Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN

MODUL 1

KEGIATAN BELAJAR 4 KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Konsep kurikulum menurut pandangan para ahli dapat dipandang dari tiga konteks,
yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai kegiatan pengalaman dan
kurikulum sebagai perencanaan.
Sebagai mata pelajaran kurikulum berorientasi kepada isi atau mata pelajaran (content
oriented). Proses pembelajaran di sekolah yang menggunakan konsep kurikulum
demikian penguasaan isi merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar berarti bahwa seluruh kegiatan yang
dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut
berada dalam tanggung jawab sekolah. Pergeseran makna kurikulum ini selain
disebabkan meluasnya fungsi dan tanggung jawab sekolah juga dipengaruhi oleh
penemuan-penemuan dan pandangan baru dalam bidang psikologi belajar. Pandangan
baru tersebut menganggap bahwa belajar bukan hanya mengumpulkan sejumlah
pengetahuan, akan tetapi proses perubahan tingkah laku.
Sebagai suatu rencana, kurikulum bukan hanya berisi tentang program kegiatan akan
tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
2. Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada
tahun 1945, setidaknya kita telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum.
Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis
kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Indonesia telah banyak belajar
dari kurikulum-kurikulum tersebut. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat
dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 1) kurikulum sebagai rencana pelajaran
(kurikulum 1947 – 1968), 2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum
1975 – 1994) dan 3) kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013).
3. Peran utama dari kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif,
kreatif dan kritis evaluatif.
Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan
masa kini. Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut. Sehingga
kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa
yang akan datang. Berangkat dari suatu realita bahwa nilai-nilai kehidupan dan
budaya dalam masyarakat senantiasa berkembang atau mengalami perubahan maka
peran kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya melainkan juga berperan
untuk menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan. Dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai kontrol atau filter sosial. Nilai-
nilai sosial yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan atau realitas keadaan dan
tuntutan masa kini dihilangkan dan dilakukan suatu modifikasi atau penyempurnaan-
penyempurnaan
Peran kurikulum harus berjalan seimbang dan harmonis, agar dapat sesuai dan
memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak maka dalam implementasinya akan terjadi
ketimpangan atau ketidaksesuaian yang berdampak pada kegagalan dari suatu
implementasi yang tidak membekalkan secara tepat kepada siswa terkait apa yang di
pelajari, bagaimana mempelajari dan mengapa dipelajari. Menyelaraskan ketiga
peranan tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak dalam proses pendidikan
termasuk guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum.
4. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem. Artinya,kurikulum merupakan
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lain. Karena antar komponen saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam rangka pencapaian tujuan. Komponen-komponen kurikulum
diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, isi,
aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan.
5. Tantangan kurikulum yang harus dihadapi di era masa depan adalah bonus demografi,
teknologi di ruang kelas, globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan, pendidikan
abad 21.

Anda mungkin juga menyukai