Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

PRODUK, KEGIATAN, AKTIVITAS


UNTUK STIMULASI PADA ANAK USIA
DINI”

Dosen Pengampu:
Bd.Gangsar indah L,S.ST,M.Kes ( PJ MK)
Sumiyati,S.Pd.,MPd
ANGGOTA KELOMPOK :

1. Berlian Anastasya putri ( 2115371031)


2. Hasnaa Raafa Salisa (2115371039)
3. Henny Lestari (2115371041)
1.1 PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
A. Produk
1. Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung,
melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang meng-
andung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada
usia 5 atau 6 tahun ke- inginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah.

2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal
ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan mengguna kan jari tangan. Pada usia 4
tahun, koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demi- kian
anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok- balok menjadi suatu bangunan.

3. Perkembangan Otak dan Susunan Saraf Pusat


Perkembangan otak manusia yang sangat pesat terjadi pada masa prenatal dan beberapa bulan setelah kelahiran pada
masa sebelum ke- lahiran diperkirakan 250.000 sel-sel otak terbentuk setiap menit mela- lui proses pembelahan sel
yang disebut mitosis. Setelah lahir sebagian besar sel-sel otak yang berjumlah lebih dari 100 miliar terbentuk secara
matang (Papalia et al., 1995: 94).
4. Perkembangan Tubuh
Perkembangan tubuh merupakan perkembangan yang berjalan sesuai dengan prinsip yang disebut cephalocaudal yaitu
psinsip per- kembangan yang dimulai dari atas yaitu kepala dan berlanjut secara teratur ke bagian bawah tubuh. Pada usia 4-5
tahun kepala anak hanya berukuran seperlima dari ukuran tubuhnya dan pada usia 6 tahun ke- pada anak memiliki ukuran
sepertujuh dari ukuran kepalanya (Papalia et al., 1995: 415).

B. Kegiatan
1. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam penelitian ini pendekatan yang akan digunakan dalam pengembangan program kegiatan belajar
yakni berdasarkan teori perkembangan anak (child developmental theories), pendekatan kelas berpusat
pada anak (child centered approach), pendekatan konstruktivisme (constructivism ap- proach) dan
pendekatan kurikulum dengan dasar bermain (playbased curriculum approach) yang akan dipaparkan
sebagai berikut:
a. Teori Perkembangan Anak
Pendekatan perkembangan, berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk
memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Terdapat beberapa anggapan dari
pendekatan ini, yaitu:
1). anak usia dini ialah pebelajar aktif yang secara terus-menerus mendapat informasi mengenai dunia
lewat permainan- nya
2). setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan
3). anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi social
4). anak ialah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda. tetapi pada saat yang sama
setiap anak juga adalah makhluk individu dan unik. Pembelajaran yang sesuai yaitu pembelajaran yang sesuai dengan minat,
tingkat perkembangan kognitif serta kematangan sosial dan emosional.

b. Pendekatan Berpusat pada Anak


 Secara spesifik pembelajaran yang berpusat pada anak bertujuan untuk :

1). mengembangkan kemampuan anak secara alamiah sesuai dengan tingkat perkembangannya
2). berusaha membuat anak bebas dan aman secara psikologis sehingga senang belajar di sekolah;
3). meningkatkan kepedulian dan kerja sama antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat
4). menekankan pada asas keterbukaan bagi hal-hal yang menunjang pendidikan anak
5). berusaha melengkapi segala ke- butuhan yang menunjang perkembangan anak secara optimal.

 Selanjutnya dijelaskan, bahwa model berpusat pada anak cirinya yaitu:


1). berorientasi pada perkembangan anak
2). berorientasi pada ber- main
3). berdasarkan proses dan
4). bersifat terbuka/bebas.
c. Pendekatan Konstruktivisme
 Penerapan teori konstruktivisme dalam program kegiatan belajar pada anak usia dini haruslah memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1). anak hendaknya memperoleh kesempatan luas dalam kegiatan pembelajaran guna mengembangkan potensinya
2). pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensial daripada perkembangan
aktualnya
3). program kegiatan belajar lebih diarahkan pada penggunaan strategi
4). anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pe- ngetahuan deklaratif yang telah dipelajari dengan pengetahuan
prose- dural untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah dan
5). proses belajar dan pembelajaran tidak sekadar bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-konstruksi. Peran guru anak usia
dini dalam hal ini membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara ter- baik dengan membangun minat, kebutuhan,
dan kelebihan-kelebihan yang ada pada setiap anak.

2. Pengembangan Tematik
Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Sesuai
dengan perkembangan fisik dan mental anak usia empat sampai enam tahun, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. berpusat pada anak
2. memberikan pengalaman langsung pada anak
3. pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas
4. menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses pembelajaran
5. bersifat fleksibel atau luwes
6. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Selanjutnya dijelaskan, bahwa kekuatan pembelajaran tematik yaitu: (1) pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak; (2) menyenangkan karena berto- lak dari minat dan kebutuhan anak; (3) hasil belajar
akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna; (4) mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan
permasalahan yang dihadapi; dan (5) menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.

C. Aktifitas stimulasi perkembangan pada anak usia dini secara tertulis maupun verbal
1. Konsep Belajar Sambil Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang
(Piaget). Diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan anak bereks- plorasi, menemukan, mengekspresikan perasaaan,
berkreasi, dan be- lajar secara menyenangkan. Selain itu, melalui bermain dapat mem- bantu anak mengenal tentang diri sendiri,
dengan siapa ia hidup serta lingkungan tepat ia hidup. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, melalui bermain anak akan
memperoleh pengetahuan.

2. Kedekatan dengan Lingkungan


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan terencana untuk membantu anak mengembangkan potensi secara
optimal, sehingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Pengertian ini mengandung makna bahwa esensi yang hakiki
dari tujuan akhir pendidikan yaitu kemampuan anak melakukan adaptasi dengan lingkungan dalam arti yang luas.
3. Alam sebagai Sarana Pembelajaran
Prinsip ini didasarkan pada beberapa teori pembelajaran yang menjadikan alam sebagai sarana yang tak terbatas bagi anak untuk
berekplorasi dan berinteraksi dengan alam dalam membangun pengetahuannya.
Phillipe Vaquette (2001) mengemukakan bahwa tiga aspek penting dalam alam, yaitu:

• Alam merupakan ruang lingkup untuk menemukan kembali jati diri secara dan menyusun kembali kehidupan sosial.
• Alam merupakan ruang lingkup yang dapat dieksplorasi. Jika anak-anak tidak mengenal lokasi kegiatannya, maka anak akan
menggunakan sebagian besar wak- tu yang tersedia untuk mengetahui apa kira-kira yang akan mereka kerjakan di tempat itu.
• Peranan pendidik di lokasi kegiatan. Seorang pedagang harus sekaligus menjadi pengajar, pendidik, serta pembimbing kegiatan.
Sebagai pengajar yang baik harus dapat memberikan pengetahuan yang dapat diterapkan oleh para muridnya.

4. Anak Belajar Melalui Sensorinya


Jenis kecerdasan majemuk ini terdiri dari: kecerdasan ruang, kecerdasan gerakan badan, kecerdasan musik, kecerdasan antarpribadi,
kecerdasan intrapribadi, kecerdasan verbal, kecerdasan numerik, bahkan sampai pada kecerdasan menyenangi lingkungan alam.
Setiap individu dapat mengembangkan jenis-jenis kecerdasan sesuai dengan potensinya. Dengan demikian, alangkah baiknya
apabila strategi pembelajaran yang dirancang mengarahkan anak untuk memupuk kecerdasan yang dimilikinya, dengan
memberikan berbagai sarana yang kondusif.

5. Mengembangkan Keterampilan Hidup


Keterampilan hidup perlu diajarkan sejak dini agar nantinya anak mampu bertahan dalam kehidupannya kelak, untuk bertahan
hidup seorang manusia harus memiliki pengetahuan diri (selfknowledge). Piaget membagi pengetahuan diri menjadi tiga
pengetahuan, yaitu:
Don't
1). Physical knowledge (pengetahuan fisik) Manusia berinteraksi dengan objek dari fisik lingkungan dan
forge
memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Anak memerlukan pengetahuan tentang fisik dapat terlihat sejak t
bayi, yaitu di mana anak sedang memanipulasi bendabenda yang ditemuinya melalui kelima indranya.
...
2). Logico mathematical knowledge (pengetahuan logika matematika) Pengetahuan logika matematika adalah
suatu pengetahuan cara untuk mengoordinasikan perlakuan fisik tanpa mengubah hubungan antarfisik/benda
tersebut. Misalnya, anak memindahkan mainannya dari tempat tidur ke lantai, mainan itu tidak akan berubah,
tetapi anak belajar tentang konsep atas dan bawah.

3). Social knowledge (pengetahuan sosial) Manusia sebagai makhluk sosial, yang nantinya akan berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Untuk berinteraksi dengan lingkungannya, anak perlu dibekali pengetahuan agar
anak dapat berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya. Sebagaiman telah dapat terlepas dari pencipta-Nya
(Tuhan), oleh karena itu manusia juga memerlukan pengetahuan mengenai agama, di mana nantinya agama
sebagai pengendali kehidupannya

4). Spiritual knowledge (pengetahuan spiritual) Manusia memerlukan pengetahuan spiritual termasuk di dalam
nya sikap beragama agar nantinya anak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mengetahui cara berhubungan
dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan di muka Bumi ini.
6. Anak sebagai Pembelajar Aktif Don't
forge
t
pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pebelajar yang aktif. Pendidikan yang
dirancang secara kreatif akan menghasilkan pebelajar yang aktif. Anak-anak akan terbiasa belajar dan ...
mempelajari berbagai aspek pengetahuan, keterampilan dan kemampuan melalui berbagai aktivitas
mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengemukakan sendiri berbagai hal
yang ditemukan pada lingkungan sekitar. Proses pendidikan seperti ini merupakan wujud pembelajaran yang
bertumpu pada aktivitas belajar anak secara aktif = CBSA (active learning).

CBSA adalah salah satu bentuk pem- belajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by doing) dan
diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek. Secara harfiah, proyek mempunyai makna, maksud, atau
rencana. Dalam suatu kegiatan pengajaran, proyek dibicarakan antara guru dan murid secara bersama-sama da-
lam rangka memahami berbagai sendi dasar pengetahuan pada berbagai bidang pengembangan. Penyusunan
suatu proyek pada dasarnya adalah me rencanakan suatu pemecahan masalah pada berbagai bidang studi
(pengembangan) yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan mempelajari,
menyimpulkan, dan menyampaikan ber bagai temuan yang dilakukan anak-anak dalam memahami berbagai
pengetahuan. Dengan demikian, bentuk pengajaran yang dilakukan guru dengan jalan menyajikan suatu bahan
pengajaran yang memungkinkan murid mengolah sendiri untuk menguasai bahan pengajaran tersebut.
Thanks
!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, and includes icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai