Oleh :
Kelompok 4
Pengembangan emosi pada anak merupakan satu hal yang penting dan harus diperhatikan
oleh para guru. Keterampilan emosi pada anak sangat menentukan terbentuknya kepribadian
anak pada masa selanjutnya.
A. Strategi Pengembangan Emosi
Salovry dan mayer (dalam tim suryakanti; 2000) mengemukakan bahwa terdapat
lima cara yang dapat kita lakukan untuk membina emosi yang sehat pada anak. Kelima
cara itu adalah mengembangkan kemempuan untuk mengenali emosi diri, kemampuan
untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat, kemampuan untuk
memotivasi diri, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan kemampuan
untuk membina hubungan dengan orang lain.
Berikut adalah penjelasan dari strategi pengembangan emosi pada anak TK:
1. Kemampuan untuk mengenali emosi diri
Untuk membantu anak mengenali emosinya dapat dilakukan dengan cara
mengajarakan anak untuk memahami perasaan-perasaan yang dialaminya. Orang
tua atau pun guru, dapat mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai berbagai
emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamnnya. Misalnya guru mengarahkan
rasa marah anak dengan suatu kegiatan bermain.
2. Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat
Anak dapat dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat menanggapi
suatu kejadian dengan prilaku yang tepat. Selain itu, orang tua dan guru juga dapat
melatih anak untuk mengelola emosi, misalnya anak diajak untuk meredakan emosi
marah atau kecewa dengan cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lainnya yang
berarti, misalnya dengan menggambar.
3. Kemampuan untuk memotivasi diri
Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan
anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang dan guru diharapkan
tidak mengabaikan kemempuan anak untuk memecahkan masalah. Karena dengan
penyelesaian masalah ini anak dapat belajar banyak. Selain itu orang tua dan guru
perlu menanamkan optimisme pada anak. Optimisme menjadikan anak tidak
mudah putus asa, terbiasa untuk berpikir positif, dan memiliki kecenderungan
melihat sisi cerah terhadap suatu situasi. Misalnya, saat anak kecewa karena tidak
dapat mengerjakan sesuatu, ajak anak untuk bermain dengan menyusun balok-
balok yang lebih mudah dan dapat dilakukan anak.
4. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain
Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang
lain maka upaya pengembangan empati dan keperdulian terhadap orang lain
menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam
kehidupan nyata untuk merasakan perasaannya tersebut. Guru atau pun orang tua
dapat melatihnya dengan cara mengunjungi panti asuhan, melihat orang sakit dan
membicarakan kemungkinan yang dihadapi orang sakit itu.
5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain
Latihlah anak untuk bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok, dan
melakukan keja sama. Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak untuk
kehidupannya dikemudian hari. Contohnya, biarkan anak bermain dengan anak
sebayanya dan perhatikanlah serta arahkan cara bermain anak sehingga dia tidak
mendomonasi dikuasai anak lainnya.
B. Materi Pembelajaran Pengembangan Emosi Di Taman Kanak-Kanak
Materi yang akan dikembangkan dan menjadi sasaran pengembangan emosi
ditaman kanak-kanak di antaranya adalah mengembangkan rasa cinta kasih, empati, dan
melatih pengendalian emosi.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian tersebut :
1. Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau benda
yang ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam
bentuk fisik atau kata-kata (hurlock, 1991). Reaksi kasih sayang terutama
diperhatikan dengan perilaku ramah-tamah, penuh perhatian, dan akbar. Setelah
anak berumur satu tahun mereka mengekspresikan rasa cinta dan sayang dengan
memeluk, meraba, membelai, dan mencium orang atau objek yang mereka cintai.
Anak kecil ingin terus - menerus bersama denga orang yang dicintainya dan
mereka mencoba membantu apapun yang sedang dilakukan oleh orang tersebut.
2. Empati
Empati adalah satu respons individu untuk merasakan perasaan orang lain
dengan cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata
lain ia menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama. Empati
merupakan emosi yang kompleks. Sebagai contoh, misalnya dalam peristiwa
seorang anak yang menangis karena jatuh dari sepeda, anak yang telah
mengembangkan empatinya akan mendekati anak tersebut, menepuk atau
mengusap badannya, dan membantunya berdiri lalu memapahnya untuk pulang.
3. Pengendalian emosi
Seorang anak perlu di didik untuk dapat mengendalikan emosinya, kemampuan
ini berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan mengendalikan
tindakan yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya. Jika berhasil
mengendalikan emosinya, anak akan merasa senang dan tenang jiwanya