Anda di halaman 1dari 42

 PENGENALAN PAUD

 KULIAH PERTEMUAN 2
 SIAPAKAH ANAK USIA DINI?
 Usia 0 – 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas)

 KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

• Anak individu unik (kombinasi genetika & lingkungan).


• Anak belajar melalui bermain.
• Anak peneliti/penjelajah yang andal.
• Anak pemimpin alami saat bermain.
• Anak berkomunikasi dengan bahasa sederhana
• Anak tidak berpikir seperti orang dewasa.
• Anak peniru yang ulung.
• Anak senang trial and error

 PENGERTIAN PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
(UU No. 20 Th 2003 Ttg Sisdiknas)
 Mengembangkan semua potensi anak baik fisik maupun mental agar siap memasuki
pendidikan lebih lanjut.
 Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu menolong
diri sendiri (self help)
 Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to
learn).
 SEJARAH PAUD
• Sudah dimulai sejak tahun 2000 yang lalu
• Pengaruh perubahan budaya, ekonomi dan kesadaran masyarakat 
kebutuhan akan pendidikan anak bagi keluarga yang bekerja
• Head Start Program  Pendidikan anak yang berkualitas dapat meningkatkan
kesejahteraan seseorang di masa mendatang
• Pendidikan juga dapat membantu anak dari kelompok minoritas dan
mendapat perlakuan salah
 USIA DINI SEBAGAI GOLDEN AGE
 Usia dini merupakan masa peka/sensitif terhadap berbagai rangsangan dari
lingkungan

 Usia dini merupakan saat pembentukan dasar-dasar perilaku yang akan


terbawa hingga masa dewasanya (Erikson).

 50% VARIABILITAS KECERDASAN ORANG DEWASA SUDAH TERJADI KETIKA


ANAK BERUSIA 4 TAHUN,
30% BERIKUTNYA PADA USIA 8 TAHUN, DAN SISANYA KETIKA USIA ANAK
MENCAPAI SEKITAR 18 TAHUN
(OSBORN, WHITE, DAN BLOOM)


Struktur otak yang rimbun seperti hutan yang sangat padat dengan
pepohonan

 Prinsip Pembelajaran Holistik pada anak usia dini (Education 2000)


• mengajarkan bahwa semua aspek kehidupan akan saling terkait
• Mendidik dengan seluruh dimensi manusia
• Menghargai bahwa semua manusia punya kelebihan masing-masing
• Mendidik anak untuk berpikir holistik  intuisi, konteks, kreativitas, fisik
• Memberikan lingkungan belajar yang kondusif
• Menggunakan kurikulum holistik
 Pembelajaran efektif bagi anak usia dini
• Memerlukan partisipasi aktif dari anak  praktek hal-hal konkrit, bermakna
dan relevan
• Tiap anak belajar dengan kecepatan berbeda
• Suasana kelas aman, tanpa ancaman, penuh penghargaan
 SIAPA SAJAKAH YANG TERLIBAT DALAM PAUD?
 ANAK
 KELUARGA
 GURU/ PENGASUH DAN LEMBAGA
 KETERLIBATAN KELUARGA
• Orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama 
hadits : “Setiap ibu adalah madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya
• Tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua
• Fungsi empowerment (pemberdayaan) setiap orangtua hendaknya mau dan
mampu terlibat dalam pegasuhan dan pendidikan anak

“ Tuhan melimpahkan karunia kepada seseorang yang membantu anaknya berbakti


kepada-Nya”.
Beberapa orang bertanya, “Bagaimana caranya, ya?”
Jawabannya: “Menerima yang sedikit darinya, memaafkan yang
menyulitkannya, tidak membebaninya, dan tidak memakinya”
 FILOSOFI PAUD
1. Ki Hajar Dewantoro
 Masa kanak-kanak/kinderperiod usia 1 – 7 tahun
 Masa pertumbuhan jiwa dan pikiran usia 7 – 14 tahun
 Masa sosial period atau terbentuknya budi pekerti usia 14 – 21 tahun

 Semboyan ”tut wuri handayani”


Memberi kebebasan yang luas selama tidak membahayakan anak.

 Sistem”among’’
Memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban,
kedamaian, kesesuaian dengan keadaan dan menghindari perintah dan
paksaan.
 2. MARTIN LUTHER (1483 – 1546)
 Di sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar membaca
 Keluarga adalah pihak paling penting dalam pendidikan anak
 Sekolah tidak hanya untuk proses sosialisasi tetapi juga untuk
pendidikan moral dan agama
3. JOHN AMOS COMENIUS (1592 – 1670)

 Pendidikan harus dimulai sejak tahun-tahun awal


 Pendidikan memperhatikan aspek kematangan
 Pembelajaran terbaik terjadi ketika semua indra anak terlibat secara
langsung
 Menggunakan buku yang ada ilustrasi
4. JOHN LOCKE (1632 – 1704)

 Teori tabularasa; anak dilahirkan sebagai “kertas putih”


 Lingkungan membentuk pola pikir
 Pengalaman penting dalam menentukan perkembangan anak
 Latihan sensori membuat anak lebih siap belajar
5. ROUSSEAU (1712 – 1778)

 Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan alam


 Pendidikan naturalistik membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi
 Tidak membandingkan anak satu sama lain
 Memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa
membahayakan diri sendiri dan orang lain
 Kesiapan anak merupakan faktor penting dalam pembelajaran
6. PESTALOZZI (1746 – 1827)

 Pendidikan memperhatikan kematangan anak


 Pendidikan harus didasarkan pada pengaruh sensori “objek
pembelajaran”
 Guru harus membawa benda sesungguhnya ketika mengajar.
 Cara terbaik dalam menanamkan konsep adalah menggunakan
benda-benda tiruan
 Mengelompokkan anak dalam berbagai usia
 Ibu adalah guru terbaik bagi anaknya
7. FROEBEL (1782 – 1852)

 Adanya kurikulum dan metodologi yang sesuai dengan


perkembangan anak
 Perintis konsep kindergarten  taman bagi anak-anak
 Mengamati kegiatan perkembangan anak dan memfasilitasi jika
mereka akan belajar sesuatu; mereka akan belajar ketika mereka
siap belajar
 Pentingnya belajar melalui bermain
 Anak akan mudah menyerap makna pembelajaran, ketika
kegiatan dilakukan melalui bermain
 Mengembangkan alat permainan dan aktivitas edukatif secara
sederhana bagi anak-anak

8. MARIA MONTESSORI

 Menghargai anak sebagai individu yang unik


 Pembelajaran bersifat individual
 Absorbent mind  Anak memiliki pikiran yang cepat menyerap
 Sensitive period  Ada masa peka dan menggunakan materi yang
dapat merangsang sensori
 Lanjutan:
 Prepared Environment  Lingkungan yang dipersiapkan
 Individual Learning  anak menggunakan materi yang telah
disiapkan dan membangun pengetahuannya sendiri
 Menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran dan
mengobservasinya.
 Mengajarkan praktek ketrampilan hidup sehari-hari
 Anak belajar dengan menggunakan semua inderanya
9. JOHN DEWEY (1859 - 1952)

 Mengutamakan minat anak daripada materi


 Menggagas konsep progressive education  problem solving,
inquiry-based approach
 Kurikulum berpusat pada anak
 Belajar tentang keterampilan hidup yang sangat diperlukan
 Kelas “learning by doing” dengan aktivitas yang banyak 
experiential and active learning
TEORI DALAM PAUD

1. Howard Gardner (1943 - )


 Teori Multiple-Intellegence
 Anak memiliki kecerdasan jamak
2. John Bowlby (1907 – 1990)
- Teori Attachment

3. Jean Piaget (1907 – 1980)


- Sensorimotor
- Pra Operasional

4. Vygotsky (1896 – 1934)


- ZPD
- Scaffolding
 Pendekatan PAUD
 Montessori
 High/Scope
 Creative Curriculum
 Reggio Emilia
 Project Based
 BCCT (Beyond Centre and Circle Time)
 Montessori
 Sekolah Montessori menggunakan metode, bahan-bahan dan pelatihan guru
yang unik.
 Lingkungan dipersiapkan dengan materi-materi yang telah terstruktur.
 Mainan yang sudah terpola dan berurutan secara ketat membatasi kreativitas
anak dalam mengeksplorasi mainannya.
 High/Scope
 Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan sebagian besar
waktunya di dalam learning center yang beragam.
 Guru membantu anak merencanakan-melakukan-mengulang (plan – do -
review) pembelajaran sehari-hari.
 Pengalaman kunci (key experience)  Pengalaman-pengalaman penting
anak dipakai untuk pembelajaran.
 Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat kemajuan yang diperoleh
anak

 The High/Scope Wheel


 Creative Curriculum
 Banyak digunakan di program Head Start
 Penggagasnya Diane Trister Dodge tahun 1988
 Misi  “meningkatkan kualitas program anak usia dini dengan menyediakan
materi kurikulum terbaik berdasarkan pada perkembangan anak, responsif
terhadap kebutuhan lapangan dan inovatif dalam pemikiran”
 Program berbeda untuk tiap tahapan usia anak
 Reggio Emilia
 Berasal dari Italia dan berkembang setelah perang dunia II oleh Loris
Malaguzzi
 Mengemukakan konsep A Hundred Languages of Children
 Dalam program pendidikan  ada peran dari pedagogista (guru bagi anak-
anak) dan atelierista (artist/ seniman)

 Lanjutan…
 Metodenya menggunakan beberapa langkah:
- observation  guru mengobservasi anak secara seksama
- representation  anak menggunakan seni kreativitas dalam mengungkapkan
pemahamannya
- documentation  keseluruhan proses belajar didokumentasikan dengan baik
- revisitation  anak diajak untuk mengolah ide yang telah mereka temukan
sebelumnya untuk melengkapi gagasan baru

 Project-based Approach
 Digagas oleh Lilian G. Katz, Ph.D. dan Sylvia C. Chard, Ph.D
 Investigasi mendalam pada topik tertentu  melibatkan perhatian dan energi
anak
 Projek melibatkan anak dalam membuat penelitian tentang lingkungan di
sekitar mereka
 Proses Belajar pada Project-based Approach
 Phase 1: Beginning the Project
guru berdiskusi bersama anak tentang topik yang mereka tahu atau pernah
dialami  mengembangkan pertanyaan kerjasama dengan orangtua
 Phase 2: Developing the Project
guru sebagai fasilitator (menyediakan objek asli, buku, orang yang ahli, dll) 
anak melakukan investigasi sendiri dengan ketrampilan dasar yang dimiliki
 Phase 3: Concluding the Project
guru membantu anak menyeleksi hasil investigasi  review projek dengan
imajinasi anak (drama, tari, dll) guru memberikan transisi pemaknaan pada
topik
 BCCT
 Berpusat pada anak.
 Anak membangun pengetahuan sendiri dengan dukungan pendidik.
 Pengetahuan didapat anak melalui interaksi dengan guru, teman, alat main
dan lingkungannya (lingkungan main).
 Aktivitas anak dilakukan dalam sentra.
 Sentra sebagai pusat pengembangan potensi anak (Integrated learning).
 Pendidik sebagai fasilitator yang memberi pijakan pada anak.

 Program Pendidikan Anak Usia Dini


 PERTEMUAN 4
 Perkembangan PAUD
 Penghargaan akan pentingnya PAUD sudah dimulai sejak tahun 2000 yang
lalu
 Perubahan dalam kehidupan keluarga  banyak orangtua bekerja, menjadi
single parent atau mobilitas tinggi
 Kebutuhan akan adanya program PAUD berkualitas semakin tinggi
 Tujuan Program PAUD
 Tujuan utama  child care
menyediakan setting lingkungan penuh rasa aman dan kasih sayang sesuai
dengan perkembangan anak
 Tujuan lain memperkaya pengalaman anak yang tidak didapatnya di
rumah
misal: bermain berkelompok dengan teman
fenomena hothousing program akselerasi untuk anak usia dini
berbahaya bagi anak
 Tujuan lain membantu anak yang mengalami keterbatasan sosiokultural
dan ekonomi

 Setting Program
 Family child care homes (home-based program)
pengasuhan pada sekelompok kecil anak di setting rumah milik keluarga
yang telah memiliki lisensi/ terdaftar.
 Center-based program
program bagi anak usia dini yang berlokasi di setting sekolah dan biasanya
mengasuh sekelompok besar anak
 Pembagian Program Sesuai Usia
 Infants and toddler (0-2 tahun)
 Preschoolers  mulai dari usia 3-4 tahun sampai mereka mulai di sekolah
formal
 Kindergarten and Primary Children (sekitar 5-6 tahun)
program yang coba dikembangkan adalah integrated curriculum  fokus di
semua aspek perkembangan, tidak hanya kognitif saja
 Before and after school care
program bagi anak-anak yang sudah sekolah, namun tidak ada pengasuh di
rumah karena orangtua bekerja

 Pembagian Program PAUD di Indonesia


 Pendidikan Nonformal
TPA (Taman Pengasuhan Anak), Kelompok Bermain, Satuan PAUD Sejenis (SPS)
misalnya: PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu, TPQ
 Pendidikan Formal  TK
 Pendidikan Informal Pendidikan dalam keluarga
 Sources of Support
 For-Profit Programs
kebanyakan program PAUD dimiliki perseorangan dan bertujuan mencari profit
 berkembang sangat pesat terutama di kota besar
 Non-for-profit Programs
biasanya karena kegiatan keagamaan dan terkadang didukung organisasi
tertentu
 Employer-supported Program
program PAUD dibentuk oleh perusahaan untuk memfasilitasi kebutuhan
karyawan akan pengasuhan anak-anaknya
 University and College-Affiliated Programs
menyediakan program penelitian dan pengembangan bagi PAUD, dan
sebagai tempat pengasuhan bagi staf, orangtua maupun pihak fakultas.
 Publicly-Supported Program
program PAUD yang didukung oleh pemerintah
 Bagaimanakah program PAUD yang berkualitas?
 Perbandingan anak-orang dewasa seimbang
Saran dari NAEYC (National Association for The Education of Young Children):
usia infant  3 : 1
usia toddler 6:1
usia 3 tahun 8:1
usia 5-6 tahun 10 : 1
usia sekolah dasar 15-18 : 1
 Ukuran Kelompok
dalam kelompok kecil  interaksi anak dan orang dewasa lebih intensif
anak lebih kooperatif, inovatif dan cerdas secara verbal
dalam kelompok sedang  kompetensi sosial meningkat
dalam kelompok besar  orang dewasa cenderung kurang responsif dan
kurang stimulasi sosial
Saran NAEYC:
Preschoolers 12 anak : 2 guru
usia 5-6 tahun 20 anak : 2 guru

 Mixed-aged grouping
pengelompokan anak dengan usia yang bervariasi (3-6 tahun) dapat
membantu mengembangkan berbagai area perkembangan
 Developmental Appropriateness of The Program
program hendaknya memiliki aktivitas dan harapan sesuai perkembangan
anak
Jangan memaksa anak dalam aktivitas yang tidak sesuai atau akselerasi!
 Interaksi anak-orang dewasa
interaksi yang sering dan responsif antara anak dan orang dewasa
menunjukkan kualitas program
 Kualifikasi staff
para pendidik hendaknya telah melalui training tentang PAUD lebih dahulu
 Staff Consistency
adalah hal yang penting  staf yang sering berganti-ganti menimbulkan
dampak negatif pada anak

 Respect and Concern for Staff


Para staf yang berhasil membuat program yang sesuai bagi anak haruslah
saling menghormati dan peduli satu sama lain
 Lingkungan Fisik
berdasar penelitian  anak-anak menunjukkan perkembangan pesat jika
lingkungannya aman, teratur, kaya materi stimulasi dan mengacu pada sentra
pembelajaran
 Point observasi
 Desain dan setting lingkungan belajar
digambarkan denah ruangan dan sekolah
 Perbandingan guru dan anak seperti apa?
 Macam-macam Alat Permainan Edukatif (APE) yang dipergunakan
 Jadwal kegiatan harian dan kurikulum yang dipergunakan
 TREN PENDIDIKAN ABAD-21
 Japan: 2002: body-mind-soul
a) ‘kokoro-no-kyoiku’: pendidikan hati dan jiwa (inwardness) , b)
‘sogo-gakushyu’: pembelajaran yang holistik dan terintegrasi,
c)‘tokushyoku, koseika’: menghargai keunikan sekolah dan
individu.
 Korea: 21st century: prioritas tertinggi adalah pengembangan
kreativitas: bijak, disiplin, hidup layak, cerdas, bahagia,
nyaman.
 Canada: 2000: mengembangkan manusia seutuhnya, estetika
dan kesenian, aspek emosi dan sosial, aspek intelektual, aspek
fisik dan kesehatan, aspek tanggung jawab sosial.
 Singapore: pendidikan yang holistik: membangun aspek moral,
intelektual, fisik, sosial dan estetik anak.
 Kesimpulannya: pendidikan tidak cukup semata untuk
pemintaran intelektual (kognisi) tetapi juga pada pembentukan
karakter (afeksi) yang mampu melahirkan manusia berakhlak
mulia. (QS 3:190-191 dan QS 58:11).

 BERMAIN dan anak


Pertemuan v
 Apakah bermain itu?
 Menurut Hughes (2003)  adalah aktivitas yang ditandai oleh:
- kebebasan dalam memilih
- adanya kesenangan pribadi
- fokus pada prosesnya daripada hasil  ini yang membedakan dengan
games
 Karakteristik lainnya:
- fleksibel dan memotivasi
- bisa individu atau kelompok
 A.Teori Bermain
 Mengapa anak suka bermain? Apa peranan bermain bagi anak?
Pertanyaan tersebut telah lama dijadikan bahan diskusi ahli PAUD. Ada 2
macam teori yang mencoba menjawab pertanyaan tsb:
• Teori Klasik
• Teori Modern
 1. Teori Klasik
• Kelebihan Energi (Schiller & Spencer):
berpendapat bahwa anak memiliki energi yang digunakan untuk
mempertahankan hidup.

Jika kehidupannya normal, anak memiliki kelebihan energi yang


selanjutnya digunakan untuk bermain.
b. Rekreasi & Relaksasi (Lazarus)
Teori ini menyatakan bahwa bermain dimaksudkan untuk menyegarkan
tubuh kembali. Jika energi sudah digunakan untuk melakukan pekerjaan,
anak-anak menjadi lelah & kurang bersemangat
c. Practice (Groose)
Teori ini berpandangan bahwa bermain merupakan sifat bawaan (insting)
yang berguna untuk mempersiapkan diri melakukan peran orang dewasa.

d. Rekapitulasi (Hall)
Teori ini menyatakan bahwa bermain merupakan peristiwa mengulang kembali
apa yang telah dilakukan nenek moyang & sekaligus mempersiapkan diri untuk
hidup pada masa sekarang.
Misalnya: ketika anak-anak suka bermain air, tanah dan batu seakan-akan
mengulang permainan manusia zaman prasejarah & sekaligus juga belajar
mengenali berbagai benda.
 2. Teori Modern
 Teori Modern memandang bermain sebagai bagian dari perkembangan
anak, baik kognitif, emosional maupun sosial anak.
 Teori Modern dibagi atas 3 macam:
• Teori Psikoanalisis
• Teori Perkembangan Kognitif
• Teori Belajar Sosial
• Teori Psikoanalisis
Freud (1958) menerangkan bahwa bermain merupakan alat pelepas
emosi.
Erikson (1963) berpendapat bermain juga mengembangkan rasa PD &
kemampuan sosial anak. dan mengekspresikan perasaannya secara
leluasa.
b. Teori Perkembangan Kognitif
 Teori ini menyatakan bahwa bermain merupakan bagian dari perkembangan
kognitif anak.
 Menurut Bruner (1972) & Sutton-Smith (1986):Bermain merupakan proses
berpikir secara fleksibel & proses pemecahan masalah.
 Piaget (1962): Bermain dengan objek yang ada di lingkungannya merupakan
cara belajar anak. Berinteraksi dengan berbagai objek, membantu anak untuk
memahaminya.
c. Teori Belajar Sosial
 bermain merupakan sarana untuk bersosialisasi. Ketika anak bermain bersama
anak lainnya, ia akan mengembangkan kemampuan mengenali & memahami
perasaan, ide dan kebutuhan orang lain yang merupakan dasar dari
kemampuan sosial.
 Jenis-jenis Bermain pada Anak menurut Smilansky
 Sensorimotor play/ functional play
 Symbolic play
 Construction play
 Games with rules
 Sensorimotor play/ functional play/ practice play
 Definition  repetitive muscle movements such as running, banging or stacking
(mengatur)
 characteristics of infants and toddlers’ repetitive, motor play used to explore
what objects are like and what can be done with them
 Sensorimotor play
 Air
 Pasir
 Cat jari
 Lumpur

Tanah liat

Play Dough

Krayon
 Cat dengan kuas
 Pulpen
 Symbolic Play
Ada 3 kriterianya:
 Anak mengimitasi peran-peran tertentu
 Anak harus mempertahankan tema tertentu dalam sekian menit
 Anak menggunakan gesture dan objek yang merepresentasikan objek
imajiner atau orang lain
Untuk sociodramatic play, ditambahkan lagi:
 Anak harus berinteraksi dengan anak lainnya
 Anak menggunakan percakapan
 Jenisnya:
 Microsymbolic play

 Bahan-bahan main berukuran kecil


Contoh :
• Rumah boneka; perabotan dan ruang
• Kereta api; rel, lokomotif dan
gerbong-gerbongnya
• Bandar udara; pesawat dan truk-truk
• Kebun binatang; boneka-boneka
binatang liar
• Jalan-jalan kota; jalan, orang,
dan mobil

 Macrosymbolic Play
menggunakan alat main peran yang seukuran dengan anak

Contoh :
• Dokter, perawat
• Polisi, Pemadam Kebakaran
• Pak Pos
• Sekretaris
• Pedagang
• Penjual bunga

 Construction Play
 Definition  use of blocks or material to make something
 Fluid
contoh: plastisin, playdough, alat gambar dan lukis
 Structured
contoh: balok, lego, puzzle, dan alat pertukangan
 Games With Rules
 Permainan dengan aturan dan konsekuensi tertentu
 Jenisnya:
- indoor game
- outdoor game
- board-game
 C. Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak
• Kemampuan Motorik
Berbagai penelitian menujukkan bahwa dengan bermain memungkinkan
anak mengembangkan kemampuan motoriknya.
 Mengembangkan Kemampuan Kognitif.
Horn (1993): Bermain berperan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir logis, imajinatif & kreatif.
3. Kemampuan Afektif
Bermain akan melatih anak untuk menyadari adanya dan memahami aturan
permainan. Hal ini merupakan tahap awal dari perkembangan moral/afeksi.
4. Kemampuan Bahasa
Saat bermain, anak berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti antar
mereka, sesama anak-anak.
5. Kemampuan Sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak lainnya. Interaksi tsb
mengajarkan anak cara merespon, memberi, menerima, menolak atau setuju
dengan sesuatu atau perilaku anak lain.
 Parten’s Stage of Social Play
 Unoccupied
the child moves from one area to another, observing but not involved
 Solitary Play
the child plays alone, uninvolved with other children nearby
 Onlooker Play
a child watching others at play, not joining in

 Parten’s Stage of Social Play


 Parallel Play
children use similar materials/ toys but don’t interact each other
 Associative Play
children interact and talk but the purpose may not be the same
 Cooperative Play
Play is shared and negotiated with sharing and turn taking.
 KETRAMPILAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
 KULIAH PAUD PERTEMUAN VI
 Aspek Pembelajaran Bahasa
 Penjelasan Aspek
 Mendengarkan
Unsur mendengarkan adalah:
* membedakan bunyi
* memahami kata atau kalimat
 Berbicara
Dalam berbicara, ada unsur-unsur :
a. Perkembangan kosa kata
b. Ekspresi
c. Lafal ucapan
d. Kejelasan

 Proses Membaca
a. Menggunakan phonics.
 Anak perlu membedakan antara huruf dan bunyi. Jika anak dapat mengenal
bunyi dari suatu huruf, maka anak akan lebih mudah menghubungkan konsonan
dan vokal.
 Misalnya : Huruf ”s” dibunyikan desis seperti suara ular ”es....” ,
b. Menggunakan kata bermakna.
Anak membaca kata karena kata tersebut mempunyai makna yang dapat
dimengerti anak.
Misalnya : Kata ”mata’ dibaca anak bersamaan dengan adanya ”gambar
mata”
c. Gabungan phonics dan kata bermakna
Kata yang bermakna dibunyikan dengan mengucapkan bunyi setiap huruf.

 Karakteristik Materi Membaca:


a. Tahap awal
 pendek dan dapat diperkirakan
 berulang-ulang
 menggunakan bahasa yang sederhana
 menggunakan irama
 teksnya sederhana, mudah diingat
 gambar dan teks sesuai
 gambar sangat dominant
b. Tahap berkembang
 lebih panjang
 lebih kompleks
 kosa kata cukup banyak
 panjang teks mengimbangi gambar
c. Tahap mandiri
 illustrasi gambar sedikit saja
 kosa kata banyak dan menantang
 anak berpikir untuk memahami makna dari cerita
 lebih banyak karakter yang dikenalkan pada anak
 unsur-unsur cerita lebih berkembang
 bahasa yang lebih rumit diperkenalkan
 ada pembagian bab.

 Cara mendukung perkembangan bahasa


 Menyanyikan beragam lagu yang berkaitan dengan kultur keluarga
 Menyimak apa yang dikatakan oleh anak dan berilah respon
 Membacakan anak beragam jenis buku cerita
 Mendukung anak bermain peran
 Batasilah anak dalam menonton TV
 Menulis
 Anak mulai belajar menulis dengan membuat coretan di usia 2-3 tahun
 Orangtua dan guru hendaknya mendorong kemampuan menulis awal
 Anak hendaknya diberi banyak kesempatan untuk menulis
 Ketrampilan Menulis Dasar
a. Penmanship
Guru mengajarkan anak menulis dengan benar. Penekanan terletak pada cara
menulis, bentuk huruf, letak/posisi huruf, dll.
b. Ekspresi
Memberikan kesempatan pada anak untuk mengeluarkan idenya pada secarik
kertas. Apapun yang dihasilkan anak, menunjukkan tingkatan kemampuan
anak dalam menulis.

 Tahapan-tahapan dalam Menulis (Sulzby, Barnhart& Hieshima, 1989)


 Pictures
 Scrabbling (coret-coretan secara acak)
 Huruf secara acak
 Mulai menulis huruf pertama, namun masih acak
 Meniru tulisan yang ada di sekitarnya
 Mulai menemukan ejaan
 Menulis secara konvensional

Coretan Acak

Coretan Terarah
Berlatih Huruf


Menyalin Kata-kata yang Ada di Lingkungan

TAHAP 6
Kata-kata yang terdapat pada poster di dinding atau dari
kantong kata sendiri.

Menemukan Ejaan

Ejaan Baku
 Cara mendorong anak belajar menulis:
 Sediakanlah banyak kesempatan bagi anak untuk menulis, misal: papan tulis,
membuat poster, tulisan dengan glitter dan pasir, dll
 Dukung usaha anak sesuai tingkat kemampuan
 Jangan betulkan tulisan anak, sampat mereka paham struktur kata atau minta
bantuan
 Saat diminta oleh anak, bantulah mereka dalam menulis, mengeja, dll
 Mintalah anak untuk “membaca” tulisan mereka, walaupun belum membentuk
kata atau kalimat
 Mintalah anak untuk menulis narasi di balik gambar yang mereka buat
 Jika anak mau meniru tulisan di sekitarnya, beri dorongan tapi jangan dipaksa
 Pembelajaran Matematika bagi Anak Usia Dini
 Pertemuan Ke-7
 Dasar Teoretis untuk Pembelajaran Matematika dan Sains
Konstruktivisme:
 Jean Piaget
tahap praoperasional  butuh pengalaman langsung dan benda yang
konkrit
mereka belum memiliki konsep ‘konservasi’ jumlah tidak berubah jika
bentuk menjadi berbeda

 Lanjutan…
2. Lev Vygotsky
konsep dasar  Zone of Proximal Development (ZPD)
scaffolding (pijakan) guru sebagai fasilitator dalam meletakkan dasar
berpikir anak

3. Jerome Bruner
pengalaman belajar hendaknya bermakna bagi anak
anak lebih fokus pada prosesnya daripada hasil
misal: mengamati buah di pohon dan memetiknya akan lebih menyenangkan
daripada hanya gambar atau angka saja
 Pembelajaran Matematika bagi Anak Usia Dini
 Empat prinsip mengajar matematika (Copley, 2000) :
1. awareness
pengenalan pada lingkungan dan materi
2. exploration
trial and error dengan materi yang tersedia
3. inquiry
menghasilkan tujuan, tugas atau tantangan
4. utilization
menggali pemecahan masalah yang mirip dengan cara mereka
sebelumnya
 Konsep-konsep Pembelajaran Matematika
 Patterning (membuat pola)
adalah urutan dari warna, gerak, objek dan lain-lain yang memiliki pola
aktivitas bagi anak-anak:
- menyusun pola baru  telur coklat dan putih disusun bergantian
- mencocokkan pola yang sudah ada
- mengenali pola di sekitar pola ubin, motif baju, dll
 Sorting and Classifying (memlilah dan mengelompokkan)
pengelompokan dapat berdasar pada  kriteria
misal: mengelompokkan hewan berkaki empat
tipe
misal: bilangan genap, kelompok anak laki-laki dengan perempuan, dll
 Ordering (mengurutkan)
adalah proses mengurutkan sesuai dengan kriteria tertentu
misal: paling panjang, lebih pendek, paling ringan, dll

 Basic Number Concepts (konsep dasar angka)


dapat menyebut bilangan berurutan belum tentu memahami makna angka

 Problem solving (Pemecahan Masalah)


tahapan dalam problem solving 
- memahami permasalahan
- merencanakan penyelesaian masalah
- melakukan rencana
- review terhadap solusi yang sudah dilakukan
misal memperkirakan waktu saat hendak pergi ke toko
 Reasoning (penalaran)
adalah proses rasional dalam melihat suatu peristiwa
 Communicating (mengkomunikasikan)
gagasan matematika yang dikomunikasikan  artikulasi, organisasi, dan
konsolidasi pemikiran mereka sendiri
 Connecting (menghubungkan)
- anak memahami hubungan antar konsep dalam matematika
- anak memahami kaitan matematika dengan bidang ilmu lain

 Representing
adalah cara anak menunjukkan pengetahuan matematika dengan beragam
cara
misal : gambar, diagram, simbol, dll
anak butuh objek konkrit dan bentuk-bentuk iconic (gambar-gambar)
 Measuring (Mengukur)
anak butuh benda konkrit dan bermakna bagi mereka untuk belajar mengukur
 Spatial and geometry (spasial dan geometri)
berkaitan dengan kemampuan untuk memahami bentuk, dan ruang
 EKSPERIMEN SAINS (Kesadaran Lingkungan)
 Kelompok 1  bawa berbagai jenis sabun, kertas dan pewarna makanan
eksperimen dengan gelembung
 Kelompok 2 bawa plastisin, aqua gelas, baskom, air membuat kapal
 Kelompok 3 berbagai jenis daun kering, crayon, ranting, dll
 Kelompok 4 membuat finger painting tepung maizena, baskom, pewarna
makanan, air
 Kelompok 5 percobaan telur melayang telur, garam, air , baskom

PEMBELAJARAN SAINS BAGI ANAK USIA DINI

Apakah sains itu?

• Menurut Chaille and Britain (1997) 


proses bertanya dan mencari tahu tentang kondisi yang terjadi di dunia
tempat kita tinggal melalui cara yang metodis
Setiap orang yang melakukan hal itu scientist
Sains bagi Anak Usia Dini

• Proses belajar yang dikembangkan lebih ke arah Environmental Awareness


(Kesadaran Lingkungan)

• Empat karakter dasar anak dalam belajar:


a. anak dapat membentuk teorinya sendiri
b. anak membutuhkan pengetahuan dasar
c. seiring usia, anak makin mandiri (intelektual dan moral)
d. anak adalah makhluk sosial

Kriteria Pembelajaran Sains


menurut Kamii dan DeVries:
a. anak belajar melalui bergerak  ada respon objek dari tindakan
anak
b. anak hendaknya mampu berinisiatif sendiri
c. reaksi objek terhadap tindakan anak harus bisa diobservasi
d. Reaksi objek haruslah muncul segera
Lanjutan…
Menurut Forman dkk, anak belajar sains  dengan observasi pada:

• Proses Transformasi
adalah proses perubahan tidak sekedar tahu bentuk sebelum dan
sesudah
misal: mengamati saat hujan turun, tidak hanya sebelum dan sesudah
hujan

• Proses Representasi
adalah proses perubahan yang berkelanjutan
misal: untuk menguji pantulan bola, anak bisa menggunakan berbagai jenis
bola
Materi Pembelajaran Sains

• Material secara umum


-berbagai tabung sederhana dengan berbagai ukuran
- menyediakan kotak dengan berbagai bentuk
- kotak pasir dan air
- playdough
- balok
Materi Pembelajaran Sains
Material untuk mengajarkan tentang gerakan
- jalur mainan untuk kelereng
- gears
- bola dengan berbagai bahan dan ukuran
- materi dengan berbagai jenis tekstur di permukaannya
Materi Pembelajaran Sains
Material untuk mengajar transformasi
- lego
- bahan-bahan untuk seni
misal  pasir, krayon, cat, tepung, sabun, dan beragam kertas
- senar
- wadah bening
- dll..

Materi Pembelajaran Sains


Material untuk mengobservasi lingkungan sekitar
- akuarium
- kamera
- buku-buku rujukan
- kaca pembesar
- teropong
- dll
Mengatur Lingkungan bagi Pembelajaran Sains
Sentra balok
sesuai untuk mengajarkan anak tentang gerakan/ perpindahan.
misal: adu cepat dengan mobil mainan
Bagian kotak pasir dan air
anak dapat memahami konsep benda cair, padat, volume, konservasi.
selain itu juga konsep terapung dan tenggelam.
Sentra seni
- mencampur berbagai warna untuk menghasilkan warna baru
- mencampur cat yang masih beku dengan air  melihat proses
perubahannya

Sentra Sains
hendaknya memiliki 3 fungsi:
a. menyediakan tempat bagi anak untuk melakukan penemuan dan meletakkan
objek menarik yang mereka temui
b. mudah diakses dalam mengambil alat-alat sains, misal: teropong, kaca
pembesar, dll
c. ada pergantian display untuk proyek sains yang sudah dilakukan

Outdoor play area


 menanam bunga dan sayuran
- mengamati saat kecambah muncul
- memperhatikan pertumbuhan tanaman
- memahami pentingnya mencabut rumput
- memahami fungsi daun
- aktivitas berlangsung holistik
 mengamati binatang di sekitar

Tugas kelompok
Carilah 3 aktivitas sains bagi anak usia dini melalui internet
Buatlah analisis 
a. apa saja yang dipelajari di sana?
b. berdasarkan teori Kamii dan DeVries, sudah sesuai belum
pembelajarannya?
Seni dan Kreativitas bagi Anak Usia Dini
Kuliah PAUD Pertemuan ke-9
Mengapa seni dan kreativitas itu penting?
Howard Gardner
kecerdasan seni terlihat pada visual dan kinestetik
John Dewey
seni sebagai bentuk ekspresi dan komunikasi
Freud dan Psikoanalisis
fungsi seni  sebagai terapi dan pengalaman estetika

 Cognitive and developmental psychologists


 perkembangan seni sebagai bagian dari perkembangan kognitif
menurut Lowenfeld, seni adalah penggabungan dari semua aspek
perkembangan

Apa saja yang dipelajari anak melalui seni?


Seni memiliki cara yang unik untuk memproses informasi baru
Seni mendorong anak mengevaluasi pertumbuhan mereka
Seni mengajarkan anak menciptakan dunia nyata menurut versinya sendiri
Seni dapat memperkuat para pembelajar visual dan kinestetik
Lanjutan…
Seni dapat memperkuat enactic memory (muscle memory) dan iconic
memory (pictorial)
Seni mengajarkan anak untuk kreatif, mampu mengatasi masalah dan
inovatif
Seni dapat mengembangkan harga diri anak
Seni membantu anak untuk memahami emosi-emosi yang mereka rasakan

Tahapan dalam seni visual

 Scribble Stages (usia 1-3 tahun)


basic scribbles  anak menikmati menggoreskan sesuatu yang dapat
menghasilkan coretan tertentu
namun, mereka belum bisa mengkontrol gerakan
Controlled scribbles  mulai mengulang coretan-coretan tertentu

 Basic forms (usia 3-4 tahun)


anak mulai menciptakan bentuk-bentuk sederhana, misal 
lingkaran, garis lengkung, persegi, dll

Tahapan dalam seni visual


Pictorial stage (usia 4-5 tahun)
anak usia prasekolah dapat menggambar bentuk-bentuk familiar
rumah, mobil, dll

Middle Primary-School age children (usia 5-8 tahun)


menggunakan gambar sebagai representasi ide
punya subjek gambar favorit dan bentuk yang stereotipikal

Strategi mendorong perkembangan seni pada anak


Orang dewasa dapat memahami bahwa seni itu ‘berantakan’
Melihat pada proses dan bukan hasil
Sediakanlah material yang ukurannya besar, misal: krayon dan kuas besar
Doronglah anak untuk membentuk seni 3 dimensi
Sediakanlah banyak pilihan material dan pilihan
Pajanglah hasil karya anak
Meyakini bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan daya seni kreativitas
Aktivitas hendaknya diminimalkan dari bantuan dan kontrol orang dewasa
Beri kesempatan bagi anak untuk menceritakan hasil karyanya

Apakah kelebihan dari musik?


Menurut Schiller (1998) musik dan gerakan dapat menguatkan jaringan
otak, melalui:

 Sequencing  aktivitas yang membutuhkan keteraturan dan urutan

 Patterning melibatkan rutinitas, pola-pola tertentu

 Sensory experiences  90% informasi berasal dari melihat,


mendengar dan menyentuh bagian dari gerak dan musik
Cause and effect 

proses belajar anak membutuhkan pemahaman akan konsep sebab-


akibat
contoh melalui musik:
kenapa kalau tempo cepat maka lagu cenderung diartikan riang?
Unsur-unsur musik
Timbre (warna bunyi)
Tempo (cepat-lambat)
Dinamik (keras-pelan)
Ritme
Stimulasi perkembangan gerakan pada anak

 Purposeful movement:
gerakan hendaknya dilakukan dengan kontrol dan kesadaran
anak dituntun untuk tahu apa yang dilakukan sekarang dan gerakan
apa selanjutnya

Steady beat timing


fungsinya  membantu anak mengembangkan kontrol diri dan
koordinasi fisik
menurut Weikart (1998) ada beberapa cara:
- banyak kesempatan bagi anak untuk mendengar dan bernyanyi
beragam jenis irama lagu
- mengayun bayi dalam buaian dengan lagu tertentu
- mengulang puisi, syair atau lagu
- memantulkan bola, bertepuk tangan, ketukan kaki untuk
menunjukkan irama suatu lagu

Tahapan Perkembangan Musik

 Usia 2-3 tahun


anak menyukai musik yang riang dengan gerakan sederhana

 Usia 3-4 tahun


anak mulai dapat berbaris dan memainkan musik. Mereka telah
paham keras-pelan, cepat-lambat, dan nada tinggi-nada rendah

 Usia 4-5 tahun


anak menyukai kombinasi lirik dan gerakan, dapat mengulangi ritme
yang beragam, dapat memainkan musik dengan tepuk tangan, dll
Usia 5-8 tahun
inilah waktu yang ideal untuk mulai belajar alat musik tertentu atau
menari.
usia sekolah sudah mulai paham urutan dan pergantian yang
berulang pada lagu dan tarian
Rancangan kurikulum untuk paud
Komponen jadwal belajar di paud

 Activity Time
adalah plot waktu terbanyak dalam satu hari kegiatan di PAUD  anak
dapat memilih sendiri materi atau aktivitas yang dia sukai
sering disebut dengan istilah free play, play time atau learning center time
peran orang dewasa menyediakan alat main yang sesuai usia dan
berinteraksi dengan anak secara intensif

 Large Group Activities


adalah waktu di mana semua anak dan guru dapat bergabung bersama
dalam aktivitas umum
istilah lain  circle times, story times atau group times
peran orang dewasa  memberikan kesempatan untuk inisiatif dan
eksplorasi

 Small group activities


kegiatan yang terdiri dari 5-6 orang anak dan berlangsung singkat (10-15
menit)
peran orang dewasa 
- mematangkan konsep yang dipahami anak
- melihat apakah aktivitas sesuai dengan kemampuan dan minat anak

 Outdoor activity
hendaknya diadakan setiap hari dengan alokasi waktu yang banyak (45-60
menit)

peran orang dewasa  menyediakan stimulasi yang sesuai perkembangan,


mendorong eksplorasi dan problem solving

 Clean-up Time
setelah kegiatan berakhir, diharapkan anak dapat membereskan mainannya
sendiri

 Waktu makan
ada snack time (15-20 menit) dan waktu makan siang (20-30 menit)
untuk tiap waktu disesuaikan dengan usia
Anak yang lebih kecil, jam makan siang juga lebih cepat

 Waktu tidur siang


untuk PAUD yang bersifat full-day
waktunya biasanya 1-2 jam.
 Jadwal untuk bayi dan batita
difokuskan pada kebutuhan anak secara individual
jadwal disusun sesuai kebutuhan fisiologis, misal: waktu tidur, makan, dll
seiring dengan usia, dapat menyesuaikan dengan jadwal reguler
Contoh jadwal harian

08.00-09.00 Kedatangan Anak


09.00-09.30 Bermain Bebas
09.30-10.00 Makan Snack Pagi
10.00-10.15 Transisi
10.15-11.00 Kegiatan Inti
11.00-12.00 Makan Siang
12.00-12.15 Transisi
12.15-14.00 Tidur siang
14.30-15.00 Mandi
15.00-15.30 makan snack sore
15.30-16.00 persiapan pulang

Kurikulum paud

 Definisi kurikulum  rencana keseluruhan untuk program PAUD yang


merefleksikan filosofi sampai aktivitas yang sesuai dengan perkembangan
anak

 Kurikulum PAUD Thematic curriculum

 Tema yang dikembangkan


- anak sebagai pusat kurikulum
- keluarga sebagai pusat kurikulum
- komunitas/ lingkungan sekitar
Pertanyaan yang harus ditanyakan dalam mengembangkan kurikulum.
 Apa yang harus di pelajari ?

 Kapan hal itu akan di pelajari ?

 Bagaimana cara terbaik anak belajar ?

 Bagaimana kita bisa melakukan ke tiga hal di atas ?

Langkah – langkah
Pengembangan Perencanaan

 Merancang perencanaan semester (Unit Plan)

 Merancang pengembangan Tema

 Merancang pengembangan Mingguan (Subject Matter Plan)

 Perencanaan Harian

 Perencanaan pengasuhan & perawatan

 Perencanaan perawatan dan pendidikan

 Perencanaan belajar - bermain

Jejaring tema
Perencanaan Harian
Tema / Sub tema
Nama kegiatan
Usia dan jumlah anak
Tujuan (mencakup indikator perkembangan anak yang hendak dicapai)
Alat dan bahan (media)
Langkah – langkah kegiatan
Pembukaan
Inti
Penutup
Pengembangan Kegiatan
Evaluasi
Keterlibatan orang tua

Sentra Pembelajaran
Tugas observasi dan wawancara paud
Pendekatan apa yang digunakan di lembaga PAUD tersebut?
Jadwal kegiatan harian seperti apa?
Program pembelajaran dengan tema apa saja yang dikembangkan dan untuk usia
berapa?
Sentra apa saja yang ada di sana?
Bagaimana setting lingkungan lembaga PAUD?
Bagaimana interaksi guru dan murid?

PERMASLAHAN KEPAUDAN

Pentingnya pendidikan bagi Anak Usia Dini sudah tidak diragukan lagi.
Karena awal kehidupan anak merupakan masa paling tepat dalam
memberikan dorongan atau stimulasi agar anak dapat berkembang
secara optimal.
Sebab, apa yang dipelajari anak pada masa awal pertumbuhan dan
perkembangannya akan berdampak pada kehidupan di masa mendatang.

DAN..........
Menjamurnya lembaga yang menangani pendidikan anak usia dini sekarang
telah menjadi perhatian pemerintah secara keseluruhan.

Baik dari masalah ijin pendirian,


bantuan dana rintisan
maupun kurikulum pembelajaran yang digunakan.
DARI HASIL OBSERVASI,
kami menemukan beberapa permasalahan
baik di
Kelompok Bermain
maupun Taman Kanak-kanak
dengan instansi yang menaungi
adalah sebagai berikut :

Ikatan Guru Taman Kanak-kanak

Masalah :
Kurikulum dari IGTK tidak tersosialisasi dengan baik kepada guru sehingga guru tidak
menguasai materi secara optimal

Solusi :
Guru turut aktif dalam kegiatan seminar, pelatihan dan magang yang diadakan
oleh lembaga maupun dinas bahkan oleh umum.
Guru meningkatkan mutu pendidikan dengan mengikutipendidikan di jenjang
yang lebih tinggi atau kuliah.
Mengadakan study banding ke sekolah atau lembaga pengelola pendidikan yang
lebih maju.

UPT Pendidikan Kecamatan

Masalah :

Rendahnya pengawasan / supervisi secara langsung oleh dinas yang


menaunginya.

Solusi :
Mengadakan dialog dengan dinas terkait untuk lebih meningkatkan
pengawasan terhadap sekolah yang di bawah naungannya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Masalah :

Ketatnya atau kurang transparan tentang alokasi dana


operasional sekolah dan alokasi dana peningkatan mutu
pendidik / SDM.

Solusi :

Konsultasi dengan Pengawas yang membawahi lembaga tersebut.


Mengajukan proposal.
Pihak sekolah berusaha mencari informasi dengan sesama lembaga.

Himpunan Pendidik Anak Usia Dini

Masalah :

Kesenjangan antara TK dan Kelompok Bermain dalam persaingan mendapatkan


anak didik.

Solusi :
Dimohonkan kepada semua fihak untuk saling mendukung pendidikan
anak usia dini sesuai dengan undang-undang maupun peraturan
pemerintah yang mengatur tentang PAUD yakni anak usia 0 – 6 tahun
berhak mendapatkan pendidikan di Kelompok bermain dan anak usia 4 –
6 tahun sudah dapat mengikuti pendidikan TK.

Pembagian anak didik dapat dilakukan dengan klasifikasi usia yang sesuai dan
tempat tinggal terdekat dengan TK atau KB dimaksud.
Kelurahan atau Desa

Masalah :

Pihak Desa kurang konsisten dalam memantau keberlangsungan pendidikan anak


usia dini di wilayahnya.

Solusi :

Pihak desa menambah wawasan dengan cara mangadaka observasi/ studi banding
ke desa yang telah menyelenggarakan PAUD lebih maju.
Mengadakan seminar dengan mendatangkan nara sumber yang ahli di bidangnya.

Yayasan lembaga terkait

Masalah :
Kepentingan kependidikan berbenturan dengan kepentingan yayasan.

Solusi :
Pihak penyelenggara duduk bersama dengan pendidik untuk menyamakan
persepsi dan menyatukan visi misi dan tujuan.

Dari film daddy day care


Kekurangpekaan pemilik penitipan anak dalam mengurus perijinan pendirian
sebuah lembaga pendidikan.
Kewenangan aparat terbeli oleh kekuasaan salah satu lembaga yang lebih dulu ada dikarenakan lembaga baru
dianggap sebagai pesaing bisnis.
Belum adanya kurikulum yang jelas dalam kegiatan belajar mengajar

DESAIN DAN SETTING LINGKUNGAN PAUD


Efek lingkungan bagi anak

 Lingkungan hendaknya mendukung perkembangan anak  materi yang


beragam, memberi kesempatan bagi anak untuk berinteraksi
 Dapat menumbuhkan kemandirian bagi anak mengembangkan percaya
diri, tanggung jawab

 Dapat mengembangkan self-esteem ada tempat personal bagi anak,


menimbulkan rasa hangat dan bersahabat
Mengatur Lingkungan Indoor
Fixed Features
mencakup bentuk dan ukuran ruangan, penempatan pintu dan jendela,
tempan penyimpanan yang baku dibuat, dan saluran air.
Ruangan yang butuh pencahayaan alami  perpustakaan dan tempat untuk
melakukan art activities
Movable features
ruangan untuk anak usia dini lebih fleksibel dan dapat diatur sesuai
kebutuhan  melalui furniture dan peralatan lainnya

PRINSIP-PRINSIP PENGATURAN RUANG MENURUT PHYFE-PERKINS (1980):


- anak membutuhkan tempat privasi untuk dirinya
- area dengan benda-benda lembut, misal: bantal, spon besar, dll diperlukan
untuk kenyamanan
- area yang kecil diperlukan untuk quiet activities

LANJUTAN…
- batas yang terlihat membantu anak mengembangkan konsentrasi
- ruangan yang luas dapat digunakan untuk aktivitas kelompok besar aktif
dan ramai
- ruang bermain yang teratur dan alur yang jelas memudahkan perilaku
anak yang terarah

Learning centers
sering disebut dengan area minat atau aktivitas  materi dan peralatannya
dikombinasikan antara sains, seni, matematika dan bahasa
anak dapat memilih sentra mana yang ia sukai dengan tempat dan materi
yang sudah disiapkan oleh guru
Safety
- setiap ruang hendaknya punya minimal dua pintu untuk emergency exit
- alat pemadam kebakaran hendaknya disiapkan
- cat tembok yang digunakan sebaiknya bebas dari toksik
- stop kontak listrik hendaknya ditutupi
- permukaan furniture diupayakan dalam bentuk tumpul
Mengatur lingkungan outdoor
Ada yang masih tradisional  ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dll
Playscapes bersifat kontemporer, merupakan struktur playground yang inovatif
dan menggabungkan berbagai material
Sejumlah peralatan main harus memenuhi standar keselamatan dan sesuai
perkembangan anak
Adanya pepohonan, bunga atau tanaman lainnya untuk mengasah kepekaan dan
keindahan

Jenis playground
Traditional playground
Creative playground
menggunakan media pipa besar, jaring-jaring, kabel besar, dll.
Adventure playground
anak menggunakan bahan-bahan bekas untuk menciptakan lingkungan
main sendiri  banyak berkembang di Eropa
Prinsip-prinsip Outdoor Playground
Desain hendaknya kompleks dan multifungsi  misal perosotan namun di
bawahnya bisa untuk main peran
Peralatan main hendaknya bersifat menantang, aman dan sesuai untuk tingkatan
usia yang berbeda
Struktur permainan mendorong interaksi sosial daripada kompetisi
Faktor keamanan harus diperhatikan  alat harus kuat, sesuai ukuran anak,
dialasi oleh sesuatu yang empuk
Tugas kelompok:

Carilah desain satu lembaga PAUD dari internet


Bagaimanakah desain indoor dan outdoornya?
Apakah sesuai dengan prinsip2 yang sudah dijelaskan sebelumnya?
Kriteria dalam memilih materi belajar
Sesuai perkembangan anak
misal : batita baru belajar bergerak dan bahasa  alat main yang dapat
memperbanyak kosakata, melatih jari tangan, dll
Aktif
anak cepat bosan dengan alat main yang tidak menuntun imajinasi atau
tindakan
Open-ended
mainan bersifat fleksibel dan tidak ada cara baku untuk memainkannya
Pemberian feedback dari orang dewasa di sekitarnya
Multipurpose
alat main hendaknya memunculkan banyak kemungkinan dan problem-
solving
Aman dan tahan lama
mainan anak hendaknya terbuat dari bahan berkualitas, misal: kayu atau
plastik yang tidak mudah pecah
Menarik dan beragam bagi anak
Memunculkan toleransi akan keberagaman, misal: boneka dari berbagai negara
PROFESIONALITAS PENDIDIK ANAK USIA DINI
KULIAH PAUD PERTEMUAN KE-XIII
KARAKTER PERSONAL (Cartwright,1998)
Punya kesehatan fisik yang baik  diharapkan enerjik sesuai aktivitas anak
Kematangan emosi
kemampuan mengekspresikan akan rasa aman,hangat dan dapat
menetapkan tujuan, mampu menerapkan disiplin sekaligus spontan, sabar
Integritas tinggi
paham akan diri sendiri dan mampu bersikap jujur

Lanjutan…
Self- awareness 
dapat introspeksi diri sehingga mampu melakukan observasi terhadap
kelebihan dan kekurangan orang lain serta perilaku yang tidak disadari lainnya
Theoretical grounding
punya dasar keilmuan dan pengalaman yang kuat, terutama tentang
interaksi guru dan anak dalam semua aspek perkembangan
Lanjutan…
Menghormati hak anak dan mampu bekerja dengan anak secara individual untuk
mendukung perkembangannya
Yakin terhadap kemampuan anak untuk mengembangkan potensinya, keinginan
untuk mendukung pertumbuhan dan perbedaan individual
Menghormati privasi anak dan keluarga
PERAN GURU
Tahap perkembangan menjadi guru (Katz, 1977)

 Tahap I  Survival
guru baru masih mencari tahu bagaimana karakter anak dan caranya
berinteraksi.
Dibutuhkan panduan dan dukungan dari pihak yang lebih senior.

 Tahap II Consolidation
Guru mulai fokus kepada tugas mereka yang spesifik berdasarkan
pengalaman sebelumnya

 Tahap III  Renewal


guru mulai mencari pendekatan dan ide baru karena mulai jenuh.

 Tahap IV maturity
Tingkat akhir ini dilalui oleh guru dalam waktu yang berbeda-beda. Mereka
mulai menanyakan sesuatu yang lebih dalam, abstrak dan melihat konteks
masyarakat yang lebih luas.
Staf di Program PAUD

 Direktur
peran direktur tergantung kepada besar-kecilnya cakupan program

 staf pendukung
terutama dalam hal menyiapkan makanan, kebersihan dan perawatan
sekolah, serta staf administrasi

 Relawan
dapat mencakup orangtua anak, masyarakat sekitar, mahasiswa,dll
bertugas untuk membantu berbagai kegiatan penunjang PAUD

 Staf pengajar
menurut NAEYC (1984) ada beberapa level guru PAUD:
- Level 1 teacher assistant
Tingkat pendidikan SMA dan mendapat supervisi langsung dari staf lain.
- level 2 associate teacher
Guru dapat merancang program secara mandiri dan menangani sekelompok
anak, serta mencapat training tertentu

- Level 3 the early childhood teacher


punya fungsi yang sama dengan associate teacher, namun tingkat
pendidikan dan pengetahuan perkembangan anak lebih tinggi

- Level 4 the early childhood specialist


Memiliki keahlian dalam desain kurikulum, training, supervisi dan
pengalaman dalam mengajar anak-anak

Komunitas profesional lainnya


apabila diperlukan guru hendaknya bekerjasama dengan pihak terkait misal:
terapis, pekerja sosial, atau tenaga profesional kesehatan dan psikologi
kode etik guru menurut NAEYC:

 Menghargai masa kanak-kanak bersifat unik dan bagian penting dari


perkembangan manusia
 Menghargai dan mendukung ikatan anak dengan keluarga
 Memahami bahwa anak terkait dengan keluarga, budaya dan masyarakat
 Menghargai perbedaan individual (anak, keluarga dan kolega)
 Membantu anak dan orang dewasa mencapai potensi berdasar pada
kepercayaan, rasa hormat dan penghargaan positif

DOKUMENTASI DAN EVALUASI DALAM paud


Dasar bagi Setiap Guru  OBSERVASI
Keamanan anak
Kesehatan fisik
Asistensi (penawaran bantuan)
Bimbingan guru
Menemukan minat anak
Memahami gaya belajar dan strategi mengajar
Memperluas cakupan belajar anak
Perencanaan kurikulum membuat hubungan antara informasi baru dan lama
Lanjutan…
Komunikasi dengan anak
Komunikasi dengan keluarga
Asesmen  proses dokumentasi ketrampilan dan perkembangan anak
Evaluasi
definisi menurut Woodward (dalam Nilsen, 2004)  pengumpulan dan
analisis data dari berbagai perspektif dan sumber yang digunakan sebagai
penilaian, pengambilan keputusan dan informasi belajar

Lanjutan…
Rujukan bagi permasalahan anak
Refleksi diri guru pada metode mengajar
Akuntabilitas
 dokumentasi guru dapat berguna sebagai bukti anak belajar dan telah
memenuhi standard dan capaian yang diharapkan

Fungsi Pencatatan Laporan Observasi


Ragam Metode
Observasi & Dokumentasi
Penjelasan…
NARATIF
Deskripsi eksperimen tugas kognitif
Anecdotal records
Transkrip wawancara dan percakapan
Running records
CRITERION REFERENCED METHODS
Checklist perkembangan
Rating scales
Class list log
Checklist perkembangan
Penjelasan…
METODE KUANTITATIF
Frequency counts
Time sampling
WORK SAMPLES
Foto
Tulisan
Gambar
Karya seni/ kreatif
Rekaman audiovisual

PORTOFOLIO
Adalah pengumpulan informasi yang sistematis tentang anak
Tidak hanya sekedar mengumpulkan hasil karya anak
Menyediakan informasi anak sebagai individual, perkembangan anak secara
umum dan keragaman anak
Fungsi portofolio  merencanakan kurikulum secara individual, melihat kemajuan
anak, refleksi cara mengajar guru
Tiga tipe portofolio (Shores & Grace, dalam Nilsen, 2004)
INPUT PORTFOLIO
ISI PORTFOLIO
Form informasi keluarga
Observasi tertulis
Hasil karya anak
Instrumen Evaluasi Formal
Rencana pembelajaran individual bagi anak
Laporan guru lainnya  medis, kehadiran di sekolah, kemajuan anak
Keuntungan menggunakan Portofolio

Anda mungkin juga menyukai