Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

INTERVENSI KASUS PERKEMBANGAN ANAK USIA INFANT

Keperawatan Kesehatan Jiwa

I Oleh :

Dina Azizah

2011113030

Dosen Pengampu :

Ns. Fathra Annis Nauli, M.Kep., Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI ILMU

KEPERAWATAN FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

2022
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ny. Yati mempunyai anak berusia 13 bulan. Ny.A datang ke puskemas ingin
memeriksa perkembangan anaknya, untuk mengetahui perkembangan normal dan
menyimpang pada usia anaknya sekarang.
2. Diagnosa
Potensial (normal) : Berkembang rasa percaya

3. Tujuan
Tujuan tindakan keperawatan psikososial bayi bertujuan:
● Bayi merasa aman dan nyaman
● Bayi dapat mengembangakan rasa percaya

Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan:


● Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan
yang normal dan menyimpang.
● Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya.
● Keluarga mampu mendemonstrasikan cara menstimulasi perkembangan anaknya
● Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan
anaknya
4. Tindakan Keperawatan
Untuk perkembangan psikososial bayi :
1) Panggil bayi sesuai namanya.
2) Gendong dan memelik saat bayi menangi
3) Pada saat bayi menangis segera cari kebutuhan dasar yang terganggu (lapar,
haus, basah dan sakit)
4) Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bayi.Ajak bayi bermain.

Untuk keluarga
1) Informasikan pada keluarga perilaku bayi yang menggambarkan bayi normal
dan menyimpang, karakteristik perilaku bayi normal :
● Tersenyum atau tertawa senang ketika ibunya datang menghampiri.
● Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya.
● Menangis saat merasa tidak nyaman ( basah, lapar, haus, sakit dan gerah)
● Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara
● Mencari suara ibu/orang lain yang memanggilnya.
● Memeluk tubuh ibu/orang lain saat digendong
● Menangis saat digendong orang yang tidak ddikenalnya
● Menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenalnya.
2) Informasikan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anak dengan cara
menjaga kenyamanan dan keamanan/keselamatan bayi.
3) Mendemonstrasikan dan melatih keluarga cara menstimulasi perkembangan
anaknya.
4) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara menjaga
kenyamanan, keamanan dan keselamatan bayi.

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


Orientasi
1. Salam Teraupetik: “Selamat pagi ibu. Saya Cristina, mahasiswa perawat Universitas
Riau. Nama ibu siapa? Biasa dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi: “Bagaimana kabarnya ibu? Bagaimana kondisi bayi iibu? Siapa
Namanya, bu?

Kontrak: “Baik ibu angela, bagaimana kalau kita berbincang-binvang tentang


perkembangan bayi Ibu angela? Berapa lama ibu punya waktu? Bagaimana kalau 30
menit ibu Angela? Di mana kita akan bicara? Di ruangan ini saja? Baiklah”

3. Kerja
“Apakah menurut ibu Angela merawat bayi itu penting? Mengapa? Betul sekali.
Selain itu, dengan merawat bayi secara baik dan benar, bayi akan merasa aman dan
nyaman sehingga memupuk rasa percaya bayi terhadap lingkungan, karena jika
tidak, bayi akan mengalami rasa tidak percaya dan akan menghambat perkembangan
seterusnya. “
“Saya punya leaflet tentang tumbung kembang bayi ni ibu Angela. Ibu satu dan saya
pegang satu. Kita bahas sama-sama ya.”
“ Perkembangan utama bati adalah dapat memupuk rasa percaya, artinya bayi harus
dapat mempercayai oranf di sekitarnya, khususnya ibu karena pada usia ini bayi
sangat bergantung pada orang lain. Beberapa perilaku menandakan bayi mempunyai
rasa percaya adalalag bayi bereaksi senang ketika ibunya datang,
memperhatikan/memandang wajah orang yang mengajak bicara dan mencari suara
orang yang memanggil Namanya, bayi tidak langsung menangis saat bertemu orang
asing, atau bayi akan menangis saat basah, lapar, haus, sakit, gerah. Apakah adik
Sela berperilaku seperti ini? Kalau begitu ibu sudah merawatnya dengan baik ibu
Angela. Supaya perkembangan adik Sela lebih baik lagi, ibu harus selalu memenuhi
kebutuhannya, seperti makan, minum, tidur, kebersihan, tidak nyeri, tidak
kepanasan, merasa dicintai dan disayangi oleh ibunya. Ibu Angela juga harus
mengajaknya berbicara dan jangan memperhatikan hal lain saat menyusui atau
merawatnya karena akan menyebabkan adik Sela merasa tidak di perhatikan.”
“Apakah ibu Angela perhatikan bagaimana perilaku adik Sela setelah makan atau
disusui? Itu menandakan ia sangat senang dan nayaman. Kalau itu berlangsung terus
sampai berusia 1,5 tahun, adik Sela pasti akan mempunya rasa percaya pada
lingkungannya. Rasa percaya ini akan membuat Sela jadi mudah bergaul dengan
orang lain setelah besar nanti. Sebaliknya, kalau kebutuhan tadi tidak terpenuhi, bayi
akan mudah rewel, sulit berpisah dengan ibunya, dan menjerit-jerit jika berpisah
dengan ibu atau sulit berhenti mengisap jempol/empeng. Jika hal itu terjadi, ibu
Angela harus membuat bayi percaya lagi ddengan cara memenuhi semua kebutuhan
dasar bayi, menjaga agar bayi merasa nyaman, diperhatikan, dicintai, dan disayangi
oleh orang di sekitarnya. Menurut ibu Angela, Sela termasuk yang mana? Bagus
sekali, Ibu sudah dapat membuat Sela percaya.”
“Mari kita coba lakukan ke anak ibu ya. Coba panggil Namanya. Bagus, lihat ibu,
mukanya gembira saat ibu Angela panggil dan ibu gendong. Coba saya gendong.
Mari dek sama kakak.” (sambil mengulurkan tangan.). “Lihat bu, dia lihat dulu
muka saya dan tidak mau saya gendong. Ini normal ya bu, karena dia baru pertama
kali bertemu saya dan tidak boleh kita paksa. Nanti kalau sudah kenal dan percaya
pada saya, dia akan mau.”

4. Terminasi:
1. Evaluasi Respon Klien terhadap Tindakan Keperawaan
● Evaluasi Subjektif : “Nah, ibu Angela. Kita sudah berbincang-bincang tentang
perkembangan bayi yang normal dan menyimpang. Bagaimana perasaan ibu
Angela sekarang? apakah bermanfaat?
● Evaluasi Objektif : “Kalau begitu apakah ibu masih ingat bagaimana cara
merawat Sela supaya ia berkembang lebih baik lagi? Betul sekali. Bagus, ibu
Angela sudah mengingat dengan baik. Apakah masih ada hal lain yang ingin ibu
ketahui atau tanyakan?

2. Rencana Tindak Lanjut: “Kalau begitu, ibu dapat mencoba beberapa cara yang
belum ibu lakukan selama ini dan pada pertemuan berikutnya ceritakan pada
saya.

3. Kontrak yang akan Datang: “ Saya dapat ke sini lagi minggu depan ya? Adakah
yang ingin ibu ketahui lagi dan dapat kita bicarakan minggu depan? Kalau
begitu minggu depan kita akan bicarakan tindakan yang ibu lakukan dan
bagaimana cara mempertahankannya. Baiklah, saya permisi dulu, ibu Angela.
Sampai bertemu lagi.”

Anda mungkin juga menyukai