Anda di halaman 1dari 46

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MODUL 1

PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA

KEGIATAN BELAJAR 2
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI

Oleh :
Nama Mahasiswa : FIDA ARYUNI
Angkatan : 3 (Tiga)
Bidang Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya Materi
Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 1 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Kegiatan Belajar
2 Struktur, Fungsi Dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi ini dapat terselesaikan.

Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 1 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia
Kegiatan Belajar2 Struktur, Fungsi Dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi ini penulis susun untuk
memenuhi tugas dan tagihan mahasiswa PPG Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Kanjuruhan pada
tahap Pendalaman Materi yaitu Penyusunan Materi Ajar Berbasis Masalah untuk mengidentifikasi
permasalahan pembelajaran yang dialami Mahasiswa PPG yang disebabkan oleh defisit kompetensi
maupun miskonsepsi.

Dalam materi ajar ini penyusun menyajikan beberapa refrensi dan solusi untuk mengatasi defisit
kompetensi dan miskonsepsi dalam pembelajaran Modul 2 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia
Kegiatan Belajar 2 Struktur, Fungsi Dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi. Materi ajar ini dikembangkan
dengan mengedepankan pendekatan Higher Order Thinking skill (HOTs).

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas masukan-masukan dan saran yang diberikan sehingga
kami termotivasi untuk menyelesaikan modul materi ajar ini dengan baik. Uucapan terimakasih kami
sampaikan kepada:

1. Ibu Nurul Ain., selaku dosen pembimbing.


2. Ibu Yulianti, M.Pd, selaku dosen Bahasa Indonesia.
3. Seluruh Bapak Ibu Dosen Pembimbing PPG Angkatan 3
4. Penanggung jawab Rombel dan Tim IT Kelas 3 PPG Angkatan 3 Tahun 2021
5. Seluruh mahasiswa PPG Angkatan 3 Universitas Kanjuruhan Kelas 3

Akhir kata semoga modul materi bahan ajar yang kami susun ini memberikan manfaat bagi
Mahasiswa PPG lainnya.

Malang, 26 Juli 20

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

Kegiatan Belajar................................................................................................................

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat................................................................................................
2. Relevansi...................................................................................................................
3. Petunjuk Belajar........................................................................................................
B. Isi
1. Capaian Pembelajaran................................................................................................
2. Sub Capaian Pembelajaran.........................................................................................
3. Uraian Materi.............................................................................................................
4. Tugas...........................................................................................................................
5. Forum Diskusi.............................................................................................................
C. Penutup
1. Rangkuman.................................................................................................................
2. Tes Formatif................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

iii
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI

A. Pendahuluan
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai alat
komunikasi baik lisan maupun tertulis. Pentingnya bahasa tersebut dapat dilihat
pada setiap aktivitas manusia yang selalu menggunakan bahasa sebagai wahana
dalam berinteraksi. Bahasa dalam hal ini sebagai sarana untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan. Kemampuan dalam mengungkapkan gagasan atau pikiran
tersebut merupakan wujud nyata dari kemampuan seseorang dalam
mengembangkan kreativitasnya, bahkan mampu menghasilkan karya-karya yang
bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam dunia pendidikan. Peranan
pendidikan sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dengan demikian, bahasa semakin penting untuk dipelajari.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SD mulai dari Kelas II
sampai dengan Kelas VI salah satu materinya adalah tentang Teks Fiksi. Mulai
dari kompetensi dasar menceritakan kembali teks fiksi, memeragakan pesan dalam
teks fiksi, menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh pada teks fiksi dan
membandingkan watak dari setiap tokoh, serta menyampaikan penjelasan tentang
tuturan dan tindakan tokoh secar lisan, tulis dan visual. Untuk itu materi struktur,
fungsi dan kaidah kebahasaan teks fiksi ini sangat penting untuk dipahami
sebelum diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.

1. Deskripsi Singkat
Dalam Kegiatan Belajar ini akan mempelajari struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan teks fiksi. Modul ini disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang
harus dicapai dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar.

1
2. Relevansi
Materi yang disajikan relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru profesional ketika mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan
dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa Indonesia.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal
10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.” Kompetensi profesional guru, dimana
mengulas materi tentang struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksisecara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Tidak hanya menguasai materi, Saudara juga akan
mampu mengembangkan materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi
secara kreatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Mengingat siswa
sekolah dasar memerlukan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam modul ini, Saudara akan belajar bagaimana memahami peserta didik
dengan karakter yang beragam dari segi perkembangan bahasa anak. Dari
pemahaman tersebut korelasinya adalah Saudara akan merancang perencanaan
pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia yang
sesuai dengan konteks struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi di
sekolah dasar.

3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu Saudara memahami modul ini perlu diperhatikan beberapa
petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian penting yang terdapat di dalam modul ini sampai
Saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini
b. Pahamilah pengertian demi pengertian dari modul ini melalui pemahaman dan
pengalaman sendiri serta diskusikanlah dengan teman atau dosen pembimbing
Saudara

2
c. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet
d. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat
pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul.
e. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman Saudara.

Selamat belajar. Semoga Saudara berhasil !

B. Inti
Pada bagian inti modul ini, akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan (1)
capaian pembelajaran, (2) subcapaian pembelajaran, (3) uraian materi, dan (4)
forum diskusi.

1. Capaian Pembelajaran
Sesuai dengan isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan (CPMK) ke-2 Pendalaman Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk
KB-2 adalah menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi serta
aplikasinya dalam pembelajaran di SD.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian
pembelajaran berikut ini. a. menganalisis teks fiksi; b. menganalisi struktur, fungsi
dan kaidah kebahasaan teks fiksi c. merancang pembelajaran teks fiksi di sekolah
dasar

3
3. Pokok-Pokok Materi
Dalam KB 2, Saudara akan mempelajari materi teks fiksi yang mencakup
struktur, fungsi, kaidah kebahasaan teks fiksi, dan kompetensi dasar teks fiksi.

4. Materi Inti
a. Teks Fiksi
Fiksi merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris fiction yang
berarti rekaan atau khayalan. Cerita fiksi berarti cerita yang tidak terjadi
sebenarnya. Secara lebih luas, pengertian cerita fiksi adalah sebuah karya satra
yang bersifat imajinasi atau khayalan dari penulis dan bukan kejadian yang
sebenarnya. Dengan kata lain cerita fiksi tidak terjadi secara sebenarnya di
dunia nyata tetapi hanya berdasarkan imajinasi, pikiran, atau khayalan
seseorang.
Pengertian cerita fiksi adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi
karangan semata yang bukan berdasarkan dari cerita nyata. Imajinasi
pengarang cerita bisa dari mana saja, misalnya dari wawasan, pengalaman, dari
cerita yang ia baca di buku, pandangan, tafsiran, ataupun dari penilaian si
penulis mengenai suatu peristiwa baik yang nyata ataupun tidak.
Cerita fiksi biasa diterapkan di media lain seperti sandiwara, komik dan
film, selain itu cerita fiksi bisa dikaitkan dengan kejadian kehidupan nyata.
4
Dalam kamus sastra, definisi cerita fiksi adalah sebuah cerita rekaan yang
memiliki tokoh dan alur yang dihasilkan oleh sebuah khayalan atau imajinasi.
Pengarang dituntut untuk membuat cerita dengan cara mengolah imajinasi
yang dimilikinya terhadap segala peristiwa yang diungkapkan ke dalam bahasa.
Sehingga secara umum definisi cerita fiksi adalah cerita rekaan atau
khayalan pengarang. Isi cerita dapat murni berasal dari khayalan pengarang,
tetapi juga dapat berdasarkan fakta. Cerita fiksi yang dikarang berdasarkan
fakta diperoleh dari berbagai pengalaman, baik pengalaman diri sendiri
maupun pengalaman orang lain. Kemudian, pengalaman tersebut diolah
menjadi bahan cerita menarik.
Ciri-ciri cerita fiksi, yaitu:
a. merupakan cerita rekaan atau cerita nyata yang diolah oleh pengarang.
b. bertujuan untuk menghibur dengan menceritakan suatu peristiwa.
c. disajikan dalam alur cerita.
d. menggunakan bahasa yang komunikatif.
e. menggunakan bahasa tidak baku.

Berikut ini adalah contoh teks fiksi


Anak Itik Buruk Rupa
Karya Han Christian Andersen

Di sebuah desa di dekat sungai, hiduplah keluarga bebek. Ada Pak Bebek, Ibu
Bebek, dan telur-telur bebek yang sedang dierami. Pak Bebek sangat senang
saat telur-telur yang telah dierami lbu Bebek menetas satu per satu.
“Kwekk… Kwekk… Kwekk…” bunyi anak-anak bebek yang telah menetas
dari telur. Wah. suasana rumah mereka menjadi amat ramai.
Pak Bebek dan Ibu Bebek sangat menyayangi bebek-bebek kecil yang baru
menetas itu. Namun sayang, telur bebek yang terakhir menetas ternyata
berbeda dari saudara-saudaranya.
“Ooorrkk…. Ooorrkk…” begitu bunyi anak bebek yang terakhir.
“Mengapa yang terakhir menetas sangat berbeda suaranya denganku?” tanya
Pak Bebek dengan penuh keheranan.
“Mungkin karena dia baru menetas, makanya jadi berbeda,” jawab Ibu Bebek.
Tetapi, perbedaannya terlalu mencolok. lbu Bebek dan Pak Bebek memiliki
warna tubuh kuning keemasan dan berparuh oranye. Sedangkan anak bebek
yang terakhir ini memiliki bulu yang hitam dan berparuh cokelat. Wajahnya
pun tak secantik saudaranya.

5
Pak Bebek amat marah. Dia mengira bahwa anak bebek yang terakhir adalah
hasil hubungan lbu Bebek dengan hewan Iainnya. Karena kemarahannya itu,
Pak Bebek pergi meninggalkan keluarganya. Semua bebek kecil sedih dan
menangis. Karena ditinggalkan Pak Bebek, Ibu Bebek menjadi kesal. Saat
menyusuri hutan, dia membiarkan bebek kecil buruk rupa itu tertinggal jauh.
Saudara- saudara bebek kecil pun terus mencerca si bebek kecil. Bahkan, lbu
Bebek tidak mau mengakui si bebek kecil buruk rupa sebagai anaknya.
Sungguh malang nasib bebek kecil buruk rupa itu. Dia tidak bisa berenang. Dia
ditinggalkan begitu saja oleh Ibu Bebek dan saudara-saudaranya. Hatinya amat
sedih dan setiap hari, dia menangis sendirian di tepi sungai.
Tiba-tiba, datang dua ekor bebek yang sama buruk rupanya dengan dirinya.
Kedua bebek buruk rupa itu mencoba menghibur bebek kecil yang sedari tadi
menangis sendirian.
Tak lama kemudian, datang induk dua bebek tersebut. Ia kebingungan mencari
dua anaknya yang tak kunjung pulang. Ketika menemukan anak-anaknya
bersama bebek kecil buruk rupa, ia menghampiri bebek kecil.
“Mengapa kamu menangis, makhluk manis?” tanya induk itu.
“Aku tertinggal sendirian di sini. Aku dibiarkan begitu saja oleh indukku,
karena aku amat buruk rupa. Aku berbeda dengan saudaraku yang cantik dan
pandai berenang,” jawab si bebek kecil sembari menangis tersedu-sedu.
“Wahai makhluk Tuhan yang manis, tenanglah. Kamu tak perlu bersedih dan
berkecil hati,” ucap si induk.
“Tetapi, aku tak punya siapa-siapa lagi sekarang,” ujar si bebek kecil.

Gambar 1 Induk bebek mencari kedua anaknya

“Aku yang akan merawatmu. Semua makhluk diciptakan berbeda. Ibumu dan
saudara-saudaramu tidak memiliki apa yang kamu punya. Begitu juga
sebaliknya. Kamu tidak memiliki apa yang mereka punya,” jawab si induk
dengan penuh rasa sayang dan kelembutan.
“Kamu lihat wajahmu di air sungai itu. Kamu sama seperti anak-anakku. Kamu
bukan anak bebek, melainkan anak itik. Saat ini memang rupamu terlihat
kurang baik. Tetapi percayalah, setelah kamu tumbuh besar nanti, kamu akan
menjadi hewan yang cantik,” jelas si induk yang ternyata adalah induk itik.

6
Ya, bebek kecil buruk rupa itu adalah itik. Akhirnya, itik kecil tidak lagi
bersedih, sebab kini ia telah mendapatkan keluarga baru yang menyayanginya.

Berdasarkan bahasa tulisan teks fiksi bisa bermakna


1) Denotatif
Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang sesuai dengan pengertian
yang dikandung oleh kata tersebut. Berikut contoh kata yang mengandung
makna denotatif. “Dia adalah wanita cantik”. Kata cantik ini diucapkan oleh
seorang pria terhadap wanita yang berkulit putih, berhidung mancung,
mempunyai mata yang indah dan berambut hitam legam. “Nita sedang tidur di
dalam kamarnya” Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Nita
sedang beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).
2) Konotatif
Konotatif adalah bukan makna sebenarnya, mempunyai makna tautan. Dengan
kata lain, makna kias atau makna tambahan. Berikut contoh kata yang
mengandung makna konotatif. Dialah bunga idamanku seorang (kekasih).
3) Ekspresif
Ekspresif yaitu membayangkan suasana pribadi pengarang. Berikut contoh kata
yang mengandung makna ekspresif. Wajahnya itu mengingatkanku pada
rembulan yang mewujud purnama yang selalu kulihat di malam ketiga belas
ataupun di malam keempat belas. Dari kutipan di atas, pembaca dapat
membayangkan suasana pribadi pengarang yang bahagia.
4) Sugestif
Sugestif bersifat mempengaruhi pembaca. Berikut contoh teks yang
mengandung makna sugestif.
Hari senin merupakan hari yang sangat melelahkan, karena suasana
liburan masih terasa saat rutinitas kembali. Jika pada umumnya hari senin
adalah awal semangat berutinitas namun hal itu tidak terjadi padaku. Berawal
dari pagi hari yang dimulai untuk mempersiapkan alat alat sekolah. Dilanjutkan
dengan rutinitas sekolah yang membuatku merasa masih ingin merasakan lebih
lama liburan. Rutinitas sekolahku selesai pada pukul 3 sore. Saat sesampainya
dirumah aku segera mandi dan makan sembari beristirahat sejenak.

7
Istirahatpun

8
tidak teralu lama karena harus mengerjakan tugas tugas sekolah yang belum
selesai aku kerjakan (Amran & Rozak, 2003).
Paragraf diatas termasuk kedalam contoh teks yang mengandung makna
sugestif karena membujuk pembaca baik orang tua maupun anak-anak untuk
mengerjakan tugas dan rajin sekolah.Secara tidak langsung, tokoh Aku
mempengaruhi pembaca melalui pengalamannya, walaupun rutinitas hari senin
sangat banyak, tapi tokoh Aku tetap menyelesaikan tugas sekolahnya.
5) Plastis
Plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca. Berikut
contoh kata yang mengandung makna plastis. Matahari menunjukkan
senyumannya, awan-awan putih seakan menjadi perhiasan langit biru yang
membentang bagai gulungan kertas polos. Benar-benar hari yang cerah. Cocok
untuk menghabiskan waktu Minggu di luar bersama keluarga, teman, kerabat,
dan sejenisnya (Manulamarmar dalam Amran & Zaidan, A, 2003).

Teks fiksi merupakan satu organisasi yang didukung oleh berbagai unsur yang
terjalin satu sama lain dan yang secara bersama-sama membangun cerita. Unsur-
unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1) Unsur Intrinsik
Merupakan unsur-unsur dalam atau merupakan unsur utama yang membangun
utuhnya sebuah cerita. Unsur intrinsik meliputi
a) Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
yang terkandung di dalam teks.
b) Tokoh, yaitu pelaku dalam karya sastra. Karya sastra dari segi peranan
dibagi menjadi 2, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
c) Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu
hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan
atau me- nyebabkan peristiwa yang lain.
d) Konflik, yaitu kejadian yang tergolong penting, merupakan sebuah unsur
yang sangat.diperlukan dalam mengembangkan plot.

9
e) Klimaks, yaitu saat sebuah konflik telah mencapai tingkat intensitas
tertinggi, dan saat itu merupakan sebuah yang tidak dapat dihindari.
f) Latar, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
g) Amanat, yaitu pemecahan yang diberikan pengarang terhadap persoalan di
dalam sebuah karya sastra.
h) Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
i) Penokohan, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
2) Unsur Ekstrinsik
Merupakan unsur-unsur yang berasal dari luar cerita, diantaranya
a) Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
b) Keyakinan
c) Pandangan hidup yang keseluruhan itu akan mempengaruhi karya yang
ditulisnya.
d) Psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik,
dan sosial juga akan mempengaruhi karya sastra.
e) Pandangan hidup suatu bangsa.

Bagaimanakah cara mengidentifikasi unsur-unsur pada suatu teks fiksi?


Sebelumnya perhatikan teks berikut!
Teman Sejati

Hari ini aku kesal pada Debi. Ia berulangkali marah dan menotok notok
kepalaku ke meja. Padahal yang membuatnya marah bukan kesalahanku.
Debi kesal karena semenjak setengah jam yang lalu ia hanya bisa mengerjakan
dua soal saja dari sepuluh soal Bahasa Indonesia yang diberikan Pak Guru.
Sementara teman teman yang lain sudah mengerjakan sedikitnya enam soal.
“Makanya belajar, Bi!” kataku sebal. Debi melotot ke arahku dan menggusal
gusalkan lagi kepalaku ke meja.
“Kasar banget sih!” seruku.
“Rasain!” hardik Debi.
“Debi!!” seru Pak Guru, “Kenapa sejak tadi tidak bisa tenang?” Debi menunduk.

10
“Rasain!” balasku. Debi menyurengkan matanya menatap kepalaku.
Ia mulai menulis beberapa rumus di kertas dan mencoba memecahkannya.
Sayangnya, ia tetap saja tidak bisa.
“Apa kata mama, Rub…makanya jangan terlalu sering keluar main Bola!”
kataku menasehati, ”Kamu membiarkanku menunggumu di rumah
menemanimu belajar, tapi kamu malahan enak-enakan main bola!!”
“Coba kalau kamu sadar kalau hari ini ujian, kan kemarin seharusnya kamu
belajar bersamaku!” keluhku lagi.
“Padahal semalam aku kan belajar!” jawab Debi.
“Iya, kamu belajar, tapi cuma sebentar, karena kecapean bermain bola!”
sergahku.
“Sekarang giliran kamu nggak bisa mengerjakan soal, kamu marah marah ke
semua, termasuk padaku!”
“Harusnya kamu bisa membagi waktu antara waktu bermain dan belajar.”
kataku lagi menasehati Debi.
“Aduuh,gawat nih kalau jelek ulangan, Mama Papa pasti marah” keluh Debi.
“Udah deh, pasrah aja…memang salah kamu kok!Eeeh jangan coba coba
nyontek pada Beni!!” teriakku ketika Debi mencuri curi lihat pekerjaan Beni.
Debi mencibir ketika Beni menutupi kertas ulangannya.
“Bagus,Ben!” seruku senang.
“Ini pelajaran buat kamu Bi,…lebih baik kamu banyak banyak bermain
denganku. Lebih banyak manfaatnya!” kataku.
Bel isirahat pertama berbunyi. Semua bergegas mengumpulkan kertas ulangan
pada Pak guru.
Debi meninggalkanku sambil berjalan loyo ke meja Pak guru.
Beberapa menit kemudian ia kembali ke tempat duduk. Kelihatannya Debi
menyesal tidak belajar dengan benar semalam, padahal soal soal yang
diberikan Pak guru semuanya mirip dengan yang di buku. Cuma angkanya saja
yang berbeda.
“Nggak bisa ya tadi, Bi?” Tanya Beni kepadanya.
Debi menggeleng.
“Tenang Bi, kita akan harus banyak belajar bareng..oke?” kataku.
Debi menatapku lalu tersenyum sambil memasukanku ke dalam kotak
pensilnya. Aku berjanji akan setia menemaninya belajar, karena aku adalah
pensil kesayangan Debi.

Berdasarkan cerita di atas dapat kita identifikasi unsur-unsur intrinsiknya


yaitu sebagai berikut.
 Tema : Sosial
 Sudut Pandang : Orang pertama, tidak sebagai pelaku.
 Alur : Maju. Karena menceritakan cerita dengan runtun,
dari awal ulangan selesai.
 Penokohan

11
Aku (Pensil) : Jail, baik, peduli, setia
Debi : Malas, kasar, baik
Beni : Baik, peduli
Guru Bahasa Indonesia : Tegas
 Latar/Setting
Tempat : Di Kelas
Waktu : Pagi hari
Suasana : Menegangkan
 Amanat
Harus bisa membagi waktu, mana waktu belajar dan bermain.
Gunakan waktu sebaik mungkin, karena sebuah penyesalan hanya akan
datang di akhir.
Kita harus melakukan persiapan (belajar), sebelum menghadapi ulangan.

b. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi


Sebelum mempelajari tentang struktur dan kaidah kebahasaan pada teks
fiksi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu, apa sajakah yang termasuk ke
dalam teks fiksi tersebut?
Menurut Apriyanti Dwi Santoso melalui bukunya Prosa Fiksi (2015),
jenis- jenis cerita fiksi terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra
atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama timbul dan disampaikan secara
lisan karena belum mengenal tulisan. Sedangkan fiksi atau rekaan dalam
kesastraan Indonesia baru muncul setelah adanya pengaruh kesastraan Belanda
atau saat ini yang dikenal dengan prosa baru.
Berikut ini akan dijelaskan tentang berbagai jenis teks fiksi.
1) Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang di tengah-tengah
kehidupan masyarakat dan disampaikan secara turun-temurun. Selain sebagai
media hiburan, cerita rakyat berfungsi sebagai sarana pendidikan,

12
menyampaikan pesan-pesan moral. Cerita rakyat bersifat anonim atau tidak
jelas pengarangnya. Karena masyarakat pada waktu itu memiliki sifat gotong
royong yang sangat kuat. Yang termasuk cerita rakyat antara lain :
a) Cerita jenaka adalah cerita pendek berisi kebodohan atau kecerdikan
seseorang dan menimbulkan senyum atau tawa bagi pembaca atau
pendengar.
Contoh: Pak Pandir, Pak Belalang, dan Lebai Malang.
b) Mite adalah cerita berhubungan dengan kepercayaan suatu benda, peristiwa
gaib, alam gaib, atau yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib, seperti
dewa, peri, dan Tuhan.
Contoh: Putri Tunjung Buih dan Putri dari Bambu
c) Fabel adalah cerita dengan tokoh-tokoh binatang yang diceritakan hidup
dan bermasyarakat seperti manusia.
Contoh: Kancil dengan Buaya dan Burung Bangau.
d) Legenda adalah cerita lama mengisahkan riwayat terjadinya suatu tempat
atau wilayah, kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di suatu
tempat atau daerah.
Contoh: Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu dan Malinkundang
e) Saga adalah cerita lama yang mengandung unsur sejarah, misalnya
kepahlawanan.
Contoh: Calon Arang dan Lutung Kasarung.

Cerita rakyat memiliki struktur sebagai berikut.


a) Orientasi, berisi pengenalan tokoh ataupun latar cerita.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama.
Wujudnya dapat berupa konflik atau pertentangan dengan tokoh lain.
c) Resolusi, menceritakan penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
d) Evaluasi
e) Koda, berisi pesan moral terkait dengan cerita yang telah
disampaikan. Teks cerita rakyat memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai
berikut.

13
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu, seperti pada suatu
ketika, pada zaman dahulu, kemudian, akhirnya.
b) Menggunakan kata kerja tindakan, seperti mengembara, menggigit,
menerjang, melompat, memanjat, memangsa.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan para tokohnya. Misalnya, membisu, mengeluh, mengerang,
tertunduk lesu.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya,
seperti bingung, lapar, kurus, kuat, licik, sombong.
e) Menggunakan kata sandang, sepeti si, sang pada jenis cerita fable.
f) Menggunakan sudut pandang tokoh ketiga. Pencerita tidak terlibat dalam
cerita yang disampaikannya.
g) Menggunakan dialog.

Tabel 1 Contoh Cerita Rakyat


Judul Serigala dan Kelinci yang Keras Kepala
Orientasi Pada zaman dahulu, hiduplah seekor serigala. Ia
mempunyai kebun mentimun yang sekelilingnya dipagari
duri. Hal itu dimaksudkan agar manusia dan hewan-hewan
lain tidak bias
memasuki kebunnya.
Komplikasi Tidak jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci kecil
bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini
selalu keluar dari lubangnya dan menunggu sampai serigala
pergi meninggalkan ladang untuk mencari ayam atau yang
lainnya untuk dimakan. Setelah merasa yakin serigala telah
pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu melompat dan masuk
ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. Ia memakan
mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia kembali ke
lubang. Ibunya selalu mengingatkannya agar waspada dari
ancaman serigala.“Janganlah engkau pergi ke kebun
mentimun, Annaku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan kau
pergi ke kebun itu. Jika serigala menangkapmu, ia akan
memakanmu,” kata ibunya. Sementara itu, setiap kali
serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah
dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa
gerangan

14
yang masuk dari pagar dan memakan mentimunnya. Suatu

15
hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk
mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia
bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan
yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa, Kelinci kecil keluar
dari lubangnya dan melompat-lompat, masuk dari bawah
kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan
mentimun. Mengetahui hal itu, Serigala segera
menyerangnya. Ia berlari dengan cepat dan memasuki
kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil
menangkap Kelinci kecil itu. Kemudian Kelinci kecil
masuk ke lubangnya dan mendatangi ibunya dengan
terengah- engah. “Apa yang terjasi?” tanya ibunya. Lalu
kelinci menceritakan apa yang terjadi dengan serigala.
“Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke
kebun itu?’ kata ibunya lagi. Tetapi kelinci itu keras kepala
dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia
masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi.
Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan
menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan
mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di
sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci
buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan
melatakannya di tengah lading. Ketika Kelinci keluar dari
lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia
melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia
mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil
menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya.
“Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau
inginkan? Kau kira kau lebih kuat dari diriku? tanya Kelinci
Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya.
Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia
tidak dapat melepaskannya. Kelinci buatan itu seolah
menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan
Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melapaskan
tangannya. “Ugh! Kau memegang tanganku?” hardik
Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya.
Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia
bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil.
Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan
ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon.
“Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu
agar kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil
menyeringai puas. “Aku senang seperti ini. Getah ini tidak
menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan
aku ke atas duri itu,” kata
16
Kelinci Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar.

17
“Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan
melemparkanmu ke sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia
menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri.
Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia
dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala
melemparkannya ke duri, ia segara melompat dan
melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui
ibunya
kembali.
Resolusi Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu
anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya
terkelupas. “Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya.
Kelinci
menceritakan apa yang telah dialaminya.
Evaluasi “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi
anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi
nasihat ibunya.”
Koda Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala.
(Abdul Majis dalam Kosasih, 2019) (Sumber: Kosasih,
2019)

2) Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan
berdasarkan khayalan, imajinasi, atau fantasi (Kosasih, 2019). Cerita
fantasi tidak mungkin terjadi di alam nyata. Misalnya, binatang yang
berperilaku seperti manusia, seseorang yang bisa terbang atau
menghilang. Dengan demikian, beberapa jenis cerita klasik, seperti
fabel dan legenda dapat dikategorikan sebagai cerita fantasi. Hal ini
karena di dalam kedua jenis cerita itu banyak ditemukan peristiwa-
peristiwa yang di luar nalar. Meskipun demikian, cerita fantasi tidak
selalu sama dengan cerita rakyat. Cerita fantasi memiliki struktur sebagai
berikut:
a) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama.
Pada bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi.
c) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami
tokoh.
18
Cerita fantasi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:

19
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu.
b) Menggunakan kata kerja tindakan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan para tokohnya.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya.
e) Menggunakan dialog.

Tabel 2 Contoh Cerita Fantasi


Judul Seekor Keledai dan Penjual Garam
Orientasi Si penjual garam merupakan seseorang yang dikenal baik
dan dermawan. Setiap hari dia membagikan hasil
penjualannya kepada tetangga dan fakir miskin meskipun
hidupnya juga tidak bergelimang harta. Setiap kali
berhasil menjual garam, dia akan belikan pakaian dan
makanan untuk di sedekahkan.
Komplikasi Pedagang garam tersebut memiliki seekor keledai yang
digunakan untuk mengangkut garam ke kota terdekat. Ia
sangat menyayangi keledai tersebut sampai makanan dan
tempat tinggal keledai selalu disediakan. Keledai tersebut
sudah dianggap keluarga dan menjadi teman hidup satu-
satunya pedagang garam tersebut. Akan tetapi keledai
tersebut tampaknya tidak puas dengan perlakuan
pedagang garam.
Si keledai beranggapan bahwa mengapa tuannya tidak
membelikan gerobak untuk mengangkut barang
dagangannya menuju ke kota daripada harus ditaruh di
atas punggungnya setiap hari. Alhasil, keledai tersebut
selalu mencari cara agar ia dapat terbebas untuk tidak
membawa beban berat saat pergi ke pasar. Akhirnya, dia
menyusun rencana untuk berpura-pura terjatuh ke dalam
sungai dan merendam garam tersebut. ia berpikir dengan
cara tersebut beban yang dibawanya akan semakin ringan
setiap harinya. Namun, lama-kelamaan tuannya juga
mengetahui bahwa keledainya hanya berpura-pura
kepadanya agar tidak dibawakan beban yang berat
Suatu hari, dinaikkan lah kapas pada punggung keledai.
Petani tidak memberitahukan bahwa yang dibawa
bukanlah
garam melainkan kapas. Hal ini untuk memberikan

20
pelajaran kepada keledai yang suka mengeluh padahal
sudah sangat dikasihi. Setiba di jembatan, keledai tersebut
tanpa menunda waktu langsung menjatuhkan diri ke
dalam
sungai dan kapas kemudian menyerap air sungai.
Resolusi Bukannya ringan, justru beban yang dibawa keledai
semakin berat karena kapas yang dia bawa menyerap air.
Petani kemudian menjawab dengan bijaksana. Si penjual
garam berkata bahwa sebenarnya yang keledai bawa
bukanlah garam melainkan kapas yang menyerap air. Si
penjual garam telah mengetahui bila keledai hanya
berpura-pura terjatuh agar bebannya tidak berat akan
tetapi si penjual garam menilai bahwa perbuatan keledai
sungguh merugikanya. Keledai tersebut kemudian sangat
malu karena selama ini ia seperti tidak tahu diri dan
tidak tahu
terima kasih kepada si pedagang garam.

3) Cerita Pendek (Cerpen)


Cerpen adalah cerita fiksi yang memaparkan kisah ataupun cerita
tentang kehidupan manusia melalui tulisan pendek. Cerpen dapat selesai
dibaca dalam sekali duduk.
Contoh: cerpen-cerpen anak pada majalah atau surat kabar.
Cerita pendek memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Alur lebih singkat.
b) Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang.
c) Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan yang terbatas.
d) Tema dan dinai-nilai kehidupan yang disampaikan relatif sederhana.

Teks cerita pendek memiliki struktur sebagai berikut:


a) Orientasi, berisi pengenalan tokoh, latar, ataupun unsur-unsur cerita
lainnya. Dalam cerita pendek, umumnya penulis langsung
mengenalkan masalah yang dialami tokoh utamanya.
b) Komplikasi, berupa cerita yang berisikan akibat dari adanya masalah
yang dialami tokoh utama. Akibat itu dapat berupa konflik atau

21
pertentangan pada diri tokoh itu sendiri (konflik batin) araupun dari
tokoh lain.
c) Resolusi, menceritakan penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.

Ciri-ciri kebahasaan cerita pendek adalah sebagai berikut:


a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu, seperti sore
tadi, awal bulan, kini, akhirnya.
b) Menggunakan kata kerja tindakan, seperti menjawab, mengurus,
mengantar, mengasuh, mengambil, mengajak.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan para tokohnya. Misalnya, mengangguk-
angguk, tersenyum, mengecewakan, menyenangkan, menatap lebut,
menghela napas.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya, seperti sedang sedih, gelisah, penakut, bersabar.
e) Menggunakan dialog, sebagai gambaran atas percakapan yang terjadi
antartokoh.
Tabel 3 Contoh Cerita Pendek
Judul Anak yang bermalas-malasan
Orientasi Minggu adalah hari libur yang ditunggu kaum rebahan, malas
beraktivitas. Ada yang hanya ingin rebahan dirumah
menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas dan
ada pula yang berencana akan berlibur. Banu memilih opsi
pertama, Banu memilih bersantai rebahan dirumah, dan
parahnya Banu aka selalu merasa kurang dengan liburnya.
Komplikasi “Banu bangun sudah siang, nanti kamu terlambat.” Tanya
ibunya.
“Bu Banu masih capek, banu bolos sehari ya.” Banu memelas
pada ibunya.
“ Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan
menyepelekan menuntut ilmu” Jawab ibunya menyanggah.
“Sehari saja bu, Banu tidur lagi.”
Melihat kelakuan Banu Ibunya geram, hingga ibunya
mengajak Banu melihat anak keterbelakangan di suatu panti
asuhan.

22
“Nah sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin
sekolah sepertimu, namun tidak ada orang tua yang akan
membiayai mereka bersekolah” Jelas ibunya, mereka masih
di dalam mobil.
Revolusi Dengan kejadian itu Banu tersadar dan mau berangkat
sekolah walau terlambat. Diperjalanan menuju sekolah Banu
melihat seorang anak yang pincang berseragam sekolah sama
dengan nya, dalam hati Banu berkata, aku bersyukur masih
punya fisik yang sempurna untuk bisa menuntut ilmu.

4) Cerita Inspiratif
Cerita inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan suatu
inspirasi keteladanan kepada banyak orang (Kosasih, 2019). Teks tersebut
dapat menggugah seseorang untuk berbuat baik, sebagai hasil inspirasi
dari cerita yang ada di dalamnya. Cerita seperti ini sering pula disebut
sebagai “cerita keteladanan” atau “cerita penuh hikmah”.
Teks cerita inspiratif memiliki struktur sebgai berikut:
a) Orientasi, berisi pengenalan peristiwa, tokoh, ataupun latar cerita.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama.
Masalah dapat berupa konflik batin atau pertentangan dengan tokoh
lain.
c) Resolusi, menceritakan penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
d) Koda, berisi bagian akhir dari suatu cerita, biasnya berupa ulasan
hikmah atas peristiwa yang dialami tokoh utama.

Teks cerita inspiratif memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:


a) Menggunakan ungkapan-ungkapan yang bernada saran atau
persuasive, seperti hendaknya, sebaiknya, jangan.
b) Menggunakan kata kerja tindakan, seperti mengembara, memberi,
menggapai-gapai, melompat, berjalan, berlari, menipu,
bermusyawarah, menasihati, mengusulkan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan para tokohnya. Kata-kata itu seperti
membisu, mengeluh, mengerang, tertunduk lesu.

23
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya seperti bingung, lapar, kecewa, sedih, sombong.
e) Menggunakan kata ganti orang pertama dan ketiga (tunggal atau jamak)
f) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019)

Tabel 4 Teks Cerita Inspiratif


Judul Penebang Kayu
Orientasi Suatu ketika, seorang pemuda yang sangat kuat meminta
pekerjaan pada seorang saudagar kayu, dan dia
mendapatkannya. Upah yang ditawarkan sesuai dengan
keinginannya, lokasi pekerjaannya pun dekat dengan
rumahnya. Oleh karena itu, sang pemuda bertekad untuk
bekerja dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya, saudagar memberinya kapak dan menunjukkan
area tempat penebangannya. Hari pertama penebang
pohon membawa 21 batang pohon.
"Wah, hebat kamu kuat sekali, bisa membawa pulang kayu
sebanyak ini dalam satu hari," kata saudagar kayu yang
merupakan atasannya sekarang.
Komplikasi Termotivasi oleh perkataan itu, sang pemuda menebang
kayu dengan usaha yang lebih keras keesokan harinya.
Tetapi, hari itu ia hanya bisa membawa 17 batang pohon.
Hari ketiga dia berusaha lebih keras lagi, tetapi dia hanya
bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari, pohonnya
makin berkurang.
"Aku pasti telah kehilangan kekuatanku," pikir penebang
kayu itu. Dia menghadap kepada saudagar kayu dan
meminta maaf, mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa
yang sedang terjadi.
Resolusi "Kapan terakhir kali kau mengasah kapak yang kau
gunakan?" tanya bos itu. "Mempertajam? Saya tidak
punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat
sibuk
mencoba menebang pohon."
Koda Terkadang bekerja keras saja tidaklah cukup untuk
mencapai kesuksesan. Kita juga harus bekerja dengan
cerdas! Pemuda itu sebetulnya memiliki potensi yang
hebat untuk memotong kayu.
Sayangnya, ia tidak memiliki sikap yang tepat untuk dapat
berhasil dalam tugas khusus ini. Melalui kerja keras dan
sikap yang cerdas, tidak ada yang mustahil dalam hidup
ini.
24
5) Novel
Novel adalah cerita fiksi yang panjang dan mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak setiap tokoh.
Contoh: Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
Novel memiliki struktur sebagai berikut
a) Abstrak
Pada bagian ini menjelaskan ringkasan isi cerita yang ada pada novel.
Umumnya bagian abstrak dapat ditemukan pada bagian awal cerita
novel.
b) Orientasi
Berisikan penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Dalam bagian
ini juga dibahas mengenai penokohan dan perwatakan karakter pada
novel, serta latar belakang terjadinya cerita pada novel.
c) Komplikasi
Pada bagian ini merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh
hubungan sebab akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya
sebab dan akibat munculnya peristiwa yang lainnya dalam novel.
d) Evaluasi
Bagian evaluasi merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada
tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu. Artinya konflik
dalam cerita mulai menuju titik puncak, dan mulai memasuki bagian
inti cerita yang disajikan dalam novel.
e) Resolusi
Pada bagian ini akan mulai dimunculkan solusi atas konflik yang
sedang terjadi. Dengan kata lain konflik dalam cerita mulai
diselesaikan dengan solusi dan penyelesaian yang dimunculkan.
f) Koda
Bagian ini terletak sebagai bagian penutup cerita dalam novel. Koda
merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel yang

menjelaskan ending atau akhir cerita yang telah disajikan dalam novel.

25
6) Puisi Rakyat
Puisi rakyat merupakan jenis puisi yang berkembang pada kehidupan
masyarakat sehari-hari; sebagai suatu tradisi masyarakat setempat
(Kosasih, 2019). Puisi ini tersebar secara lisan. Pada umumnya bentuknya
bersifat baku atau terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik
setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun pola rimanya.
Puisi- puisi itu digunakan dalam upacara-upacara adat. Contoh pusi rakyat
adalah pantun dan syair (Kosasih, 2019).
Struktur puisi rakyat terikat oleh ketentuan baku. Demikian pula
dengan kaidah kebahasaannya; mempunyai pola yang baku. Hal ini
bergantung pada jenisnya. Dalam pola kebahasaan (rima), pantun berbeda
dengan puisi.
a) Pantun
Pantun merupakan jenis puisi rakyat yang terdiri dari sampiran dan
isi. Berikut adalah struktrur dan kaidah kebahasaan pantun.
(1) Terdiri atas empat baris.
(2) Setiap baris terdiri 8 sampai 12 suku kata.
(3) Dua baris pertama sampiran dan dua baris berikutnya isi.
(4) Memiliki rima akhir sialng yang biasa diberi tanda a-b-a-b.
Ada berbagai jenis pantun yang dapat kita temukan di masyarakat.
Jenis pantun didasarkan pada tema yang digunakan dalam membuat
sebuah pantun. Tidak ada klasifikasi khusus dalam karya sastra
pantun. Pantun hanya dibedakan dari tema yang digunakan salam
membuat sebuah pantun.
Pantun yang berisi wejangan atau petuah disebut pantun nasehat.
Pantun yang berisi guyonan dinamakan pantun jenaka. Pantun yang
berisi pesan romantis disebut pantun romantis atau pantun cinta, dan
masih banyak lagi pantun-pantun lainnya.
Contoh pantun :
Jalan-jalan ke Sumbawa
Duduk-duduk makan buah palem
26
Geli hati menahan tawa
Melihat tupai memakai helm

Kain tenun dari Sumbawa


Kain batik dari Pekalongan
Kalau ingin jadi mahasiswa
Sekolah Dasar jangan diabaikan

b) Syair
Syair merupakan puisi rakyat yang dibentuk oleh empat larik pada
setiap baitnya. Seluruh larik dalam syair itu merupakan isi (Kosasih,
2019).
Syair memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan pantun,
yakni sama-sama terikat oleh ketentuan-ketentuan baku, baik jumlah
larik, suku kata, maupun rima akhirnya. Bedanya, syair tidak memiliki
sampiran, dan rima akhir syair selalu berpola sama yaitu a-a-a-a.

7) Puisi Baru
Puisi baru disebut juga puisi bebas. Puisi baru merupakan puisi tidak
terikat oleh jumlah larik, suku kata, ataupun pola rimanya (Kosasih, 2019).
Contoh Puisi
BERDIRI AKU
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang

Angin pulang menyeduk bumi


Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas

27
Benang raja mencelup ujung
Naik marak menggerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa maha sempurna


Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
(Karya: Amir Hamzah)

Struktur puisi baru berupa bait-bait. Setiap bait terdiri dari satu atau
beberapa larik. Berbeda dengan puisi rakyat, sturktur puisi baru tidak
terikat. Jumlah larik dalam setiap bait dan jumlah suku kata dalam setiap
larik bersifat bebas.
Kaidah kebahasaan dalam puisi baru pun lebih bebas, tidak memiliki
pola baku seperti puisi rakyat. Rima akhirnya sangat beragam, tergantung
pada kemampuan pengarangnya. Pilihan kata dalam puisi baru pada
umumnya bersifat konotatif, mengutamakan persamaan bunyi, dan padat
makna. Oleh karena itu, kata-kata dalam puisi baru lebih berirama dan
pendek-pendek.
Kaidah-kaidah kebahasaan puisi baru sebagai berikut.
a) Diksi
Kata-kata memiliki kedudukan penting dalam puisi. Kata-kata
dalam puisi bersifat konotatif. Kata-kata yang dipilih hendaknya
bersifat puitis, dan memiliki efek keindahan. Bunyinya indah dan
memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya.
b) Pengimajian
Pengimajian didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang
dapat menimbukan imajinassi (Kosasih, 2019). Dengan daya imajinasi
tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat
sesuatu yang diungkapkan penyair.
c) Kata Konkret

28
Kata konkret berfungsi untuk membangkitkan imajinasi pembaca.
Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca akan
merasa seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang
dilukiskan penyair. Pembaca dapat membayangkan peristiwa atau
keadaan yang dilukiskan penyair. Misalnya untuk menyatakan gadis
miskin yang suka meminta-minta digambarkan “gadis kecil berkaleng
kecik”. Untuk memperjelas penggambarannya kemauan diri untuk
bebas sebebas-bebasnya, dinyatakan dengan “aku adalah binatang
jalang”.
d) Majas
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan
sesuatu dengan cara membandingkan, mempertentangkan, melakuka
perulangan dengan benda atau kata lain.
e) Rima
Rima adalah bunyi dalam puisi. Dengan adanya rima, suatu puisi
menjadi indah. Makna yang ditimbulkannya lebih kuat.
Contoh:
Dan angin mendesah
Mengeluh mendesah

8) Drama
Drama berarti perbuatan, tindakan. Drama adalah cerita konflik
manusia dalam bentuk dialog, yang diekspresikan dengan menggunakan
percakapan dan lakuan pada pentas di hadapan penonton. Struktur drama
berbentuk alur atau babak dan adegan yang pada umumnya tersususn
sebagi berikut.
a) Prolog adalah pembukaan atau pendahuluan dalam sebuah drama.
Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita untuk menjelaskan
gambaran para pemain, latar, dan sebagainya.
b) Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia,

29
problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat
menyelesaikan persoalan hidupnya. Di dalam dialog ini tersaji urutan
peristiwa yang dimulai dari orientasi, komplikasi, dan resolusi.
(1) Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi
yang sedang, sudah atau sedang terjadi.
(2) Komplikasi, berisi tentang konflik dan pengembangannya,
gangguan, halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang
dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini dapat diketahui watak
tokoh utama.
(3) Resolusi, adalah bagian klimaks dari drama, berupa babak akhir
cerita yang menggambarkan penyelesaian atau konflik yang
dialami para tokohnya. Resolusi harus berlangsung secara logis
dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
(4) Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi
untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud
cerita.
Dalam struktur drama, terkandung pula dua hal, yakni wawancang dan
kramagung.
a) Wawancang, berupa dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita.
b) Kramagung, berupa petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang
harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung
dituliskan dalam tandaa kurung (biasanya dicetak miring).
Kaidah kebahasaan yang menandai teks drama adalah sebagai berikut.
a) Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama berupa dialog atau
tuturan langsung para tokohnya.
b) Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tSaudara
petik (“…”).
c) Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog
atau epilognya.

30
d) Kata ganti yang digunakan adalah mereka, karena melibatkan banyak
pelaku (tokoh).
e) Kata ganti yang digunakan pada bagian dialog adalah kata ganti orang
pertama dan kedua.
f) Dialog dalam teks drama tidak lepas dari kata-kata tidak baku dan kosa
kata percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak
ditemukan kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan.
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
a) Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
temporal), seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula,
kemudian.
b) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
beristirahat.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan para tokohnya. Contoh: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
d) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat,
atau suasana. Contoh: ramai, bersih, baik, gagah, kuat.

c. Kompetensi Dasar Teks Fiksi di Sekolah Dasar


Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
dalam suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan jabaran dari
kompetensi inti, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Tri Priyatni, 2019). Kompetensi dasar (KD) bahasa Indonesia
Kurikulum 2013 tentang teks fiksi untuk jenjang SD dapat dilihat dalam
Salinan Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SD.
Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran teks fiksi di Sekolah Dasar.
1. Analisis Materi Pelajaran dan analisis kompetensi dasar

31
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, perencanaan yang harus
dilakukan adalah menganalisis materi pelajaran yang akan disampaikan.
Materi tersebut harus sesuai dengan kompetensi dasar (KD) di Sekolah
Dasar. Dari KD tersebut dapat diketahui keterampilan yang harus dimiliki
siswa seperti menyebutkan, menjelaskan, menguraikan, dsb, serta materi
inti yang harus diberikan kepada siswa.
Setelah kompetensi dasar (KD) dipahami dengan baik, selanjutnya
perlu pengetahuan dan keterampilan mengembangkan kompetensi dasar
(KD) menjadi indikator. Indikator adalah tingkah laku operasional yang
menjadi tandatercapainya kompetensi dasar (KD).
Berdasarkan tingkat urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian,
indikator dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu indikator kunci, indikator
pendukung atau indikator prasyarat, dan indikator pengayaan (Tri Priyatni,
2019).
a) Indikator kunci
Indikator kunci adalah indikator yang sangat memenuhi kriteria
UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). Kompetensi
yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari
KD. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. sehingga
kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran. Dalam merumuskan indikator
kunci, pilihlah kata kerja operasional (KKO) yang sesuai dengan
kompetensi dasar (KD).
b) Indikator pendukung
Indikator pendukung adalah indikator yang membantu peserta didik
memahami indikator kunci. Indiktor pendukung dinamakan juga
indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah
dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang
dipelajari.
c) Indikator pengayaan
32
Indikator pengayaan mempunyai tuntutan kompetensi yang
melebihi dari tuntutan kompetensi dari stSaudarar minimal KD. Tidak
selalu harus ada. Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki
kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari
stSaudarar minimal KD. Penentuan indikator tersebut baiknya harus
runtut dari keterampilan dasar hingga keterampilan kompleks (lihat
taksonomi Blooms).
2. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pengembangan Indikator Capaian
Kompetensi (IPK) yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran memuat
unsur audien (peserta didik),behavior/perilaku yang
hendak dicapai,condition, dalam kondisi bagaimana perilaku itu dicapai,
dan degree yaitu tingkat kemampuan yang diinginkan untuk dicapai.
Keempat aspek tersebut sering disingkat ABCD
(Tri Priyatni, 2019).
3. Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam perencanakan
pembelajaran adalah pendekatan dan metode pembelajaran. Pendekatan
yang dipilih hendaklah pendekatan yang dapat mengakomodasi
karakteristik siswa yang beragam. Baik karakteristik kepribadian, maupun
perbedaan gaya belajar. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam
kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik, konstruktivisme, whole
language, komunikatif, dan lain sebagainya. Sementara itu, metode yang
digunakan hendaknya bervariasi agar siswa tidak merasa bosan dan dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Seperti metode diskusi, tanya jawab,
praktik, pengamatan, penugasan, dan lain sebagainya.Metode-metode
tersebut dapat dipilih satu atau dua metode yang sesuai dengan kompetensi
dasar (KD). Metode yang dirancang adalah metode yang dinyatakan secara
eksplisit atau disimpulkan dari kegiatan pembelajaran. Metode yang dipilih
harus tercermin pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
33
dirancang.

34
Contoh: E. Metode Saintifik dan Penemuan (Discovery)
4. Menentukan Media Pembelajaran
Media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Media dapat berupa video/film, rekaman,
audio, model, chart, gambar, dan sebagainya (Tri Priyatni, 2019)
5. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, social, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada kompetensi dasar, serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi. Sumber belajar dapat berupa buku siswa, buku referensi,
majalah, Koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb (Tri
Priyatni, 2019).
6. Langkah-langkah pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka hendaknya dimulai dengan
kegiatan pembelajaran yang ramah dan hangat. Hal tersebut dapat dicapai
dengan mengucapkan salam pembuka, berdoa dengan dipimin oleh siswa,
serta menanyakan kabar siswa. Kehangatan yang terbangun dapat
menumbuhkan percaya diri dan merasa bahwa dirinya dianggap ada.
Siswa hendaknya disiapkan secara fisik dan psikis agar benar-benar
siap mengahdapi pembelajaran. Jangan dulu memulai pembelajarn disaat
keadaan siswa belum siap. Untuk mengecek kesiapan siswa dari segi
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara melakukan apersepsi atau
mengecek pengetahuan siswa mengenai materi prasyarat atau pengetahuan
yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya.
Selanjutnya siswa harus mengetahui bahwa tujuan serta proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa memiliki gambaran
tentang apa yang harus ia dapatkan dan gambaran tentang proses
poembelajaram yang akan dilakukan. Dengan demikian siswa tidak merasa

35
kaget (shock) dan akan merasa senang karena ia mengetahui proses
pembelajaran yang akan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajran.
Kegiatan inti. Yang terpenting dari kegaitan ini adalah bagaimana
pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered). Guru hanya
menjadi fasilitator dan guider yang mengarahkan proses pembelajaran
siswa. Gunakanlah model pembelajaran dan langkah-langkah pendekatan
yang sesuai agar kegiatan inti terstruktur. Dalam pembelajaran teks narasi
sejarah misalnya, guru jangan terfokus untuk memberikan materi dengan
cara ceramah dari awal sampai akhir. Gunakan lembar kerja siswa (LKS)
agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Konsep tentang teks
narasi dapat disjaikan dalam LKS. Yang harus diperhatikan LKS adalah
lembar bimbingan bukan lembar persoalan.
Kegiatan penutup. Sebelum mengakhiri pembelajaran baiknya guru
mengecek pemahaman siswa apakah tujuan pembelajaran hari itu tercapai
atau tidak. Pengecekan bisa dilakukan secara klasikal dengan kegiatan
tanya jawab hingga siswa mendapatkan kesimpulan secara utuh hasil
pembelajaran tersebut. Untuk memantapkan pengukuran hasil belajar,
baiknya dilakukan kegiatan evaluasi baik tes atau nontes.
7. Penilaian
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik,
dan jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatn pendidik.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menilai
kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Instrument tes tulis berupa soal pilihan gSaudara, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrument uraian dilengkapi
pedoman penskoran. Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan.
Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
36
Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran teks fiksi perlu diintegrasikan
dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoretis (Tri Priyatni, 2019).

5. Forum Diskusi
Untuk menambah penguasaan materi Saudara, silakan beri
pendapat mengenai topik diskusi di bawah ini!.
Seorang guru berencana akan menulis dua cerita, yaitu satu bentuk cerita
fabel dan cerita petualangan. Menurut Anda bagaimana gaya penulisan, isi dan
struktur keduanya. Apa persamaan dan perbedaannya? Apakah siswa SD
kemungkinan akan menyukainya? Di antara kedua buku tersebut, mana yang
akan disukai siswa SD Kelas awal dan siswa SD kelas tinggi? Mengapa
demikian? Menurut Anda, isi cerita yang bagaimana yang dapat menarik minat
dan relevan dengan kehidupan siswa SD di Indonesia?

C. Penutup
1. Rangkuman
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
berdasarkan imajinasi pengarang.Teks fiksi merupakan satu organisasi
yang didukung oleh berbagai unsur yang terjalin satu sama lain dan yang
secara bersama-sama membangun cerita, seperti tema, perwatakan, latar,
alur, dan amanat. Teks fiksi memiliki struktur seperti 1) orientasi, berisi
pengenalan tema, tokoh, dan latar; 2) komplikasi, berisi cerita tentang
masalah yang dialami tokoh utama. Pada bagian ini peristiwa-peristiwa di
luar nalar ini biasanya terjadi; 3) resolusi, merupakan bagian penyelesaian
dari masalah yang dialami tokoh. Adapun kaidah kebahasaan teks fiksi
adalah Teks fiksi memiliki kaidah kebahasaan menggunakan kata-kata
yang menyatakan urutan waktu, menggunakan kata kerja tindakan,
menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan para tokohnya, menggunakan kata-kata yang
menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya, dan menggunakan dialog.
Teks fiksi terdiri dari cerita rakyat,

37
cerita fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan
drama.

2. Tes Formatif
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan
Belajar 2. Untuk memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang
telah dipelajari, silahkan Saudara menyelesaikan Tes Formatif berikut.
Selamat Mengerjakan.

Teks di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 1 dan 2.


Pagi tadi E yang menyuruh Bi Jum, pembantunya, mengantar Via
berobat ke Puskesmas. Sudah dua hari Via pilek. Biasanya Eyang sendiri
yang mengantar Via berobat. Namun tetangga sebelah meninggal. Eyang
melayat ke tetangga sebelah.
1. Analisislah teks di atas kemudian tentukan kalimat mana yang
menggunakan keterangan waktu...
A. Pertama dan kedua
B. Kedua dan ketiga
C. Ketiga dan keempat
D. Keempat dan kelima
E. Pertama dan kelima
2. Kutipan cerita di atas termasuk ke dalam bagian ….
A. Orientasi
B. Komplikasi
C. Evaluasi
D. Resolusi
E. Rekomendasi
3. Pada suatu hari, Si Bongkok dan si Buta bersama-sama pergi ke pasar
untuk berbelanja. Setiba di pasar, si Buta memberikan uang dua ribu
rupiah kepada si Bongkok. oleh si Bongkok disuruh memberi nasi dan

38
sepotong daging yang agak keras. Yang termasuk kata sandang dalam
kutipan di atas adalah ….
A. Pada
B. Si
C. Oleh
D. Agak
E. Di
4. “Mengapa pagi ini waktu sangat kacau?” ucap induk gagak. Ia lalu
segera mencari anaknya. Namun, ia tidak menemukannya. Ia pun
kembali ke sarang. Cemas dan sedih menjadi satu. Kutipan di atas
termasuk ke dalam bagian …
A. Orientasi
B. Komplikasi
C. Evaluasi
D. Resolusi
E. Amanat
5. Di hutan, hiduplah seekor singa yang dijuluki si Raja Hutan. Dijuluki
demikian karena ia besar dan sangat kuat. Ia menjadi pemimpin seluruh
binatang yang ada di hutan tersebut. Jika mengaum, suaranya sangat
keras, menakutkan, dan menggetarkan seluruh isi hutan… Kalimat yang
tepat untuk melengkapi cerita di atas adalah ….
A. Di sana hidup seekor singa buas
B. Semua binatang ingin melawannya
C. Ia sangat berwibawa
D. Kancil pernah disakitinya
E. Seluruh isi hutan dan penghuninya mendengarkan
6. Via menunggu (1) pembantu baru. Via ikut Bunda ke kantor sepulang
(2) sekolah. Mula-mula (3) semua berjalan lancar. Lalu Via mulai sakit-
sakitan (4). Akhirnya ia harus opname. Dokter menduga Via kurang
istirahat dan makannya tidak teratur. Bunda menangis

39
mendengarkannya. Ia merasa bersalah (5). Kata kerja tindakan ditandai
dengan nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
7. Eyang mengangguk-angguk (1) mulai (2) memahami persoalan Via.
Namun (3) beliau belum menanggapi (4) pertanyaan cucunya. Eyang
tersenyum (5). Kata yang menyatakan urutan waktu ditandai dengn
nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
8. Pesan baginda kepada anaknya, “Hai anakku! Hati-hati engkau, jangan
tergoda oleh harta sebab engkau akan menyesal kalau ajal telah datang.
Kejujuran lebih berharga dan mulia dari segalanya.” Pelajaran yang
dapat dipetik dari kutipan di atas adalah ….
A. Harta lebih mulia
B. Harta yang harus dijaga
C. Kejujuran lebih mulia dan berharga
D. Pesan Baginda Raja pada anaknya
E. Anak yang sombong
9. Puisi berikut yang termasuk syair adalah ….
A. Mata air di dalam kolam
Kucari teka-teki alam
Di awan-awan kian kemari
Di situ juga jawab kucari
B. Wajah yang manis pucat berseri

40
Laksana bulan bersiang hari
Berjalan tunduk memikirkan diri
Tiada memandang kanan dan kiri
C. Rasanya ingin bermain gitar
Lagu sendu gubahan dariku
Saudara ingin menjadi pintar
Jangan lupa membaca buku
D. Kalau terpelihara mata
Kurangilah cita-cita
Kalau terpelihara kuping
Kabar jahat tiada damping
E. Jalan-jalan ke pasar baru
Jangan lupa beli celana
Kalau punya teman baru
Jangan lupa teman lama
10. Dari Jakarta menuju Semarang Jangan lupa beli papaya Engkau
senang, aku senang Karena kita memang saudara Balasan yang tepat
untuk pantun tersebut adalah ….
A. Buah lengkung enak rasanya
Beli murah di Temanggung
Kita memang saudara
Susah senang kita tanggung
B. Makan gulai di atas batu
Kerasnya batu tak terasakan
Jika boleh aku bertemu
Datang bertamu dambil berjalan
C. Jika kenyang karena makan
Janganlah lupa akan minumnya
Jika datang dengan ancaman
Akan ku terima dengan gembira
D. Jika engkau pergi ke Pati

41
Belikan aku sekilo duku
Jika engkau berbaik hati
Bantulah aku bawakan buku
E. Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi

Pedoman penilaian
Kunci jawaban
1. A
2. A
3. B
4. A
5. C
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A

Keterangan bobot skor


a. Jika jawaban benar skor 10.
b. Jika jawaban salah/tidak dijawab skor 0.
c. Jumlah skor total adalah 100.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100

Skor = 100 x100


100

= 100

42
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tatat. 2019. Modul 1 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Jakarta :


Kemendikbud.
https://www.gurupendidikan.co.id/teks-cerita-fiksi/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-cerita-fiksi-struktur-
jenis-unsur-kaidah-kebahasaan.html
https://dongengceritarakyat.com/dongeng-anak-itik-buruk-rupa/
https://www.dosenpendidikan.co.id/teks-cerita-fiksi/
https://myclassvirtual.blogspot.com/2020/04/materi-bahasa-indonesia-kelas-4-
tema-8.html
https://www.zonareferensi.com/struktur- novel/#:~:text=Secara%20umum
%20terdapat%206%20struktur,Semoga%20bisa
%20menjadi%20tambahan%20referensi.
https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2018/04/10-contoh-puisi-beserta-
unsur-intrinsik.html

43

Anda mungkin juga menyukai