Anda di halaman 1dari 44

BERMAIN DAN ANAK

Oleh:
Mulia Nababan, M.Pd
Siapa Anak?
• 0-18 tahun (UU
Perlindungan Anak
23/2002)
• 0-5 tahun (High Scope)
• 0-8 tahun (NAEYC)
• 0-6 tahun (UU Sisdiknas
20/2003)
lanjutan
• Anak individu unik (kombinasi
genetika & lingkungan).
• Anak belajar melalui bermain.
• Anak peneliti/penjelajah yang
andal.
• Anak pemimpin alami saat bermain.
• Anak mengkomunikasikan
semuanya dalam bahasa alam
• Anak tidak berpikir seperti orang
dewasa.
• Anak peniru yang ulung.
• Anak senang trial and error
Pewaris
Penerus bangsa Kreatif, Mandiri, Berkepribadian
Pengembang

- Problem Solver
- Adaptable Peka dan tanggap
Dalam mendidik Anak kita harus
memahami, bahwa:
– Anak sebagai individu yang unik (kombinasi antara
genetika dan lingkungan).
– Anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda.
– Anak sebagai pelaku utama.
– Anak sebagai teman bekerjasama.
– Anak sebagai komunikator.
– Anak perlu berkembang menjadi manusia yang
mudah menyesuaikan diri (adaptable) dan memahami
diri serta lingkungannya (understanding).
Anak bukan manusia dewasa
dalam bentuk mini
• Bermain adalah kegiatan yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
• Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak
dan atas keputusan anak itu sendiri.
• Bermain harus dilakukan dengan rasa
senang sehingga semua kegiatan bermain
yang menyenangkan akan menghasilkan
proses belajar pada anak
Anak-anak belajar
melalui permainan
mereka. Pengalaman
bermain yang
menyenangkan dengan
bahan, benda, anak lain,
dan dukungan orang
dewasa membantu
anak-anak berkembang
secara optimal.
• Anak seharusnya mampu
melakukan percobaan dan
penelitian sendiri. Guru, tentu
saja, dapat menuntun anak-
anak dengan menyediakan
bahan-bahan yang tepat,
tetapi yang terpenting agar
anak dapat memahami
sesuatu, ia harus membangun
pengertian itu sendiri, ia
harus menemukannya sendiri
(Jean Piaget 1972, p.27)
• Usia 0-6 bulan : Belajar dengan melihat
(learning by watching)
• Usia 6 bln-1 tahun : Belajar dengan
menyentuh (learning by touching)
• Usia 2 – 6 tahun : Belajar dengan melakukan
kegiatan (learning by doing)
 Membentuk aspek kemampuan manusia (human ability aspects)
• Kognitif
• Bahasa
• Sosial
• Afektif
• Psikomotor

 Membentuk aspek kemampuan fisik manusia


(human Physical Aspects)
 Sembilan komponen kebugaran fisik:
Kekuatan; ketahanan; daya ledak, kecepatan
Keseimbangan; kelenturan; koordinasi
Kelincahan dan ketepatan
• Teori Kecerdasan Jamak ditemukan oleh
Howard Gardner, psikolog dari Harvard
University.

• Kecerdasan adalah kemampuan untuk


menyelesaikan masalah, menciptakan
produk yang berharga dalam satu atau
beberapa lingkungan budaya dan
masyarakat.
 Teori Kecerdasan Jamak merupakan
pemaknaan terhadap fungsi belahan
otak manusia, yaitu otak kanan (right
brain) dan otak kiri (left brain).

 Otak kiri memiliki kemampuan dan


potensi untuk memecahkan masalah
matematik, logis dan fenomenal.

 Otak kanan memiliki kemampuan


untuk merespon hal-hal yang bersifat
kualitatif, artistik dan abstrak.
Perkembangan Kecerdasan Anak
Kecerdasan Berbahasa

1. Kecerdasan Bahasa:
Kemampuan berbahasa dalam bicara dan menulis untuk mencapai
beberapa tujuan, contoh: pengacara, presenter, pengarang.
Kecerdasan Berbahasa, dapat berkembang bila dirangsang melalui berbicara,
mendengar, membaca, menulis, berdiskusi, dan bercerita
Kecerdasan Logika-Matematika

2. Kecerdasan Logika-Matematika:
Meliputi kemampuan menganalisa “problem logically”
operasional matematik dan menginvestigasi masalah
secara Ilmiah (scientific thinking)
Kecerdasan logika-matematika, dapat dirangsang melalui kegiatan
menghitung, membedakan bentuk, menganalisis data & bermain
dengan benda-benda
Kecerdasan Visual - Spasial

3. Kecerdasan Visual-Spasial:
Kemampuan mengorganisasikan dan memanipulasi gambar dan
ruangan yang lebar, contoh: pilot, navigator, pemain catur, arsitek,
grafis, dll

Kecerdasan visual-spasial, dapat dirangsang melalui bermain balok-


balok dan bentuk-bentuk geometri melengkapi puzzle,
menggambar, melukis, menonton film maupun bermain dengan
daya khayal (imajinasi).
Kecerdasan musik

4. Kecerdasan Musik:
Meliputi kemampuan dalam penampilan (performance),
komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik

Kecerdasan musik, dapat dirangsang melalui irama, nada,


birama, berbagai bunyi & bertepuk tangan
Kecerdasan Gerak Tubuh (Kinestetik)

5. Kecerdasan Kinestetik:
Kemampuan menggunakan seluruh bagian-bagian tubuh untuk
menyelesaikan masalah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan
produk (pertunjukan), contoh: penari atlit, aktor, dokter bedah, mekanik,
dll

Kecerdasan kinestetik, dapat dirangsang melalui gerakan, tarian, olahraga,


dan gerakan tubuh
Kecerdasan Interpersonal/Sosial

6. Kecerdasan Interpersonal:
Kemampuan seseorang untuk mengerti maksud, motivasi, dan hasrat
orang lain serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain
walaupun semua tidak begitu tampak, contoh: guru, politikus, orang-
orang di klinik (perawat), penjual

Kecerdasan interpersonal, dapat dirangsang melalui bermain


bersama teman, bekerjasama, bermain peran, dan
memecahkan masalah serta menyelesaikan konflik
Kecerdasan Intrapersonal (memahami diri sendiri)

7. Kecerdasan Intrapersonal:
Kemampuan untuk mengerti diri sendiri (keinginan, maksud,
ketakutan) memiliki kemampuan bekerja sendiri dengan
efektif, memanfaatkan informasi untuk mengatur
kehidupannya sendiri (self regulator)

Kecerdasan intrapersonal, dapat dirangsang melalui:


pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri,
percaya diri, kontrol diri dan disiplin
Kecerdasan natural/Lingkungan

8. Kecerdasan Naturalis:
Kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasikan
species, flora, fauna, dan lingkungannya, contoh: ahli
tanam, mengenal mobil dari bunyi mesinnya.
Kecerdasan naturalis, dapat dirangsang dengan mencintai
keindahan alam, yang dapat dirangsang melalui
pengamatan lingkungan, bercocok tanam, termasuk
mengamati fenomena alam seperti hujan.
Kecerdasan Spiritual (Religi/Keagamaan)

9. Kecerdasan Spiritual:
Kemampuan seseorang mendengar (sami’), melihat (bashar), dan
menyampaikan/melakukan (kalam) kebenaran ke dalam dan ke luar
diri berdasarkan petunjuk dari Tuhan atau cahaya yang menerangi
atau Titik Tuhan (God Spot)

Kecerdasan spiritual, dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai


moral dan agama.
Terencana:
Zone Perkiraan Perkembangan

Tingkat Tugas
Terlalu tepat Terlalu sulit
mudah
Hasil
bosan Belajar frustrasi

Dukungan
Tidak beberapa Terlalu
perlu banyak
Vygotsky, L.S., 1978, Mind in Society
Variabel Penentu Mutu Main

• INTENSITAS — Kesempatan sepanjang


waktu
• DENSITAS — Ragam & kedalaman
kesempatan
• Pijakan (Scaffolding)
• Ruang yang cukup (tidak penuh sesak &
alat mudah dijangkau)
• Alat-alat untuk mendukung kegiatan
bermain
• Dukungan/bantuan guru/orangtua
Pijakan Lingkungan
• Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-
bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap
anak)
• Merencanakan untuk intensitas dan densitas
• Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga
jenis main
• Memiliki berbagai bahan yang mendukung
pengalaman keaksaraan
• Menata kesempatan main untuk mendukung
hubungan sosial yang positif
Pijakan Pengalaman Sebelum Main
• Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman
atau mengundang nara sumber
• Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan
konsep yang mendukung standar kinerja
• Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-
bahan
• Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman
main
• Menjelaskan rangkaian waktu main
• Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial
• Merancang dan menerapkan urutan transisi main
Pijakan Pengalaman Main Setiap
Anak
• Memberikan anak waktu untuk mengelola dan
meneliti pengalaman main mereka
• Mencontohkan komunikasi yang tepat
• Memperkuat dan memperluas bahasa anak
• Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui
dukungan hubungan teman sebaya
• Mengamati dan mendokumentasikan
perkembangan dan kemajuan main anak
Pijakan Pengalaman
Setelah Main
• Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman
mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

• Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman


belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan
penataan lingkungan main secara tepat.
Bermain sensorimotor
Bermain Peran
Bermain Pembangunan
Bermain Keaksaraan
• Saat anak bermain semua indera anak
bekerja aktif. Semua informasi ditangkap
oleh indera anak, disampaikan ke otak
sebagai ransangan, sehingga sel-sel otak
aktif berkembang membentuk sambungan
• Otak yang rimbun karena banyak
persambungan dan memiliki kemampuan
yang baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai