Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN SENSORIAL

Sebuah kelas Montessori memiliki empat area utama – Latihan Kehidupan Praktis (Latihan
Kehidupan Sehari-hari), Material Sensorial, Material Budaya dan Material Artistik. Pertama-
tama anak diperkenalkan pada Latihan Kehidupan Praktis. Di sini, melalui latihan-latihan yang
ada, anak belajar untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Ia menemukan
kebahagiaan bekerja dan mencapai disiplin diri dan kepercayaan diri. Setelah itu, barulah guru
memperkenalkan kegiatan sensorial kepadanya.

Seorang anak antara usia 0-6 tahun melewati masa penyempurnaan indra. Periode ini tidak
terulang kembali dan sangat diperlukan untuk perkembangan potensi anak. Materi sensorial
bertujuan untuk penyempurnaan indra dan juga untuk mengembangkan kecerdasannya.

“The aim of these aid the education and refinement of the senses: visual, tactile, auditory,
olfactory, gustatory, thermic, baric, stereognastic and chromatic”
(Lillard.P.P, (1972), pg. 71)

(‘'Tujuan kegiatan sensorial adalah pendidikan dan penyempurnaan dari indra: penglihatan,
peraba, pendengaran, penciuman, perasa, berat, suhu, bentuk dan warna”)

Material sensorial bersifat multi guna. Mereka bertujuan mengajarkan anak untuk
mendiskriminasi, membandingkan, dan mengklasifikasikan yang diperlukan untuk bahasa
tertulis di kemudian hari. Sebagian besar materi mengajarkan korespondensi satu lawan satu,
mengurutkan dan mencocokkan. Material-material tersebut membutuhkan pegangan
menjepit (ibu jari dan indeks) yang mempersiapkan anak untuk menulis. Semua material
diletakkan dari kiri ke kanan yang mempersiapkan anak untuk membaca. Masing-masing
material memberikan konsep kepada anak. Dengan mengerjakan material-material nyata ini
anak dapat belajar konsep-konsep abstrak misalnya: Pink Tower terdiri dari sepuluh kubus
yang secara tidak langsung mempersiapkan anak untuk sistem desimal dan akar pangkat tiga
dan Broad Stairs mempersiapkan anak untuk volume prisma. Semua materi ini secara tidak
langsung mempersiapkan anak untuk bekerja dalam matematika, bahasa, sains, dan
sebagainya di kemudian hari.

Material sensorial sangatlah menarik. Mereka memberikan kontrol/pengendalian kesalahan,


menawarkan anak cara tak terbatas untuk menggunakan materi (variasi) dan menyenangkan
bagi anak untuk 'bermain' dengannya. Guru memainkan peran penting dalam
memperkenalkan anak pada material ini dan mendorong anak untuk mengeksplorasi material
tanpa menyalahgunakannya. Guru harus dapat membedakan antara penyalahgunaan
material dan variasi. Penyalahgunaan biasanya terjadi ketika guru mengizinkannya. Penting
untuk menghentikan penyalahgunaan material dan bersikap tegas untuk mencegahnya

1
terjadi lagi. Penyalahgunaan material biasanya terjadi karena anak bosan. Namun penting
bahwa guru tahu percobaan apa yang akan bermanfaat bagi anak dengan tidak mengubah
konsep yang dimaksudkan dari material yang bersangkutan.

Perluasan dan variasi:

Sangat penting bahwa keinginan untuk melakukan variasi harus datang dari anak dan tidak
boleh dipaksakan oleh guru. Guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi material
dengan cara apa pun yang dia inginkan. Tidak ada akhir dari variasi. Penting juga bagi guru
untuk mengajak anak memulai variasi dan tidak mempresentasikannya kepada anak.

“...variations should come from interest and are not just another demonstration of how to
use the material coming from the teacher. Ideally they should come from the child’s own
spontaneous interest as he experiments with the material which he has become familiar...
A variation should never be shown in its entirety because when it becomes a presentation,
quite a different thing. As far as we know, Montessori did not show variations,
she merely observed children discovering them.”
(Wheatly.H., (1993) page 21)

(“... variasi harus berasal dari minat dan bukan sekadar demonstrasi bagaimana
menggunakan material yang berasal dari guru. Idealnya, mereka harus berasal dari minat
spontan anak saat ia bereksperimen dengan material yang telah ia kenal ... Variasi tidak
boleh ditampilkan secara keseluruhan, karena ketika itu menjadi presentasi, akan menjadi
hal yang sangat berbeda. Sejauh yang kami tahu, Montessori tidak menunjukkan variasi, dia
hanya mengamati anak-anak menemukannya. ")

Melalui perluasan dan variasi, anak memperkuat konsep yang dia pelajari dari material. Anak
belajar menerapkan apa yang telah ia pelajari di lingkungannya. Anak mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah, memperluas konsentrasi, observasi, persepsi. Dia
mengembangkan kemampuan bahasanya dan bersenang-senang.

2
Peran Directress

• Guru memainkan peran penting dalam pengenalan material dan membantu anak yang
sedang berkembang dengan memberikan kesempatan dengan memperluas
penggunaannya.
• Ia harus memiliki pengetahuan yang jelas tentang penggunaan setiap material dan konsep
yang diberikannya kepada anak.
• Ia harus memastikan bahwa semua material diatur dengan ruang yang cukup bagi anak-
anak untuk bekerja dengannya. Penyimpanan alas kerja harus dapat dijangkau karena
sebagian besar material digunakan di lantai menggunakan alas kerja lantai.
• Ia harus memastikan bahwa material ditempatkan dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah berdasarkan tingkat kesulitannya.
• Ia harus mengizinkan anak untuk bekerja dalam kelompok kecil, berdua atau bertiga untuk
beberapa material dengan variasi yang lebih kompleks.
• Ia harus memastikan bahwa Aturan Dasar yang tepat dibuat dan semua anak dan orang
dewasa di sekolah mengikutinya secara konsisten.
• Ia juga harus memastikan bahwa setiap anak menyelesaikan "siklus aktivitas".
• Guru tidak boleh melakukan intervensi kecuali variasi yang dilakukan anak itu berbahaya.
Dia harus tahu dan ingat perbedaan antara penyalahgunaan material dan variasi atau
perluasan.
• Ia harus membiarkan adanya pengulangan karena hanya melalui repetisi anak belajar dan
menjadi fasih. Anak kemudian akan dapat memperoleh manfaat dari semua tujuan
langsung dan tidak langsung dari material yang ada.
• Guru tidak boleh terburu-buru dalam kegiatan ini. “ Many teachers fall into the trap of
going through the checklist of the materials and record cards of the child of the child to
ascertain what they have or have not yet been introduced and move on speedily and
accordingly” (Joffe.L., (1999) page 8). ( “Banyak guru jatuh ke dalam jebakan memeriksa
daftar material dan kartu catatan siswa untuk memastikan apa yang sudah atau belum
diperkenalkan dan bergerak dengan cepat”).
• Yang terpenting adalah guru tidak mengoreksi anak. Jika anak belum mengerti apa yang
disajikan, itu berarti bahwa anak tersebut belum siap dan guru harus memilih waktu lain
untuk menyajikannya kembali kepada anak.

References

Lillard.P.P., (1972), Montessori – A Modern Approach, Schoeken Books, New York.


Joffe.L.,(1993), Where do we go from here, now that the child can build the pink tower?, Montessori International, Volume 9, No.3,
Spring 1999, page no:8.
Wheatley.H.(1993), The right path to discovery, Montessori Courier, Volume 4 No:6, Feb/March 1993, Page no:21.

3
Bibliography

Chattin McNichols. J.,(1992), Montessori Controversy, Delmar Publiation, Albany, New York
Joffe.L.,(1993), Where do we go from here, now that the child can build the pink tower?, Montessori International, Volume 9, No.3,
Spring 1999, page no:8.
Lillard.P.P., (1972), Montessori – A Modern Approach, Schoeken Books, New York.
Montessori.M., (1988), The Absorbent Mind, ABC-Clio Limited, Oxford.
Montessori.M.,(1988), The Discovery of the Child, ABC-Clio Limited, Oxford.
Montessori .M..,(1972), The Secret of Childhood, Ballantine, New York.
Standing.M.,(1984), Montessori: Her Life and Work, Plume, New York.
Wheatley.H.(1993), The right path to discovery, Montessori Courier, Volume 4 No:6, Feb/March 1993, Page no:21.

4
KARAKTERISTIK MATERIAL SENSORIAL

“A system of objects which are grouped together according to some definite quality which
they possess, such as color shape, dimension, sound, surface, texture, weight, temperature,
etc.” -Maria Montessori-

(“Suatu sistem objek yang dikelompokkan bersama menurut beberapa kualitas tertentu
yang mereka miliki, seperti bentuk warna, dimensi, suara, permukaan, tekstur, berat, suhu,
dll.")

1. ISOLASI KUALITAS

a. hanya satu variabel stimulus pada suatu waktu


b. isolasi indra
c. kontras

2. TINGKAT KESULITAN

a. Materi menyajikan satu kesulitan pada satu waktu


b. Perluasan memberikan tantangan dan meningkatkan kesulitan

3. PENGENDALIAN KESALAHAN

a. Muncul dari proses itu sendiri


b. Memberi petunjuk kepada anak untuk ketepatan

4. KEINDAHAN

a. Secara visual menarik anak untuk bekerja


b. Memuaskan indra sentuhan/peraba

5. MOTIVASI KEGIATAN

a. stimulasi gerakan - memori otot


b. pengulangan untuk kesempurnaan

6. BATAS

a. Material dibatasi dalam jumlah


b. Ditawarkan sebagai kunci untuk memperjelas dan keteraturan sebagai hal yang sudah
dimiliki anak

5
“No sensorial education can ever occur except as a part of some total activity I which both
intelligence and movement are involved ... the child who has worked with our sensorial
apparatus has not only acquired greater skill in the use of his hands, but has also achieved a
higher degree of perceptiveness towards those stimuli which come to him from outside the
world. To this extent the outside world has become enriched for him, because he is able to
appreciate delicate differences which to a less perceptive person might as well not exist”
(The Absorbent Mind – Maria Montessori)

“Tidak ada pendidikan sensorial yang dapat terjadi kecuali sebagai bagian dari seluruh
aktivitas yang melibatkan kecerdasan dan gerakan ... anak yang telah bekerja dengan
material sensorial kami tidak hanya memperoleh keterampilan yang lebih besar dalam
penggunaan tangannya, tetapi juga mencapai tingkat persepsi yang lebih tinggi terhadap
rangsangan yang datang kepadanya dari dunia luar. Sampai sejauh ini dunia luar diperkaya
baginya, karena ia mampu menghargai perbedaan-perbedaan halus yang bagi orang yang
berperseptif rendah mungkin tidak disadari”

6
Pelajaran Tiga Periode

Periode 1 - Penamaan

"Ini adalah"
Pada periode ini, directress harus selalu mengisolasi objek
Dia berkata, "Ini adalah sapi. Dapatkah kamu mengatakan sapi? "Dan mendorong anak
untuk mengucapkan kata" sapi "
Dia kemudian mengambil mainan sapi dan menggantikannya dengan babi mainan yang
ditempatkan di depan anak. (Mainan sapi tidak terlihat)
Dia berkata, "Ini adalah babi. Dapatkah kamu mengatakan babi? "Dan mendorong anak
untuk mengucapkan kata 'babi'.
Dia juga bisa meminta anak memegang / merasakan benda tersebut sesudah mengucapkan
kata-katanya.

Periode 2 - Asosiasi / Pengakuan

"Tunjukkan pada saya, beri saya dll ..."


Pada periode ini, 'sapi' dan 'babi' yang ditempatkan di depan anak dan directress bertanya,
"Dapatkah kau menunjukkan babi atau dapatkah kau memberikan babi?" Setelah anak
menunjukkan babi, dia bertanya, "Dapatkah kamu menunjukkan sapi atau dapatkah kau
memberikan sapi?"
Dia mengulangi kegiatan ini setidaknya empat kali.
Catatan:
Directress harus meminta anak untuk menunjuk ke objek yang diperkenalkan terakhir pada
periode pertama, sebagai yang pertama di periode kedua.
Setiap kali anak menunjukkan objek, dia harus mendorong anak untuk
menyebut/mengatakan nama objek tersebut.

Periode 3 – Pengingat

"Apa ini?"
Directress meminta anak untuk menyebut nama objek, yang ada di depannya.
Dia menaruh objek satu per satu dan bertanya, "Apa ini?"
Pada akhirnya, dia memberi kesimpulan dengan mengatakan misalnya, "Hari ini kita telah
mempelajari nama- nama sapi dan babi!"
Catatan:
Directress harus meminta anak untuk menyebutkan objek yang diperkenalkan terakhir di
periode kedua, sebagai yang pertama di periode ini.

7
Catatan:

1. Waktu adalah segalanya! Anda dan anak akan lebih nyaman dan fokus jika tidak ada
gangguan atau interupsi.
2. Tetap santai! Jaga interaksi tetap ringan dan menyenangkan. Jangan membuatnya
menjadi masalah besar. Bersikap biasa saja dalam interaksi yang paling
menyenangkan dengan anak Anda. Jika ini bukan waktu yang tepat, coba lagi di lain
waktu.
3. Hanya Anda yang bisa menentukan jumlah objek yang akan ditampilkan. Beberapa
anak lebih suka 2, yang lain mungkin suka lebih. Jumlahnya juga akan bervariasi sesuai
dengan minat dan perihal. Untuk menetapkan pola terbaik, Anda bisa mulai dengan 2
sebelum beralih ke 3 objek.
4. Bila memungkinkan, pilih objek yang sangat berbeda satu sama lain. Kontras adalah
yang terbaik.
5. Periode pertama dan ketiga selalu dilakukan secara isolasi (hanya satu objek di depan
anak), kecuali dalam matematika. Buatlah meja bersih dan sajikan satu objek - lalu
singkirkan dan sajikan yang lain.
6. Periode kedua disajikan lebih lama, memberi anak cukup latihan untuk membuat
asosiasi.
7. Jika anak melakukan kesalahan selama periode kedua atau periode ketiga tidak benar,
gunakan pelajarannya menjadi pengalaman sensoris yang memungkinkan anak
merasakan materi. Coba lagi di lain hari.
8. Jika ada keraguan, perhatikan apakah itu disebabkan karena anak tidak bisa
mengingat objek atau karena ia memiliki masalah dalam memahami perintah.
9. Ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan kepada anak bagaimana memegang,
menyentuh atau menempatkan objek. Ketika Anda memperlambat gerakan dan
menunjukkan kepedulian pada material yang ada, anak akan meniru dan
memperhatikan perilaku mereka sendiri. Ketika anak-anak menemukan bahwa ada
sesuatu yang istimewa, mereka akan merespon dengan hati-hati.
10. Hindari berbicara yang tidak perlu karena akan mengalihkan perhatian anak. Anda
mungkin memerlukan beberapa kata penjelasan, tapi tetap singkat. Fokus di sini
adalah pada nama. Apapun yang Anda lakukan jangan mengubahnya menjadi
ceramah. Di kemudian hari, saat anak lebih familiar dengan objek yang Anda
presentasikan, Anda dapat menambahkan informasi.
11. Selalu amati anak selama interaksi Anda. Perhatikan bahasa tubuhnya. Pastikan anak
nyaman. Perhatikan matanya, yang merupakan kunci dari perhatian dan minat.
Waspada terhadap kelelahan. Sabar dan waspada.
12. Bersiaplah dan bersedia untuk berhenti! Melanjutkan untuk kepuasan Anda adalah
kontra produktif. Berhentilah selagi masih menyenangkan untuk Anda berdua.
13. Jika anak telah melakukan dengan baik dalam ketiga periode pelajaran, jangan
terburu-buru menganggap bahwa anak tersebut memiliki kemampuan untuk

8
menggunakan informasi yang ada pada hari berikutnya. Oleh karena itu sangat
penting bahwa guru selalu mencari tahu apa yang dapat diingat oleh anak.
14. Adalah umum untuk melakukan pelajaran tiga periode dengan seorang anak pada
materi yang sama. Guru dapat melakukan pelajaran dengan antusiasme dan minat
yang sama seperti pertama kali sehingga anak tidak merasa "dikecewakan" oleh
ketidakmampuannya untuk mengambil informasi.
15. Gunakan pujian yang efektif. Kalimat seperti "Aku bangga padamu" menyampaikan
pesan bahwa harga diri anak Anda bergantung pada pendapat Anda. Dia mungkin
percaya bahwa dia hanya berhasil jika Anda berpikir demikian. Rasa pencapian akan
sesuatu adalah hadiah terbesarnya. Berfokuslah pada prestasi anak. Jika Anda harus
mengatakan sesuatu, katakan sesuatu seperti, "Kamu pasti merasa baik tentang ini"

9
VARIASI, PERLUASAN DAN PERMAINAN

1. PRESENTASI DASAR

Presentasi AWAL untuk memperkenalkan material kepada anak.

2. PRESENTASI BAHASA

Presentasi bahasa digunakan untuk mengekspresikan konsep abstrak yang ditunjukkan


oleh alat. Adalah penting bahwa anak telah memahami konsep melalui tangan -
memanipulasi material sebelum bahasa diperkenalkan. Bahasa diperkenalkan
menggunakan Pelajaran Tiga Periode.

3. EKSPLORASI DAN ASIMILASI

Anak mendapat manfaat dari pengalaman luas dengan material-material sensorial, baik
sebelum dan sesudah bahasa disajikan. Variasi, Perluasan, dan permainan dapat
ditemukan oleh anak atau diprakarsai oleh orang dewasa. Idealnya, hal ini harus berasal
dari minat spontan anak sendiri saat ia sudah merasa akrab dengan material yang telah
mereka kenal. Jika seorang anak tampaknya tidak mendapatkan ide, dapat dimulai,
katakanlah, dengan guru membangun tiga silinder pertama secara terbalik, terkecil
terlebih dahulu, dan kemudian meninggalkan anak untuk melanjutkannya. VARIASI
TIDAK PERNAH DISAJIKA SECARA UTUH, KARENA ITU AKAN MENJADI PRESENTASI,
SUATU HAL YANG BERBEDA. Tujuan seorang guru adalah untuk mendorong anak-anak
untuk mengeksplorasi beberapa cara dimana material dapat diorganisir menjadi pola
yang bermakna, yang hanya dapat dicapai ketika pemahaman konseptual telah
tercapai.

4. VARIASI

Variasi adalah penggunaan material dengan cara yang berbeda dengan presentasi awal.
Tujuannya adalah untuk mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi dan memecahkan
masalah bagaimana material-material tersebut dapat diatur dalam pola yang bermakna.
“Apa cara lain supaya kamu dapat membariskan (mengatur / membuat seri) kubus
merah muda dari yang terbesar ke yang terkecil?” Kemungkinannya tidak terbatas dan
hanya dibatasi oleh imajinasi seseorang. Ketika seorang anak mengatur prisma coklat
secara horizontal pada alas kerja dan kemudian memposisikan ulang material secara
vertikal atau diagonal pada alas kerja, ia telah mengenali material secara spasial. Kita
perlu belajar MELIHAT milestone setiap anak sehingga kita bisa mengenalinya.

10
• Ubah tata letak awal. (misalnya: tempatkan silinder secara urut terlebih dahulu,
bukan secara acak)
• Gunakan hanya sebagian material (misalnya: Keluarkan hanya tiga pasang silinder
suara yang cocok)
• Buat dalam bentuk yang berbeda (misalnya: Jadikan Pink Tower / Menara Merah
Muda menjadi Tangga Spiral)

5. PERLUASAN

Gabungkan material dengan material lain ATAU gunakan material lain untuk
mengembangkan konsep yang ditunjukkan oleh material dasar. Sekarang anak mulai
mengatur dua atau lebih material berbeda ke dalam satu pola yang bermakna dan
memperluas konsep ke lingkungan.

• Menambah atau membandingkan dengan material sensorial lainnya (misalnya:


Mencocokkan Cylinder Blocks dan Knobless Cylinders)
• Tambahkan atau bandingkan dengan objek atau gambar lain (misalnya: Geometric
Solid dengan gambar atau label)
• Bandingkan dengan material Montessori di area lain (misalnya. Mencocokkan Long
Rods to Number Rods)
• Pengalaman di lingkungan (misalnya: Grading kancing / Identifikasi suara / mencoba
makanan)
• Memperkenalkan bahasa untuk perbandingan dan superlatif (misalnya: Besar-lebih
besar-terbesar; kecil-lebih kecil-terkecil)
• Gunakan penutup mata. (misalnya: menyebutkan nama Geometric Solid hanya
dengan sentuhan)

6. PERMAINAN

Montessori menulis dalam bukunya “Metode Montessori” - a game is “a free activity


ordered to define an end. Not a disorderly noise which distracts attention.” (“aktivitas
bebas yang teratur untuk menentukan tujuan. Bukan suara tidak teratur yang
mengalihkan perhatian. ”)
Menantang diri sendiri atau salah satu dari kelompok.
Permainan memori - mecocok atau menggolongkan tanpa perbandingan langsung.

11

Anda mungkin juga menyukai