Anda di halaman 1dari 26

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 4 PENDEKATAN


PEMBELAJARAN DI LEMBAGA
PAUD
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Srtategi pembelajaran tematik
2. Pendekatan saitifik
3. Kegiatan pembelajaran
bermuatan steam
4. Implementasi kurikulum 2013
PAUD
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah 1.KB 1
dan definisi) di modul ini 1). Pemilihan Tema
a Hakikat Pendekatan Tematik
Integratif ,Tema adalah topik yang
menjadi payung untuk
mengintegrasikan seluruh konsep dan
muatan pembelajaran melalui kegiatan
main dalam mencapai kompetensi dan
tingkat perkembangan yang
diharapkan. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa muatan pembelajaran dalam
mencapai Kompetensi Dasar (KD) dan
tingkat perkembangan yang
diharapkan. Pelaksanaan tema dan
subtema dapat dilakukan dalam
kegiatan pengembangan melalui
bermain dan pembiasaan. Tema bukan
merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk
mengintegrasikan keseluruhan sikap
dalam pengetahuan dan keterampilan
yang ingin dibangun.
b Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa bidang pengembangan untuk
memberikan pengalaman yang
bermakna kepada anak.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek proses atau
waktu, aspek kurikulum, dan aspek
belajar mengajar.
c Tujuan, Manfaat dan Ciri-Ciri
Pembelajaran Tematik
 Tujuan Pembelajaran tematik
dimaksudkan agar pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan
utuh.
 manfaat dari pembelajaran
tematik, diantaranya adalah:
a Menyatukan semua
program pengembangan yang
meliputi aspek perkembangan
kognitif, sosial emosional, fisik,
motorik kasar, motorik halus,
nilai moral dan agama, dan
seni.
b Menghubungkan
pengetahuan sebelumnya yang
sudah dimiliki oleh anak
dengan pengetahuan yang baru
anak ketahui.
c Memudahkan guru
PAUD dalam pengembangan
kegiatan belajar sesuai dengan
konsep dan sarana yang dimiliki
lingkungan
 ciri-ciri pembelajaran tematik
sebagai berikut:
a) Berpusat pada anak)
b).Memberikan pengalaman
langsung pada anak.
c). Pemisahan bidang
pengembangan tidak begitu jelas.
d). Menyajikan konsep dari
berbagai bidang pengembangan
dalam suatu proses
pembelajaran.
e). Bersifat fleksibel atau luwes.
f). Hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak.
d. Peran dan Kekuatan Tematik Integratif
1). Peran Tematik Integratif:
a). Anak mudah memusatkan perhatian
pada satu tema atau topik tertentu.

b). Anak dapat mempelajari


pengetahuan dan mengembangkan
berbagai bidang pengembangan dalam
tema yang sama.

c). Pemahaman terhadap materi


pengembangan lebih mendalam dan
berkesan.

d). Kompetensi berbahasa dapat


dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan bidang pengembangan lain
dan pengalaman pribadi anak.

e). Anak lebih merasakan manfaat dan


makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas.

f). Anak lebih bergairah belajar karena


mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi yang nyata, misalnya bertanya,
bercerita, menulis deskripsi, menulis
surat, dan sebagainya untuk
mengembangkan keterampilan
berbahasa, sekaligus untuk bidang
kemampuan lain.

g). Guru dapat menghemat waktu


karena bidang pengembangan yang
disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan
dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu
selebihnya dapat digunakan untuk
menyampaikan bidang pengembang
lainnya.

e.Kekuatan Pembelajaran Tematik:


a. Pengalaman dan kegiatan belajar
relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak,
b. Menyenangkan karena bertolak dari
minat dan kebutuhan anak,
c. Hasil belajar akan bertahan lebih
lama karena lebih berkesan dan
bermakna,
d. Mengembangkan keterampilan
berpikir anak dengan permasalahan
yang dihadapi.
e. Menumbuhkan keterampilan sosial
dalam bekerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.
f.Pemilihan Tema
a. Prinsip Pemilihan Tema
i. Menyediakan kesempatan pada
anak untuk terlibat langsung
dengan objek yang
sesungguhnya.
ii. Menciptakan kegiatan yang
melibatkan seluruh indera
anak.
iii. Membangun kegiatan dari
minat anak.
iv. Membantu anak membangun
pengetahuan baru.
v. Memberikan kegiatan dan
rutinitas yang ditujukan untuk
mengembangkan seluruh aspek
perkembangan.
vi. Mengakomodasi kebutuhan
siswa akan kebutuhannya
untuk kegiatan dan gerak fisik,
interaksi sosial, kemandirian,
konsep diri yang positif.
vii. Memberikan kesempatan
menggunakan permainan
untuk menterjemahkan
pengalaman kepada
pemahaman.
viii. Menghargai perbedaan
individu, latar belakang,
pengalaman di rumah yang
dapat dibawa anak ke kelas.
ix. Menemukan jalan untuk
melibatkan anggota keluarga
dari anak.
b. Prinsip Pembelajaran Tematik
1) Kedekatan , Artinya tema
hendaknya dipilih mulai dari hal-
hal yang terdekat dengan kehidupan
anak. Dekat dimaksud dapat dekat
secara fisik dan juga dekat secara
emosi atau minat anak.Tema yang
terdekat secara fisik dengan anak,
misalnya diri sendiri, keluarga,
lingkungan rumah, lingkungan
sekolah, binatang, tanaman, dan
lingkungan alam.
2) Kesederhanaan ,Artinya tema
yang dipilih yang sudah dikenal
anak agar anak mudah memahami
sub sub tema/ materi dan dapat
menggali lebih banyak
pengalamannya.
3). Keinsidentalan ,Artinya
pemilihan tema tidak selalu yang
direncanakan di awal tahun, dapat
juga menyisipkan kejadian luar
biasa yang dialami anak, misalnya
peristiwa banjir yang dialami anak
dapat dijadikan tema insidental
menggantikan tema yang sudah
direncanakan sebelumnya.
4). Kemenarikan ,Artinya tema yang
dipilih harus menarik bagi anak dan
mampu menarik minat belajar anak.
Untuk lebih memberikan
kemenarikan minat belajar anak dan
kebermaknaan suatu tema,
hendaknya guru dapat merumuskan
tema dalam bentuk kalimat yang
inspiratif,
3. Rekonstruksi Pengembangan Tema
Tema digunakan pada pembelajaran
anak usia dini adalah untuk membangun
pengetahuan pada anak dan
mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak. Dalam
mengembangkan tema, hal yang penting
untuk diperhatikan adalah bagaimana
membangun pengetahuan secara
sistematik dan holistik. pengembangan
tema juga dapat didasarkan pada konsep
pengetahuan, yaitu:
a). Konsep Sains
Sains adalah merupakan pengetahuan
tentang fenomena-fenomena tertentu,
proses yang digunakan untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi ,Sains yang berhubungan
dengan tema tanaman, hewan, burung,
langit, batuan, Pemadam Kebakaran,
mesin dan kesehatan gigi.
b). Pengetahuan Sosial
Sosial studi diperkenalkan pada
anak usia dini agar mereka dapat
mengenal masyarakat dan
lingkungan disekitarnya, dan untuk
mengenal dan memahami manusia
disekelilingnya dalam konteks
hubungan timbal balik antara satu
dengan yang lain. Berhubungan
dengan tema konsep diri, teman,
keluarga, rumah dan pakaian,
produsen/ industri.
c). Konsep Matematika
Pola berfikir, pola
mengorganisasikan dan pembuaktian
yang logik mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-
konsep yang berhubungan satu
dengan lainnya untuk membantu
manusia dalam mengatasi
permasalahannya baik dalam bidang
sosial, ekonomi, maupun alam.
Berhubungan dengan tema berhitung
dan angka, mengukur atau toko dan
pasar
d). Bahasa dan Seni
Merupakan bagian terpenting dalam
berkomunikasi antar individu
dengan individu, individu dengan
kelompok atau kelompok dengan
kelompok yang memiliki simbol yang
teratur berupa bahasa verbal dan
bahasa non verbal;
4.Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Tematik Integratif
a. Tema dan Program Pengembangan
Tema yang dikembangkan dalam
pembelajaran harus dapat
membangun program
pengembangan nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosio-emosional dan seni.
Berbagai program pengembangan
dicapai melalui berbagai stimulasi
pendidikan secara terintegrasi
dengan menggunakan tema-
tema yang sesuai dengan kondisi
lembaga PAUD
b. Pengaturan Ruang Kelas:
i. Ruang perlu ditata
disesuaikan dengan tema
yang sedang dilaksanakan.
ii. Susunan bangku anak didik
dapat berubah-ubah
disesuaikan dengan
keperluan pembelajaran
yang sedang berlangsung
iii. Anak didik tidak selalu
duduk di kursi tetapi dapat
duduk di tikar/ karpet
iv. Dinding kelas dapat
dimanfaatkan untuk
memajang hasil karya anak
didik dan dimanfaatkan
sebagai sumber belajar.
v. Alat, sarana dan sumber
belajar hendaknya
dikelola sehingga
memudahkan anak didik
untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.
c. Pemilihan Materi
Materi yang baik adalah materi
yang sederhana, mudah dipahami
oleh anak, dan bermanfaat bagi
anak. Untuk itu, materi yang
diberikan selain harus disesuaikan
dengan kemampuan dan usia
anak, juga harus diberikan mulai
dari hal-hal yang sederhana dan
kongkrit sampai dengan hal-hal
yang membutuhkan konsentrasi
anak secara lebih lama.

d. Pemilihan Metode
Pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan berbagai
variasi metode
(percobaan/eksperimen, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi,
bercakap-cakap) baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Penggunaan metode juga harus
situasional sesuai dengan situasi
dan kondisi anak di kelas. Itu
artinya guru harus tanggap untuk
segera mengubah strateginya bila
dianggap situasi dan kondisi kelas
tidak kondusif.
e. Pemilihan Media
Beragam media jadi yang
penggunaan bersifat siap pakai
(by utilization) ataupun media
yang khusus dirancang untuk
tujuan pembelajaran tertentu (by
design) dapat dipilih dan
digunakan oleh guru. Media
berfungsi untuk menjadi alat
bantu guru dalam menjelaskan,
menunjukkan ataupun
mempraktekkan sesuatu. Hindari
penggunaan media yang terlalu
kompleks dan sulit dalam
penggunaannya. Terkadang guru
juga perlu menyiapkan media
yang bisa digunakan oleh guru,
atau anak maupun guru bersama
anak.
5. Implikasi Pembelajaran Tematik bagi
berbagai pihak
Dalam implementasinya
pengembangan tema memiliki implikasi
terhadap berbagai pihak yang
berkepentingan dalam pembelajaran
anak usia dini, diantaranya adalah:
i. Guru: harus kreatif dalam
menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi
anak didik, memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.
ii. Anak didik: harus siap mengikuti
kegiatan pembelajaran baik
secara individual, pasangan,
kelompok kecil ataupun klasikal
dan mengikuti secara aktif
kegiatan pembelajaran yang
bervariasi.
6.Implementasi Pembelajaran Tematik
Integratif
Dalam pengimplementasiannya
pembelajaran tematik lebih
mengutamakan pengalaman belajar anak,
misalnya:
a) Bersahabat, menyenangkan, tetapi
tetap bermakna bagi anak.
b) Dalam menanamkan konsep atau
pengetahuan dan keterampilan, anak
tidak harus di drill, tetapi anak belajar
melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah dipahami.
c) Bentuk pembelajaran ini dikenal
dengan pembelajaran terpadu, dan
pembelajaran sesuai kebutuhan dan
perkembangan anak.

2.KB 2

1. Rancangan Pendekatan Saintifik


1.1 Batasan Istilah Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah salah
satu pendekatan dalam membangun
cara berpikir agar anak memiliki
kemampuan menalar yang diperoleh
melalui proses mengamati sampai
pada mengomunikasikan hasil
pikirnya.
1.2 Pentingnya Pendekatan Saintifik pada
Anak Usia Dini
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik diterapkan di lembaga PAUD
untuk melanjutkan perilaku belajar
yang telah dimiliki anak. Hal ini
penting untuk membantu anak
memahami dunia sekitarnya. Proses
mengumpulkan, mengolah informasi
dan mengomunikasikan yang
diketahuinya merupakan langkah
pengembangan berpikir kritis.
pencapaian tujuan pada 4
kompetensi inti (KI) :
 Kompetensi Inti - 1 : Sikap
Spiritual
Membantu anak agar dapat
mengenal dan memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan
keagungan Tuhan YME.
 Kompetensi Inti -2 : Sikap Sosial
(1) Membantu menumbuhkan
minat pada anak untuk mengenal
dan mempelajari benda-benda
serta kejadian diluar
lingkungannya;
(2) Memfasilitasi dan
mengembangkan sikap ingin
tahu, tekun, terbuka, kritis,
mawas diri, bertanggung jawab
dan mandiri dalam
kehidupannya;
(3) Anak memiliki sikap-sikap
ilmiah;
(4) Membantu melekatkan
aspekaspek yang terkait dengan
keterampilan proses sains;
(5) Anak menjadi lebih berminat
dan tertarik untuk menghayati
sains yang berada dan
ditemukan dalam lingkungan
sekitar.
 Kompetensi Inti -3 :
Pengetahuan
(1) Membantu pemahaman anak
tentang konsep sains dan
keterkaitannya dalam
kehidupan sehari-hari;
(2) Anak memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui
penggunaan metode sains,
sehingga anak-anak terbantu
dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal
yang dihadapinya;
(3) Anak mendapatkan
pengetahuan dan informasi
ilmiah yang lebih dipercaya dan
baik;
 Kompetensi Inti -4 :
Keterampilan
(1) Membantu anak agar
mampu menerapkan berbagai
konsep sains dan menjelaskan
berbagai konsep sains untuk
menjelaskan gejala-gejala alam
dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari;
(2) Membantu anak agar
mampu menggunakan
teknologi sederhana yang dapat
digunakan untuk memecahkan
masalah yang ditemukan
dalam kehidupan sehari hari.
1.3. Cara Anak Usia Dini Belajar melalui
Bermain
a. Anak belajar melalui apapun
Anak usia dini dapat belajar melalui
apapun. Melalui pemahaman terhadap
cara anak usia dini belajar, maka guru
dapat memilih pendekatan yang paling
sesuai dengan cara belajar anak.
Untuk mendapatkan penjelasan
mengapa perlu pendekatan saintifik,
maka guru perlu mengenali tentang
anak usia dini, cara belajar anak dan
prinsip pembelajaran pada PAUD.
b. Cara berpikir anak bersifat khas
Cara anak berpikir berakar dari
pengalamannya sehari-hari. Sumber
pengalaman anak didapat dari:
1) pengalaman sensori dengan
menggunakan seluruh inderanya
(penglihatan,
pendengaran,penghidu, perasa,
pengecap).
2) pengalaman berbahasa saat
mereka berkomunikasi dengan
teman, orang tua, guru atau
orang lain.
3) pengalaman budaya dalam
bentuk kebiasaan di rumah,
nilai yang diterapkan dalam
keluarga termasuk yang berlaku
di lingkungan.
4) pengalaman sosial dari teman
sepermainan, perilaku orang
dewasa.
5) pengalaman yang bersumbe dari
media masa, misal dari surat
kabar, majalah, televisi, radio.

c. Anak belajar dengan berbagai cara


Anak senang mengamati dan
menggunakan mainannya dengan
berbagai cara. Misalnya mobil-mobilan
dapat digerakkan maju mundur,
dimainkan rodanya, dibongkar, dll.
Namun, orang dewasa sering hanya
menginginkan anak bermain seperti
yang dipikirkan mereka.
d. Anak belajar secara bertahap
Anak adalah pembelajar alami dan
sangat senang belajar.Anak belajar
sejak lahir. Anak senang mencari
pemecahan dari masalah yang
dihadapinya. Ia belajar dengan cara :
1) bertahap sesuai
dengan tingkat
kematangan perkembangan
berpikirnya.
2) mulai segala sesuatu dari hal-
hal yang bersifat konkrit ke
abstrak.
3) menggunakan seluruh
inderanya: mengamati, membau,
mendengar kan bunyinya,
merasakan, mencicipi, men
dorong, menarik, bahkan
menggerak-gerakkan dengan
berbagai cara yang disukainya.

e. Anak belajar saat bersosialisasi


Anak belajar banyak pengetahuan
dan keterampilan melalui interaksi
dengan lingkungannya. Kemampuan
berbahasa, kemampuan
sosialemosional, dan kemampuan
lainnya berkembang pesat bila anak
diberi kesempatan bersosialisasi
dengan teman, benda, alat main, dan
orangorang yang ada di sekitarnya.
Bermain bagi anak juga sebagai
pelepasan energi, rekreasi, dan emosi
saat bermain anak merasa nyaman
dan gembira. Dalam keadaan
nyaman semua syaraf otak dalam
keadaan rileks sehingga
memudahkan menyerap berbagai
pengetahuan dan membangun
pengalaman positif. Kegiatan
pembelajaran melalui bermain
mempersiapkan anak menjadi
senang belajar.
2. Implementasi Pembelajaran Saintifik
2.1. Pengalaman Anak dalam Pendekatan
Saintifik
Anak selalu berinteraksi dengan
lingkungannya, kapanpun. Di situlah
pendekatan saintifik dapat
dilaksanakan. Pendekatan saintifik
dengan proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar
dan mengomunikasikan akan
membangun kemampuan berpikir
saintifik anak. Sejak awal,
kemampuan berpikir ini perlu terus
dilatih dan disuburkan untuk
membangun rasa ingin tahu (inquiry)
anak. Orang dewasa baik yang di
rumah ataupun di lembaga PAUD
perlu membiasakan cara berpikir
anak dengan proses tersebut sehingga
terbentuk kemampuan berpikir
saintifik.
2.2 Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
Pada dasarnya anak seorang
peneliti. Semua yang ada di
sekitarnya menarik perhatiannya.
Anak akan memperhatikan, meneliti,
mencoba, dan bertanya. Cara belajar
alamiah tersebut merupakan proses
pendekatan saintifik. Dengan
demikian, pendekatan saintifik adalah
suatu proses pembelajaran yang
dirancang agar anak didik secara aktif
dapat mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar,
dan mengomunikasikan.
2.3 Tujuan Penerapan Pendekatan
Saintifik
1). Anak memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan
metode sains, sehingga anak-anak
terbantu dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal yang
dihadapinya.
2) Anak memiliki sikap-sikap ilmiah.
Anak mendapatkan pengetahuan dan
informasi ilmiah (yang lebih dipercaya
dan baik).
3) Anak menjadi lebih berminat dan
tertarik untuk menghayati sains yang
berada dan ditemukan dalam
lingkungan sekitar.
4) Membantu pemahaman anak tentang
konsep sains dan keterkaitannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.1 Selain itu, tujuan pendekatan
saintifik lainnya adalah:
1) Membantu melekatkan aspek-aspek
yang terkait dengan keterampilan
proses sains.
2) Membantu menumbuhkan minat
pada anak untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta
kejadian diluar lingkungannya.
3) Memfasilitasi dan mengembangkan
sikap ingin tahu, tekun, terbuka,
kritis, mawas diri, bertanggung jawab
dan mandiri dalam kehidupannya.
4) Membantu anak agar mampu
menggunakan teknologi sederhana
yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang
ditemukan dalam kehidupan sehari
hari.
5) Membantu anak agar mampu
menerapkan berbagai konsep sains
dan menjelaskan berbagaikonsep
sains untuk menjelaskan gejala-gejala
alam dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
6) Membantu anak agar dapat mengenal
dan memupuk rasa cinta terhadap
alam sekitar sehingga menyadari
kebesaran dan keagungan Tuhan
YME.
2.4 Proses Pendekatan Saintifik
Proses Pendekatan Saintifik
merupakan rangkaian mencari tahu
dengan cara menjelajah melalui
tahapan:
1). Mengamati
Mengamati berarti kegiatan
menggu nakan semua indera
(penglihatan, pen dengaran,
penghiduan, peraba, dan pengecap)
untuk mengenali suatu benda yang
diamatinya.
2). Menanya
Menanya merupakan proses
berfikir yang didorong oleh minat
keingintahuan anak tentang suatu
benda atau kejadian. Pada
dasarnya anak senang bertanya.
Anak akan terus bertanya sampai
rasa penasarannya terjawab.
3). Mengingat:
Mengulang kembali , menyatakan
apa yang telah diobservasi
(1) Apa yang kamu ketahui
tentang buah jambu?
(2) Tadi bermain apa saja?
(3) Apa yang kamu kerjakan tiap
pagi?
4). Memahami:
(1) Menjelaskan, Menguraikan,
Memperkirakan
(2) Berapa banyak?
(3) Apa saja isi tasmu?
(4) Lihat di atas sana awannya
terlihat gelap, kira-kira apa
yang akan terjadi?
5). Menerapkan:
(1) Menggunakan pengetahuan
dengan situasi baru
(2) Apa yang kita perlukan agar air
ini menjadi manis?
(3) Alat apa yang kita pakai untuk
mencetak pasir ini?
3.KB 3
1. Pengkajian Keterpaduan Konsep STEAM
secara terintegratif
1.1. Hakikat STEAM
Pada hakikatnya pembelajaran
yang berisi pengetahuan, sikap dan
keterampilan tentang Sciences-
Technology-Enginering-Arts-
Mathematics (STEAM). Hal ini akan
mendorong anak untuk
membangun pengetahuan tentang
dunia di sekeliling mereka melalui
kegiatan mengamati, menanya, dan
menyelidiki.
1.2. Kegiatan Pembelajaran berbasis
STEAM
Membicarakan tentang STEAM
sebenarnya adalah membahas
sesuatu yang memang sudah ada
dalam kehidupan anak di manapun
dan kapanpun. Jadi pada dasarnya
STEAM sudah ada di kegiatan di
Lembaga PAUD, STEAM bukan
barang baru.
1.3. Pengalaman Main melalui Kegiatan
STEAM
(a) Exlpore,
Ciptakan Steamy Learning
Environment. Apa yang dapat
dilakukan:
(1) explore materials dengan
berbagai indera.
(2) dorong rasa ingin tahu
anak.
(3) dorong untuk bertanya
(b) Extend
Tantanglah anak lebih lanjut.
Ajak anak untuk melakukan
investigasi. Tantangan yang
terbuka agar anak memecahkan
masalah dengan material yang
ada. Anak dapat ditantang secara
individu atau kelompok.
(c) Engage
Terus ajak anak untuk terlibat
dalam pengalaman belajar.
Kaitkan minat anak dengan
kompetensi dasar yang perlu
dicapai.
(d) Evaluate
Bahasa yang digunakan
dalam STEAM adalah
pertanyaan terbuka :
(1) Apa yang kamu pikirkan
tentang …
(2) Mengapa kamu berpikir
demikian ?
(3) Bagaimana cara kamu… ?
(e) Enginering
Engineering adalah
kemampuan dalam
mengembangkan teknologi
dengan desain yang lebih kreatif
dan inovatif melalui
penggabungan berbagai bidang
keilmuan. Sebagai contoh
engeneering sebagai Rekayasa
Sains, sebagai berikut:
a) Memecahkan masalah
dengan memberikan solusi
berkenaan dengan teknologi
sound yaitu teknik untuk
merekayasa.
b) Pemasangan klakson mobil
yang berfungsi untuk
memberitahukan kepada
pengendara lain keberadaan
mobil tersebut.
c) Mengidentifikasi macam-
macam pengeras suara
dalam yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-
hari.
d) Menganalisis penggunaan
pengeras suara tersebut
dalam kehidupan sehari-
hari.
e) Menganalisis penerapan
Efek Doppler dalam
penggunaan pengeras suara
tersebut dalam kehidupan
sehari- hari.
1.4. Seperti apa STEAM di PAUD
(1) Cara yang terbaik adalah melalui
bermain.
(2) Gunakan berbagai material (loose
parts = bagian-bagian benda/
sesuatu yang telag terpisah) yang
sangat cocok
(3) Perlu ada kegiatan yang bersifat
Invitasi
(4) Perlu juga kegiatan yang
bersifat Provokasi

2.STEAM dalam Pembelajaran di PAUD


(1) Sains
Istilah Sains berasal dari bahasa
Inggris terjemahan dari “Natural Sains”
atau secara singkat disebut “Scince”.
Natural artinya alamiah hubungan
dengan alam sekitar sehingga SAINS
dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan. Jadi sains merupakan
pengetahuan yang mempelajari,
menjelaskan, dan menginvestigasi
fenomena alam dengan segala aspeknya
yang bersifat empiris. Sains adalah
proses aktif dari sebuah penyelidikan dan
penelitian, tidak sekedar pengumpulan
data (Dodge dan Colker :1992: 51);
observasi dan eksperimen
(2) Teknologi
Ketika komputer pertama kali
diperkenalkan ke dunia pendidikan,
banyak guru/pendidik yang bersifat
skeptis, mereka menilai anak-anak hanya
akan bermain komputer tidak mendorong
eksplorasi aktif. Ketakutan lain, adalah
bahwa bermain komputer menempatkan
mesin yang mengendalikan anak,
bukannya anak yang mengendalikan
mesin (Haugland & Wright, 1997; Skeele
& Stefankiewicz , 2002).
(a) Teknologi Komputer sebagai Alat
Bermain Guru dapat membimbing
anak-anak bermain komputer sebagai
anak untuk mengeksplorasi fitur dan
mulai menggunakannya untuk
imajinatif mereka sendiri. Guru dan
anak dapat melakukan simulasi
komputer, game, dan buku. Komputer
dapat dijadikan media simulasi untuk
bermain dan mengontrol karakter
mereka.
(b) Masalah Desain Teknologi
(1) Anak dapat belajar untuk secara
fisik mengoperasikan teknologi
sendiri.
(2) Teknologi tersebut aman untuk
berbagai tingkat usia.
(3) Teknologi yang dipilih dan
dibentuk untuk meminimalkan
resiko kerusakan.
(4) Teknologi ini dapat disesuaikan,
jika perlu, bagi anak dengan
kebutuhan khusus.
(c) Masalah Desain Software Komputer:
(1) Menu disusun dengan rapi, dan
menggunakan petunjuk gambar
dengan kata-kata untuk pilihan
menu.
(2) Anak dapat menelusuri dengan
mudah melalui software, kembali
ke menu utama, atau keluar dari
software kapan saja.
(3) Program ini memberikan bantuan.
Anak dapat keluar dan/atau
mendapatkan bantuan setiap saat.
(4) Desain menarik untuk anak-anak:
mungkin termasuk grafis
warnawarni, suara, animasi.
(5) Program ini dapat digunakan di
lebih dari satu bahasa.
(6) Program ini dapat digunakan oleh
siswa dengan kebutuhan khusus.
(7) Anak dapat mencetak dan
menyimpan pekerjaan mereka.
3. Art & Craft
a. Seni Musik, Adalah curahan perasaan
seseorang yang dituangkan dalam
bentuk nada dan syair yang indah.
b. Seni Rupa (Melukis) Adalah
curahan perasaan seseorang yang
dituangkan dalam bentuk rupa/gambar-
gambar (Garha:2000:20) mengatakan
seni merupakan upaya seseorang dalam
wujud kepada ungkapan perasaan
secara konkrit, kreatif dan indah, maka
seni rupa adalah cabang seni yang
menggunakan bentuk dan rupa sebagai
unsur perwujudan. Melukis adalah
salah satu kegiatan yang digemari anak-
anak, karena melukis merupakan salah
satu sarana ekspresi lewat media. Pada
saat melukis, segala perasaan anak
dapat tercurahkan, tak jarang mewakili
sifat / kepribadian anak.
c. Seni Drama Adalah curahan
perasaaan seseorang yang dituangkan
dalam bentuk gerak bercerita yang
diramu dengan musik yang sesuai.
Dalam seni drama, biasanya terdapat
tema tertentu yang dituangkan dalam
judul pertunjukkan drama tersebut.
d. Seni Tari Adalah curahan perasaan
seseorang yang dituangkan dalam
bentuk gerak anggota badan yang
teratur dan berirama. Tari merupakan
salah satu stimulasi untuk melatih
kecerdasan anak, baik secara kognitif,
psokomotor maupun efektif.
4. Mathematics
Matematika adalah kemampuan untuk
berfikir seprosedur logis, untuk
memecahkan masalah dan untuk melihat
hubungan. Kemampuan matematika
permulaan dapat dikatakan sebagai,
kemampuan awal untuk berpikir
seprosedur logis, untuk memcahkan
masalah dan untuk memecahkan
masalah dan untuk melihat hubungan
dan mengerti sisteam bilangan melalui
pengalaman nyata,berhitung,
mengelompokkan dengan menggunakan
benda.
4.KB 4
1. Dokumen Kurikulum 2013 PAUD
1.1. Apa dan mengapa Kurikulum 2013
PAUD
Pada tahun 2014 telah diterbitkan
seperangkat dokumen kurikulum
2013 PAUD, yaitu: (1) Permendiknas
RI no 137/ 2014 tentang Standar
PAUD dan Permendiknas RI no 146/
2014 tentang Kurikulum PAUD.
Selanjutnya, juga telah disusun 5
dokumen yang terdiri dari lampiran :
(1) Kerangka Dasar & Struktur
Kurikulum PAUD; (2) Pedoman
Pengembangan KTSP PAUD, (3)
Pedoman Pembelajaran; (4) Pedoman
Penilaian; dan (5) Pedoman Deteksi
Dini Tumbuh Kembang.
Keberadaan kedua dokumen
kurikulum diatas, telah diperkuat
dengan adanya Permendiknas RI NO.
160/ 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013. Mengambil intisari
dari Pasal 3 : Pelaksanaan K-13 harus
didahului oleh pelatihan dan
pendampingan, Kurikulum 2006
berlaku paling lama 2019 /2020.
Selanjutnya pada Pasal 7 dengan
intisarinya Satuan Pendidikan Anak
Usia Dini melaksanakan kurikulum
2013 sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Ketiga
peraturan perundang-undangan itulah
yang menjadi landasan hukum bagi
pengembangan dan implementasi K-13
PAUD di Indonesia.
1.2. Tujuan dan Struktur Kurikulum
2013 PAUD
1.2.1. Tujuan
(1) Membantu meletakkan dasar ke
arah perkembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan oleh anak untuk
siap mengikuti pendidikan pada
jenjang selanjutnya.
(2) Mengoptimalkan perkembangan
anak secara menyeluruh
berdasarkan berbagai dimensi
perkembangan anak usia dini
baik perkembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan oleh anak untuk
dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta untuk
pertumbuhan dan perkembangan
anak pada tahapan berikutnya.
1.2.2. Struktur Kurikulum 2013
PAUD
Perangkat kerja Kurikulum 2013
PAUD perlu dipelajari dengan
seksama oleh para mahasiwa
calon guru dan guru di Lembaga
PAUD sebelum mereka
melakukan implementasinya.
1.3. Pembelajaran berbasis Kurikulum
2013 PAUD
Pembelajaran berbasis K-13 PAUD memiliki
ciri-ciri diantaranya :
(1) Terencana,
Artinya perlu ada perencanaan
pembelajaran sebelum
pelaksanaan kegiatan belajar
melalui bermain dilakukan;
(2) Tematik terintegrasi,
Menggunakan pendekatan
tematik integratif yang dapat
memadukan semua aspek
perkembangan;
(3) Kontekstual,
Artinya isi pembelajaran
haruslah sesuai dengan
lingkungan dimana anak berada
itu berada, baik lingkungan
alam ataupun muatan atau
kearifan lokal kedaerahan;
(4) Melalui pengalaman langsung,
Artinya anak harus memiliki
kesempatan untuk melakukan
sesuatu dengan cara langsung
berbuat;
(5) Melalui suasana bermain dan
menyenangkan,
Artinya kegiatan belajar melalui
bermain haruslah dapat
menstimulasi anak untuk mau
melakukan tampa paksaan;
(6) Responsif,
Hal ini berkaitan dengan peran
guru yang cepat tanggap terhadap
permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran dan atau
saat melakukan intervensi atau
deteksi dini tumbuh kembang
anak;
(7) Asesmen autentik,
Penilaian harus dilakukan
berdasarkan asesmen yang
terukur, dapat diamati dan nyata
dilakukan oleh anak;
Penerapan Pendidikan karakter, artinya selama
pembelajaran berlangsung guru dan pihak lain
haruslah menanamkan nilai-nilai karakter yang
baik pada anak melalui kegiatan rutin, spontan,
terprogram dan teladan.
2. Penerapan Kurikulum 2013 PAUD
2.1. Efektivitas dan efisiensi Pencapaian
Indikator Perkembangan
(1) Mengoptimalkan fungsi penginderaan
anak.
(2) Mengenalkan segala sesuatu dari konkrit
ke abstrak.
(3) Dilakukan secara menyenangkan, atas
inisiatif sendiri, bebas dari paksaan.

(4) Dapat bereksplorasi menggunakan ide


sendiri.
(5) Mengoptimalkan fungsi penginderaan
anak.
(6) Mengenalkan segala sesuatu dari konkrit
ke abstrak.
(7) Dilakukan secara menyenangkan, atas
inisiatif sendiri, bebas dari paksaan.

(8) Dapat bereksplorasi menggunakan ide


sendiri
2.2.Penyiapan Implementasi K-13
(1) Pengawas dan Penilik
Para pengawas dan penilik perlu
menguasai terlebih dahulu apa
mengapa dan bagaimana Kurikulum
2013 PAUD. Hal ini dapat dilakukan
melalui sosialisasi, workshop dan
atau bimbingan teknis. Setelah itu
pengawas dan penilik memiliki
tanggungjawab untuk
mensosialisasikan kepada guru/
pendidik.

(2) Kepala Lembaga


Kepala Lembaga atau sering juga
disebut dengan kepala sekolah perlu
mendapatkan sosialisasi terlebih
dahulu tentang Kurikulum 2013
PAUD. Setelah nya Kepala Lembaga
bertanggungjawab untuk menunjuk
gurugurunya ikut bimbingan teknis
dan menyiapkan sarana prasarana
yang dibutuhkan.
(3) Guru/ Pendidik
Guru dan Pendidik harus menguasai
betul tujuan, struktur dan kerangka
kerja Kurikulum 2013 PAUD sebelum
mereka melaksanakannya di sekolah/
di kelas. Untuk itu, guru perlu
memiliki kreativitas yang tinggi untuk
merancang kegiatan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
(4) Sarana Prasarana
Dalam rangka mensukseskan
pelaksanaan Kurikulum 2013 PAUD,
maka Lembaga Pendidikan/ Sekolah
perlu menyiapkan pengadaan sarana
dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan Kurikulum
2013 PAUD, baik didalam kelas
maupun luar kelas serta menyiapkan
tempat/lokasi
3.Implementasi Pengembangan Kurikulum
2013 PAUD
 Langkah ke-1: Pengembangan Tematik
Integratif, terdiri dari:
(1) Pengembangan Tema Satu Tahun,
terdiri dari 2 semester, 1 semester
sama dengan 17 Minggu;
(2) Pengembangan Tema-Sub Tema-
Sub Sub Tema;
(3) Pengembangan Tema Lingkungan.
 Langkah ke -2 : Sebaran Tema
 Langkah ke-3: Pengembangan
Materi Saintifik terdiri dari:
(1) Pengembangan Tema-Sub
Tema-Konsep
Pengetahuan;
(2) Pengembangan
Pembelajaran berbasis
Pendekatan Saintifik.
 Langkah ke-4: Pengembangan Materi/
Bahan Belajar dan Bermain.
 Langkah ke-5: Penyusunan
Rancangan Strategi Kegiatan Bermain

2 Daftar materi yang sulit 1. KB 4 poin


dipahami di modul ini Implementasi pengembangan kurikulum
2013 PAUD, tidak dijelaskan secara
detail
3 Daftar materi yang sering 1. kurikulum 2013 saya kira hampir
mengalami miskonsepsi sama dengan pendekatan pembelajaran
STEAM
4 Pemecahan masalah 1. Setekah membaca modul ini ternyata
kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
mencakup metode pembelajaran tematik,
pendekatan saintifik, dan pendekatan
STEAM

Anda mungkin juga menyukai