Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Mata Kuliah: Pendidikan Anak Usia Dini


Dosen Pengampu: Dr. Muh Daud, M. Si.
Dian Novita Siswanti, S. Psi., M. Psi., Psikolog
Tri Sugiarti, S. Psi., M. Pd.

JENIS-JENIS RANCANGAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Disusun Oleh: Kelompok 4


Annisa Shalshabila Putri Agam (1871042131)
Dewani Tenri Bali (1871042071)
Elma Reska Utama (1871042029)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020.
A. Metode Montessori

Metode montessori merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh


Maria Montessori (1870-1952) dengan menggunakan konsep belajar sambil bermain
untuk anak-anak. Metode Montessori memiliki delapan prinsip yang digunakan dalam
metode Montessori, yaitu pentingnya keleluasaan anak dalam beraktivitas,
kemerdekaan anak dalam memilih sendiri apa yang mau dipelajari, pentingnya minat,
pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman, pentingnya
kolaborasi dengan teman sebaya, pentingnya konteks dalam pembelajaran, pentingnya
gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa, dan pentingnya keteraturan dan kerapian
lingkungan belajar.

B. Regio Emilia

Model pembelajaran Reggio Emelio mampu memberikan layanan dan bimbingan


pada anak usia dini yang siap memasuki sekolah formal untuk:

1. Memahami yang lain (tema atau orang lain) secara social dan mengekpresikan
diri melalui bahasa.
2. Memahami dan dapat mengikuti pembelajaran sederhana melalui bahasa.
3. Mengembangkan pengalaman fonologis dan pengetahuan alphabet.
4. Menambah pembendaharaan kata-kata dasar yang bermakna.
5. Konsep dasar penambahan pada numerasi/matematika seperti penjumlahan,
nilai-nilai nomor, keterpaduan, pengelompokan, penyusunan pemasangan,
bentuk dan ukuran.
6. Membiasakan mereka sendiri dengan rutinitas harian seperti: bernyanyi lagu
nasional, pelajaran, waktu istirahat, dan lain-lain. Termasuk, interaksi diruang
kelas seperti: ucapan salam pada guru, mengangkat tangan ketika bertanya
atau menjawab, menerima giliran dalam kegiatan, kerja kelompok dan lain-
lain disekolah
C. Bank Street

Dikembangkan Oleh Lucy Sprague Mitchell, Caroline Pratt, Harriet Johnson


(1878–1967). Ide Dasar dalam pendekatan Bank Street bahwa anak merupakan
pembelajar aktif, peneliti, eksplorer, dan artis. Proses belajar terjadi dalam konteks
sosial yang memungkinkan anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya.
Aspek perkembangan kognitif dan afektif merupakan suatu interkoneksi atau tidak
terpisah-pisah. pendekatan Bank Street memiliki prinsip yaitu:

1. Perkembangan berawal dari simpel ke kompleks.


2. Sifat individual terjadi secara kontinum.
3. Peningkatan perkembangan memerlukan waktu yang lama dan halhal baru
yang dipelajari.
4. Anak mempunyai motivasi dalam dirinya untuk secara aktif terlibat dengan
lingkungan.
5. Percaya diri anak terbentuk dari pengalaman dengan orang lain dan objek
dalam berinteraksi.
6. Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan konflik antara individu dan orang
lain.

D. Model pendekatan High/Scope


High/Scope bertujuan untuk mengembangkan cakupan keterampilan yang luas
pada anak, termasuk pemecahan masalah, interpersonal, dan kemampuan
komunikasi yang penting untuk keberhasilan hidup yang sangat cepat berubah
dalam masyarakat.

Pada prinsipnya ada beberapa prinsip dasar dari pendekatan High/Scope:


a. Berdasarkan teori konstruktif Piaget
b. Mementingkan pembelajaran aktif
c. Mementingkan benda-benda yang dapat dimanipulasi
d. Adanya peranan orang dewasa di dalam memfokuskan perhatian anak dan
penggunaan bahasa dalam pembelajaran
e. Menekankan pada pilihan dan kegiatan di dalam sentra
f. Mementingkan pengamatan dan penilaian (assessment)

Guru menciptakan konteks belajar di pendekatan High/Scope dengan


mengimplementasikan lima elemen penting, yaitu:
1. Proses belajar Aktif Pemikiran bahwa anak adalah sumber pembelajaran
mereka merupakan pusat dari kurikulum High/Scope.
2. Penataan Ruang Kelas Pengaturan kelas membuat anak untuk terlibat secara
personal, untuk mendapatkan pengalaman belajar yang berarti. Selain itu kelas
berisi tiga atau lebih area yang mendorong untuk dipilih.
3. Jadwal Harian Jadwal harian mempertimbangkan level enyediakan 60 -70
menit untuk proses plan-do-review, menyediakan isi area, sebisa mungkin
konsisten sepanjang hari dan meminimalisasikan jumlah transisi.
4. Assesment Guru tetap memperhatikan tentang tingkahlaku yang signifikan,
perubahan, ucapan, dan hal yang dapat membantu lebih baik dalam memahami
cara berfikir dan belajar anak
5. Kurikulum Kurikulum High/Scope berasal dari 2 sumber: minat anak dan key
experience (pengalaman utama), yang merupakan daftar perilaku pembelajran
yang dapat diamati.

E. BCCT (Beyond Centers and Circle Time)

BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau yang biasa disebut pendekatan
sentra dan saat lingkaran yang berpusat pada anak. Sentra main adalah zona atau
area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai
pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam
tiga jenis permainan, yakni main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan.
Sedangkan saat lingkaran adalah saat pendidik duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah main.
Dalam BCCT ini anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain
sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran. Adapun sentra dalam model ini,
yakni : Sentra Imtaq (Iman dan Taqwa), Sentra Balok, Sentra Bermain Peran,
Sentra Seni dan Kreativitas, Sentra Musik dan Olah Tubuh, Sentra Bahan Alam
dan sentra yang lainnya.

Tiga fungsi utama dalam metode BCCT. Fungsi tersebut adalah dalam rangka
melejitkan
1. Kecerdasan anak
2. Penanaman nilai-nilai dasar
3. Pengembangan kemampuan dasar

Tujuan penerapan pembelajaran BCCT ini adalah untuk memberi kesempatan


kepada semua anak untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
kegiatan belajar. Agar terlaksana dengan baik, anak disiapkan ragam main dalam
sentra-sentra dan anak bebas memilih ragam main yang diinginkan. Selama berada
dalam sentra, tugas pendidik adalah memberi dukungan dan mengembangkan
gagasan main anak. Anak boleh berinteraksi dan saling membantu di antara teman
dalam menyelesaikan kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Nugrahanta, Rismiati, Anugrahana, dan Kurniastuti. (2016). Pengembangan alat peraga


matematika berbasis metode montessori papan dakon operasi bilangan bulat untuk siswa
sd. Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Vol.20 (2), 103-116.
Yulsyofriend,Yaswinda, dan Zulminiati. (2013). Pelaksanaan model reggio emelio pada
pembelajaran anak usia dini di taman kanak-kanak assyofa padang. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan. Vol. XIII (1), 52-57.

Anda mungkin juga menyukai