KULIAH PERTEMUAN 2
SIAPAKAH ANAK USIA DINI?
Usia 0 – 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas)
PENGERTIAN PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
(UU No. 20 Th 2003 Ttg Sisdiknas)
Mengembangkan semua potensi anak baik fisik maupun mental agar siap memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu menolong
diri sendiri (self help)
Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to
learn).
SEJARAH PAUD
• Sudah dimulai sejak tahun 2000 yang lalu
• Pengaruh perubahan budaya, ekonomi dan kesadaran masyarakat
kebutuhan akan pendidikan anak bagi keluarga yang bekerja
• Head Start Program Pendidikan anak yang berkualitas dapat meningkatkan
kesejahteraan seseorang di masa mendatang
• Pendidikan juga dapat membantu anak dari kelompok minoritas dan
mendapat perlakuan salah
USIA DINI SEBAGAI GOLDEN AGE
Usia dini merupakan masa peka/sensitif terhadap berbagai rangsangan dari
lingkungan
Struktur otak yang rimbun seperti hutan yang sangat padat dengan
pepohonan
Sistem”among’’
Memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban,
kedamaian, kesesuaian dengan keadaan dan menghindari perintah dan
paksaan.
2. MARTIN LUTHER (1483 – 1546)
Di sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar membaca
Keluarga adalah pihak paling penting dalam pendidikan anak
Sekolah tidak hanya untuk proses sosialisasi tetapi juga untuk
pendidikan moral dan agama
3. JOHN AMOS COMENIUS (1592 – 1670)
8. MARIA MONTESSORI
Lanjutan…
Metodenya menggunakan beberapa langkah:
- observation guru mengobservasi anak secara seksama
- representation anak menggunakan seni kreativitas dalam mengungkapkan
pemahamannya
- documentation keseluruhan proses belajar didokumentasikan dengan baik
- revisitation anak diajak untuk mengolah ide yang telah mereka temukan
sebelumnya untuk melengkapi gagasan baru
Project-based Approach
Digagas oleh Lilian G. Katz, Ph.D. dan Sylvia C. Chard, Ph.D
Investigasi mendalam pada topik tertentu melibatkan perhatian dan energi
anak
Projek melibatkan anak dalam membuat penelitian tentang lingkungan di
sekitar mereka
Proses Belajar pada Project-based Approach
Phase 1: Beginning the Project
guru berdiskusi bersama anak tentang topik yang mereka tahu atau pernah
dialami mengembangkan pertanyaan kerjasama dengan orangtua
Phase 2: Developing the Project
guru sebagai fasilitator (menyediakan objek asli, buku, orang yang ahli, dll)
anak melakukan investigasi sendiri dengan ketrampilan dasar yang dimiliki
Phase 3: Concluding the Project
guru membantu anak menyeleksi hasil investigasi review projek dengan
imajinasi anak (drama, tari, dll) guru memberikan transisi pemaknaan pada
topik
BCCT
Berpusat pada anak.
Anak membangun pengetahuan sendiri dengan dukungan pendidik.
Pengetahuan didapat anak melalui interaksi dengan guru, teman, alat main
dan lingkungannya (lingkungan main).
Aktivitas anak dilakukan dalam sentra.
Sentra sebagai pusat pengembangan potensi anak (Integrated learning).
Pendidik sebagai fasilitator yang memberi pijakan pada anak.
Setting Program
Family child care homes (home-based program)
pengasuhan pada sekelompok kecil anak di setting rumah milik keluarga
yang telah memiliki lisensi/ terdaftar.
Center-based program
program bagi anak usia dini yang berlokasi di setting sekolah dan biasanya
mengasuh sekelompok besar anak
Pembagian Program Sesuai Usia
Infants and toddler (0-2 tahun)
Preschoolers mulai dari usia 3-4 tahun sampai mereka mulai di sekolah
formal
Kindergarten and Primary Children (sekitar 5-6 tahun)
program yang coba dikembangkan adalah integrated curriculum fokus di
semua aspek perkembangan, tidak hanya kognitif saja
Before and after school care
program bagi anak-anak yang sudah sekolah, namun tidak ada pengasuh di
rumah karena orangtua bekerja
Mixed-aged grouping
pengelompokan anak dengan usia yang bervariasi (3-6 tahun) dapat
membantu mengembangkan berbagai area perkembangan
Developmental Appropriateness of The Program
program hendaknya memiliki aktivitas dan harapan sesuai perkembangan
anak
Jangan memaksa anak dalam aktivitas yang tidak sesuai atau akselerasi!
Interaksi anak-orang dewasa
interaksi yang sering dan responsif antara anak dan orang dewasa
menunjukkan kualitas program
Kualifikasi staff
para pendidik hendaknya telah melalui training tentang PAUD lebih dahulu
Staff Consistency
adalah hal yang penting staf yang sering berganti-ganti menimbulkan
dampak negatif pada anak
d. Rekapitulasi (Hall)
Teori ini menyatakan bahwa bermain merupakan peristiwa mengulang kembali
apa yang telah dilakukan nenek moyang & sekaligus mempersiapkan diri untuk
hidup pada masa sekarang.
Misalnya: ketika anak-anak suka bermain air, tanah dan batu seakan-akan
mengulang permainan manusia zaman prasejarah & sekaligus juga belajar
mengenali berbagai benda.
2. Teori Modern
Teori Modern memandang bermain sebagai bagian dari perkembangan
anak, baik kognitif, emosional maupun sosial anak.
Teori Modern dibagi atas 3 macam:
• Teori Psikoanalisis
• Teori Perkembangan Kognitif
• Teori Belajar Sosial
• Teori Psikoanalisis
Freud (1958) menerangkan bahwa bermain merupakan alat pelepas
emosi.
Erikson (1963) berpendapat bermain juga mengembangkan rasa PD &
kemampuan sosial anak. dan mengekspresikan perasaannya secara
leluasa.
b. Teori Perkembangan Kognitif
Teori ini menyatakan bahwa bermain merupakan bagian dari perkembangan
kognitif anak.
Menurut Bruner (1972) & Sutton-Smith (1986):Bermain merupakan proses
berpikir secara fleksibel & proses pemecahan masalah.
Piaget (1962): Bermain dengan objek yang ada di lingkungannya merupakan
cara belajar anak. Berinteraksi dengan berbagai objek, membantu anak untuk
memahaminya.
c. Teori Belajar Sosial
bermain merupakan sarana untuk bersosialisasi. Ketika anak bermain bersama
anak lainnya, ia akan mengembangkan kemampuan mengenali & memahami
perasaan, ide dan kebutuhan orang lain yang merupakan dasar dari
kemampuan sosial.
Jenis-jenis Bermain pada Anak menurut Smilansky
Sensorimotor play/ functional play
Symbolic play
Construction play
Games with rules
Sensorimotor play/ functional play/ practice play
Definition repetitive muscle movements such as running, banging or stacking
(mengatur)
characteristics of infants and toddlers’ repetitive, motor play used to explore
what objects are like and what can be done with them
Sensorimotor play
Air
Pasir
Cat jari
Lumpur
Tanah liat
Play Dough
Krayon
Cat dengan kuas
Pulpen
Symbolic Play
Ada 3 kriterianya:
Anak mengimitasi peran-peran tertentu
Anak harus mempertahankan tema tertentu dalam sekian menit
Anak menggunakan gesture dan objek yang merepresentasikan objek
imajiner atau orang lain
Untuk sociodramatic play, ditambahkan lagi:
Anak harus berinteraksi dengan anak lainnya
Anak menggunakan percakapan
Jenisnya:
Microsymbolic play
Macrosymbolic Play
menggunakan alat main peran yang seukuran dengan anak
Contoh :
• Dokter, perawat
• Polisi, Pemadam Kebakaran
• Pak Pos
• Sekretaris
• Pedagang
• Penjual bunga
Construction Play
Definition use of blocks or material to make something
Fluid
contoh: plastisin, playdough, alat gambar dan lukis
Structured
contoh: balok, lego, puzzle, dan alat pertukangan
Games With Rules
Permainan dengan aturan dan konsekuensi tertentu
Jenisnya:
- indoor game
- outdoor game
- board-game
C. Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak
• Kemampuan Motorik
Berbagai penelitian menujukkan bahwa dengan bermain memungkinkan
anak mengembangkan kemampuan motoriknya.
Mengembangkan Kemampuan Kognitif.
Horn (1993): Bermain berperan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir logis, imajinatif & kreatif.
3. Kemampuan Afektif
Bermain akan melatih anak untuk menyadari adanya dan memahami aturan
permainan. Hal ini merupakan tahap awal dari perkembangan moral/afeksi.
4. Kemampuan Bahasa
Saat bermain, anak berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti antar
mereka, sesama anak-anak.
5. Kemampuan Sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak lainnya. Interaksi tsb
mengajarkan anak cara merespon, memberi, menerima, menolak atau setuju
dengan sesuatu atau perilaku anak lain.
Parten’s Stage of Social Play
Unoccupied
the child moves from one area to another, observing but not involved
Solitary Play
the child plays alone, uninvolved with other children nearby
Onlooker Play
a child watching others at play, not joining in
Proses Membaca
a. Menggunakan phonics.
Anak perlu membedakan antara huruf dan bunyi. Jika anak dapat mengenal
bunyi dari suatu huruf, maka anak akan lebih mudah menghubungkan konsonan
dan vokal.
Misalnya : Huruf ”s” dibunyikan desis seperti suara ular ”es....” ,
b. Menggunakan kata bermakna.
Anak membaca kata karena kata tersebut mempunyai makna yang dapat
dimengerti anak.
Misalnya : Kata ”mata’ dibaca anak bersamaan dengan adanya ”gambar
mata”
c. Gabungan phonics dan kata bermakna
Kata yang bermakna dibunyikan dengan mengucapkan bunyi setiap huruf.
Coretan Acak
Coretan Terarah
Berlatih Huruf
Menyalin Kata-kata yang Ada di Lingkungan
TAHAP 6
Kata-kata yang terdapat pada poster di dinding atau dari
kantong kata sendiri.
Menemukan Ejaan
Ejaan Baku
Cara mendorong anak belajar menulis:
Sediakanlah banyak kesempatan bagi anak untuk menulis, misal: papan tulis,
membuat poster, tulisan dengan glitter dan pasir, dll
Dukung usaha anak sesuai tingkat kemampuan
Jangan betulkan tulisan anak, sampat mereka paham struktur kata atau minta
bantuan
Saat diminta oleh anak, bantulah mereka dalam menulis, mengeja, dll
Mintalah anak untuk “membaca” tulisan mereka, walaupun belum membentuk
kata atau kalimat
Mintalah anak untuk menulis narasi di balik gambar yang mereka buat
Jika anak mau meniru tulisan di sekitarnya, beri dorongan tapi jangan dipaksa
Pembelajaran Matematika bagi Anak Usia Dini
Pertemuan Ke-7
Dasar Teoretis untuk Pembelajaran Matematika dan Sains
Konstruktivisme:
Jean Piaget
tahap praoperasional butuh pengalaman langsung dan benda yang
konkrit
mereka belum memiliki konsep ‘konservasi’ jumlah tidak berubah jika
bentuk menjadi berbeda
Lanjutan…
2. Lev Vygotsky
konsep dasar Zone of Proximal Development (ZPD)
scaffolding (pijakan) guru sebagai fasilitator dalam meletakkan dasar
berpikir anak
3. Jerome Bruner
pengalaman belajar hendaknya bermakna bagi anak
anak lebih fokus pada prosesnya daripada hasil
misal: mengamati buah di pohon dan memetiknya akan lebih menyenangkan
daripada hanya gambar atau angka saja
Pembelajaran Matematika bagi Anak Usia Dini
Empat prinsip mengajar matematika (Copley, 2000) :
1. awareness
pengenalan pada lingkungan dan materi
2. exploration
trial and error dengan materi yang tersedia
3. inquiry
menghasilkan tujuan, tugas atau tantangan
4. utilization
menggali pemecahan masalah yang mirip dengan cara mereka
sebelumnya
Konsep-konsep Pembelajaran Matematika
Patterning (membuat pola)
adalah urutan dari warna, gerak, objek dan lain-lain yang memiliki pola
aktivitas bagi anak-anak:
- menyusun pola baru telur coklat dan putih disusun bergantian
- mencocokkan pola yang sudah ada
- mengenali pola di sekitar pola ubin, motif baju, dll
Sorting and Classifying (memlilah dan mengelompokkan)
pengelompokan dapat berdasar pada kriteria
misal: mengelompokkan hewan berkaki empat
tipe
misal: bilangan genap, kelompok anak laki-laki dengan perempuan, dll
Ordering (mengurutkan)
adalah proses mengurutkan sesuai dengan kriteria tertentu
misal: paling panjang, lebih pendek, paling ringan, dll
Representing
adalah cara anak menunjukkan pengetahuan matematika dengan beragam
cara
misal : gambar, diagram, simbol, dll
anak butuh objek konkrit dan bentuk-bentuk iconic (gambar-gambar)
Measuring (Mengukur)
anak butuh benda konkrit dan bermakna bagi mereka untuk belajar mengukur
Spatial and geometry (spasial dan geometri)
berkaitan dengan kemampuan untuk memahami bentuk, dan ruang
EKSPERIMEN SAINS (Kesadaran Lingkungan)
Kelompok 1 bawa berbagai jenis sabun, kertas dan pewarna makanan
eksperimen dengan gelembung
Kelompok 2 bawa plastisin, aqua gelas, baskom, air membuat kapal
Kelompok 3 berbagai jenis daun kering, crayon, ranting, dll
Kelompok 4 membuat finger painting tepung maizena, baskom, pewarna
makanan, air
Kelompok 5 percobaan telur melayang telur, garam, air , baskom
• Proses Transformasi
adalah proses perubahan tidak sekedar tahu bentuk sebelum dan
sesudah
misal: mengamati saat hujan turun, tidak hanya sebelum dan sesudah
hujan
• Proses Representasi
adalah proses perubahan yang berkelanjutan
misal: untuk menguji pantulan bola, anak bisa menggunakan berbagai jenis
bola
Materi Pembelajaran Sains
Sentra Sains
hendaknya memiliki 3 fungsi:
a. menyediakan tempat bagi anak untuk melakukan penemuan dan meletakkan
objek menarik yang mereka temui
b. mudah diakses dalam mengambil alat-alat sains, misal: teropong, kaca
pembesar, dll
c. ada pergantian display untuk proyek sains yang sudah dilakukan
Tugas kelompok
Carilah 3 aktivitas sains bagi anak usia dini melalui internet
Buatlah analisis
a. apa saja yang dipelajari di sana?
b. berdasarkan teori Kamii dan DeVries, sudah sesuai belum
pembelajarannya?
Seni dan Kreativitas bagi Anak Usia Dini
Kuliah PAUD Pertemuan ke-9
Mengapa seni dan kreativitas itu penting?
Howard Gardner
kecerdasan seni terlihat pada visual dan kinestetik
John Dewey
seni sebagai bentuk ekspresi dan komunikasi
Freud dan Psikoanalisis
fungsi seni sebagai terapi dan pengalaman estetika
Purposeful movement:
gerakan hendaknya dilakukan dengan kontrol dan kesadaran
anak dituntun untuk tahu apa yang dilakukan sekarang dan gerakan
apa selanjutnya
Activity Time
adalah plot waktu terbanyak dalam satu hari kegiatan di PAUD anak
dapat memilih sendiri materi atau aktivitas yang dia sukai
sering disebut dengan istilah free play, play time atau learning center time
peran orang dewasa menyediakan alat main yang sesuai usia dan
berinteraksi dengan anak secara intensif
Outdoor activity
hendaknya diadakan setiap hari dengan alokasi waktu yang banyak (45-60
menit)
Clean-up Time
setelah kegiatan berakhir, diharapkan anak dapat membereskan mainannya
sendiri
Waktu makan
ada snack time (15-20 menit) dan waktu makan siang (20-30 menit)
untuk tiap waktu disesuaikan dengan usia
Anak yang lebih kecil, jam makan siang juga lebih cepat
Kurikulum paud
Langkah – langkah
Pengembangan Perencanaan
Perencanaan Harian
Jejaring tema
Perencanaan Harian
Tema / Sub tema
Nama kegiatan
Usia dan jumlah anak
Tujuan (mencakup indikator perkembangan anak yang hendak dicapai)
Alat dan bahan (media)
Langkah – langkah kegiatan
Pembukaan
Inti
Penutup
Pengembangan Kegiatan
Evaluasi
Keterlibatan orang tua
Sentra Pembelajaran
Tugas observasi dan wawancara paud
Pendekatan apa yang digunakan di lembaga PAUD tersebut?
Jadwal kegiatan harian seperti apa?
Program pembelajaran dengan tema apa saja yang dikembangkan dan untuk usia
berapa?
Sentra apa saja yang ada di sana?
Bagaimana setting lingkungan lembaga PAUD?
Bagaimana interaksi guru dan murid?
PERMASLAHAN KEPAUDAN
Pentingnya pendidikan bagi Anak Usia Dini sudah tidak diragukan lagi.
Karena awal kehidupan anak merupakan masa paling tepat dalam
memberikan dorongan atau stimulasi agar anak dapat berkembang
secara optimal.
Sebab, apa yang dipelajari anak pada masa awal pertumbuhan dan
perkembangannya akan berdampak pada kehidupan di masa mendatang.
DAN..........
Menjamurnya lembaga yang menangani pendidikan anak usia dini sekarang
telah menjadi perhatian pemerintah secara keseluruhan.
Masalah :
Kurikulum dari IGTK tidak tersosialisasi dengan baik kepada guru sehingga guru tidak
menguasai materi secara optimal
Solusi :
Guru turut aktif dalam kegiatan seminar, pelatihan dan magang yang diadakan
oleh lembaga maupun dinas bahkan oleh umum.
Guru meningkatkan mutu pendidikan dengan mengikutipendidikan di jenjang
yang lebih tinggi atau kuliah.
Mengadakan study banding ke sekolah atau lembaga pengelola pendidikan yang
lebih maju.
Masalah :
Solusi :
Mengadakan dialog dengan dinas terkait untuk lebih meningkatkan
pengawasan terhadap sekolah yang di bawah naungannya.
Masalah :
Solusi :
Masalah :
Solusi :
Dimohonkan kepada semua fihak untuk saling mendukung pendidikan
anak usia dini sesuai dengan undang-undang maupun peraturan
pemerintah yang mengatur tentang PAUD yakni anak usia 0 – 6 tahun
berhak mendapatkan pendidikan di Kelompok bermain dan anak usia 4 –
6 tahun sudah dapat mengikuti pendidikan TK.
Pembagian anak didik dapat dilakukan dengan klasifikasi usia yang sesuai dan
tempat tinggal terdekat dengan TK atau KB dimaksud.
Kelurahan atau Desa
Masalah :
Solusi :
Pihak desa menambah wawasan dengan cara mangadaka observasi/ studi banding
ke desa yang telah menyelenggarakan PAUD lebih maju.
Mengadakan seminar dengan mendatangkan nara sumber yang ahli di bidangnya.
Masalah :
Kepentingan kependidikan berbenturan dengan kepentingan yayasan.
Solusi :
Pihak penyelenggara duduk bersama dengan pendidik untuk menyamakan
persepsi dan menyatukan visi misi dan tujuan.
LANJUTAN…
- batas yang terlihat membantu anak mengembangkan konsentrasi
- ruangan yang luas dapat digunakan untuk aktivitas kelompok besar aktif
dan ramai
- ruang bermain yang teratur dan alur yang jelas memudahkan perilaku
anak yang terarah
Learning centers
sering disebut dengan area minat atau aktivitas materi dan peralatannya
dikombinasikan antara sains, seni, matematika dan bahasa
anak dapat memilih sentra mana yang ia sukai dengan tempat dan materi
yang sudah disiapkan oleh guru
Safety
- setiap ruang hendaknya punya minimal dua pintu untuk emergency exit
- alat pemadam kebakaran hendaknya disiapkan
- cat tembok yang digunakan sebaiknya bebas dari toksik
- stop kontak listrik hendaknya ditutupi
- permukaan furniture diupayakan dalam bentuk tumpul
Mengatur lingkungan outdoor
Ada yang masih tradisional ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dll
Playscapes bersifat kontemporer, merupakan struktur playground yang inovatif
dan menggabungkan berbagai material
Sejumlah peralatan main harus memenuhi standar keselamatan dan sesuai
perkembangan anak
Adanya pepohonan, bunga atau tanaman lainnya untuk mengasah kepekaan dan
keindahan
Jenis playground
Traditional playground
Creative playground
menggunakan media pipa besar, jaring-jaring, kabel besar, dll.
Adventure playground
anak menggunakan bahan-bahan bekas untuk menciptakan lingkungan
main sendiri banyak berkembang di Eropa
Prinsip-prinsip Outdoor Playground
Desain hendaknya kompleks dan multifungsi misal perosotan namun di
bawahnya bisa untuk main peran
Peralatan main hendaknya bersifat menantang, aman dan sesuai untuk tingkatan
usia yang berbeda
Struktur permainan mendorong interaksi sosial daripada kompetisi
Faktor keamanan harus diperhatikan alat harus kuat, sesuai ukuran anak,
dialasi oleh sesuatu yang empuk
Tugas kelompok:
Lanjutan…
Self- awareness
dapat introspeksi diri sehingga mampu melakukan observasi terhadap
kelebihan dan kekurangan orang lain serta perilaku yang tidak disadari lainnya
Theoretical grounding
punya dasar keilmuan dan pengalaman yang kuat, terutama tentang
interaksi guru dan anak dalam semua aspek perkembangan
Lanjutan…
Menghormati hak anak dan mampu bekerja dengan anak secara individual untuk
mendukung perkembangannya
Yakin terhadap kemampuan anak untuk mengembangkan potensinya, keinginan
untuk mendukung pertumbuhan dan perbedaan individual
Menghormati privasi anak dan keluarga
PERAN GURU
Tahap perkembangan menjadi guru (Katz, 1977)
Tahap I Survival
guru baru masih mencari tahu bagaimana karakter anak dan caranya
berinteraksi.
Dibutuhkan panduan dan dukungan dari pihak yang lebih senior.
Tahap II Consolidation
Guru mulai fokus kepada tugas mereka yang spesifik berdasarkan
pengalaman sebelumnya
Tahap IV maturity
Tingkat akhir ini dilalui oleh guru dalam waktu yang berbeda-beda. Mereka
mulai menanyakan sesuatu yang lebih dalam, abstrak dan melihat konteks
masyarakat yang lebih luas.
Staf di Program PAUD
Direktur
peran direktur tergantung kepada besar-kecilnya cakupan program
staf pendukung
terutama dalam hal menyiapkan makanan, kebersihan dan perawatan
sekolah, serta staf administrasi
Relawan
dapat mencakup orangtua anak, masyarakat sekitar, mahasiswa,dll
bertugas untuk membantu berbagai kegiatan penunjang PAUD
Staf pengajar
menurut NAEYC (1984) ada beberapa level guru PAUD:
- Level 1 teacher assistant
Tingkat pendidikan SMA dan mendapat supervisi langsung dari staf lain.
- level 2 associate teacher
Guru dapat merancang program secara mandiri dan menangani sekelompok
anak, serta mencapat training tertentu
Lanjutan…
Rujukan bagi permasalahan anak
Refleksi diri guru pada metode mengajar
Akuntabilitas
dokumentasi guru dapat berguna sebagai bukti anak belajar dan telah
memenuhi standard dan capaian yang diharapkan
PORTOFOLIO
Adalah pengumpulan informasi yang sistematis tentang anak
Tidak hanya sekedar mengumpulkan hasil karya anak
Menyediakan informasi anak sebagai individual, perkembangan anak secara
umum dan keragaman anak
Fungsi portofolio merencanakan kurikulum secara individual, melihat kemajuan
anak, refleksi cara mengajar guru
Tiga tipe portofolio (Shores & Grace, dalam Nilsen, 2004)
INPUT PORTFOLIO
ISI PORTFOLIO
Form informasi keluarga
Observasi tertulis
Hasil karya anak
Instrumen Evaluasi Formal
Rencana pembelajaran individual bagi anak
Laporan guru lainnya medis, kehadiran di sekolah, kemajuan anak
Keuntungan menggunakan Portofolio