Dosen Pengampu:
Bd.Gangsar indah L,S.ST,M.Kes ( PJ MK)
Sumiyati,S.Pd.,MPd
ANGGOTA KELOMPOK :
B. Kegiatan
1. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam penelitian ini pendekatan yang akan digunakan dalam pengembangan program kegiatan belajar
yakni berdasarkan teori perkembangan anak (child developmental theories), pendekatan kelas berpusat
pada anak (child centered approach), pendekatan konstruktivisme (constructivism ap- proach) dan
pendekatan kurikulum dengan dasar bermain (playbased curriculum approach) yang akan dipaparkan
sebagai berikut:
a. Teori Perkembangan Anak
Pendekatan perkembangan, berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk
memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Terdapat beberapa anggapan dari
pendekatan ini, yaitu:
1). anak usia dini ialah pebelajar aktif yang secara terus-menerus mendapat informasi mengenai dunia
lewat permainan- nya
2). setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan
3). anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi social
4). anak ialah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda. tetapi pada saat yang sama
setiap anak juga adalah makhluk individu dan unik. Pembelajaran yang sesuai yaitu pembelajaran yang sesuai dengan minat,
tingkat perkembangan kognitif serta kematangan sosial dan emosional.
1). mengembangkan kemampuan anak secara alamiah sesuai dengan tingkat perkembangannya
2). berusaha membuat anak bebas dan aman secara psikologis sehingga senang belajar di sekolah;
3). meningkatkan kepedulian dan kerja sama antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat
4). menekankan pada asas keterbukaan bagi hal-hal yang menunjang pendidikan anak
5). berusaha melengkapi segala ke- butuhan yang menunjang perkembangan anak secara optimal.
2. Pengembangan Tematik
Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Sesuai
dengan perkembangan fisik dan mental anak usia empat sampai enam tahun, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. berpusat pada anak
2. memberikan pengalaman langsung pada anak
3. pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas
4. menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses pembelajaran
5. bersifat fleksibel atau luwes
6. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Selanjutnya dijelaskan, bahwa kekuatan pembelajaran tematik yaitu: (1) pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak; (2) menyenangkan karena berto- lak dari minat dan kebutuhan anak; (3) hasil belajar
akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna; (4) mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan
permasalahan yang dihadapi; dan (5) menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.
C. Aktifitas stimulasi perkembangan pada anak usia dini secara tertulis maupun verbal
1. Konsep Belajar Sambil Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang
(Piaget). Diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan anak bereks- plorasi, menemukan, mengekspresikan perasaaan,
berkreasi, dan be- lajar secara menyenangkan. Selain itu, melalui bermain dapat mem- bantu anak mengenal tentang diri sendiri,
dengan siapa ia hidup serta lingkungan tepat ia hidup. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, melalui bermain anak akan
memperoleh pengetahuan.
• Alam merupakan ruang lingkup untuk menemukan kembali jati diri secara dan menyusun kembali kehidupan sosial.
• Alam merupakan ruang lingkup yang dapat dieksplorasi. Jika anak-anak tidak mengenal lokasi kegiatannya, maka anak akan
menggunakan sebagian besar wak- tu yang tersedia untuk mengetahui apa kira-kira yang akan mereka kerjakan di tempat itu.
• Peranan pendidik di lokasi kegiatan. Seorang pedagang harus sekaligus menjadi pengajar, pendidik, serta pembimbing kegiatan.
Sebagai pengajar yang baik harus dapat memberikan pengetahuan yang dapat diterapkan oleh para muridnya.
3). Social knowledge (pengetahuan sosial) Manusia sebagai makhluk sosial, yang nantinya akan berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Untuk berinteraksi dengan lingkungannya, anak perlu dibekali pengetahuan agar
anak dapat berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya. Sebagaiman telah dapat terlepas dari pencipta-Nya
(Tuhan), oleh karena itu manusia juga memerlukan pengetahuan mengenai agama, di mana nantinya agama
sebagai pengendali kehidupannya
4). Spiritual knowledge (pengetahuan spiritual) Manusia memerlukan pengetahuan spiritual termasuk di dalam
nya sikap beragama agar nantinya anak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mengetahui cara berhubungan
dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan di muka Bumi ini.
6. Anak sebagai Pembelajar Aktif Don't
forge
t
pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pebelajar yang aktif. Pendidikan yang
dirancang secara kreatif akan menghasilkan pebelajar yang aktif. Anak-anak akan terbiasa belajar dan ...
mempelajari berbagai aspek pengetahuan, keterampilan dan kemampuan melalui berbagai aktivitas
mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengemukakan sendiri berbagai hal
yang ditemukan pada lingkungan sekitar. Proses pendidikan seperti ini merupakan wujud pembelajaran yang
bertumpu pada aktivitas belajar anak secara aktif = CBSA (active learning).
CBSA adalah salah satu bentuk pem- belajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by doing) dan
diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek. Secara harfiah, proyek mempunyai makna, maksud, atau
rencana. Dalam suatu kegiatan pengajaran, proyek dibicarakan antara guru dan murid secara bersama-sama da-
lam rangka memahami berbagai sendi dasar pengetahuan pada berbagai bidang pengembangan. Penyusunan
suatu proyek pada dasarnya adalah me rencanakan suatu pemecahan masalah pada berbagai bidang studi
(pengembangan) yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan mempelajari,
menyimpulkan, dan menyampaikan ber bagai temuan yang dilakukan anak-anak dalam memahami berbagai
pengetahuan. Dengan demikian, bentuk pengajaran yang dilakukan guru dengan jalan menyajikan suatu bahan
pengajaran yang memungkinkan murid mengolah sendiri untuk menguasai bahan pengajaran tersebut.
Thanks
!
Do you have any questions?