Anda di halaman 1dari 26

KULWAP PEKAN 3

Tema : Filosofi Montessori


Angkatan : Kelas RQ Cahaya #3
Hari / Tanggal : Jumat, 12 Oktober 2018
Waktu : 19.00 – 20.30 WITA
Pemateri : Nafila Rahmawati
Moderator : Nurmayanti Zain
Relay : Susana Dewi

Notulen : Rahmatiah Majid

PROFIL PEMATERI

Nafila Rahmawati

Surabaya, August 19th 1990

A Mother, Montessori Enthusiast

�Montessori at Home Rumah Aruna 2017

�Lesson Plan Montessori Madness 2017

�Language Workshop IIMC 2018

�Kurikulum 101 Rumah Aruna 2018

�Diploma Montessori 2 1/2 - 6 years Modern Montessori International 2018

�Founder Montessori Newbie (Telegram 2017, Instagram 2018)

@nafilandscape

@montessorinewbie
MATERI KULWAP PEKAN 3

FILOSOFI MONTESSORI

Penting bagi orang tua, untuk memahami bagaimana proses pertumbuhan anak sehingga modal
dasar perkembangan anak bisa disediakan secara komprehensif dan kontinyu. Dukungan berupa
lingkungan yang kaya stimulan dan keleluasaan yang diberikan pada anak adalah bekal pertama
bagi anak untuk membentuk persepsi diri.

Filosofi Montessori yang akan saya bahas malam ini mencakup prinsip dasar, periode
perkembangan dan bagaimana menjadi directress yang sesuai dengan prinsip dasar Montessori.
1. Anak Butuh “Bekerja”

Tidak ada manusia normal yang nyaman dalam kondisi tidak melakukan apapun, begitupun
dengan anak. Perilaku anak yang agresif, tantrum atau sering memusuhi teman mereka
disebabkan karena anak tidak memiliki akses atas aktivitas yang produktif untuk menyalurkan
energi mereka. Bekerja versi anak berbeda dengan manusia dewasa. Jika manusia dewasa
bekerja untuk menyelesaikan suatu hal, anak-anak bekerja untuk memulai membentuk sesuatu.
Maka dari itu, menilai bekerjanya anak adalah pada proses, tidak pernah pada hasil

2. Kemandirian

Mandiri bagi seorang anak adalah mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan
aktivitas tanpa intervensi, koreksi dan bantuan dari luar dirinya sendiri. Tugas orang dewasa di
sekitarnya adalah menyediakan ruang yang aman, aktivitas yang terarah, penanaman disiplin
lewat siklus aktivitas yang teratur dan memberi pemahaman tentang apa yang baik dan buruk

3. Perhatian dan Konsentrasi

Anak membangun konsentrasinya dari menit ke menit, dari impuls primitif ke ketertarikan
personal. Dengan menyediakan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan mereka,
maka perhatian dan konsentrasi anak akan terbangun dan menjadikan mereka pribadi yang lebih
tenang serta memiliki kontrol atas diri sendiri

4. Perkembangan atas Kehendak

Setelah kemandirian dan konsentrasi tercapai dalam diri seorang anak, mereka memasuki kondisi
dimana mereka mampu mengekspresikan keinginan dan membuat keputusan. Fase penting
dalam kehidupan anak untuk belajar melahirkan reaksi yang tepat pada apa yang terjadi di
sekitarnya. Setelah anak mampu bersikap reaktif, kebiasaan tersebut akan mengendap menjadi
disiplin dan pemahaman untuk patuh secara rasional

5. Perkembangan Intelektual

Intelektualitas manusia hanya bisa dicapai lewat penggunaan inderawi secara aktif pada
lingkungan sekitar. Indera yang diberi rangsangan akan mengkategorikan persepsi dan
membangun keberaturan dalam diri. Montessori memfasilitasi pengembangan intelektualitas
anak lewat materi sensorial dalam level bertahap yang diberikan sejak usia dini.

6. Perkembangan Imajinasi dan Kreativitas

Lewat interaksi dengan beragam materi di sekitar, anak akan mampu melahirkan imajinasi versi
mereka sendiri. Imajinasi dan kreativitas lahir dari kayanya materi konkrit yang disediakan di
sekitar anak, anak bisa membentuk hal baru dari materi, bercerita ulang dan bermain role play.
Montessori menghindari memberikan konten yang bersifat fantasi
7. Perkembangan Emosi dan Spiritual

Jiwa anak yang murni membutuhkan lingkungan yang penuh cinta kasih, empati, kepedulian
dan disiplin dalam membedakan hal yang baik dan buruk. Orang dewasa wajib memenuhi
kebutuhan jiwa anak dengan cara yang non otoritatif.

1. PRINSIP DASAR

❇ Pembentukan Diri Sendiri

Anak membutuhkan dukungan dari lingkungan dan keleluasaan untuk membentuk diri.
Dalam proses self-construct ini, anak mendapat dorongan bantuan dari dalam diri mereka
berupa:
1- Sensitive Period (Periode Sensitif)
2- Absorbent Mind (Pikiran yang Mudah Menyerap)
Sensitive Period

Periode dimana anak meresapi kualitas tertentu dari lingkungannya (peka pada keteraturan,
kepekaan inderawi, peka pada hal kecil, koordinasi gerakan, bahasa dan aspek sosial lainnya).

Absorbent Mind

Proses dimana anak membentuk, menyerap dan mengembangkan pengetahuan yang mereka
peroleh dari lingkungan.
1. Periode pertama

Sebagaimana telah dijelaskan dalam hukum perkembangan, anak-anak mengalami poin-poin di


atas selama rentang usia 0 – 6 tahun

2. Periode kedua

Pada rentang waktu ini anak mengalami:

• perkembangan fisik yang lebih kuat

• perkembangan mental yang kritis

banyak bertanya tentang sebab akibat dan menyukai ilmu pengetahuan

• perkembangan sosial

anak berusaha menemukan fungsi dirinya dalam keluarga dan teman sebaya

• perkembangan moral

anak menyaring justifikasi dan belajar realita baik-buruk pada kejadian sehari-hari

3. Periode ketiga

Pada rentang waktu ini mulai muncul kebutuhan baru pada anak berupa:

• kebutuhan atas rasa tenang dan waktu menyendiri

• kebutuhan atas aktivitas intelektual (berdiskusi, menyimpulkan suatu hal dsb)

• kebutuhan atas pengetahuan dan kegiatan akademis

• kebutuhan untuk mengkespresikan kreativitas (di kalangan teman sebaya maupun di tengah
orang dewasa)

• ketertarikan pada realitas.


"Believe in the method"

Tidak ada metode pendidikan apapun yang akan memberikan efek positif selama kita tidak
percaya para prosesnya.

Kenapa teman-teman semua ada di grup waminar malam ini? Saya percaya teman-teman
tertarik dan penasaran dengan metode Montessori. Alhamdulillah kita sama-sama berkenan
belajar filosofinya terlebih dahulu sehingga kuat pondasi Montessorinya

1. Bersedia melibatkan diri sendiri sepenuhnya menjadi bagian dari proses belajar

Bukan hanya sebagai figure yang mengajar namun juga belajar dari anak, mengobservasi diri
sendiri dan anak, menerima kekurangan serta kemampuan diri sendiri dan anak, objektif dan
selalu meningkatkan kemampuan keilmuan

2. Bersedia memahami anak seutuhnya

Sebagai manusia dewasa, kita perlu menghormati bahwa anak bukan sekedar kertas atau gelas
kosong yang harus diisi penuh. Perlu diingat bahwa setiap anak terlahir dengan potensinya
masing-masing, mereka sudah “diisi” oleh Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan yang bisa
kita arahkan
3. Bersedia mengeliminasi keinginan pribadi (non-egocentric)

Seringkali kita terbawa ambisi atau kompetisi fiktif untuk menjadikan anak terlihat superlative.
Mengakselerasi aktivitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan belajar mereka adalah bentuk
otoritatif yang tidak sesuai dengan prinsip “follow the child” dan “respect to the child” pada
Montessori

4. Bersedia bersikap sebagai pengamat dan membantu anak seperlunya

Menjadi pengamat yang objektif adalah hal yang hanya bisa dilakukan lewat latihan berulang.
Naluri dalam mengasuh anak selalu mendorong kita untuk menyediakan segalanya bagi anak.
Hal yang demikian akan mematikan impuls reaktif dan aksi spontan anak, menghalangi mereka
menjadi pengambil keputusan karena terbiasa dituntun. Kesediaan mengamati anak akan
mengantarkan kita pada kondisi “discovery of the child”, menemukan betul apa yang dibutuhkan
anak dan menyediakan stimuli lanjutan

5. Memiliki pandangan terbuka tentang kesetaraan manusia dewasa dan anak

Pengasuh yang menempatkan anak memiliki hak berkembang setara dengan manusia dewasa
akan melihat anak sebagai teman dan berhasil membangun hubungan emosional yang dekat
dengan anak. Kualitas hubungan inilah yang akan menjadi dasar mudahnya proses belajar yang
direncanakan

6. Percaya pada konsep

Tidak ada pendekatan belajar apapun yang akan efektif jika selama membersamai anak kita tidak
sepenuhnya percaya pada sebuah metode yang diaplikasikan secara komprehensif sejak dari
dasar pemikiran hingga praktik kegiatan

Keenam poin di atas adalah kualitas yang harus dimiliki jika kita ingin menjadi directress
Montessori baik di rumah maupun jika ingin mengajar di sekolah.
3. MENJADI DIRECTRESS MONTESSORI

[1] Kualitas Seorang Directress Montessori

"The real preparation for education is the study of one's self. The training of the teacher who is to
help life is something far more than learning of ideas. It includes the training of character, it is a
preparation of the spirit."

~ Dr. Maria Montessori

Memulai Montessori di rumah berarti menyiapkan Ibu atau pengasuh dan seluruh keluarga untuk
menjadi pembimbing anak. Alih-alih fokus menyediakan peralatan, terlebih dahulu menyiapkan
kompetensi dalam membersamai anak belajar.

Demikian perlu belajar sepenuhnya filosofi dan bagaimana kualitas directress Montessori.

[2] Panduan Observasi

�Pengamatan atas Kegiatan Anak

Perhatikan durasi dan kelancaran anak dalam menyelesaikan tugas, repetisi dan spontanitas
tindakan, serta stabilitas anak untuk kembali bekerja setelah disela oleh suatu distraksi.
�Pengamatan atas Performa Kerja Anak

Perhatikan respon anak yang tidak sesuai dengan tugas, pelibatan ekspresi kepuasan ketika
berhasil dan menyerah ketika belum berhasil, penolakan dan tantrum yang menyertai momen
ketika belum berhasil.

�Pengamatan atas Kehendak dan Disiplin Diri

Perhatikan kapan saja anak berinisiatif melibatkan diri dalam membantu tugas orang lain dan
bagaimana suatu pekerjaan mengendap menjadi kebiasaan baik.

[3] Peran Seorang Directress

Seorang Directess dalam Montessori memiliki peran membersamai proses belajar anak, BUKAN
mengajar.

✓ Penyedia dan penghubung anak dengan lingkungan.

✓ Pemberi contoh positif.

✓ Memastikan siklus kerja dan observasi objektif.

1. Penyedia dan penghubung anak dengan lingkungan

Directress Montessori menghubungkan anak dengan material yang dibutuhkan oleh kelima
indera mereka sesuai dengan kebutuhan individual masing-masing anak. Directress Montessori
menyediakan lingkungan yang tepat stimulasi, mengandung unsur bekerja aktif dan sesuai
dengan keindahan serta keberaturan yang dimaksudkan dalam Montessori (tidak overstimulasi,
natural, harmonis, material disusun berdasar kategori)

2. Pemberi contoh positif

Directress adalah inspirasi anak sehingga wajib menyematkan segala hal positif seperti
menghargai anak, hangat dan penuh kasih, rapi, tenang dsb. Di dalam diri anak tercermin guru
(baik orang tua atau pengasuh harian) yang membersamai mereka belajar

3. Memastikan siklus kerja dan observasi objektif

Sebagai seorang directress, tujuan membersamai anak belajar adalah mengembangkan


kepribadian mereka lewat eksplorasi motorik, sensorial dan aktivitas intelektual. Mengamati
kebutuhan spesifik anak dan periode sensitif mereka akan mengantarkan kita pada pemahaman
tentang apa saja yang harus disediakan untuk memaksimalkan potensi anak.
DISKUSI (TANYA-JAWAB)

Pertanyaan 1

Assalamu'alaikum
Nama : Putry
Usia anak : 4 tahun
Domisili : Sidoarjo
Saya memiliki anak usia 4 tahun dan sekarang anak saya sudah masuk TK A. Anak saya
termasuk anak yang aktif. Dia suka bermain . Ketika saya ajak anak untuk belajar atau mengaji .
Anak saya termasuk susah untuk fokus atau berkonsentrasi. Memang saya tidak memaksa anak
saya . Saya ikut alur anak saya disaat dia mau belajar atau mengaji saya ikutin dan sebaliknya.
Anak saya termasuk cepat bosan kalo belajar atau mengaji.

Bagaimana mengatasi agar anak bisa fokus ya Bun , fokus belajar atau pun kegiatan
lainnya? Terima kasih.

Pertanyaan 2

Sandi Susanti, usia 7 tahun. Purwakarta (Jawa Barat)

1. Anak saya perempuan, di asuh oleh oleh nenek nya karena saya bekerja. Selama di asuh oleh
nenek nya anak ku benar disiplin dan rajin. Entah kenapa anak saya jadi berubah malah
kebalikannya dari itu.

2.dalam mengerjakan tugas terutama dari sekolah atau di sekolah anak ku kurang fokus dan
konsentrasi.

Yang jadi pertanyaan bagaimana menghadapi masalah tersebut ? Sekian dan terimakasih.

Pertanyaan 1 & 2

Tentang fokus atau konsentrasi anak

Fokus adalah kemampuan yang tidak bisa kita bangun secara impromptu. Anak hingga usia 6
tahun, rentang konsentrasinya hanya berkisar antara 2 sampai 3 kali usianya. Montessori melatih
durasi fokus anak lewat kegiatan Exercise of Practical Life dan Sensorial. Lewat EPL dan
Sensorial yang kegiatannya sederhana, terbukti anak lebih fokus daripada langsung lompat ke
kegiatan yang challenging. Kenapa? Karena nature mereka membutuhkan kegiatan tersebut, dari
dalam diri mereka ada dorongan untuk mahir di area sederhana lebih dulu baru secara bertahap
maju ke kegiatan yang lebih kompleks. Untuk daftar kegiatan EPL dan Sensorial Montessori
silakan merujuk ke buku Metode Pengajaran Montessori Tingkat Dasar dari David Gettman
Untuk pertanyaan Mom Sandi, mohon maaf saya kurang informasi detail dan tidak berhak
menjustifikasi perubahan sikap anak Mommy. Ada baiknya ditelusuri perubahan lingkungan dan
pergaulan yang berpotensi mempengaruhi perubahan sikap. Melihat usia anak, sebaiknya anak
dibiasakan untuk berdiskusi ringan hal apa saja yang membuat dia nyaman dan tidak nyaman.

Pertanyaan 3
Assalamu'alaikum bunda
Saya Ulfah, ibu dri Alifa (2thn7bln), Palopo
Adapun pertanyaan saya sbb;
1. Ketika ad satu permainan/kegiatan mendapat penolakan dari anak,apakah harus tuntas sampai
berhasil,meskipun itu sampai beberapa hari dgn durasi yg cukup lama ??

2. Selama kegiatan/permainan berlalngsung tiba2 ad teman.y main kerumah,apakah kegiatan d


berhentikan atw tetap lanjut??

Terimaksih ������

Ulfah/Palopo

Anak mempunyai preferensi pribadi. Ketika mereka menolak berkegiatan, bisa jadi
banyak hal yang mempengaruhi mereka (misal: mood buruk sejak pagi karena banyak hal yang
tidak berkenan di hatinya, tidak tertarik dengan material, tidak tertarik dengan cara pendamping
membersamai belajar atau belum masuk sensitive period).

Montessori dengan prinsipnya "respect to the child", menghargai keadaan anak yang
demikian dengan cara menunda berkegiatan pada hari tersebut dan menawarkan pada anak untuk
mengerjakannya di hari lain. Bisa juga dengan cara menyiapkan back up aktivitas lain (dengan
catatan tetap memperhatikan sensitive period mereka)

Kedatangan teman bisa menimbulkan rekasi berbeda pada tiap anak. Amati saja anak
Mommy, apakah ritme kerjanya stabil atau menurun. Jika memang stabil, bisa dilanjutkan. Jika
menurun, tawarkan padanya apakah mau melanjutkan atau menyudahi kegiatan dan mengulang
di hari lain

Pertanyaan 4

Assalamu'alaikum

Bity, 9 bulan, Bogor

Apa dan bagaimana syarat prepared environment yang sesuai dengan usia anak dalam
Montessori at home?
Bity/Bogor

Prepared Environment secara sederhana bisa dikembalikan pada tujuan utama


Montessori, yaitu memfasilitasi anak agar bisa menolong diri mereka sendiri dan mencapai
kemandirian. Prepared Environment dalam Montessori perlu mengandung unsur: kebebasan
(anak bisa mengakses apapun kebutuhan mereka). keberaturan (semua benda diletakkan sesuai
kategori dan tidak berpindah dalam jangka waktu yang terlalu dekat, estetika (lingkungan
menyediakan keindahan dan kerapian yang harmonis), realitas dan natural (lingkungan
menyediakan akses anak pada material alami: kayu, kaca dan keadaan nyata dalam keseharian,
Montessori tidak mendukung penggunaan material plastik: misal gunting atau alat makan
plastik), mengandung stimulan intelektual (adanya material lima area pembelajaran Montessori)

Pertanyaan 5

Bunda Umi, Jombang

Bagaimana cara menerapkan Montessori kepada anak usia 1 dan 3 thn di waktu yg tepat?
Sedangkan sy bekerja sampai sore.

Bunda Umi/Jombang

Jika Mommy bekerja dan hanya punya waktu sore hari bersama anak, saya rasa setelah
maghrib masih efektif untuk membersamai anak belajar. Yang dibutuhkan adalah komitmen dan
seberapa jauh percaya pada metode Montessori. Manajemen waktu akan sangat subjektif dan
bersifat personal sehingga saya tidak berhak menyusun jadwal pribadi Mommy

Pertanyaan 6

Assalamu'alaikum

Saya Indana Ajmala, ibu dari M.Qawwam Al-Akbar umur 4 tahun, tinggal di lombok NTB.

Sy mau bertanya apakah montessori bisa mulai di praktekkan pd anak yg sudah berusia 4 tahun?
Dan apa saja contoh kegiatan montessori utk anak umur 4 tahun? Terima kasih ��

Indana/Lombok

Montessori adalah pendekatan pendidikan sekaligus pola pengasuhan early chlldhood,


usia 2 hingga 6 tahun. Sehingga anak Mommy yang berusia 4 tahun, masih tergolong usia yang
pas untuk menerapkan Montessori baik di rumah maupun untuk pilihan sekolah. Jika baru akan
memulai Montessori di rumah, saya menyarankan memulai dengan kegiatan Exercise of
Practical Life dan Sensorial Montessori. Jika ingin memulai pure Montessori rujukan
kegiatannya bisa ditemukan di buku David Gettman, untuk Montessori Insipred bisa merujuk
buku Montessori di Rumah dari Elvina Lim K �
Pertanyaan 7

Wulan Husain, Najwa (3y9m) & Shanum (1y3m) asal Makassar

Pertanyaan:

1. Apa perbedaan mendasar antara pendidikan dengan metode montessori dengan pendidikan
anak di taman kanak2 atau pendidikan progresif? Apa efek masing2 metode terhadap
perkembangan anak?

2. Bagaimana trik nya menghadapi situasi jika ada teman anak kita datang bermain dirumah dan
ingin ikut memainkan apparatus montessori yg disediakan, padahal kita juga mau mengajarkan
supaya anak tidak pelit dan bergiliran meminjamkan mainannya?

3. Apakah setiap kali anak memainkan satu kegiatan hrus diawali dengan presentasi, karen sering
kali anak saya selalu mengambil bakinya sendiri dan main sendiri, klo isi baki nya permainan
baru, baru dia akan bertanya "ini apa". Tp klo sudah pernah dipresentasikan, dia akan coba
mainkan sendiri, kadang hasilnya sesuai yg pernah dipresentasikan kadang juga semau2 ny dia.
Itu bgm apakah dibiarkan begitu atau hrus ada penanganan sendiri?

4. Bagaimana trik prepared environment untuk dua anak dlm stu rumah dengan perbedaan usia
yang satu masih 1y dan yang satu sdh 3y, krn yg 1y selalu interest dengan semua baki yang
disediakan walhasil kadang bikin berantakan juga.

Wulan/Makassar

1. Pertanyaan nomor 1 akan saya jawab lewat foto di bawah

2. Sebagai orang Indonesia yang mengedepankan adat ketimuran, dalam hal ini mengajarkan
berbagi kepada anak, tentunya adalah sebuah hal terpuji. Namun pada kehidupan nyata, ada
beberapa hal yang tidak perlu kita bagi. Di sekolah Montessori, biasanya Directress akan
menawarkan pada anak apakah bersedia berbagi atau tidak. Kemampuan untuk
mengkomunikasikan keberatan untuk berbagi juga perlu, karena anak harus dilengkapi skill
menimbang mana yang wajar ia bagi dan mana yang harus ia pertahankan sebagai haknya. Jika
anak sedang tidak ingin berbagi (main bersama), katakan padanya bahwa teman akan menunggu
untuk bergiliran menggunakan materi. Di lain kesempatan, Mommy bisa melakukan sounding
pada kondisi yang seperti apa saja anak perlu berbagi. It takes time, tapi memang begitulah tugas
orang tua �
3. Jika anak sudah "mastering" satu kegiatan, persilakan mereka mengeksekusi sendiri meskipun
tanpa presentasi. Hal ini berarti anak sudah sepenuhnya paham job desc-nya. Presentasi cukup
dilakukan pada material baru atau material yang belum ia kuasai dengan lancar

4. Untuk anak Mommy yang berbeda usia 1 dan 3 tahun, bisa disiasati dengan meletakkan
material pada ketinggian yang berbeda. Misal: Jika menyediakan tray kegiatan untuk si 3th,
letakkan pada rak level ketinggian kedua atau ketiga yang sekiranya tidak bisa dijangkau oleh si
1th. Catatan, bedakan kegiatan anak sesuai kebutuhan usia mereka. Misal: si 3th bermain
transfer, si 1th bermain sensory play. Berantakan sebetulnya hanyalah hasil yang kita lihat
sebagai orang dewasa, tapi bagi anak ada proses bekerja dan pengalaman yang mereka dapatkan
ketika sedang bermain. Berantakan hanya residu proses belajar yang sifatnya sementara dan bisa
kita bereskan sambil secara kontinyu di sounding kepada anak

Pertanyaan 8

Saya adisty, usia anak 3th 3bulan, domisili di klaten

Bagaimana bentuk kegiatan atau contoh nyata untuk mengisi setiap periode perkembangan dari
periode pertama hingga ke empat? Terima kasih.

Adisty/Klaten

Mohon maaf saya karena keterbatasan waktu saya tidak bisa menyebutkan satu persatu
jenis kegiatan untuk setiap periode perkembangan �

Secara garis besar, pendamping anak perlu sangat fokus di dua periode pertama karena 90
persen otak manusia berkembang di usia 0-6 tahun. Montessori mengembangkan motorik,
kognitif, sosial emosional dan spiritual anak lewat lima area pembelajarannya (Exercise of
Practical Life, Sensorial, Bahasa, Matematika, Budaya). Untuk break down kegiatan Montessori,
Mommy perlu merujuk pada buku David Gettman atau mengikuti kelas workshop lebih lanjut ��

Pertanyaan 9

Assalamu'alaikum Bun.. Sy Maya, usia anak 4 th, domisili Bontang

Aktivitas montessori anak sy baru mulai 2 hari ini, dia antusias, semua aparatus yg sy sediakan
dia mainkan dengan antusias, namun tidak bertahap, (dalam 2 jam, dia spooning, meronce,
mengelompokkan kancing berdasarkan ukuran), apa ini menyalahi aturan montessori, apa
efeknya jika ia tidak bertahap melakukan aktivitas?

Maya/Bontang

Selamat! Mommy sudah menerapkan aktivitas yang tepat sesuai usia anak, dimulai dari
Exercise of Practical Life.
Terbukti bahwa anak sangat menikmati apa yang dia kerjakan dalam ritme yang
mengagumkan. Sebetulnya untuk EPL, tahapan yang pakem adalah dimulai dari level mudah ke
susah. Misal Mommy menyediakan aktivitas menuang, mulai dari menuang dari dry pouring
(biji-bijian) lanjut ke wet pouring. Wet pouring nanti dimulai dari jug to jug (dua teko yang
sama), lanjut ke menuang dari teko ke gelas, lanjut menuang dari teko ke dua gelas berbeda dan
membagi isinya.

Efek jika anak "meloncat" aktivitas tidak mencoba yang mudah lebih dulu, bisa jadi ia
mengalami kendala ketika langsung berhadapan dengan yang sulit karena belum terbiasa.
Kembali ke karakter anak, ada yang terus mencoba dan ada juga yang tantrum dan mogok
bermain. Tetap semangat belajar Montesori ya, Mom!

Pertanyaan 10

Assalamu'alaikum

Mu'minatun, cirebon, 6th

Kalau punya anak lebih dr satu, bgmn posisi directress saat persentasi? Ataukah masing2 waktu?

Mu'minatun/Cirebon

Montessori adalah individual learning, jadi betul bahwa jika ada beberapa anak dengan
perbedaan usia maka Directress harus meluangkan waktu untuk memberi presentasi terpisah
pada anak. Bisa diberi pemahaman pada anak yang lebih tua untuk menunggu sementara kita
memberi presentasi pada si adik lebih dulu, atau jika si kakak berkenan beri challenge padanya
untuk menjadi directress untuk adik

Pertanyaan 11

Perkenalkan saya Dissa, anak usia 2th, asal Gresik.

Bagaimana sikap kita jika menghadapi respon anak yang menolak utk mendengarkan presentasi
dari kita atau menyerah untuk menyelesaikannya? Terima kasih sebelumnya.

Dissa/Gresik

Anak yang menolak presentasi biasanya memang belum tertarik pada materi yang
dibawakan, menolak menyelesaikan kegiatan bisa diartikan bahwa dia bosan dengan siklus
kerjanya.

Coba introspeksi kembali hal berikut: cara mengajak anak bermain (apakah persuasif
dengan nada ceria atau cenderung menyuruh), material (sudah sesuai usia anak atau terlalu sulit),
variasi kegiatan dan kuantitas material (misal: dry transfer, 3 atau 5 kali transfer sudah cukup
untuk anak usia 3th, akumulatif dengan mengembalikan material ke mangkuk awal maka anak
akan transfer sebanyak 10 kali)

Pertanyaan 12

Aisyah, 28 bulan, Tanah Grogot.

Adakah format khusus bagi directrees untuk mencatat hasil pengamatan kegiatan bekerja anak?

Aisyah/Tanah Grogot

Untuk scope praktek Montessori di rumah, catatan yang diperlukan cukup sederhana saja.
Mommy bisa membuat tabel seperti foto di bawah ini

Pertanyaan 14

Citra, usia anak 2 tahun 1 bulan, Malang

Untuk mewujudkan montessori at home salah satunya dalam poin 1 adalah mendiskusikan
dengan keluarga perihal filosofi.
Apabila setelah kita mendiskusikan, mengedukasi pengasuh dan keluarga, lalu hasilnya justru
ada keluarga yang gagal paham, tidak sepaham, atau keberatan berpartisipasi montessori at
home. Apa langkah yg harus kita lakukan selanjutnya?? Apakah kita harus fokus mengedukasi
keluarga dulu sampai semua sepakat, baru bisa memulai aplikasi filosofi dirumah?

Citra/Malang

Diskusi dengan keluarga sebetulnya sifatnya hanyalah dukungan, sementara eksekusi


tetap di tangan kita. Sejauh apa Mommy percaya dan berkenan lebur dalam filosofi serta detail
kegiatan Montessori-lah yang akan jadi penentu keberhasilan membersamai anak belajar. Tick
tock, waktu terus berjalan dan sensitive period anak tidak bisa menunggu kuorum, Mom �

Pertanyaan 15

Assalamu'alaikum... Saya Nila, anak usia 4th, Makassar

Kegiatan apa saja yang harus dimatangkan dahulu, sebelum kita mengajari baca dan tulis.
Apakah harus motorik halus terasah dahulu, practical life, and sensori? Terimakasih

Nila/Makassar

Good question Mom! Yang Mommy sebutkan adalah semua bekal yang harus disiapkan
sebelum mulai mengenalkan anak pada calistung. Jika tidak diasah dan dilatih, anak pasti
mengalami kendala di area selanjutnya yaitu matematika dan bahasa. Pada EPL dan sensori anak
banyak berlatih motorik halus, fokus, koordinasi mata dan tangan, estimasi, siklus kerja dari kiri
ke kanan, pincer grip, dan keluwesan otot yang mana semuanya adalah dasar sebelum maju
belajar calistung. Inilah indahnya Montessori, anak dibawa perlahan menyiapkan untuk hal yang
lebih besar dengan cara yang tidak memberatkan mereka

Pertanyaan 16

Assalamu'alaikum

Ingrid - Bekasi

Halo Bunda Nafila saya ada bbr pertanyaan semoga berkenan ya

1 Putera kedua saya, Arsya 3,5th. Drmh sama saya latihan motorik halus dll termasuk persiapan
calistung (sampai skrg blm minat sama sekali mencoba alat tulis hehe saya terus yg disuruh
nulis,gambar, dll sesuai keinginan dia�) adakah tahapan2 calistung dlm Montessori, duluan mana
baca atau tulis & berhitung, beserta caranya. Fyi : kami rutin baca buku bareng, minat sm
bukunya besar sekali, suka pura2 baca juga.
2 Putera pertama saya Ali 12,5th kayaknya motorik halusnya kurang baik, gak bs menggunting
lurus banget yg rapihhhh. Bawa barang juga sering jatuh, itu kenapa ya Bun & apa msh bs
diperbaiki, kl iya adakah panduannya dlm Montessori?

3 Mohon info buku/literatur ttg panduan praktis utk menerapkan pendidikan usia dini ala
Montessori di rumah.

Jazakumulloh khair Bunda Nafila, smg berkenan menjawab & semakin berkah ilmunya ya
Buuun �

Ingrid/Bekasi

1. Hi Mom, senang mendengar anak Mommy sudah dibiasakan membaca buku karena menurut
saya ini kebiasaan yang sangat baik karena Mommy sudah "mencicil" menyiapkan bekal fokus
untuk area belajar Montessori. Baca dan tulis dalam Montessori, Sensitive Periodnya bisa datang
hampir berbarengan dan beda-beda setiap anak. Pendampinglah yang harus jeli melihat
kecenderungan anak, apakah anak lebih suka bermain dengan angka atau huruf. Untuk tahapan
area matematika dan bahasa banyak sekali, harus dijelaskan dalam kelas terpisah yaa

2. Untuk usia 12,5 th sayangnya memang sudah tertutup masa untuk belajar motorik halus.
Kegiatan motorik halus yang bisa dilakukan sifatnya tidak menyembuhkan secara regeneratif
tapi hanya latihan sehari-hari dan mungkin Mommy perlu mengingatkan anak secara verbal agar
lebih berhati-hati, tentunya dengan pilihan kalimat yang positif

3. Untuk buku, jika memang ingin belajar Montessori secara holistik saya menyarankan buku
David Gettman, jika hanya ingin break down aktivitas Montessori yang praktis bisa merujuk ke
buku Montessori di Rumah dari Elvina Lim K.

Saya banyak menyebut beberapa rujukan buku, nanti di akhir sesi saya kirim foto cover bukunya
yaa

Pertanyaan 17

Nama: azalia

Usia anak: 18bln

Domisili: abu dhabi

1. Bunda bisa berikan contoh perilaku anak yang memasuki sensitive period dan abasorben
mind?
2. Bunda apa maksud dari menyiapkan kompetensi dalam membersamai anak? Apakah
kompetensi yang disiapkan ada aturannya juga? Bisa bunda berikan contohnya?

Azalia/Abu Dhabi

1. Untuk absorbent mind, semua anak selalu dalam masa ini hingga usia sekitar 6th. Mereka
secara otomatis menyerap dan merekam apapun bentuk stimulan yang kita sediakan. Mommy
bisa perhatikan bagaimana anak dengan mudahnya meniru perbuatan, menceritakan ulang yang
ia dengar dari buku, atau dengan mudahnya menghafal lagu. Untuk Sensitive Period, bisa kita
perhatikan dari sikap anak yang suka mengamati hal kecil, peka pada letak barang di rumah,
sedang suka berhitung atau sedang suka sekali belajar huruf. Kunci untuk menemukan Sensitive
Period adalah pendamping harus jeli dalam observasi

2. Kompetensi membersamai anak dalam konteks directress Montessori di rumah adalah


menyiapkan variabel keilmuan tentang Montessori sejak dari filosofi hingga kelima area belajar
(EPL, Sensorial, matematika, bahasa, budaya). Aturan bakunya kurang lebih menerapkan prinsip
follow the child, respect to the child, observasi atas sensitive period, mengupayakan prepared
environment dan mempelajari bagaimana Montessori versi pure bisa dikonversi ke dalam
kegiatan Montessori inspired dengan menggunakan peralatan yang ada di rumah

Pertanyaan 18

Assalamulaikum wr wb

Nama : Ari

Usia anak : 18 bulan

Domisili : Lembang Bandung Barat

Pertanyaan :

1. Kompetensi sprt apa yg harus dipunyai sbg directress montessori?

2. Apakah hrs melalui kursus atau baca buku saja cukup?

3. Referensi (buku atau link) apa saja yg bisa digunakan untuk meningkatkan komptensi ini?

4. Bagaimana cara kita membedakan mainan free play, inspired by montessori atau material
montessori?

5. Apakah panduan observasi bisa dibuat seperti jurnal? Apakah ada template nya?

6. Apakah kegiatan montessori bisa dilakukan tanpa alat? Jika ada apa contohnya?

7. Dalam menerapkan kgiatan montessori, apakah harus dilakukan setiap hari?


Ari/Lembang

1. Pertanyaan nomor 1 sudah terjawab di jawaban pertanyaan nomor 17 ya Mom

2. Tergantung sejauh mana derajat profesionalitas directress yang ingin Mom capai. Jika untuk
membersamai anak di rumah, saya rasa lewat membaca buku dan mengikuti kelas workshop
offline, plus komitmen memperbaiki diri secara kontinyu akan cukup untuk melatih diri menjadi
Ibu sekaligus directress. Jika Mom ingin jalur profesional, baiknya mengambil kelas diploma
Montessori karena ilmu yang didapat akan lebih utuh

3. Saya tidak punya referensi literatur yang khusus membahas bagaimana cara menjadi directress
yang kompeten, tapi bekalnya bisa disarikan dari membaca buku-buku Oma Montessori (The
Absorbent Mind, The Discovery of The Child) karena bekal menjadi directress sebetulnya teori
parenting ala Montessori

4. A very Good point.

Material pure Montessori hanya dan terbatas pada material yang disebutkan di dalam
buku Montessori The Discovery of The Child dan buku Metode Pengajaran Montessori Tingkat
Dasar dari David Gettman. Selain material yang disebutkan dalam buku di atas, maka sifatnya
adalah Montessori Inspired jika memang dalam kegiatan tersebut masih merumuskan saripati
Montessori. Misal: kegiatan anak fokus pada siklus kerja, mendukung kemandirian dan self
correction, turunan atau variasi dari lima area belajar Montessori (misal: concrete counting,
variasi phonics dsb). Sementara free play adalah kondisi dimana anak bermain bebas, baik dalam
materi yang digunakan maupun dalam siklus berkegiatan, misal: role play, sensory play. Perlu
diingat bahwa sensory play dan sensorial area dalam Montessori adalah berbeda.

5. Observasi sebaiknya memang dicatat tertulis karena berhubungan dengan pencapaian dan
kendala anak. Jika memang ingin totalitas membersamai belajar anak di rumah dengan
Montessori sebaiknya mengambil kelas workshop kurikulum dari lembaga training resmi. Saya
lampirkan foto di atas untuk contoh sederhana membuat penilaian observasi

6. Mungkin maksud pertanyaan Mommy adalah "tanpa alat / apparatus pakem Montessori" ya.

Untuk area EPL, bahasa, matematika dan budaya, berdasar pengalaman saya bisa kita
buat replikanya di rumah dengan reduksi kualitas tertentu.

Namun untuk area sensorial, apparatus Montessori susah untuk dipungkiri fungsi dan
presisinya. Saya pernah DIY color tablet 3, namun warna yang dihasilkan ternyata tidak akurat
(distorsi dari lembar laminating), membuat anak kesulitan mengurutkan gradasi warnanya
7. Berdasarkan pengalaman saya di rumah, baiknya memang dilakukan setiap hari. Selain
memenuhi prinsip filosofi keberaturan dan membangun rutinitas pada diri anak, hal ini juga
ditujukan untuk menstabilkan ritme belajar anak

Pertanyaan 19

Nama : ika suartika

Usia anak : 19 bulan

Domisili : karawang

Assalamualaikum Ms Nafila, terima ksh telah berbagi ilmu ttg filosofi montessori. Ada kah
contoh bgmn cara mengobservasi? Adakah contoh worksheet pengamatan? Sy msh bingung d
bagian ini. Terima kasih

Ika/Karawang

Observasi anak simply dilakukan dengan cara mundur ketika anak sedang melakukan
kegiatannya. Amati tanpa mengkoreksi. Catat hal secara objektif, fakta dan tanpa melibatkan
pendapat kita. Misal: Bobo bisa menuang tanpa tumpah

Penilaian observasi harus dijelaskan lebih lanjut di workshop kurikulum, karena banyak
poin yang harus dijelaskan. Untuk worksheet pengamatan bisa scroll up yaa, saya sertakan
contoh foto penilaian

Pertanyaan 21

Mila, 2y4m, Tarakan

Ijin bertanya, miss nafila,

1. respon apa yg paling tepat diberikan ketika anak kita kesel, marah dan bahkan tantrum ketika
dia tidak bisa mengerjakan suatu hal? Saya amati, jika ada suatu hal yg tdk bs dikerjakan oleh
anak saya, maka dy cenderung kesel, mulai merengek, mencoba lagi, tetap ga bisa, bete
kemudian menghamburkan benda yang dipegangnya.

2. Bagaimana menyiasati ruang ramah anak paling sederhana yg bs disediakan orang tua?
Kondisi kami yg merupakan kontraktor (masih ngontrak) dengan intensitas perpindahan yg
cepat, mutasi dr satu tempat ke tempat lain dlm rentang waktu yg tak terukur, menyebabkan
kami membuat kesepakatan utk tdk banyak membeli barang2.
Mila/Tarakan

1. Terima kasih untuk fokusnya pada anak Mom �

Sangat wajar jika anak mengekspresikan kebelumberhasilannya, yang perlu kita lakukan adalah
mengarahkan anak agar ekspresinya tidak berbahaya.

Jika anak mulai menunjukkan tanda bete, Mommy bisa menawarkan pada anak untuk
memeluknya, beri elusan hangat dan kata-kata menyemangati yang nyaman.

Tawarkan mengulang presentasi dengan gerakan lebih pelan, atau tawarkan pada anak
untuk mengulang bermain di lain hari. Saya lihat usia anak Mommy baru masuk 2 tahun, butuh
banyak kesabaran dan komunikasi produktif antara Mommy dan anak.

Bangun kedekatan lebih hangat dengan anak, percayalah bahwa jika kita menghargai dan
menunjukkan kasih sayang pada anak, mereka akan melipatgandakan apa yang kita beri pada
mereka dan hal ini akan merasuk ke dalam sesi belajar juga

2. Untuk usia anak Mommy, fokuskan dulu pada pengembangan kemandiriannya dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Letakkan akses makan minum di meja yang rendah, letakkan
stool (bangku kecil) untuk dia memanjat wastafel, letakkan buku-buku dalam jangkauan tangan
mereka.

Jika memang ingin merutinkan Montessori di Rumah, sediakan rak sepatu knock down sehingga
bisa dibongkar pasang jika harus pindah rumah. Rencanakan pencapaian dalam 1 tahun, melihat
usia anak Mommy bisa fokus pada area EPL dan sensorial dulu. EPL bisa dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang ada di rumah

Pertanyaan 22

Mia, 4th, surabaya

Saya sungkan bertanya krn terus terang masih belum terbayang misal bagaimana contoh
penerapannya, dsb. mengingat sy betul2 newbie, mohon izin juga bertanya. Ada bbrp hal misal
dari aparatus montessori yg sy masih belum menangkap pesan2 apa manfaat yg didapat oleh si
anak dg mempelajari hal yg teramat detail misal ttg gradasi warna

Mia/Surabaya

Filosofi memang hanya teori yang menjadi dasar pemikiran bagaimana menerapkan
Montessori.

Detail kegiatannya terbagi dalam lima area belajar (Exercise of Practical Life, Sensorial, Bahasa,
Matematika dan Budaya), dimana untuk membahas tiap area perlu waktu yang sangat banyak.
Kenapa harus membahasa filosofi? Karena filosofi ini jiwanya Montessori. Kita bisa saja
membeli apparatus Montessori dan memakainya, tapi tanpa belajar filosofinya kita tidak akan
mampu mengajarkan pada anak sesuai tujuan Montessori. Sehingga apparatus Montessori tanpa
filosofi Montessori, hanya akan berakhir menjadi less Montessori.

Setiap apparatus Montessori didesain untuk fungsi dan tujuan langsung maupun tidak
langsung. Misal Knobbed Cylinder, tujuan langsungnya adalah diskriminasi visual dimana anak
terlatih membedakan dimensi dan melatih konsentrasi, sementara tujuan tidak langsungnya
adalah untuk persiapan menulis dan belajar kosakata (besar, kecil, tinggi, rendah, dsb).

Merujuk pada pertanyaan Mommy, tentang Color Tablet 3, tujuannya adalah untuk pengenalan
berbagai macam gradasi warna pada anak, pengembangan kesadaran varian warna pada
lingkungan, apresiasi keindahan dan persiapan untuk belajar tentang seni

Pertanyaan 23

Nama : ola anisa

Usia anak : 1 bulan

Domisili : jogja

Assalamu'alaikum

1. Saat usia berapa montesori dapat mulai diterapkan pada anak?

2. Kalau menerapkan montesori untuk bayi2 di bawah 1 tahun panduannya bagaimana dan
aktivitasnya apa?

Ola Anisa/Jogja

1. Jika perspektifnya adalah kegiatan praktikal Montessori menggunakan apparatus, maka bisa
dimulai di kisaran usia 1,5 atau 2 tahun. Jika perpspektifnya adalah Montessori sebagai gaya
hidup, maka bisa dipraktekkan sejak anak mulai bisa duduk

2. Montessori for babies ini sebetulnya ranah yang masih ambigu, dikarenakan tidak ada
panduan pakem sehingga banyak orang multitafsir dan lahir banyak versi. Dosen saya di MMI
Indonesia pun masih ragu membawakan Montessori for Babies karena menurut beliau, kegiatan
Montessori tidak merujuk ke usia di bawah 2 tahun dan perlu seorang yang pakar di bidang
tumbuh kembang anak untuk meng-cover aplikasi Montessori untuk bayi

Yang bisa kita lakukan untuk bayi adalah stimulasi sensory dan ini tidak harus Montessori.
Banyak bicara, bernyanyi, bercanda, membacakan buku, sensory play adalah bentuk stimulan
yang bagus untuk bayi. Bisa juga dengan menyediakan mainan, buku di tempat yang mudah
dijangkau, atau menerapkan metode BLW ketika mulai MPASI.
Tambahan;

Tentang prinsip dasar

Anak sy di diagnosa autism high funchtioning sejak umur 2thn skrg usia 7thn, sejak umur
2 thn sudah mengikuti terapi n setelah mengikuti kls online RQ Cahaya#2 mengenal metode
Montessori Masya Allah.. trnyt hampir sama cara penyampaian nya pd anak sy ketika terapi.

Menanggapi penyampaian ms. Nafila tentang prinsip dasar yg diutarakan td, dimana saat
ini fase yg sedang anak sy lalui yaitu kemandirian & konsentrasi apakah termasuk kategori
terlambat? Dan alhamdulillah skrg sudah mulai berlanjut pd memilih/mengambil keputusan
diantara 2 pilihan, Alhamdulillah wlpn dgn bahasa yg sederhana.

Tentang proses perkembangan anak berkebutuhan khusus (Anak autism) bila di kaitkan
dgn periode perkembangan anak pd umumnya?yg mungkin pd usia spti anak sy 7 tahun pny
tahapan perkembangan yg berbeda dgn anak pd umum nya, bgmn menyikapi mental agar tdk
membanding2kan dgn anak yg lain, krn setiap anak pd umumny mmg pny keunikan msng2?

Mom Rika, salam kenal untuk ananda di rumah yaa �

Untuk anak dengan autism kebetulan saya belum belajar khusus tentang hal ini, tapi
berdasarkan yang saya baca Montessori memang pernah dicobakan pada ABK dan berhasil
membantu keseharian mereka sehingga berangkat dari hal ini semoga Mom Rika makin berbesar
hati bahwa ananda bisa berkembang menggunakan metode Montessori. Semoga berjodoh dan
menemukan terapis yang juga fokus di pendekatan Montessori yaa Mom.

Betul bahwa kita tidak perlu membandingkan anak-anak kita. Yang perlu Mom lakukan
adalah bergabung dengan komunitas2 positif untuk fokus pada perkembangan ananda. Setau
saya ada komunitas orang tua dengan anak autisme via FB. Nanti saya forward infonya via Ms
Maya yaa.. Barakallahu Mom �
KESIMPULAN

Dari diskusi tadi bisa kita simpulkan,,


Filosofi memang hanya teori yang menjadi dasar pemikiran bagaimana
menerapkan Montessori.
Detail kegiatannya terbagi dalam lima area belajar (Exercise of Practical Life,
Sensorial, Bahasa, Matematika dan Budaya).

Namun Filosofi adalah jiwanya Montessori. Kita bisa saja membeli apparatus
Montessori dan memakainya, tapi tanpa belajar filosofinya kita tidak akan
mampu mengajarkan pada anak sesuai tujuan Montessori. Sehingga apparatus
Montessori tanpa filosofi Montessori, hanya akan berakhir menjadi less
Montessori.

Demikian Resume Kulwap Kegiatan Pekan Ketiga, Semoga Allah selalu


Membimbing & memudahkan urusan kita.aamiin.

Anda mungkin juga menyukai