merupakan mahkluk yang aktif. Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki
tumbuh dari anak, (2) anak memilih bahan-bahan dan memusatkan apa yang akan
indranya, (4) anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan
dengan dunia anak yang dialaminya terkandung beberapa macam fungsi seperti
sebagainya. (2) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja
Pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditempuh dengan strategi
mengidentifikasikan manfaat cerita bagi anak sebagai berikut : (1) bagi anak
mungkin dipilih anak dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak
kepada masyarakat.
dapat membantu daya ingatan anak, bernyanyi dapat membantu membangun rasa
percaya diri anak, dan bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, bernyanyi
Anak adalah mahluk seutuhnya yang memiliki berbagai aspek kemampuan yang
kegiatan pengalam langsung, (2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, (3)
terwujud atau tidaknya suatu potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan
kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau
intelegensi atau perilaku. Menurut Piaget dalam Hasnida (2014: 46) mengatakan
bahwa ketika sesorang anak mulai membangun pemahamanya tentang dunia, otak
perilaku aktifitas fisik mencirikan masa bayi dan skema mental aktifitas kognitif
yang berkembang pada masa kanak-kanak. Menurut Piaget seperti yang dikuti
adalah:
Perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam otak
yang berda didalam susunan saraf pusat otak. Teori yang menjelaskan
perkembangan kognitif adalah teori yang disusun dan dikembangkan oleh Jen
Piaget.
Dari menurut pendapat Piaget seperti yang dikuti Jamaris dalam Hendra Sofyan
Menurut Novan Ardy Wiyani (2014:61) kognitif diartikan sebagai suatu hal yang
faktual yang empiris. Desmita mengungkapkan jika kata kognisi digunakan oleh
para ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan
masa depan atau semua proses psikologi yang berhubungan bagaimana individu
dan memikirkan lingkunganya. Jadi perkembangan kognitif pada anak usia dini
dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk tuhan
yang harus memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya
lihat, ia dengar dan ia rasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang
2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian
sekitarnya.
pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.
sebagai berikut :
anak.
membantunya. Disamping itu guru atau pendidik harus zcukup peka dan luwes,
seperti juga dikemukakan oleh Ginsburg & opper (1969), terhadap aktivitas anak,
ia belajar dari anak dan diarahkan oleh anak. untuk mengajar anak angka-angka,
warna anak dibutuhkan, dan guru tidak memperlihatkan warna tertentu terhadap
yang diberikan kepada anak pada masa pra-operasional. Suatu pendapat yang
konkrit-operasional.
Dari penjelasan teori diatas, penulis lebih menfokuskan kepada poin “b” dan poin
4. Equilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak, agar
terhadap lingkungannya
Menurut Piaget dalam Singgih (2012:146-159) proses belajar seseorang Pola dan
tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu
dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.
pada masa ini merupakan masa yang mana ketika bayi mempergunakan sistem
tergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagaian alat-alat indrinya sudah langsung
Bayi bukan saja secara pasif menerima rangsangan terhadap alat-alat indra,
melainkan juga bisa memberikan jawaban terhadap rangsangan yakni refleks-
refleks, jelas bahwa refleks yang diperlihatkan bayi bukan sesuatu kemampuan
yang timbul dari hasil belajar dalam hubungan dengan lingkungan atau
sudah ada ketika bayi dilahirkan. Refleks-refleks pada bayi umumnya mempunyai
Perkembangan yang jelah terlihat pada tahap ini bahwa berbeda dengan tahap
kemampuan untuk mewakilkan sesutau yang tidak ada, tidak terlihat dengan
sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatau hal mewakili sesutau yang tidak ada.
Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Sebagaimana diketahui, pada akhir
alain, terlihat dengan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang sudah lewat,
sebagai hasil mengamati sesuatu misalnya gerak-gerik motorik. Pada anak sudah
Pada masa pra oprasional ini, anak bisa menemukan obyek-obyek yang tertutup
atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anka harus bisa melakukan
simbolisasi terhadap obyek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika terjadi
pemindahan obyek. Anak juga sudah bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru
dan mengamati suatu model tingkah laku. Ia memperlihatkan suatu tingkah laku
sebagaimana tingkah laku yang sama diperlihatkan oleh anak atau orang lain pada
waktu yang sudah lewat. Agar bisa melakukan ini anak harus membentuk
tanggapan internal terhadap sesuatu tingkah laku yang dilihatnya, sebab anak.
Pada masa ini pula anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu,
warnanya atau ukuran dan bentuknya saja. Semakin lama semakin mampu
mengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dengan satu dimensi saja.
Piaget Singgih Gunarsa (2012) mengatakan bahwa anak-anak pada masa pra-
oprasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda
secara serempak.
Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan bermacam-macam tugas,
mengenai konservasi angka maupun isi dengan benar. Menurut Peaget Singgih
Gunarsa (2012) anak-anak pada masa ini konkrit operasional ini bisa melakukan
tugas-tugas konservasi dengan baik, karena anak-anak ada masa ini telah
Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh seorang ahli ernama
teorinya, taraf intelegnsi sudah ditentukan sajak anak dilahirkan, sejak faktor
Para ahli psikologo Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf
ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak lahir (batasan kesanggupan), meskipun
menerima latihan dan pelajaran yang sama perbeda-perbedaan itu masih tetap ada.
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh Jhon Locke, dia berpendapat
3. Kematangan
Tiap orang (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang apai kesanggupan
4. Pembentukan
pembentukan sengaja (sekolah, formal) dan pembentukan tidak ruh alam sekitar
atau informal), sehingga manusia berbuat intelijen karena untuk mempertahankan
5. Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar tak usah
dipertanyakan lagi, jika seseorang tidak berminta untuk mempelajari sesuatu tidak
dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal
tersebut, sebaliknya jika seseorang belajar dengan penuh minat maka dapat
intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang, hampir tidak ada orang yang membantah bahwa anak
6. Kebebasan
kebutuhannya.