Anda di halaman 1dari 6

SETRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN TODDLER

Disusun oleh:

1. Hangga ziko kurniawan


2. Ike aprilia nurjanah
3. Indah wahyuni
4. Iqbal asegab
5. Lina nurkhovifah
6. Layli agustriyani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017/2018
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Pasien
Anak N usia 2 tahun berjenis kelamin perempuan, merupakan anak ke 2 anak pertama
bernama iqbal berjenis laki laki umur 18 tahun dari pasangan bapak hangga usia 23
tahun pekerjaan petani dan ibu. Dan ibu lina 21 tahun sebagai ibu rumah tangga.
Berat badan anak N 12 Kg dan tinggi badan 100 cm dari hasil wawancara : ibu lina
mengeluh pada anak N yang tidak bisa diatur dan sering membantah.
2. Diagnosa keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
3. Tujuan (keluarga)
Keluarga mengerti tentang perkembangan psikososial pada usia toddler (18 bulan-3
tahun) yang normal dan menyimpang serta cara menstimulasi perkembangan anak.
4. Tindakan keperawatan :
a. Menjelaskan karakteristik prilaku usia toddler normal :
 Mengenal dan mengakui namanya.
 Sering menggunakan kata” Jangan atau Tidak atau enggak”.
 Banyak bertanya tentang hal atau benda yang asing baginya ( Api, Air,
Ketinggian, Warna dan bentuk benda ).
 Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau di perintah misalnya,
minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mmau diperintah.
 Mulai berrgaul dengan orang lain tanpa diperintah.
 Mulai bermain dan berkomunikasidengan anak lain di luar keluarganya.
 Hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua.
 Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
 Mengikuti tindakan keagamaan yang dilakukan keluarga.

b. Menjelaskan kepada orang tua cara-cara menstimulasi perkembangan anak usia


toddler.
1. Informasikan pada keluarga mengenai cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi kemandirian kanak-kanak.
 Berikan aktivitas bermainyang menggali rasa inngin tahu kanak-kanak,
seperti bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas, mencampur
warna, menggunakan cat air, melihat barang/binatang/tanaman/orang
yang menarik perhatiannya dengan tetap menjaga keamanannya.
 Berikan kebebasan tentang kanak-kanak untuk melakukan sesuatu
yang diinginkan, tetapi tetap member batasan.
Misalnya, membolehkan anak memanjat dengan syarat ada yang
mendampingi atau mengawasi atau mengajarkan cara agar tidak jatuh.
 Sampaikan aturan umum yang dapat dimengerti oleh kanak-kanak,
seperti masuk rumah harus member salam, pamit jika akan pergi,
ucapan terima kasih, sopan santun, cuci tangan, sebelum dan sesudah
makan.
 Gunakan kata larangan yang bersifat positif.

Contoh :

 “Main hujan-hujanan menyebabkan pilek”.


 “Jika rambut dan bajunya berantakan, ita menjadi tidak
cantik”.
 Berikan pilihan prilaku yang ingin dilakukan kanak-kanak seperti,
seperti mau mandi atau makan dahulu.
 Latih anak mengerjakan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri, seperti
memakai baju, kaos kaki, sikat gigi, mandi, makan.
2. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara yang akan digunakan keluarga
untuk menstimulasi kemandirian kanak-kanak.
3. Latih keluarga melakukan metode tersebut dan damping saat keluarga
melakukannya pada kanak-kanak.
4. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan dalam melatih
kemandirian kanak-kanak.
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan
1. Fase orientasi
“Selamat pagi ibu saya mahasiswa dari STIKes MUHAMMADIYAH, bagaimana
perasaan ibu hari ini ? nama ibu siapa, bisa dipanggil apa ? oh ibu lina ya, bagaimana
kondisi kesehatan si kecil bu ? siapa namanya ? oh nanda, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang perkembangan nanda, usianya nanda berapa bu ? oh
usianya 2 tahun ya ? mau berapa lama kita akan berbincang-bincang bu, bagaimana
kalau 30 menit bu dan dimana kita akan berbincang-bincang bu? Di ruangan ini saja,
baiklah kita akan berbincang-bincang 30 menit ya bu?”

Baik bu disini kami akan menjelaskan sedikit pengertian apa itu tumbuh kembang
anak?
Pertumbuhan itu sendiri ditandai dengan perubahan bagian badan anak. Yaitu dari
kecil menjadi besar,
Sedangkan perkembangan itu sendiri,ditandai oleh perubahan kemampuan,yaitu dari
perubahan kemampuan anak mualai dari yang terbatas ,dari pengetahuan,mulai
muncul rasa ingin tahu lebih besar ,rasa ingin mencoba, kaya akan
kemampuan,seperti berlari,melompat melempar sesuatu
Fase kerja
1) Baik bu disini kami akan berdiskusi mengenai cara yang dapat dilakukan untuk
menfasilitasi kemandirian anak?

Yang pertama itu

 Nah bu adeknyanya hiperaktife jadi selama adeknyan melakukan aktivitas


bermain seperti bermain tanah ,pasir lilin cat air, tidak perlu dilarang, ibu cukup
mengawasi adeknya, artinya dari aktivitas tersebut adek mempunyai rasa ingin
tahu yang besar
 Ibu berikan kebebasan untuk adek nanda untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan,tetapi ibu harus memberkan batasan untuk adek nanda,misalnya ibu
memperboelkan adek nanda untuk naik kursi yang lebih tinggi,naik turun
tangga,dengan syarat ada yang mendampingi/mengawasi untuk mengajari agar
tidak jatuh
 Baik ibu,adek nanda kan masih umur 2 tahun pada usia inikan rasa ingin tau anak
kan masih besar,jadi ibu bisa menyampaikan aturan umum yang dapat dimengeri
ank anak seperti masuk rumah harus memri salam,pamit jika aan pergi,ucapan
terimakasi,sopan santun ,cuci tangan sebelum dan sesudh makan,dan berdoa
sebelum makan,
 Ibu jika adek nanda bermain yang sekiranya membahayakan dirinya ibu bisa
menggunakan kata larangan yang bersifat positive misalnya, adek nanda sedang
bermain pisau ibu bisa bilang “adek enggak boleh mainan pisau ya, pisau kan
benda tajam nanti bisa melukai tangan adek” dan contoh yang lain jika
penampilan adek nanda tidak rapi ibu bisa bilang “jika rambut dan bajunya
berantakan nanti nanda tidak cantik lagi”
 Nah, ibu jika adek ingin melakukan sesuatu ibu bisa memberikan pilihan terlebih
dahulu misalnya sudah waktnya mandi tetapi adek nanda minta makan ibu bisa
mengajukan pilihan seperti “apakah adek nanda mau makan atau mandi dulu” dan
ibu bisa melatih adek nanda untuk mengerjakan kegiatan yang dapat dilakukan
sendiri seperti, makan sendiri.
2) Nah ibu, bagiamana kalau sekarang kita berdiskusi mengenai cara yang akan
digunakan ibu untuk mendorong kemandirian anak-anak, contohnya jika adek
akan mandi sendiri berilah kebebasan tetapi harus tetap diawasi, contoh lain lagi
jika adek ingin makan sendiri walupun masih berantakan biarkan saja karena itu
untuk melatih kemandirian anak tersebut
3) Baik bu disini kita akan melatih kemandirian anak dengan menyuruh adek nanda
makan sendiri
4) Baiklah sekarang mari kita susun tindakan yang akan dilakukan dalam melatih
kemandirian adek nanda seperti mandi sendiri, makan sendiri dan memakai baju
sendiri
2. Fase terminasi
 Evaluasi subjektif
Nah bu lina tadi kan kita sudah berdiskusi tentang melatih kemandirian anak,
bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan kita ? adakah
manfaat untuk ibu ? syukurlah kalau begitu bu
 Evaluasi objektif
Baik ibu tadi kita sudah berdiskusi, apakah ibu bisa mengulangi tentang apa
saja yang sudah kita diskusikan tadi ? wah betul sekali ibu, nampaknya ibu
sudah paham dan ibu sudah mampu mengingat dengan baik ya

 Rencana tindak lanjut


Baiklah kalau begitu ibu dapat mencoba beberapa cara untuk melatih
kemandirian adek nanda sesuai dengan yang sudah kita diskusikan tadi ya bu
dan pada pertemuan berikutnya ibu bisa menceritakan kepada saya
 Kontrak
Baiklah ibu sampai disini saja pertemuan kita hari ini, bagaimana kalau
minggu depan saya kesini lagi untuk memberikan latihan yang berguna untuk
membentuk kemandirian kepada adek nanda, tempatnya disini saja ya bu dan
waktunya pukul 10, bagaimana apakah ibu bersedia ? baiklah lah ibu kalau
begitu sampai berjumpa lagi, Assalamualaikum..

Anda mungkin juga menyukai