Nim : E1F021095
Kelas : 1D
Jawab :
1.Pemikiran Tokoh dan Pakar PAUD
1. William Kilpatrick
yaitu :
1) Langkah Persiapan
2. Maria Montesorri
b. Orang tua dan guru sebaiknya bekerja sama dalam mendukung anak
memperoleh pengalaman
a. The Gifts, adalah sejumlah beda yang dapat diraba dan dimainkan oleh
anak-anak dengan cara-cara tertentu
c. The Mothers play, adalah lagu-lagu dan permainan atau games yang
dirancang khusus untuk kegiatan social dan pengalaman anak terhadap
alam sekitarnya[12]
4. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky di kenal sebagai a social cultural constructivist asal Rusia.
Vygotsky dalam Brodova dan Deborah (1996:23) berpendapat bahwa
pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan
merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak. Vygotsky yakin
bahwa belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksa dari luar karena
anak adalah pembelajar aktif dan memiliki struktur psikologis yang
mengendalikan perilaku belajarnya (Brodova dan Deborah, 1996:23).
5. Jean Piaget
6) Anak harus dipaksa untuk belajar, tetapi harus sesuai dengan kesiapan
belajar menekan dan harus mempersiapkan tahap selanjutnya.
6. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, pendidikan asli Indonesia, melihat manusia lebih
pada sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa
yaitu cita, karsa, dan karya. Beliau mengatakan pendidikan yang menekankan
pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari
masyarakatnya. Ternyata pendidik sekarang hanya menekankan pada
pengembangan daya, cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah
rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis
atau manusiawi.
7. Muhammad Syafei
Analisis Komperatif
Persamaan
Meningkatkan pengetahuan anak.
Perbedaan
William Kilpatrick
Pelaksanaan pembelajaran.
Prinsip dalam mendidikan anak usia dini :The Gifts, The Occupation,
The Mothers play.[16]
Lev Vygotsky tentang cara yang baik untuk anak belajar tanpa
harus dipaksa.
Dari uraian diatas dapat kita kaitkan dengan keadaan sekarang yakni,
seperti di Indonesia pendidikan untuk AUD belum sepenuhnya dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan anak yang sesungguhnya. Padahal banyak para
ilmuan memberikan contoh bagaimana cara pendidikan untuk AUD. Di
Indonesia PAUD dianggap pendidikan yang kurang begitu penting, padahal di
AUD lah yang menetukan tplak ukur anak selanjutnya. Hal ini perlu kita
perhatikan lebih mendalam lagi. Agar cita-cita Indonesia (Golden Age) dapat
terwujud.
2.Landasan Yuridis
Landasan Filosofis
Pendidikan Anak Uѕіа Dini (PAUD) раԁа ԁаѕагnуа harus didasarkan pada nіӏаі-nilai
filosofis. Menurut Babang Robandi (2005), landasan filosofis реnԁіԁіkаn аԁаӏаһ
asumsi-аѕυmѕі yang bersumber dari fіӏѕаfаt уаng mеnјаԁі tіtіk tоӏаk ԁаӏаm
rangka praktek реnԁіԁіkаn ԁаn atau stυԁі pendidikan.
Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu аѕυmѕі-аѕυmѕі yang bersumber dari religi atau
аgаmа yang mеnјаԁі titik tоӏаk ԁаӏаm rangka ргаktеk pendidikan dan аtаυ studi
реnԁіԁіkаn. (Babang Robandi, 2005).
Yuliani nυгаnі Sujiono (2011) berpendapat Ьаһwа реnԁіԁіkаn anak usia dini һагυѕ
didasarkan раԁа ӏаnԁаѕаn religi уаng dipegang oleh ӏіngkυngаn уаng Ьегаԁа di sekitar
аnаk ԁаn agama yang dianutnya.
Landasan Keilmuan
Yuliani N Sujiono (2011) Ьегреnԁараt bahwa kоnѕер keilmuan pendidikan аnаk usia
ԁіnі bersifat isomorfis, yang berarti keilmuan pendidikan аnаk usia ԁіnі ԁіЬаngυn ԁагі
interdisiplin ilmu уаng merupakan Ьаgіаn ԁагі beberapa ԁіѕірӏіn ilmu, diantaranya:
Pѕіkоӏоgі, Fisiologi, Sosiologi, Ilmu реnԁіԁіkаn anak, Antropologi, Humaniora,
Kеѕеһаtаn dan gizi serta neurosains (іӏmυ tеntаng регkеmЬаngаn otak manusia).
Landasan Psikologis
Pemahaman terhadap aspek kejiwaan peserta didik merupakan suatu keniscayaan.
Diantara aspek psikologis yang perlu diketahui oleh pendidik adalah:
1. Perbedaan individu
Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik,
bukan hanya berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat
perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita, bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan.
2. Perubahan individu
Sejak terjadinya proses konsepsi sampai anak meninggal, anak akan mengalami perubahan karena
bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu bersifat jasmania dan perkembangan bersifat kejiwaan.
Proses perubahan itu terjadi secara teratur dan terarah, yaitu kearah kemajuan, bukan kemunduran.
Perkembangan merupakan peralihan tingkah laku atau fungsi kejiwaan dari yang lebih rendah kepada
tingkat yang lebih tinggi.Sedangkan pertumbuhan bertambahnya kemampuan fisik sesuai dengan fungsinya.
Terjadinya perubahan tersebut agar orang dalam kehidupannya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannnya.
Lingkungan manusia terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah
segala sesuatu yang ada disekitar anak selain manusia, sedangkan lingkungan sosial adalah semua orang
yang ada dalam dunia kehidupan anak yakni orang yang bergaul dengan anak, melakukan kegiatan bersama
atau bekerjasama.
3. Kebutuhan Psikis
Dengan adanya kebutuhan psikis manusia tentunya menuntut pendidik untyk memenuhi kebutuhan
tersebut agar dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Diantara kebutuhan psikis
yang harus dipenuhi oleh peserta didik adalah:
1) Kebutuhan akan rasa kasih saying
2) Kebutuhan akan rasa aman
3) Kebutuhan akan penghargaan
4) Kebutuhan akan rasa bebas
5) Kebutuhan akan rasa sukses
6) Kebutuhan akan rasa ingin tahu
Tidak terpenuhinya kebutuhan ini akan mengganggu proses pembelajaran.
Landasan Historis
Faktor sejarah dianggap sebagai faktor budaya yang paling penting yang telah dan tetap mempengaruhi
sistem pendidikan pada masyarakat manapun juga. Oleh sebab itu, sistem pendidikan nasional berakal tunjang
pada masa lampau dan berbatang serta bercabang dengan dunia hari ini dan hari esok. Landasan historis
tersebut dapat dibedakan dalam tiga tonggak sejarah.
1. Pendidikan Tradisional, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang dipengaruhi oleh
agama-agama besar di dunia, yaitu: (1) Islam, (2) Hindu, (3) Buddha, dan (4) Kristen (Katolik dan
Protestan).
2. Pendidikan Kolonial Barat, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara Indonesia oleh Kolonial
Barat terutama Belanda.
3. Pendidikan Kolonial Jepang, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara Indonesia oleh
Pemerintahan Kolonial Jepang.
4. Pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan yang hidup dalam rintangan sejarah. (Ramayulis, Dasar ...,
2009: 25)
Landasan Sosial
Semua usaha pendidikan harus berdasarkan pada kenyataan yang terdapat di dalam masyarakat (realita
sosial) misalnya di dalam masyarakat yang sedang membangun maka usaha pembangunan sebagai realita
sosial ini harus dijadikan dasar pendidikan.Dasar-dasar sosial sebagai suatu rumpun masalah pendidikan
merupakan bidang studi sosiologi pendidikan.
Dengan demikian berarti sekolah adalah lembaga sosial dan bersama-sama dengan lembaga sosial lain
seperti keluarga, kelompok-kelompok sosial, kelompok agama, ekonomi dan politik merupakan sistem sosial
yang selalu dalam keadaan mengadakan interaksi.
Sejalan dengan lahirnya pemikiran tentang pendidikan kemasyarakatan, maka pada abad ke-20 sosiologi
memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Aliran ini berusaha membuat manusia bisa merasa
tenang melalui pendidikan yang berarti proses pendidikan harus diubah.
Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan itu ialah proses pendidikan yang bisa
mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.
Landasan Ekonomi
Pada zaman modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian besar
manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding
kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat
besar.
Kecenderungan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan budaya, terutama
dalam bidang teknologi, kesenian, dan pariwisata.
Disamping pemenuhan selera tersebut, manusia pada umumnya tidak bisa
bebas dari kebutuhan akan ekonomi. Sebab kebutuhan dasar manusia
membutuhkan ekonomi. Ini berarti orang tidak mampu pun memerlukan
uang untuk mengisi perutnya dan sekedar berteduh di waktu malam.
Dunia sekarang tidak hanya disibukan oleh masalah-masalah politik yang
membuat banyak pertentangan, melainkan juga masalah ekonomi atau
perdagangan. Malah ada yang mengatakan sesudah perang dingin berakhir,
kini diikuti oleh perang ekonomi. Tiap-tiap negara berusaha meningkatkan
perekonomiannya. Berbagai cara mereka lakukan termasuk membentuk
organisasi atau blok-blok ekonomi.
3. 1. Observasi
Asesmen untuk mendapatkan informasi dengan mengamati secara langsung perilaku dan
perkembangan anak secara terus menerus dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
2. Pencatatan anekdot
Sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu (peristiwa yang terjadi
secara insidental)
3. Percakapan
Asesmen untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengeani sesuatu
hal.
4. Penugasan (project)
Asesmen berupa tugas yg harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu tertentu dalam
pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan menanam biji.
Para pendidik harus mengetahui latar belakang sosial dan budaya anak karena latar
belakang sosial dan budaya anak dapat menjadi bahan acuan guru dalam
mempersiapkan materi pelajaran yang relevan dan berarti bagi kehudipan anak. Selain
itu, guru jug adapat mempersiapkan anak menjadi individu yang dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan kehidupan sosialnya.
Indonesia dan negara lain memiliki perbedaan yang mencolok dalam sistem pembelajaran yang
diterapkan. Seperti halnya dalam menetapkan pendidikan usia dini. Di mana pendidikan ini
sangatlah baik untuk melatih perkembangan motorik anak. Namun, di Indonesia lebih menekankan
kepada belajar membaca, menulis, dan berhitung untuk anak usia dini. Sedangkan di luar negeri,
pendidikan usia dini lebih menekankan kepada bermain dan berinteraksi untuk mengeksplorasi
lingkungannya.
Kemudian dari sisi waktu belajar, di mana waktu belajar di Indonesia sangatlah padat dalam waktu
yang lama. Diketahui bersama, bahwa siang hari mayoritas pelajar Indonesia menghabiskan
waktunya untuk belajar. Sedangkan di luar negeri, pelajar hanya melakukan belajar di kelas sekitar
30 – 40% saja dan selebihnya dihabiskan untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Lalu untuk tugas yang diberikan guru, inilah yang sangat membedakan Indonesia dengan negara
lain. Sebagian besar negara di luar Indonesia tidak memberikan tugas atau pekerjaan rumah. Namun
di Indonesia, hampir setiap sekolah akan selalu memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah.
Tujuannya baik yakni untuk menambah pengetahuan pelajar, namun hal ini justru bisa membuat
mereka bosan dan tertekan.
Dari sisi ujian akhir, diketahui bersama bahwa Indonesia menerapkan ujian akhir sebagai penentu
kelulusan. Sedangkan di luar negeri, hasil akhir ditentukan berdasar pada akumulasi pembelajaran
yang sudah dilakukan setiap harinya. Dan untuk wajib belajar, setiap anak sudah dikenalkan dengan
pendidikan sejak usianya masih kecil.
Namun di luar negeri, pendidikan baru mulai dikenalkan pada anak saat usianya menginjak 7 tahun.
Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa untuk mengenalkan pendidikan anak
secara baik adalah ketika usianya sudah 7 tahun.
Kesamaan Dari Perkembangan PAUD di Indonesia.
Sistem pendidikan di Indonesia juga memiliki kemiripan dengan negara lain, seperti Selandia Baru.
Di mana Selandia Baru menerapkan sistem pendidikan dari jenjang usia dini, menengah, sampai ke
pendidikan tinggi. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh Selandia Baru ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan pelajar dalam berorientasi.
Sehingga nantinya dapat fokus untuk menajamkan kecerdasan karakter pelajar. Selain itu juga
untuk meningkatkan kemampuan praktikal pelajar yang akan sangat dibutuhkan di masa
mendatang.
Melalui perbedaan maupun adanya persamaan antara sistem pembelajaran di Indonesia dengan luar
negeri, pada intinya setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Begitu
pun juga dengan negara yang memiliki tanggung jawab atas pendidikan masyarakatnya.
Oleh karena itu, peran dari tenaga pengajar, orang tua, dan pemerintah sangatlah penting di dalam
mendukung pendidikan yang baik pada setiap anak.
SELAMAT MENIKMATI
NB: Tugas di kumpulkan di masing-masing Ketua Kelompok, kemudian ket
ua kelompok mengirimkan ke email / google drive.
Deadline jam 18.00 wita
Email : fahruddin.fkip@unram.ac.id