasarkan dunia
nyata, otentik melalui proyek dan permaslahan, inkuiri, discovery, dan
invensi dalam praktik abad pengetahuanTidak hanya ketrampilan teknologi,
pada pembelajaran abad 21 juga harus memiliki keterampilan hidup dan karir
serta ketrampilan inovasi dan pembelajaran (critical thinking, creativity,
collaboration, and communication).
Pengembangan ketrampilan abad 21 harus memberikan arti bagi
kehidupan agar siswa dapat beradaptasi, berinisiatif, memiliki ketrampilan
4
sosial budaya, produktif, dan memiliki jiwa kepemipinan serta bertanggung
jawab. Banyak sekali keterampilan yang diperlukan di abad 21 diantaranya
kemampuan menerapkan pengetahuan yang diperoleh guna menghadapi
tantagan kehidupan di masa depan. (Direktorat et al., 2015)
Menurut Kemendikbud Indonesia terjadi pergeseran paradigma
pembelajaran abad 21 seperti dalam tabel berikut;
5
peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain;
menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda.
3. Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, siswa berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit;
memahami interkoneksi antara sistem.
4. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif
baru dan berbeda.
Barry (2012) menyampaikan hasil identifikasi US-based Apollo
Education Group tentang sepuluh (10) keterampilan yang diperlukan oleh
siswa untuk bekerja di abad ke-21, yaitu:
6
pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran informal, seperti yang dinyatakan
oleh Scott (2015c) dari berbagai referensi. Pembelajaran berbasis proyek dan
pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang ideal untuk
memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu
critical thinking, communication, collaboration dan creativity (berpikir kritis,
komunikasi, kolaborasi dan kreativitas). Hasil penelitian tentang
pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah
menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut memberikan keuntungan bagi
siswa untuk belajar secara faktual dibandingkan pembelajaran di kelas yang
lebih tradisional. Trilling dan Fadel (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran
dengan model tersebut dalam waktu yang cukup lama, menunjukkan hasil
belajar dan berbagai keterampilan abad ke-21 dari siswa secara signifikan
berbeda dengan kelas yang menggunakan metode tradisional. Namun
demikian, agar pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis
masalah dapat berjalan dengan baik, guru harus merancang rencana kegiatan
yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan tentu saja disesuaikan
dengan kurikulum. Mungkin tidak mudah menerapkan kedua model
pembelajaran tersebut dengan standar alokasi waktu perjam 45 – 50 menit
seperti lazimnya, namun hal itu dapat diupayakan dengan alternatif
penjadwalan kegiatan belajar yang direncanakan dengan sebaik-baiknya.
Menurut (Wijoyo, 2010) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan pembelajaran abad 21 yaitu, (a) Guru sebagai perencana
pembelajaran yang baik harus menyusun rancangan pembelajaran sedetail
mungkin yang tertuang dalam RPP. Dalam penyusunan RPP, guru
memadukan antara target yang dicapai dalam kurikulum nasional,
pengembangan ketrampilan abad 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan
teknologi dalam kelas; (b) Dalam kegiatan pembelajaran harus memasukkan
unsur berpikir kritis. Misalnya dalam pemberian tugas pada level aplikasi,
analisa, evaluasi dan kreasi agar mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
memeriksa kebenaran informasi yang didapat terlebih dahulu sebelum
menyelasikan tugas dari guru, sehingga mereka tidak hanya bertindak sebagai
7
pengumpul informasi; (c) Mengaplikasikan pendekatan dan model
pembelajaran yang beragam. Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menambah pengalaman
pembelajaran siswa seperti, pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning)
serta model pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik
(Flipped classroom); (d) Di era teknologi seperti saat ini, sebaiknya guru dan
siswa selalu melibatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.
8
pembelajaran yang beragam. Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menambah pengalaman
pembelajaran siswa seperti, pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning)
serta model pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik
(Flipped classroom); (d) Di era teknologi seperti saat ini, sebaiknya guru dan
siswa selalu melibatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.
Kemdikbud (2012) menjelaskan bahwa model pembelajaran abad 21
adalah:
a. Pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik
agar mampu mencari tahu dari berbagai sumber observasi,
bukan diberi tahu
b. Pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik
agar mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah (menjawab)
c. Pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik
agar mampu berpikir analitis (mengambil keputusan) bukan
berpikir mekanistis (rutin).
d. Pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dan
kolaborasi dalam menyelesaikan masalah
1) Penilaian Tingkat Tinggi (Hots)
Membuat penilaian selalu melibatkan prinsip-prinsip dasar ini:
a. Menentukan dengan jelas dan tepat apa yang ingin dinilai.
b. Merancang tugas atau item tes yang mengharuskan siswa untuk
menunjukkan pengetahuan atau keterampilan. c) Menentukan sejauh mana
siswatelah menunjukkan pengetahuan atau keterampilan. Proses tiga bagian
di atas berlaku untuk semua penilaian, termasuk penilaian dari pemikiran
tingkat tinggi. Menilai pemikiran tingkat tinggi hampir selalu melibatkan
tiga prinsip tambahan:
c. Menghadirkan sesuatu yang dipikirkan siswa, biasanya diberikan oleh guru
bisa dalam bentuk teks, visual, skenario, materi sumber, atau masalah.
9
d. Menggunakan material baru yang baru bagi siswa, yang belum dibahas
dikelas.
e. Membedakan antara tingkat kesulitan (mudah versus keras) dan tingkat
berpikir (berpikir tingkat rendah atau mengingat versus pemikiran tingkat
tinggi), dan kontrol untuk masing- masing secara terpisah.
2) Penilaian Sumatif Dan Formatif Yang Efektif
Pakar pendidikan merekomendasikan pendekatan yang seimbang untuk
menggunakan formatif dan penilaian sumatif serta menganjurkan bahwa kedua
jenis penilaian ini penting untuk dilakukan guna mengoptimalkan pengajaran
dan pembelajaran. Penilaian harus dilihat baik sebagai alat instruksional untuk
digunakan saat belajar sedang terjadi (formatif), dan sebagai alat
pertanggungjawaban apakah pembelajaran telah terjadi (summatif). Kedua
fungsi itu penting dannharus digunakan dalam penampilan di kelas.
Kedua penilaian diatas, harus dimiliki sebagai penilaian keterampilan abad 21.
Penilaian sumatif abad 21 adalah penilaian keterampilan pada akhir
instruksional dan memberikan akuntabilitas serta ukuran bagaimana sekolah,
kabupaten, dan negara mencapai kompetensi keterampilan abad 21 pada
siswanya. Penilaian formatif, adalah penilaian yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung, meliputi: penugasan, pemberian pertanyaan, kinerja
siswa, dialog guru-siswa, diskusi. Penilaian formatif harus menjadi bagian dari
strategi penilaian keseluruhan yang diberlakukan di sekolah atau distrik.
Manfaat penilaian formatif adalah:
Memeriksa prestasi siswa.
Tes formatif yang bagus menentukan dengan jelas tujuan pembelajaran
dari unit instruksional, dan mengundang siswa untuk memodelkan
perilaku mereka agar sesuai dengan kriteria dan dari kriteria tersebut
siswa dan guru menjadi lebih tahu tentang diri mereka sendiri.
Siswa menjadi lebih sadar akan apa dan bagaimana mereka belajar,
mereka menjadi lebih termotivasi. Oleh karena itu pendidik perlu
membuat penilaian untuk belajar, bukan penilaian pembelajaran.
(Stiggins & Chappuis, 2006; Quellmalz & Kozma, 2003)
10
Pakar pendidikan merekomendasikan pendekatan yang seimbang untuk
menggunakan formatif dan penilaian sumatif dan menganjurkan bahwa
kedua jenis penilaian di atas penting untuk dilakukan mengoptimalkan
pengajaran dan pembelajaran serta penilaian harus dilihat sebagai
instruksional
Enam Strategi Penilaian Yang Efektif : Berikut ini dijelaskan enam alat
dan strategi penilaian yang menunjukkan dampak pengajaran dan
pembelajaran serta membantu guru mengembangkan lingkungan belajar
abad 21 di kelas: 1) Rubrik, 2) Penilaian berbasis kinerja/Performance-
based assessments (PBAs), 3) Portofolio, 4) Penilaian diri siswa, 5)
Peerassessment, 6) Sistem Respon Siswa/Student response systems
11
siswa. Rubrik memungkinkan guru untuk mengukur keterampilan
dan kemampuan tertentu yang tidak dapat diukur oleh sistem
pengujian standar untuk menilai pengetahuan siswa.
12
Tabel Contoh Kontrak Belajar Siswa
Kontrak belajar siswa: Topik atau tujuan Tanggal:
(nama siswa)
Sumber, alat dan bahan yang diperlukan: Penilaian pembelajaran (formatif dan
sumatif)
Tanda tangan siswa
4) Penilaian/Refleksi Diri
Penilaian/refleksi diri merupakan teknik penilaian terhadap diri
sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Penilaian/refleksi diri adalah keterampilan
yang penting untuk dikembangkan dan didukung dalam
pembelajaran.
13
6) Observasi
Observasi dapat dilakukan guru terhadap pikiran atau ide siswa,
terhadap kinerja siswa, sikap siswa, atau kegiatan dan aspek lain
dari siswa dalam pembelajaran. Observasi dapat dilakukan guru
terhadap siswa pada saat presentasi diskusi, praktikum, bekerja
dalam kelompok, atau kegiatan lain dalam pembelajaran. Observasi
menjadi kegiatan penting untuk mengetahui pemahaman dan
kemampuan atau keterampilan abad ke-21. Hasil observasi dapat
dicatat dalam bentuk catatan anekdot yang dikombinasikan dengan
rubrikatau daftar cek, diselaraskan dengan tujuan pembelajarannya.
14
Tabel Contoh Buku Harian Kemajuan Proyek
Tanggal Progres Bukti
Tujuan apa yang telah saya laksanakan?
8) Peta konsep
Peta konsep adalah penataan konsep secara grafis yang dapat
digunakan sebagai alat pembelajaran, juga dapat digunakan untuk
mengases pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan berpikir
kritis siswa. Guru dapat menilai peta konsep siswa berdasarkan
kedalaman pengetahuan, keakuratan hubungan antar konsep,
kemampuan untuk memilah dan mengorganisasi informasi, dan
target lain dari pembelajaran.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan
generasi abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) memiliki pengaruh yang begitu pesat pada kegiatan pembelajaran.
Pengaruh TIK pada pembelajaran menuntut siswa maupun guru untuk
menguasai teknologi sehingga memiliki ketrampilan dalam penggunaan
teknologi. Teknologi memiliki peran dalam masyarakat maupun dalam
kelas dan teknologi dapat digunakan sebagai alat dalam kegiatan
pembelajaran yang mendalam.
2. Berdasarkan penjelasan pembelajaran abad 21, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran abad 21 harus mampu menghasilkan SDM yang
memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, memecahkan
masalah, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi informasi,
mampu mengambil keputusan, serta memiliki karakter yang kuat dan
positif. Beberapa aspek kompetensi tersebut di atas dapat dicapai
manakala peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tingginya (Higher Order
Thinking Skills = HOTS).
3. Evaluasi Model pembelajaran abad 21 dapat melalui penilaian tingkat
tinggi (HOts) dan penilaian sumatif dan formatif.
4. Teknologi Digital Dalam Penilaian
5. Teknologi digital memainkan peran yang semakin penting dalam semua
jenis penilaian.
6. Enam Strategi Penilaian Yang Efektif : Berikut ini dijelaskan enam alat
dan strategi penilaian yang menunjukkan dampak pengajaran dan
pembelajaran serta membantu guru mengembangkan lingkungan belajar
abad 21 di kelas: 1) Rubrik, 2) Penilaian berbasis kinerja/Performance-
16
based assessments (PBAs), 3) Portofolio, 4) Penilaian diri siswa, 5)
Peerassessment, 6) Sistem Respon Siswa/Student response systems
B. Saran
Semoga makalah ini bisa memberi manfaat dan pengetahuan untuk
pembaca dan meningkatkan kemampuan untuk menulis lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat, S., Informasi, T., & Komunikasi, D. (2015). the Development of the
21St Century Learning Model Using Web 2.0 Technology. Jurnal Teknodik,
19(April), 1–11.
Huang, L. J., Fan, E., Hu, K. L., & Feng, S. (2020). Research and Practice of
Flipped Classroom in Data Structure. Journal of Computers, 31(5), 302–309.
https://doi.org/10.3966/199115992020103105023
18