Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODE PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

’’CARA TERPADU PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK dan STRATEGI


PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK’’

Dosen Pengampu : Sinta Yuni Susilowati, S.Pd, M.Pd

Oleh :

Kelompok 4

1. Aan Maruroh (858836248)


2. Dewi Masyithoh (858836255)
3. Siti Khofsoh (858836248)
4. Retno Ayu Wulandari (858833568)
5. Zessy Eka Sari (858836262)

PROGRAM STUDI PGPAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA 2022


MODUL 7
CARA TERPADU PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Kegiatan Belajar 1 : Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Pendekatan
Terpadu
Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh. Artinya,
antara aspek perkembangan yang satu dengan perkembangan yang lain saling berkaitan dan
saling berhubungan. Dalam pengembangan pembelajaran anak TK yang sesuai dengan modul
ini adalah pembelajaran berbasis tema. Seperti yang disampaikan oleh Eliason & Jenkins
(1994) menegaskan, bahwa melalui tema dalam kurikulum terpadu memudahkan untuk
membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada dilingkungannya.
A. Batasan dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Tema
Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran yang berbasis tema adalah salah
satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide
sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus
dimulai dari hal-hal yang telah dikenal oleh anak. Dimulai dari hal yang sederhana
menuju hal yang kompleks.
Kegiatan pembelajaran terpadu melalui tema dapat diprogramkan dalam
periode jangka panjang atau jangka pendek. Jangka panjang misalnya satu bulan,
satu semester, dan satu tahun, sedangkan jangka pendek, misahnya satu minggu atau
beberapa hari saja.
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Tema
Dalam pembelajaran berbasis tema, kegiatannya banyak dilakukan melalui
pengalaman langsung atau hand on experience. Secara terperinci Rohde dan
Kostelnik, et al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran berbasis tema
sebagai berikut:
a. Tema memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi
anak untuk menilai dan memanipulasinya
b. Tema menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum anak
d. Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan kerjakan
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan ynag menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, sosial, emosi dan fisik
f. Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak dan melakukan kegiatan
fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang pisitif
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian.
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman di
keluarga yang dibawa anak-anak ke kelasnya.
i. Menemuka cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.B
Hendrick (1986) dalam Kostelnik (1991) mengemukakan bahwa tema membantu
anak-anak mengembangkan semua pemikirannya dalam belajar. Dan dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan tema merupakan model
pembelajaran yang lebih komprehensif dan terpadu.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
Kostelnik (1999), menyajikan sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan
dan dijalankan dalam pengembangan pembelajaran terpadu berbasis tema di
antaranya sebagai berikut:
a. Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan sosial anak
b. Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan harus
dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka
ketuahui
c. Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak
d. Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti dengan
cermat
e. Tema harus mengintegrasikan isi belajar
f. Informasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak
melalui pengalamn langsung yang melibatkan penemuan aktif
g. Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang,
kurikulum dan mendukung keterpaduan
h. Dalam pembelajaran tema, materi yang sama harus diberikan lebih dari satu kali
dan dimasukkan ke dalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda
i. Tema harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui kegiatan proyek yang
diprakarsai dan dipimpin oleh anak
j. Tema harus memberikan kesempatan bagi anak untuk mendokumentasikan dan
merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari
k. Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak
l. Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman
yang ditunjukkan anak
4. Keunggulan-Keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
Keunggulan-keunggulan yang berbsis umum diantaranya:
a. Mendukung perkembangan konsep anak
b. Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar
c. Pembelajaran berbasis tema memberikan kesempatan kepada anak untuk
memadukan indormasi-informasi secara terpadu dengan berbagai cara
d. Memungkinkan anak untuk mempelajari topik-topik yang khusus secara lebih
mendalam
e. Mendorong praktisi untuk menetapkan fokus belajar yang sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran secara
terorganisasi, dengan cara menegmbangkan pengalaman belajar
f. Memungkinkan para guru bisa menyajika topik secara cukup luas dan mendalam
g. Dapat diimplementasikan ke dalam berbagai tingkatan kelas dan kelompok usia
anak
Namun ada juga keunggulan-keunggulan pembelajaran berbasis tema bagi
pengembangan sosial emosional anak, diantranya:
a. Tingginya aktivitas anak akan dapat menyalurkan energi emosi dari diri anak
tersebut sehingga emosi anak dapat lebih stabil dan seimbang
b. Dapat mengembangkan cara belajar kooperatif dengan teamn sebayanya
c. Meningkatkan keeratan kelompok anak
d. Mengembangkan minat kebersamaan yang diarahkan kepada hubungan positif
dengan teman sebaya
e. Anak akan menemukan teman sekelas yang cocok dengan dirinya
5. Pengembangan Domain melalui Pembelajaran Tema
Pembelajaran tema memberikan kemungkinan untuk mengembangkan
berbagia kemampuan anak, yaitu mengembangkan enam bidang daiantaranya:
estetika, ketrampilan afektif, kognitif, fisik dan sosial. Keterangan lebih lanjut ada
pada modul halaman 7.10
Berikut domain yang secara khusus menyangkut penjabaran terkait
perkembangan dan pengembangan sosial emosional anak TK:
a. Yusuf, (2000), pendapatnya lebih mengarah pada kecerdasan emosional yang
dikaitkan (kohesif) dengan perkembangan sosial anak.
b. Salovey dan Mayer (1990), domain sosial emosional meliputi empati,
mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasikan rasa marah,
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan masalah
antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan sikap hormat
c. Goleman (2001), mampu memotivasi diri sendiri, mampu bertahan menghadapi
frustasi, lebih fokus pada cara untuk menjalankan jaringan invormal/nonverbal,
mampu mengendalikan dorongan hati, cukup luwes untuk menemukan cara agar
keinginan tetap tercapai, atau mengubah sasaran jika sasaran mustahil dijangkau,
akan tetapi memiliki keyakinan bahwa segalanya akan beres ketika kita berusaha
menghadapi kesulitan, memiliki empati yang tinggi, berani menghadapi tugas
yang berat
d. Menurut Children Recources International (2000)
1) Pengenalan diri dan harga diri
2) Pengenalan diri dan interaksi
3) Perilaku sosial
e. KBK (Kurikulum 2004) meliputi,
1) Hasil belajar anak
2) Indikator-indikator
B. Pengembangan Program Kegiatan
1. Pemilihan Tema
a. Sumber ide, dapat berasal dari anak sendiri, peristiwa-peristiwa khusus, kejadian-
kejadian yang tidak diahrapakn, materi yang dimandatkan oleh lembaga dan
pendidik
b. Kriteria Pemilihan
1) Relevan topik dengan anak
2) Kegiatan pengalaman langsung
3) Variasi dan keseimbangan dalam area kurikulum
4) Ketersediaan alat dan sumber terkait dengan tema
5) Tema proyek bisa dipilih bila tema memiliki potensi untuk dilaksanakan
dalam kegiatan proyek
2. Pengembangan Tema
a. Pilihlan tema dengan lima kriteria yang telah dibahas sebelumnya
b. Gunakan buku referensi
c. Kelompokkan TFP sesuai dengan subtema yang dipilih
d. Tetapkan dan cocokkan konsep-konsep (TFP)
e. Ambillah 10-15 TFP yang memusatkan dan relevan dengan tema yang disajikan
3. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan
a. Untuk melaksanakan pembelajran berbasis tema, guru dapat menagcu pada hasil
belajar tertuang dalam kurikulum, antara lain:
1) Melakukan hubungan dengan orang lain
2) Terbiasa bersikap sopan santun
3) Mematuhi peraturan dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari
4) Menunjukkan reaksi emosi yang wajar
Kegiatan Belajar 2: Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan Rutin,
Terprogram, Spontan dan Keteladanan
A. Pengembagan Sosial Emosional melalui Kegiatan Rutin
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
a. Pengertian
Kegiatan sosial emosional anak TK dapat mengikuti suatu pola tertentu, yaitu
suatu pola perilaku yang teratur, disiplin dan baku (sesuai satndar)
berdasarkan penciptaan kondisi optimal dalam lingkungannya. Artinya
berbagai jenis pola dan perilaku tersebut dapat dikembangkan melalui
penjadwalan secara terus menerus hingga perilaku yang diharapkan melekat
pada anak secara kuat dan menjadi bagian dari perilaku positif yang
dimilikinya. Kegiatan penjadwalan yang terus menerus dilakukan tersebut
dinamakan kegiatan rutin. Adanya kegitaan rutin tersebut diperlukan karena
anak usia TK masih labil, sering lupa dan kemampuan kognitif dalam menilai
masih rendah.
b. Tujuan dan Fungsi
Ujuan dari penyediaan program atau kegiatan rutin adalah untuk menyediakan
suatu bentuk kegiatan yang dapat dijadwalkan secara terus menerus dan atau
periodik untuk memberikan kebiasaan yang diperlukan anak TK dalam
berinteraksi, bersosialisasi, dan bermasyarakat.
Berikut pola perilakunya:
 Anak dapat memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan moral
 Anak memiliki kecakapan dan kebiasaan berfikir yang dapat diterima oleh
lingkungannya sehingga dapat bergaul dan berinteraksi lebih baik
 Anak memiliki kebiasaan bertindak sesuai tuntutan dan dapat diterima
oleh lingkungan kehidupan secara lebih baik dan lebih terbuka
2. Ruang Lingkup Program
Meliputi:
a. Bedoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan
b. Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
c. Tolong menolong atau bergotong royong sesama teman
d. Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain
e. Rapi dalam berpakain, bertindak dan bekerja
f. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
g. Berlatih tertib dan patuh pada peraturan
h. Memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu
i. Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
j. Mencintai tanah air
k. Mengurus diri sendiri
l. Menjaga kebersihan lingkungan
m. Mengendalikan emosi
n. Dapat membedakan milik sendiri dan orang lain
o. Menunjukkan emosi yang wajar
p. Sopan dantun
q. Menjaga keamanan diri
3. Contoh Pelaksanaan
a. Kegiatan baris berbaris sebelum masuk kelas
b. Kegiatan berdoa sebelum dan sesudah mulai kegiatan belajar

B. Pengembangan Sosial Emosional melalui Kegiatan Terprogram


1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
a. Pengertian
Kegiatan terprogram ini maksudnya adalah kegiatan yang dibuat secara
terencana. Dan secara sederhananya adalah kegiatan yang menjadi angenda dan
dirancang dalam silabus guru, baik jangka waktu panjang atau pendek. Program
tersebut juga mengacu pada kurikulum yang berlaku serat kebutuhan-kebutuhan
anak, baik secara umum atau secara khusus.
b. Tujuan dan Fungsi
Secara umum tujuan dari pengembangan pembelajaran secara terprogram adalah
agar secara kemampuan yang dituangkan dalam kerikulum TK dapat tercapai
lebih optimal, sistematis, efektif dan efisien guna untuk mencapai kegiatan yang
lebih terukur, lebih produktif, dan lebih berkualitas.
Adapun tujuannya secara khusus adalah
 Anak lebih terfasilitasi secara lebih terarah dan profesional dalam
perkembangan sosial emosionalnya.
 Kemajuan perkembangan sosial emosional anak lebih terkontrol, terukur dan
mengacu pada standar perilaku dan emosi anak usia TK
 Berbagai bentuk gangguan sosial emosional lebih mudah terdeteksi
c. Ruang Lingkup Program
Secara umum runag lingkup program untuk pengembangan perilaku ini sama
seperti yang dikembangkan dalam kegiatan rutin, tetapi anak akan menjadi
berbeda isi programnya jika rancangan program ditujukan pada anak tertentu atau
sering disebut dengan layanan individual, misalnya program untuk menangani
anak yang mogok sekolah
Kesuksesan dari kegiatan terprogram ini ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya:
 Kematangan perencanaan
 Kesiapan dukungan sarana
 Kesatuan tim kerja
d. Contoh Pelaksanaan Program
1) Di sekolah
a) Hasil belajar
b) Kegiatan
2) Di luar sekolah
a) Hasil belajar
b) Kegiatan

C. Pengembangan Sosial Emosional melalui Kegiatan Spontan


1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
a. Pengertian
Pembelajaran bersifat kontekstual dan dinamis, apalagi kika sasaran belajarnya
adalah anak |TK. Yang mana karakteristik anak masih rendah konsentrasinya,
bersifat spontan, egosentris dan masih labil emosinya serta masih terbatas
ketrampilan sosialnya akan menjadikan pembelajaran anak lebih tinggi
dinamikanya. Jadi maksudnya adalah kegiatan pengembangan sosial
emosionalnya tidak terencana dalam program melainkan kegiatannya tiba-tiba
muncul tanpa ada dugaan.
b. Tujuan dan Fungsi
Secara umum tujuan dari pembelajaran spontan adalah untuk lebih meningkatkan
apresiasi anak terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam bidang penegmbangan
sosial emosional karena pembelajaran disajikan dengan sangat nyata dan diminati
oleh anak.
2. Ruang Lingkup Program
Aspek yang dikembangkan dalam pembelajaran spontan tetap harus mengacu pada
standar perilaku yang berlaku dalam kurikulum. Untuk memasuki kegiatan yang
spontan yang efektif dan optimal, isi kurikulum harus telah dikuasai secara penuh oleh
guru di luar kepala. Kegiatan spontan dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa adanya
rencara. Dalam hal ini, guru menjadi kurikulum dimanapun ia berada sehingga begitu
kegiatan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, guru tinggal
membelokkan otaknya saja.
3. Contoh Pelaksanaan
Misal anak diperintah untuk nelihat pesawat, maka pembelajaran dikemas dengan
a. Berikan keleluasaan pada anak untuk memperhatikan pesawat yang mereka lihat.
b. Berikan waktu kepada anak untuk tanya jawab
c. Apa yang harus dilakukan dengan materi sebelumnya yang sudah diprologkan ke
hadapan anak? Kembali pada materi semula atau dikolaborasikan
d. Pembelajaran diarahkan pada ilustrasi-ilustrasi terkait isi program tersebut

D. Pengembangan Sosial Emosional melalui Kegiatan Keteladanan


1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
a. Pengertian
Pembelajaran melalui contoh-contoh yang baik, dapat diterima oleh
masyarakat dan sesuai dengan standar dan sistem nilai yang berlaku
b. Tujuan dan Fungsi
Tujuan dari pemebalajaran teladan adalah untuk mengarahkan anaka pada
berbagai contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, yaitu
dengan cara menampilkannya langsung di hadapan atau dalam kehidupan
bersama anak. Dalam pembelajaran ini disajikan secara wajar dan alamiah
sehingga fungsi pembelajran untuk membentuk karakter dan perilaku dasar ini
dapat diterima secara efektif.
2. Ruang Lingkup Program
a. Keteladanan dalam beribadah sesuai dengan agama yang dianut
b. Keteladanan dalam berhubungan dengan orang lain
c. Keteladanan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah
d. Teladan dalam berpakaian atau berbusana
e. Teladan gaya hidup
f. Teladan cara belajar
g. Keletadanan dalam menyikapi lingkungan
3. Contoh Pelaksanaan
a. Hasil Belajar, anak memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya
b. Kegiatan, Sediakan tempat sampah dikelas dan guru memberikan contoh untuk
membuang sampah pada tempatnya, agar anak meniru apa yang dilakukan guru.
Penerapan hal tersebut tidak dapat secera instan melainkan melalu pengulangan-
pengulangan agar anak terbiasa.
MODUL 8
STRATEGI PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-
KANAK

Kegiatan Belajar 1:  Sasaran Pengembangan Emosi Anak

Pengembangan emosi pada anak merupakan satu hal yang penting dan harus diperhatikan
oleh para guru. Keterampilan emosi pada anak sangat menentukan terbentuknya kepribadian
anak pada masa selanjutnya.
A.      Strategi Pengembangan Emosi
Salovry dan mayer (dalam tim suryakanti; 2000) mengemukakan bahwa terdapat
lima cara yang dapat kita lakukan untuk membina emosi yang sehat pada anak. Kelima
cara itu adalah mengembangkan kemempuan untuk mengenali emosi diri, kemampuan
untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat, kemampuan untuk
memotivasi diri, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan kemampuan
untuk membina hubungan dengan orang lain.
Berikut adalah penjelasan dari strategi pengembangan emosi pada anak TK:
1. Kemampuan untuk mengenali emosi diri
Untuk membantu anak mengenali emosinya dapat dilakukan dengan cara
mengajarakan anak untuk memahami perasaan-perasaan yang dialaminya. Orang
tua atau pun guru, dapat mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai berbagai
emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamnnya. Misalnya guru mengarahkan
rasa marah anak dengan suatu kegiatan bermain.
2.  Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat
Anak dapat dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi
suatu kejadian dengan prilaku yang tepat. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat
melatih anak untuk mengelola emosi, misalnya anak diajak untuk meredakan emosi
marah atau kecewa dengan cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lainnya yang
berarti, misalnya dengan menggambar.
3. Kemampuan untuk memotivasi diri
Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan
anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang dan guru diharapkan
tidak mengabaikan kemempuan anak untuk memecahkan masalah. Karena dengan
penyelesaian masalah ini anak dapat belajar banyak. Selain itu orang tua dan guru
perlu menanamkan optimisme pada anak. Optimisme menjadikan anak tidak
mudah putus asa, terbiasa untuk berpikir positif, dan memiliki kecenderungan
melihat sisi cerah terhadap suatu situasi. Misalnya, saat anak kecewa karena tidak
dapat mengerjakan sesuatu, ajak anak untuk bermain dengan menyusun balok-
balok yang lebih mudah dan dapat dilakukan anak.
4. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain
Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang
lain maka upaya pengembangan empati dan keperdulian terhadap orang lain
menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam
kehidupan nyata untuk merasakan perasaannya tersebut. Guru atau pun orang tua
dapat melatihnya dengan cara mengunjungi panti asuhan, melihat orang sakit dan
membicarakan kemungkinan yang dihadapi orang sakit itu.
5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
Latihlah anak untuk bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok, dan
melakukan keja sama. Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak untuk
kehidupannya dikemudian hari. Contohnya, biarkan anak bermain dengan anak
sebayanya dan perhatikanlah serta arahkan cara bermain anak sehingga dia tidak
mendomonasi dikuasai anak lainnya.
B. Materi Pembelajaran Pengembangan Emosi Di Taman Kanak-Kanak
Materi yang akan dikembangkan dan menjadi sasaran pengembangan emosi
ditaman kanak-kanak di antaranya adalah mengembangkan rasa cinta kasih, empati, dan
melatih pengendalian emosi.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian tersebut :
1. Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau benda
yang ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam
bentuk fisik atau kata-kata (hurlock, 1991). Reaksi kasih sayang terutama
diperhatikan dengan perilaku ramah-tamah, penuh perhatian, dan akbar. Setelah
anak berumur satu tahun mereka mengekspresikan rasa cinta dan sayang dengan
memeluk, meraba, membelai, dan mencium orang atau objek yang mereka cintai.
Anak kecil ingin terus - menerus bersama denga orang yang dicintainya dan
mereka mencoba membantu apapun yang sedang dilakukan oleh orang tersebut.
2. Empati
Empati adalah satu respons individu untuk merasakan perasaan orang lain
dengan cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata
lain ia menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama. Empati
merupakan emosi yang kompleks. Sebagai contoh, misalnya dalam peristiwa
seorang anak yang menangis karena jatuh dari sepeda, anak yang telah
mengembangkan empatinya akan mendekati anak tersebut, menepuk atau
mengusap badannya, dan membantunya berdiri lalu memapahnya untuk pulang.
3. Pengendalian emosi
Seorang anak perlu di didik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan
ini berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan
tindakan yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil
mengendalikan emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya

Kegiatan Belajar 2:  Metode Pengembangan Emosi Di Taman Kanak-Kanak


Untuk membantu proses perkembangan emosi anak usia TK, seorang guru dapat
melakukan beberapa metode pembelajaran berikut.
1.      Bernyanyi dan bermain musik
Musik itu berasal dari suara alam, binatang atau manusia. Kehidupan manusia
tidak bisa lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia sendiripun
memiliki sumber musik, seperti pita suara ataupun degup jantung yang mirip,
seperti suara drum band.
Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan emosional manusia.
Oleh karena itu, bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan
pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995)
mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa
kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musik
dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah.
2.      Bermain peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan nak dengan cara memerankan
tokoh-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak.
Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak
dapat berkembang. Anak-anak dapat menjadi apa punyang diinginkannya dan ia
juga dapat melakukan manipulasi terhadap objek, seperti yang diharapkannya.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial
emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut,
malu maupun ditolak oleh lingkungannya.ia juga dapat mengeluarkan emosinya
yang terpendam karena tekanan sosial. Dalam bermain peran seorang anak dapat
memainkan tokoh yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih, dan lain
sebagainya.
3.      Permainan hand puppet
Hand puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan
salah satu permainan yang digemari anak-anak usia TK, melalui permainan ini
anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan
meningkatkan kepercayaan dirinya. Hand puppet juga dapat dijadikan terapi bagi
anak-anak yang mengalami permasalahan emosional anak.
4.      Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
Rachmawati (1998) mengatakan bahwa peroses relaksasi yang dilakukan pada
anak cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau
terbentuknya keterampilan emotional awareness. Selain itu aktivitas meditatif
dengan musik dapat membantu proses kataris dimana individu mengeluarkan
emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan mendekatkan
produktivitas pembelajaran pada anak.
Proses pelaksanaannya cukup sederhana, guru hanya memilihkan musik yang
lembut dan disukai anak dan meminta anak untuk mendengarkan dan
menghayatinya dengan seksama.
5.      Bercerita
Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita
anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apa pun yang dia inginkan.
Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi
proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan
emosi dan sosialnya.
A Great Adventure, sebagaimana yang dikemukakan Graves (dalam solehuddin,
2000) bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses
pembelajaran berbagi ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.
6.      Permainan gerak dan lagu
Permainan gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari.
Anak – anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi
lagu-lagu yang diperdengarkan.
7.      Permainan feeling band
Menurut newcomb (1994) permainan feeling band atau band perasaan adalah
permainan menyembunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan.
Alat musik yang digunakan sebaiknya jenis perkusi sehingga anak dapat lebih
mudah menggunakannya.
8.      Demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperlibatkan secara
langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi
terkandung unsur showing, doing, and feeling, yaitu perlihatkan, lakukan dan
katakan sebagaimana yang dipaparkan moeslichatoen (1999). Demonstrasi dapat
dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap terlebih dahulu, kemudian anak
diminta untuk mendemonstrasikan emosi yang diminta. Tujuan penerapan
metodde ini adalah untuk kataris atau mengeluarkan emosi yang ditekan, self
awareness atau kesadaran terhadap diri sendiri serta pengenalan terhadap
berbagai bentuk emosi.
9.      Permainan personifikasi
Permainan personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara
meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara
hidup manusia. Dalam permainan ini anak dapat berpura-pura menjadi rintik
hujan, menjadi selembar daun yang terbang tertiup angin atau pohon yang
tumbang. Melalui permainan ini kepercayaan diri, kebebasan berekspresi,
kreativitas dan imajinasi anak ikut terkembangkan.

Anda mungkin juga menyukai