Anda di halaman 1dari 2

SENSITIVE PERIOD DAN GROUND RULE

1. Sensitive period
 Sensitive period ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun, dan tidak bisa terjadi diluar
umur tersebut. setiap anak memilki sifat keunikan sendiri-sendiri, seperti ketika anak
A Sensitive period bergerak mungkin anak B Sensitive period benda-benda kecil.
 Macam-macam Sensitive period ada enam yaitu:
1) Penyempurnaan indera (indera penciuman, indera penglihatan, indera
pendengaran, indera peraba, dan indera perasa)
Contoh: ketika anak suka memukul-mukul meja itu merupakan anak tersebut
sedang menyempurnakan inderanya.
2) Sensitive period gerak, seperti ada benda kecil, satu titik dibajunya ada noda itu
sudah terlihat padanya, Ada pasir di sofa, Suka keliling rumah dengan tanpa
kejelasan, suka lari-lari.
3) Sensitive period bahasa, yaitu anak tersebut lebih menyukai cerita, suka
dibacakan buku, dan suka berceloteh.
4) Aspek Sosial yaitu anak tersebut berinteraksi dengan orang, ramah, menyapa
jika ada orang baru
5) Ada keteraturan yaitu semua harus teratur, contoh “biasanya anak pagi-pagi
dimandiin ibuk dan semisal pada hari senin ibuk tidak bisa memandikan anak
tersebut sehingga dimandikan ayah bisa jadi anak tersebut tantrum karena tidak
terbiasa hal yang dilakukan setiap harinya.
2. ground rules
yaitu aturan dasar yang harus dipatuhi ketika belajar dengan metode montessori.
1) Tidak menyakiti diri sendiri, semisal jika ada kegiatan yang berpotensi menyakiti
anak, seorang anak menyakiti diri sendiri maka kita orang dewasa menghentikan
kegiatan tersebut semisal memegang pisau dengan berlari.
2) Tidak menyakiti orang lain, contoh “ketika seorang anak membawa king tower dan
kemudian memukulkan ketemannya, maka kita sebagai orang dewasa wajib
menghentikan hal tersebut.
3) Tidak merusak material, contoh “ketika ada king tower dan balok-balok tersebut itu
dilempar-lempar sama anak tersebu atau diinjak-injak, atau dicoret-coret pada anak
anak tersebut maka hal tersebut tidak diperbolehkan sehingga kita sebagai orang
dewa untuk menghentikan kegiatan tersebut yang dapat merusak material.
4) Tidak merusak lingkungan, contoh “ketika anak ingin menggambar dan anak
tersebut ingin menggambar di dinding, karena hal tersebut tidak diperbolehkan maka
kita sebagai orang dewasa segera menghentikannya”. Contoh lain “berkarya dengan
lingkungan dengan memetik bunga dll, hal tersebut juga tidak diperbolehkan karena
hal tersebut sama saja merusak lingkungan”. Dan jika ingin berkarya dengan
lingkungan maka sebaiknya menggunakan daun-daun yang sudah berguguran bukan
pada tumbuhan yang masih hidup.
5) Sesuai dengan tahap tumbuh kembang, contoh “anak tersebut belum bisa berjalan,
akan tetapi anak tersebut ingin naik turun tangga berjalan, dengan begitu kita
sebagai orang dewasa menyuruhnya dengan cara merangkak. Contoh lain “king
tower yang berjumlah sepuluh disusun keatas”. Dan pada anak usia 2 tahun belum
bisa melakukan hal tersebut maka kita sebagai orang dewasa melakukan dengan cara
menurunkan levelnya dengan menyusun 4 balok saja.
6) Sesuai dengan feel you keluarga, contoh “ketika dalam keluarga tidak boleh
berbicara keras-keras, tidak boleh memutar musik dengan keras, maka hal tersebut
di sesuaikan dengan feel you keluarga anak.
7) Ketika anak melanggar drones dust, maka sikap kita sebagai orang dewasa maka
sifat kita dikotrol, dan kita tidak boleh memarahinya bahkan sampai melotot-
melontot.

Anda mungkin juga menyukai