Anda di halaman 1dari 3

LINGKUNGAN LITERASI ABAD 21

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-


21, salah satu keterampilan yang harus dikuasi adalah berpikir kritis dan
pemecahan masalah. Pembelajaran abadke-21 tidak hanya menuntut siswa
sekedar mampu menguasai materi pelajaran, akan tetapi cakap dalam
menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya nanti. Kompetensi pendidikan
abad 21 di Indonesia pada dasarnya sudah diadaptasi dalam Kurikulum 2013,
Selain konsep keterampilan abad 21, kurikulum 2013 juga mengadopsi dua
konsep utama lainnya, yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik
(Wahyudin, Rusman, & Rahmawati, 2017). Pembelajaran yang menggunakan
konsep pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang membuat peserta didik
aktif dalam menemukan dan memecahkan masalah merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan serta menganalisis
datan menarik kesimpulan dan mengkimunikasikan konsep yang ditemukan
(Machin, 2014).
Untuk membentuk siswa seperti yang diharapkan, maka dalam proses
pembelajaran siswa harus dilibatkan secara aktif dalam memperoleh
pengetahuan. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator untuk memcapai
tujuan tersebut. Pendidik juga harus bisa merangsang rasa ingin tahu dan
memotivasi siswa dalam belajar. Selain itu, sebagai seorang pendidik
seharusnya dapat menginternalisasikan pemahaman dan sikap peduli terhadap
lingkungan di dalam setiap aktifitas pembelajaran. Langkah ini diharapkan
mampu menyiapkan peserta didik yang memiliki kepedulian lingkungan, karena
aktifitas-aktifitas yang dilakukan di lingkungan sekolah nantinya diharapkan
akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan tersebut diharapkan pula akan
menjadi sebuah karakter yang melekat kuat pada setiap peserta didik Dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan, maka diperlukan
literasi yang tinggi. Dengan adanya literasi lingkungan diharapakan siswa dapat
memecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan.
Teknologi selalu mengalami perubahan. Peserta didik harus terlatih
dalam penggunaan bahasa untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan
global abad ke-21. Manusia yang mengalami perubahan tata cara kehidupan
dari abad sebelumnya merupakan salah satu contoh yang termasuk dalam
Abad ke-21 yaitu abod globalisasi atau abad keterbukaan (Wijaya, Sudjimat, &
Nyoto, 2016)
Dalam pembelajaran abad ke-21 peserta didik dituntut untuk memiliki
keterampilan yang kompleks, seperti higher order thinking skills, skills in the
world of work, skills in using information, media and technology (Muhali, 2019).
Pendidikan abad 21 bertujuan agar peserta didik lebih responsif terhadap
perubahan dan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta
didik harus didorong untuk menguasai keterampilan-keterampilan abad 21.
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan instrumen yang dilakukan oleh
(Arsad, Soh, & Osman, 2010) terdapat 4 keterampilan yang termasuk abad ke-
21, yakni (1) literasi era digital, (2) pemikiran inventif, (3) komunikasi efektif, dan
(4) produktivitas tinggi, serta nilai-nilai spiritual.
Berdasarkan hasıl identifikasi Partnership for 21st Century Skills, untuk
mendorong pembelajaran abad ke-21 diperlukan enam elemen kunci, yaitu: (1)
inti dari pelajaran, (2) kreatifitas belajar, (3) penggunaan media abad ke-21
dalam meningkatkan keterampilan belajar, (4) pembelajaran dalam konteks
abad ke-21 (5) mengajar dan mempelajari isi abad ke-21 dan (6) mengukur
keterampilan dengan menggunakan penilaian abad ke-21 (Beers, 2012).
Selain keterampilan, pengetahuan dan tingkah laku pada abad 21 juga
dapat mempengaruhi penilaian akhir dalam pembelajaran. Ada beberapa mata
pelajaran yang termasuk dalam abad 21, misalnya matematika, ekonomi,
kewarganegaraan, dan sebagainya. Selain penguasaan pengetahuan mata
pelajaran tersebut, peserta didik harus diimbingai dengan tingkah laku yang
sesuai dengan abad 21. Salah satu perilaku yang termasuk dalam abad 21
adalah berliterasi lingkungan.
Literasi lingkungan merupakan persepsi dan kompetensi yang diperlukan
untuk mengembangkan pengetahuan dan kosep tentang lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari (Fidan & Ay, 2016). Kompetensi yang dimaksud
merupakan tingkat pengetahuan, kesadaran, dan perilaku yang terkait dengan
kondisi lingkungan sekitar. Seseorang yang memiliki literasi lingkungan yang
luas diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan lingkungan yang
ada. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21
adalah literasi lingkungan. Terdapat empat keterampilan yang harus dimiliki
pada abad 21, yaitu kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan
masalah, komunikasi, dan kolaborasi (Astuti, dkk. 2019). Literasi lingkungan
adalah pemahaman dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap aktivitas
manusia terhadap lingkungan maupun sumber daya alam (Derman, Sahin, &
Hacieminoglu, 2016).
Terdapat enam komponen utama yang ada dalam literasi lingkungan
menurut Suhirman (2020) yaitu pengetahuan ekologis, pemasyarakatan,
masalah lingkungan, pengetahuan dan perilaku yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Sejalan dengan komponen-komponen diatas, Prasetiyo
(2017) menjelaskan bahwa selain pengetahuan dan keterampilan tentang
linekunean neserta didik inea mampu menerankan komnonen tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Literasi lingkungan sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran abad
21 Dengan adanya kemampuan literasi lingkungan pada siswa, dapat
membantu dalam pencapaian kompetensi yang harus dicapai siswa dalam
pembelajaran abad 21 inı yaitu, berpikir kritis dan pemecahan masalah,
kreativitas, keterampilan omunikasi, dan emampuan untuk bekerja secara
kolaboratif Dalam penerapan untuk membangun kemampuan literası
lingkungan siswa, pendidik dapat menggunakan model dan media
pembelajaran yang dapat memberdayakan kemampuan literasi lingkungan
siswa.

Anda mungkin juga menyukai