A. PENDEKATAN MONTESSORI
1. Sejarah dan fi losofi
Filosofi dan kurikulum dari metode Montessori dikembangkan oleh dokter dari
Italia yang bernama Maria Montessori. Metode Montessori muncul menjadi model
kurikulum untuk anak-anak usia prasekolah yang disebarkan dan direplikasi secara
luas. Lewat pengamatannya bertahun-tahun, dia menemukan keunikan
setiap anak sebagai berikut :
a. Masa peka (sensitive period)
Ada masa tertentu dalam kehidupan anak yang sangat mudah menerima
rangsangan. Dia menyebutkan 4 tahap perkembangan yaitu :
1) Lahir – 6 th : masa eksplorasi sensoris.
Masa ini anak akan menciptakan pengetahuannya melalui
pengalaman-pengalaman sensoris.
2) Usia 6-12 tahun : eksplorasi konsep
Anak mengembangkan kekuatan berpikir abstrak dan imajinasinya
3) Usia 12-18 tahun : eksplorasi humanistik
Anak memahami posisinya di masyarakat dan tahu cara berkontribusi
pada dunianya.
4) Usia 18-24 tahun : eksplorasi khusus
Menemukan keberadaan dirinya bagian dari dunianya. Montessori
percaya bahwa setiap orang memiliki kebutuhan untuk menemukan
karya yang bermakna.
2
Lingkungan dipersiapkan dengan materi-materi yang telah terstruktur
misalnya berupa:
a. Materi sensorial
Anak dapat berlatih untuk memperluas dan memperhalus persepsi
sensorinya. Materi yang digunakan adalah alat-alat yang mengandung
konsep tentang ukuran, bentuk, warna, suara, tekstur, bau, berat ringan,
dll.
b. Materi konseptual
Materi ini merupakan bahan-bahan konkret untuk melatih anak
membaca, menulis, matematika dan pengetahuan sosial.
c. Materi kehidupan praktis (sehari-hari)
Pembelajaran yang diberikan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya menyapu lantai, mencuci piring, menyiram tanaman,
mengancingkan baju, dll. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
menumbuhkan karakter anak dalam hal kemandirian.
3
PENDEKATAN HIGH/SCOPE
4
bahasa dan keaksaraan, inisiatif dan hubungan sosial, gerakan, musik,
klasifi kasi, seriasi, bilangan, ruang, dan waktu.
3. Peranan pendidik
Pendidik harus mendapatkan pelatihan tentang High/Scope dari pusat jika akan
mengajar dengan pendekatan ini. Pendidik memiliki peranan sebagai berikut:
a. Strategi interaksi yang positif
b. Berfokus pada kekuatan anak
c. Membangun hubungan dengan anak
d. Mendukung ide-ide bermain anak
e. Mengembangkan ketrampilan dalam bertanya kepada anak untuk
memperkuat pembelajaran, refleksi, dan komunikasi.
f. Mengajak anak untuk memecahkan masalah jika terjadi konflik sosial.
5
d. Adanya peranan orang dewasa di dalam memfokuskan perhatian anak
dan penggunaan bahasa dalam pembelajaran
e. Menekankan pada pilihan dan kegiatan di dalam sentra
f. Mementingkan pengamatan dan penilaian (assessment)
1. Konsep :
a. Gambaran dari anak
Anak dianggap sebagai individu yang kompeten, kuat, suka menemukan,
dan penuh ide.
b. Lingkungan sebagai pendidik ketiga perlu dirancang dengan baik.
Lingkungan pembelajaran disiapkan dengan cermat untuk memfasilitasi
hubungan sosial dan pemahaman untuk menumbuhkan nilai-nilai keindahan.
c. Adanya hubungan di antara anak, pendidik, dan orangtua
Adanya kolaborasi antar pendidik, anak dan pendidik, anak dan anak, anak
dan orangtua, dan komunitas yang lebih besar.
d. Dokumentasi
Memberikan penguatan terhadap pengalaman anak melalui proses
dokumentasi yang berkesinambungan.
e. Progettazione
Perencanaan yang fleksibel agar anak dapat menginvestigasi lebih jauh
melalui kolaborasi dengan anak, orangtua, dan komunitas yang lebih besar.
f. Provokasi
Pendidik perlu memperhatikan minat anak dan
mendorong/mengembangkan lebih jauh pemikiran dan tindakan anak.
g. Seratus bahasa dari anak
Mendorong anak untuk membuat representasi simboli dari ide-ide mereka
dan memberikan mereka banyak media untuk merepresentasikan ide-ide
tersebut.
2. Struktur program
6
Anak bisa bekerja sendiri, di dalam kelompok kecil, di dalam atau di luar
ruangan, bisa di learning center, atau studio. Kegiatan ini dapat berlangsung
selama berjam-jam, berhari-hari atau berbulan-bulan.
a. Anak berada di dalam kelas dengan 25 anak dengan 2
pendidik.
b. Anak, pendidik, dan keluarga bersama-sama selama 3 tahun
c. Ketika sedang membuat suatu proyek, anak berada di dalam kelompok kecil
dengan jumlah maksimal 5 anak.
d. Konflik yang terjadi di dalam interaksi sosial termasuk negosiasi,
pertentangan, dll bukan dipandang sebagai pembelajaran sosial, tetapi
bagian yang penting dari proses kognisi.
7
b. Pendidik memfasilitasi anak untuk memperluas proyek.
c. Anak juga mengerjakan kegiatan seperti pada umumnya, misalnya
membaca buku, bermain drama, dsb.
d. Setiap langkah dari semua kegiatan, pendidik mengamati,
mendiskusikan, dan menginterpretasikan bersama anak. Dengan berdiskusi
dalam kelompok, dan membahas kembali pengalaman mereka, anak akan
makin memahami.
5. Peranan pendidik
a. Membangun pengetahuan dan pemahaman anak
b. Menjadi seorang pendengar yang baik dan observer.
c. Mendokumentasikan hasil kerja anak dan mendiskusikannya dengan
pendidik-pendidik yang lain setiap minggu.
d. Menjadi partner bagi anak di dalam proses pembelajaran.
e. Pedagogista
Seseorang tidak hanya sebagai koordinator, konsultan pendidikan, tetapi
mereka juga bekerja dengan beberapa pra sekolah dan center untuk infant-
toddler.
8
PENDEKATAN KREATIF
9
besar serta menciptakan komunitas kelas sehingga anak dapat berhubungan
dengan baik bersama anak lain serta mampu memecahkan masalah.
d. Pendidik berperan menjadi pengamat dan menggunakan bermacam-macam
strategi untuk memandu pembelajaran. Sistem pelaksanaan, penilaian yang
autentik berdasarkan observasi yang dibuat setiap hari di dalam kelas akan
memampukan pendidik untuk merencanakan setiap anak maupun kelompok.
e. Bermitra dengan orangtua dengan penekanan pada komunikasi untuk
mendukung pembelajaran di sekolah.
f. Membantu pendidik untuk memahami bagaimana bekerja dengan anak pada tingkat
perkembangan yang berbeda untuk mempertinggi pembelajaran.
g. Menyediakan petunjuk pelatihan dan sumber audiovisual.
2. Lingkungan pembelajaran
Anak-anak dapat belajar di dalam sentra-sentra pembelajaran yang
menyenangkan seperti sentra balok, bermain peran, mainan dan permainan,
seni, perpusakaan, penemuan, pasir dan air, musik dan gerakan, memasak,
komputer, dan kegiatan outdoor.
Material yang digunakan harus beragam dan harus diorganisasi sehingga dapat
memperkuat pembelajaran dan memenuhi kebutuhan anak. Anak didorong
untuk aktif menentukan pilihan dari sejumlah bahan-bahan yang cocok dengan
anak. Kelas dirancang untuk bisa menerima anak dari berbagai keluarga yang
berbeda, untuk memberikan kesempatan pada anak agar mandiri, dan
mendukung minat dan kemampuan anak secara individu.
Di dalam kelas dengan pendekatan kurikulum kreatif anak terlibat secara aktif.
Materi pembelajaran dipelajari melalui investigasi dan bermain sehingga anak
mengalami sendiri pembelajaran tersebut.
10
c. Menekankan pada kualitas bahan-bahan dan pengaturan lingkungan
pembelajaran
d. Fokus pada pengamatan dan penilaian agar dapat mencapai tujuan
perkembangan anak secara menyeluruh
e. Mementingkan hubungan dengan keluarga dan antara anak dan
pendidik.
Beyond Centers and Circle Times (BCCT) berakar pada Kurikulum Kreatif ini
yang merupakan penggabungan dari berbagai pendekatan lain. Setelah
dicoba diterapkan di Indonesia, pendidikan anak usia dini di beberapa
wilayah di Indonesia mulai mengalami perubahan yang lebih baik, dari
semula menggunakan cara-cara konvensional, kini mulai menuju ke arah
pendekatan konstruktif. Meskipun penerapan BCCT di Indonesia belum
maksimal, namun setidaknya mulai dirasakan manfaatnya oleh sebagian
anak, pendidik, dan orangtua.
11
PRINSIP UMUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
5. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks,
dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
a. Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan
oleh inderanya (dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar) ke hal-hal yang bersifat
imajinasi. Misalnya anak bayi sampai 1 tahun mengenal buah apel dengan cara
memegang, mencium, merasakan, melihat bentuknya, mendengarkan namanya.
Anak usia 2 tahun belajar tentang buah apel dengan cara memainkan buah apel
13
mainan untuk main peran, sedangkan anak usia 4 tahun dapat membayangkan buah
apel dalam pikirannya lalu dituangkan ke dalam lukisan, playdough, dan lainnya
sebagai hasil buah pikiran anak.
b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit,
misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak
memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.
c. Kemampuan komunikasi anak dimulai dengan menggunakan bahasa tubuh
lalu berkembang menggunakan bahasa lisan.
d. Anak memahami lingkungannya dimulai dari hal-hal yang terkait dengan
dirinya sendiri kemudian ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan
dirinya sampai kepada lingkungan yang lebih luas.
Dengan demikian pendidik harus menyediakan alat-alat main yang paling konkrit sampai
alat main yang bisa digunakan sebagai pengganti benda yang sesungguhnya. Pendidik
juga harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan kemampuan
bahasa anak melalui kegiatan main.
7. Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan
teman sebaya yang ada di lingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan
cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-teman yang dekat
dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru anak. Melalui cara ini
anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati, menghargai, atau pengetahuan
dan keterampilan lainnya. Pendidik dan orang-orang dewasa di sekitar anak seharusnya
peka dan menyadari bahwa dirinya sebagai model yang pantas untuk ditiru anak dalam
14
berucap, bersikap, merespon anak dan orang lain. Pendidik seharusnya memiliki waktu
untuk berinteraksi dengan anak dalam kelompok besar, kelompok kecil, dan secara
individu. Pendidik juga harus mendukung anak bermain sendiri, dengan kelompok kecil,
dan bermain dengan kelompok besar. Selain itu pendidik harusnya memberi pengalaman
kepada anak bermain dengan anak lain yang lebih kecil, sebaya, lebih besar, dan orang
dewasa untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
kematangan emosinya.
15
kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang wirausaha yang
dapat meningkatkan perekonomian negara.
12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya. PAUD merupakan wahana
anak tumbuh dan berkembang sesuai potensi dengan berdasarkan pada sosial budaya
yang berlaku di lingkungan. Pendidik seharusnya mengenalkan budaya, kesenian,
dolanan anak, baju daerah menjadi bagian dari setting dan pembelajaran baik secara
regular maupun melalui event tertentu.
16
13. Melibatkan peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para pendidik di
lembaga PAUD. Orangtua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran,
ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program
pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan pendidikan
anak di rumah. Untuk seharusnya lembaga PAUD memiliki jadwal pertemuan orang tua
secara rutin untuk berbagi informasi tentang kebiasaan anak, kemajuan, kesulitan,
rencana kegiatan bersama anak dan orang tua, harapan-harapan orang tua untuk
perbaikan program, dst. Dengan adanya program orang tua diharapkan stimulasi yang
anak dapatkan di lembaga dan di rumah menjadi sejalan dan saling menguatkan.
17
PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
18
Perencanaan program belajar anak usia dini harus menyeluruh (mencakup semua aspek
perkembangan), seimbang (antara aspek satu dengan lainnya), dan sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yaitu:
1. mengembangkan semua aspek perkembangan.
2. memuat tujuan pembelajaran berdasarkan pada minat dan kebutuhan anak
3. kegiatan yang direncanakan membangun pengalaman anak baik bekerja secara
individu maupun dalam kelompok
4. memuat ragam pilihan kegiatan main yang mendukung main sensorimotor, main
peran, dan main pembangunan
5. mendukung kegiatan main yang menyenangkan, menantang, dan menyatu dengan
kehidupan sehari-hari
6. berbasis pada budaya setempat dan mengenalkan ragam budaya dalam kegiatan
yang sesuai
7. mengembangkan wawasan anak tentang diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya
8. mendukung keterlibatan orang tua
19
3. Penyusunan Rencana Pembelajaran Toddler Besar (2 – 3 tahun)
Rencana pembelajaran toddler besar perlu memperkuat kegiatan sensorimotor,
memunculkan kegiatan main peran dan main pembangunan, serta mendukung
munculnya kemampuan awal membaca.
20
Tahap selanjutnya menetapkan konsep pengetahuan yang akan dibangun pada anak.
Konsep pengetahuan ini mencakup keaksaraan, matematika, ilmu alam/sains, dan
ilmu sosial.
Materi pembelajaran dikembangkan dari indikator kemampuan menjadi kemampuan
yang lebih terukur dan dapat diamati.
21
Alat dan bahan main yang dipilih sebaiknya berasal dari alam dan bahan-bahan daur
ulang, seperti: kayu, bambu, tanah liat, pasir, daun-daunan, biji-bijian, batu, kardus
bekas, kotak bekas, sisa talang air, pipa paralon, payung rusak, kawat-kawat lunak,
dsb sehingga memberi gagasan pada anak untuk menggunakan dalam banyak cara
yang kreatif dan mendukung anak untuk membuat pilihan, meneliti dan
menginvestigasi, menggali lebih dalam, bereksperimen, dan membangun
pengetahuan baik secara sendiri maupun berkelompok dengan dukungan dan
lingkungan yang sudah disiapkan guru.
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Bayi (0-1 tahun)
Unsur paling penting pada program bayi adalah pendidik yang melakukan interaksi
dengan bayi. Setiap anak harus memiliki orang dewasa yang memperhatikan
kebutuhannya. Pendidik lainnya dapat saja bermain, berbicara, atau juga merawat
anak, tetapi pendidik khusus yang menangani harus tetap ada untuk membangun
kemampuan rasa percaya dan komunikasi dengan anak dan orang tuanya.
Untuk kelompok bayi disediakan berbagai alat main yang dapat dieksplorasi oleh
anak, dan ditata menurut jenis alat permainannya. Pendidik harus banyak melakukan
stimulasi penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman anak.
Pendidik sebaiknya tidak memaksakan anak mengikuti jadwal yang disusun oleh
lembaga, karena bayi memiliki jadwal harian masing-masing. Rasa percaya bayi
dikembangkan dan hubungan positif diciptakan saat keperluan bayi terpenuhi
dengan penuh kasih sayang, menyenangkan, dan penuh perhatian dari pendidiknya.
Oleh karena itu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran perlu menyesuaikan
dengan tahap perkembangan bayi. Dalam kegiatan pembelajaran orang tua
diharapkan terlibat aktif membantu menyiapkan alat dan bahan main, dan
melanjutkan pendidikan dan pengasuhan di rumah.
Penataan Lingkungan untuk bayi:
a. Bayi tidak memerlukan pembagian sentra, karena itu lingkungan untuk bayi dapat
ditata lebih lapang agar bayi dapat bergerak leluasa.
b. Tempat untuk mengganti popok dan kebersihan bayi harus dipisahkan secara
khusus karena harus benar-benar higienis.
22
c. Lingkungan untuk main dapat ditempatkan di dalam ataupun di luar ruangan
dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, dan dapat merangsang anak
untuk melakukan kegiatannya.
d. Dilengkapi APE yang sesuai dengan kebutuhan bayi (yang dapat digigit,
mengeluarkan bunyi, dapat bergerak, berwarna terang, dan beragam tekstur).
e. Saat bermain, bayi berinteraksi dengan mainan, bayi lainnya, dan pengasuhnya.
f. Lingkungan untuk program bayi harus dapat diperkirakan oleh bayi, artinya bayi
dibiasakan untuk mengetahui tempat bermain, tempat tidur, tempat mengganti
popok.
g. Warna-warna ruangan yang digunakan hendaknya berwarna lembut. Warna biru
langit adalah warna paling sesuai untuk bayi. Perabot dengan warna kayu dan
dinding dengan warna biru langit merupakan dekorasi yang cocok untuk bayi.
23
beragam dengan berbagai tekstur untuk mengembangkan konsep diri yang
positif, rasa ingin tahu, keseriusan, dan kepekaan terhadap dunianya.
b. Kemampuan bahasa anak usia ini masih terbatas, karenanya pendidik harus
tanggap terhadap tangisan anak, apakah karena kesakitan akibat kecelakaan,
frustasi, atau ketakutan. Memahami jenis tangisan anak memberikan informasi
kepada pendidik dalam memberikan bantuan yang tepat.
c. Pada saat kegiatan makan anak diberi kesempatan makan sendiri, walaupun
masih berceceran. Anak dibiasakan membersihkan mejanya setelah makan.
Program ini membentuk disiplin, konsep diri positif, membangun hubungan
dengan kelompok, karena usia ini masih tahap sosial soliter (sendiri-sendiri).
Pengalaman makan sendiri juga baik untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus dengan menekankan pada kematangan koordinasi mata-tangan dengan alat
yang digunakannya sebagai latihan untuk menulis.
24
d. Saat merapihkan mainan hendaknya anak dilibatkan, untuk menanamkan rasa
tanggung jawab dan disiplin. Ketika anak menyimpan alat/bahan main sesuai
dengan jenis, warna, ukuran, dan fungsinya, berarti anak telah belajar
mencocokan, klasifikasi, persamaan dan perbedaan.
e. Program belajar ditujukan juga untuk pengembangan kosa kata baru. Pengenalan
kosa kata dilakukan di semua kegiatan, termasuk saat makan.
Perkembangan bahasa anak usia ini sangat pesat, sehingga pendidik perlu
mengembangkan kemampuan bahasa dalam semua kesempatan bermain dengan
anak. Di usia ini kemampuan anak mengklasifikasi dimulai dengan klasifikasi
warna, bentuk dan ukuran. Pada kelompok usia yang lebih besar klasifikasi
dikembangkan menurut jenis, kelompok, manfaat, atau ciri lain yang lebih spesifik.
25
sampai 8 anak. Kegiatan pembelajaran diawali dengan dukungan guru sebelum
bermain, selama dan sesudah bermain.
26
g. Anak-anak memilih alat mainan yang disukainya dan pendidik memberi
pijakan bermain
27
f. Saat anak rewel sejak datang pendidik berkata ; ” hari ini semua
warnamu pinky warna yang ceria, tapi hatimu sedang tidak enak ya..bermainlah
dengan temanmu supaya hatimu ceria seperti warna bajumu.”
JADWAL HARIAN
07.15 – 08.30 : anak-anak datang langsung main bebas Orang tua yang mengantar wajib
mengisi daftar kehadiran anak berisi nama anak, jam kedatangan, dan
paraf orang tua. Setiap anak yang datang disambut oleh pendidik dengan
sapaan dan pelukan, hingga anak siap ditinggal orang tua. Setelah siap
anak langsung memilih mainan yang sudah disediakan, tidak
diperkenankan mengambil mainan yang tidak diseting. Semua kelompok
bermain bersama dalam satu tempat.
28
Membangun perhatian secara terfokus pada anak bayi hingga toddler
dilakukan dengan menggunakan nyanyian, kalimat lengkap dan bahasa
tubuh.
09.00 – 09.30 : sarapan pagi Saat satu pendidik memimpin cirle time, pendidik lainnya
menata meja untuk sarapan dengan jumlah kursi sesuai dengan jumlah
anak di kelompoknya.
1. Kelompok makan sama dengan kelompok main. Pada anak Toddler
anak masih bermain dalam kelompok yang sama. Kelompok makan
dibimbing oleh pendidik yang tetap.
2. Kegiatan makan digunakan untuk memperkenalkan rasa, bau,
jumlah, asal pembuatan, sosial (menanyakan siapa yang tidak hadir),
pengembangan bahasa, bilangan, warna.
3. Waktu makan digunakan untuk membangun disiplin dan mengenal
kebutuhan diri sendiri. Bila anak tidak mau makan, pendidik tidak
memaksa atau tidak menyuapinya (kecuali anak yang berkebutuhan
khusus) juga menyiapkan kembali. Jika anak lapar di luar waktu makan
karena tadi anak menolak makan, maka itu konsekuensi yang harus
diterima anak.
4. Anak diperbolehkan untuk menambah makanan yang disajikan
dengan permintaan yang diucapkan atau menggunakan bahasa isyarat
(jika anak belum pandai bicara), maksudnya agar anak terbiasa
menggunakan bahasa untuk menyampaikan kebutuhan dan
pikirannya.
29
2. lego besar berwarna dari plastik di atas meja untuk 6 anak
3. kursi goyang ukuran anak untuk 4 anak
4. mobil-mobilan truk proyek dari plastik untuk didorong untuk 6 anak
5. pemotong rumput plastik ukuran anak untuk 5 anak
6. dorongan bayi dengan boneka plastik untuk 5 anak
7. binatang plastik dan kandang di atas meja untuk 4 anak
8. mobil-mobilan plastik besar untuk didorong untuk 5 anak
9. setir mobil ditempel di pintu pagar untuk 2 anak
10. mobil-mobilan plastik kecil di atas meja dengan rumah untuk 5 anak.
Kegiatan Main
1. Main bebas di luar merupakan bagian dari kegiatan harian. Untuk
anak toddler kebutuhan bergerak di ruang bebas masih besar.
2. Main bebas di luar diikuti bersama oleh semua anak dari semua
kelompok toddler.
3. Saat main bebas anak diajak mengamati kejadian di lingkungan.
Misalnya saat angin bertiup pepohonan bergerak dan daun-daun
berguguran, lalu pendidik berkata ,” lihat pohon bergerak ditiup
angin, daun tua berjatuhan. Kita merasakan angin mengusap dingin
kulit tangan kita. Ayo kita panggil angin .. angin.. angin..” pendidik
bergerak seolah-olah pohon tertiup angin, anak-anak mengikutinya.
4. Main bebas membolehkan anak berlari, bergulingan di tanah, duduk
bebas di pasir dan gerakan motorik kasar lain yang tidak
diperkenankan dilakukan di dalam ruangan.
11.15 – 11.30 : beres-beres, persiapan untuk pulang Setelah semua anak berkumpul
membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak menyanyi atau
membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan esok hari, dan
menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.
Pendidik meminta salah satu anak untuk memimpin doa penutup. Ini
dilakukan setiap hari secara bergiliran untuk setiap anak .
30
berdasarkan warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman
lebih dahulu.
31
disusun.
i. Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main (digali dari anak), memilih
teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan
mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
j. Pendidik mengatur teman main dengan memberi kesempatan kepada anak
untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak
tertentu sebagai teman mainnya, maka pendidik agar menawarkan untuk
menukar teman mainnya.
k. Setelah anak siap untuk main, pendidik mempersilakan anak untuk mulai
bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, pendidik dapat menggilir
kesempatan setiap anak untuk mulai bermain, misalnya berdasarkan warna baju,
usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur.
32
l. Memberi dukungan pada anak agar meningkat kemampuannya.
33
EVALUASI PEMBELAJARAN
34
Rekaman foto anak perlu diurutkan dari waktu ke waktu sehingga nampak proses
kegiatan yang dilakukan anak. Selanjutnya pendidik dapat memberikan analisa
terhadap foto tersebut yang mencerminkan proses kegiatan dan perkembangan
yang diperoleh anak saat melakukannya.
d. Rekaman video
Apabila memungkinkan, rekaman dalam bentuk video akan sangat bermanfaat
untuk mengamati proses kegiatan bermain anak. Dengan menggunakan rekaman
video, anak akan dapat diamati lebih menyeluruh baik gerakannya, perubahan
mimic wajah, intonasi suara, kata-kata yang diucapkan, dll.
e. Checklist.
Checklist merupakan cara mudah dan sederhana dalam menuangkan hasil
pengamatan terhadap anak. Dengan memasukkan penilaian kita ke dalam kolom-
kolom yang tersedia maka lebih banyak anak dan kemampuan yang dapat diamati
dalam waktu yang terbatas
35
b. Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan teknik evaluasi yang menuntut anak usia dini untuk melakukan
tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati, misalnya meniti papan titian,
membuat rumah-rumahan, menggambar, dll.
c. Hasil Karya
Hasil karya merupakan hasil kerja anak usia dini setelah melakukan sesuatu kegiatan,
dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Misalnya: membuat gambar seri,
membuat kipas, dan sebagainya
d. Wawancara (Percakapan)
Wawancara (percakapan) merupakan suatu teknik evaluasi yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau penalaran anak usia dini mengenai sesuatu hal. Misal:
tentang nama, jenis kelamin, anggota keluarga, dan sebagainya.
36
c. membantu pendidik PAUD memahami profil perkembangan anak usia dini
secara lebih lengkap.
d. memberikan gambaran perkembangan anak usia dini dari waktu ke waktu.
e. merupakan sarana evaluasi perkembangan anak usia dini secara interaktif.
37
d. menjadi teladan bagi para pendidik.
e. mengembangkan profesi pendidik melalui himbauan untuk terus
belajar, berdiskusi, mengikuti pelatihan/ seminar, dll.
D. Teknik Supervisi
Teknik yang dapat digunakan antara lain :
1. Teknik yang berhubungan dengan kelas :
a. observasi kelas
38
b. kunjungan kelas
2. Teknik dengan berdiskusi :
a. pertemuan formal (mis : rapat pendidik)
b. pertemuan informal
3. Supervisi yang direncanakan bersama
4. Teknik supervisi sebaya
E. Sasaran Supervisi
Sasaran dari supervisi adalah para pendidik yang menjalankan program pembelajaran
di lembaga PAUD.
F. Pelaksana Supervisi
Pelaksana supervisi disebut supervisor, yang dapat dilaksanakan oleh :
1. Yayasan
2. Dinas
3. Kepala sekolah
4. Rekan pendidik
5. Diri sendiri
G. Pelaksanaan Supervisi
Pelaksanaan supervisi dapat dilakukan secara harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semester ataupun tahunan. Juga dapat dilakukan setelah suatu program selesai.
40
PENILAIAN KINERJA PENDIDIK
DI PAUD ....................................
I. ASPEK PENILAIAN
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
1 2 3 4
A ASPEK KEPRIBADIAN
1. Pemahaman terhadap Pekerjaan
a. Paham pentingnya bermain bagi anak
b. Paham perkembangan anak
c. Paham terhadap proses pembelajaran PAUD berpusat
pada anak
d. Paham dalam membuat RKP
e. Paham cara mengevaluasi pembelajaran
2. Kejujuran dan Integritas
a. Selalu berkata benar
b. Melakukan perbuatan-perbuatan yang benar
c. Selalu siap melaksanakan tugas yang diberikan
d. Dapat dipercaya dalam melakukan tugas
e. Loyal terhadap pekerjaan dan sekolah
3 Disiplin dan Kerajinan
a. Menyelesaikan tugas pada waktunya.
b. Rajin dalam kehadiran di sekolah
c. Datang tepat waktu
41
d. Mematuhi tata tertib sekolah
4 Motivasi dan Kemauan Berprestasi
a. Memiliki kemauan untuk mengembangkan diri
b. Rajin membaca buku-buku tentang pendidikan anak
c. Senantiasa ingin terus belajar
d. Berani berkompetisi
e. Selalu ingin memberikan hasil yang terbaik
f. Tidak pernah mengeluh dan berputus asa
g. Memiliki inisiatif untuk memajukan pekerjaannya.
5. Komunikasi dan Kerjasama
a. Tidak berkata kasar dengan lawan bicara
b. Dapat menyampaikan sesuatu dengan kalimat yang
benar
c. Menyampaikan maksud dengan sopan santun
d. Dapat menerima pendapat orang lain dan tidak
memaksakan kehendak.
e. Memberikan perhatian saat orang lain berbicara
f. Selalu menjalin komunikasi dengan rekan kerja dan
pimpinan.
6 Kreatif dan Inovatif
a. Memiliki ide-ide baru
b. Mengembangkan diri dan kelas yang diampunya
c. Menyelesaikan masalah dengan cara-cara kreatif
7 Tanggung jawab
a. Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab
b. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan
pekerjaan.
c. Tidak melemparkan tugas yang diberikan kepada
orang lain
d. Menyelesaikan tugas dengan tuntas dan sebaik-
baiknya
42
e. Memberikan laporan setiap tugas yang diberikan
f. Mampu melakukan koreksi pada hasil pekerjaan
8 Kepemimpinan
a. Mempunyai rasa percaya diri
b. Mampu memimpin rapat dalam kepanitiaan
c. Mampu memimpin pertemuan orangtua
d. Berani mengambil tanggung jawab
e. Mampu mengambil keputusan yang diperlukan
f. Cekatan dalam mengerjakan tugas & tanggungjawab
9 Pelayanan pada Anak dan Orang tua
a. Memberikan layanan pada anak dan orangtua
tanpa
membeda-bedakan.
b. Dapat memberikan jawaban yang dibutuhkan
c. Menaruh perhatian pada masalah anak
d. Memberikan bantuan pada anak secara individual
e. Tidak memandang remeh masalah yg di hadapi anak
B ASPEK KOMPETENSI
1. Kompetensi Merencanakan Pembelajaran
a. Melakukan perencanaan sebelum mengajar dengan
membuat RKP
b. Mengaplikasikan RKP ke dalam pembelajaran
c. Memberikan revisi dan penyempurnaan pada RKP
yang dibuatnya
d. Kualitas RKP dapat dipertanggungjawabkan secara
pedagogis.
43