Anda di halaman 1dari 3

10 FILOSOFI MONTESSORI

1. Absorbenr Mind
Anak usia 0-6 tahun otaknya seperti spons mudah sekali untuk menyerap semua
informasi-informasi yang ada dilingkungannya dan pada masa ini pula anak mulai
membangun fondasi inti untuk digunakan sepanjang hidupnya.
2. Sensitive Periods
semisal ada orangtua yang ingin anaknya itu ingin sepedah dan orangtua ini sudah
mengobservasi anak kalau sensitive periods ini ada di gerak.
Ciri-ciri gerak seperti dalam hal:
 Suka guling-guling
 Suka lompat-lompat

Karena sesuai dengan usianya 0-6 tahun dengan sensitive periodsnya jadi sesuai
sekali untuk anak tersebut belajar sepedah. Karena dalam belajar sepedah seperti tidak
ada effort, atau effortnya kecil. Perlu diingat bahwasannya Sensitive Periods hanya ada
pada usia 0-6 tahun dan tugas pengajar ialah observasi terus menerus untuk memahami
anak tersebut dalam fase apa?.

3. Prepared Environment
Berkaitan materi dalam Sensitive Periods sangat penting bagi orang dewasa untuk
mempersiapkan lingkungan bagi anak-anak dengan hati-hati. Misal dalam pembelajaran
memotong menggunakan pisau, karena anak tersebut masih belum paham bahwa
bahayanya pisau tersebut atau takut melukai anak tersebut atau juga melukai yang
disekitarnya maka kita sebagai orang dewasa bisa memberikannya pisau roti.
Contoh lain seperti menyiapkan rak sesuai dengan tinggi badan anak tersebut,
sehingga anak tersebut bisa mandiri untuk mengambil apa yang dibutuhkan anak tersebut
dalam rak tersebut. Dengan hal inilah anak-anak dapat mandiri dan percaya diri anak
tersebut dapat bertambah dengan sendirinya karena dapat melakukan hal semuanya
dengan sendirinya.
4. Follow the Child
Yang dimaksud Follow the Child adalah bukan menuruti semua keinginan anak akan
tetapi yang dimaksud ialah bahwa kita sebagai orang dewasa harus selalu observasi dan
mengetahui apa sebetulnya yang menjadi kesekuaan anak dan ketertarikan anak. Dengan
observasi tersebut sehingga kita sebagai orang tua bisa eksplore, bisa optimalkan, bahwa
anak tersebut dalam tertarik dengan hal tersebut seperti anak sedang tertarik dalam hal
membaca, mendengarkan cerita.
Perlu diketahui untuk orang dewasa, kebanyakan kita sebagai orang dewasa sering
sekali kecewa setelah menyiapkan berbagai aktivitas untuk anak akan tetapi anak
tersebut tidak tertarik dalam melakukannya, untuk hal tersebut jadi berikanlah
kesempatan anak-anak sesuai apa yang anak-anak sukai dan bukan dari paksaan dari
orang lain.
Karena ketika anak tersebut berhasil dalam melakukannya sendiri penghargaan yang
terbaik yang didapat pada anak tersebut ialah rasa percaya diri pada dirinya.
5. Individual Differences
Kita mengetahui bahwa tidak ada manusia yang sama, bahkan pada anak kembarpun
pasti memeliki perbedaan. Apalagi pada setiap anak yang terlahir dari orang tua yang
berbeda yang pastinya memliki karakter sendiri-sendiri pada anak tersebut seperti pada
minatnya, kelebihan dan kekurangannya, dan tumbuh kembangnyapun berbeda. Kita
memahami tersebut sebagai sunatullah.
Tugas orang dewasa ialah mengakomodir perbedaan-perbedaan tersebut, karena hal
tersebutlah yang dipentingkan dalam mengembangkan perkembangan anak tersebut. kita
sebagai orang dewasa tidak bisa memaksakan kegiatan anak yang satu tersebut cocok
dengan anak yang lain, untuk merealisasikan mereka yang berbeda keinginan apalagi
pada usia dini tersebut sehingga hal tersebut sengatlah diperlukan
6. Concrete to Abstrak
Kita mengetahui bahwa mereka adalah anak-anak yang dilahirkan tidak berupa kertas
kosong, jadi anak tersebut sudah membawa gen pengetahuan masing-masing yang kelak
akan digunakan untuk mengakses informasi. Anak-anak juga belum sepenuhnya
menguasai apa yang terjadi pada lingkungan sekitarnya sehingga tugas kita sebagai
orang dewasa adalah membantunya memahami dunia ini dengan baik.
Ketika indera-indera pada anak yang sering terekspos makan informasi yang diterima
anak tersebut semakin banyak maka dari itu kita perlu menghadirkan benda-benda yang
bisa mereka cium, bisa dilihat, bisa diraba.
Karena semakin banyak indera yang bekerja maka semakin banyak informasi yang
anak tersebut terima.
7. Hands-on Learning
8. Control of Errors
Coba kita bayangkan ketika seseorang anak-anak sedang bekerja dan guru tersebut
mengatakan “eh bukan itu caranya salah” atau temannya mengatakan “kok gitu sih..., itu
kan salah bukan begitu caranya” pastinya kesal pada anak tersebut ketika mendapatkan
lontaran kata-kata tersebut.
Perlu diingat para guru ketika pendapingi anak-anak, jangan terburu-terburu dalam
mengkoreksi, dan jangan terburu-buru dalam menginterversi anak-anak. Biarkanlah anak
tersebut bekerja, dan mereka juga mengetahui bahwa mereka salah. Ketika hari ini anak
melakukan kesalahan dicoba lagi keesokannya lagi.
Satu lagi perlu diingat bahwa harga diri mereka pada umur 0-6 tahun itu harus
terbentuk dengan baik, kalau kita sebagai orang dewasa terus menerus mengkoreksi anak
tersebut sama saja kita menjatuhkan harga diri anak tersebut.
9. Freedom With Limitation
Kebebasan dengan batasan, dengan hal ini semua itu harus ada aturan dan aturan
tersebut harus diketahui pada anak tersebut. seperti ketika anak tersebut sedang
menyukai dalam hal menggambar, dengan hal tersebut perlu ada aturan dengan
mengingatkan bahwa betul apa tidak menggambar di tembok tersebut.
Kemudian contoh lain ketika anak tersebut sudah selesai bekerja yang harus
dilakukan pada alat-alatnya apa ya???, dan hal tersebut perlu diketahui pada anak-anak
bahwasannya ada aturan ketika selesai dalam melakukan perkerjaan untuk meringkasnya.
10. Respect the Child
Menghargai anak-anak, jika kita mengetahui dulu bahwa anak-anak harus nurut sama
orangtua, orangtua yang paling benar, harus dengerin semua maunya orangtua, anak
tidak boleh melawan orang tua.
Berbeda dengan Montessori orangtua harus rendah hati pada anak, orang tua harus
percaya pada anak. Sehingga yang harus dilakukan oleh orangtua adalah mengobservasi
apa yang dibutuhkan lingkungan untuk membantu perkembangan anak. Sehingga orang
tua disini tidak harus menuntut anak apa yang diinginkan orangtua.
Ketika kita sebagai orang dewasa memberikan pilihan-pilihan kegiatan yang menarik
pada anak, maka anak-anak tersebut akan mampu mengembangkan kemampuannya
untuk bisa memilih fokus, dan memilih kegiatan-kegiatan untuk pengembangan diri
mereka.

Anda mungkin juga menyukai