Anda di halaman 1dari 41

Pengaruh Pola Asuh Terhadap

Tumbuh Kembang
Ayu Nabela Mukti, A.Md.Gz
Outline

Pengertian Pola Asuh Pola Asuh Pemberian Pola Asuh Kesehatan


Makan Anak

Pola Asuh Anak Usia 3 - Pengasuhan Positif


6 tahun
Pengertian

Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu
bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan
mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan
sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai
yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat (Fitriyani, 2015)
Tumbuh kembang anak balita tidak dapat dipenuhi hanya oleh kecukupan
gizi & pengasuhan kesehatannya saja. Tiap tahap pertumbuhan anak balita
membutuhkan stimulasi dari pengasuhnya khususnya kasih sayang/afeksi
ibunya, serta lingkungannya. Tanpa afeksi & stimulasi ibu & lingkungannya
semua upaya pemberian gizi dan pengasuhan kesehatan yang diberikan
tidak akan cukup berdampak bagi tumbuh kembangnya. (Gardner JM Powel
dkk 2005)
Anak Usia 3 Tahun

Normal Terabaikan
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
Presentasi Prof Fasli Jalal, Pengukuhan 2009
Pola Asuh Pemberian Makan
1. Penuhi gizi dengan makanan keluarga yang bervariasi terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk, minyak, sayur dan buah
2. Membiasakan anak makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dengan keluarga
3. Batasi anak mengkonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan
berlemak
4. Pastikan anak minum air putih sesuai kebutuhan

• Umur 2-3 tahun sekitar 1.300 ml/hari atau +/- 5 gelas belimbing

• Umur diatas 3 tahun kebutuhan cairan 1.700 ml/hari atau +/- 7 gelas belimbing
5. Biasakan bermain bersama anak dan melakukan aktivitas fisik setiap hari
Keterampilan Makan
Usia 1-3 tahun
• Mulai belajar makan sendiri
• Dapat mengunyah lebih baik, gerkan lidah mulai berputar
• Dapat menggunakan alat makan walaupun belum sempurna
• Lebih baik memberikan porsi kecil dan dapat ditambah sesuai keinginan anak
• Ketertarikan terhadap makanan menurun akibat laju pertumbuhan yang mulai menurun
Keterampilan Makan
Usia 3-6 tahun
• Dapat menggunakan alat makan & minum dengan lebih baik
• Anak sebaiknya didudukkan secar nyaman saat makan
• Selera makan meningkat kembali oleh karena terjadinya pacu tumbuh/growth spurt
• Senang membantu orang di sekitarnya. Merupakan fase yang tepat untuk menngenalkan tentang
makanan, pemilihan & penyiapan
• Secara alamiah memiliki kemampuan mengontrol asupan energi yang menyebabkan variasi selera
makan
• Saat makan seringkali menjadi “arena perang”

• Jangan memaksakan jumlah makanan yang harus dimakan oleh anak

• Jangan mengimingi anak dengan “convenience food” (coklat, permen) sebagai hadiah
menghabiskan sayur/buah

• Buat porsi makan semenarik mungkin & tidak berlebihan


Pola dan Selera makan
Referensi makanan :
Rasa, warna-warni, lembut, lembab, hangat, porsi kecil

Pilihan makanan :
Kelebihan konsumsi susu  kekurangan pangan lain

Pola makan :
Frekuensi > 3x/hr (5-7x)
Usia 2 – 4 tahun : masa tersulit pemberian makan
Pemberian snack
Usia 4 – 6 tahun : kesukaran makan mulai diatasi
Bagian penting, karena ukuran lambung kecil

Jika tidak benar memilih snack  risiko overweight dan obesitas


Pola Asuh Kesehatan Anak
1. Biasakan cuci tangan dan kaki anak dengan air bersih dan sabun setiap habis
bermain
2. Gunting kuku tangan dan kaki secara teratur
3. Mulai ajari sikat anak gigi secara teratur selama 2 menit, dampingi anak sampai usia
8 tahun. Anak usia 2-6 tahun pasta gigi seukuran 1 biji kacang polong
4. Untuk mengurangi risiko gigi berlubang :

• Jangan biasakan anak minum susu dengan botol sambil tiduran

• Jangan membiarkan anak melakukan kebiasaan menghisap ibu jari atau dot

• Jangan membiasakan anak mengemut makanan

• Hindari anak dari makan makanan manis yang bersifat lengket diantara waktu
makan
POLA ASUH ANAK USIA 3 - 6 TAHUN
1. Harus ada kerjasama ayah dan ibu serta anggota keluarga dalam membantu anak menjalani
tahap usia dini. Pada tahap ini terjadi proses mencontoh peran yaitu anak laki-laki mencontoh
peran ayah sedangkan anak perempuan mencontoh peran ibu. Ajari anak konsep perbedaan
laki-laki dan perempuan.
2. Mengajari anak untuk menjaga bagian pribadinya (alat kelamin, paha, dada, pantat dan kaki)
untuk menghindari pelecehan
3. Orangtua membantu anak mengucapkan kata-kata dengan benar
4. Memenuhi kebutuhan anak, baik materi maupun non materi
5. Beri kepercayaan anak untuk melakukan hal-hal tertentu secara mandiri sesuai kemampuan
anak
6. Memberi kesempatan pada anak untuk mengurusi diri-sendiri dengan pengawasan
7. Ketika anak ketakutan, dekaplah dia agar merasa aman, bicarakan ketakutannya, buat anak
menjadi nyaman dan merasa dimengerti
8. Anak 3-5 tahun perlu tidur 10-13 jam sehari (termasuk tidur siang)
POLA ASUH ANAK USIA 3 - 6 TAHUN
9. Penggunaan ponsel pada anak berusia > 24 bulan:

• Batasi penggunaan ponsel tidak lebih dari 1 jam per hari

• Hanya memilih konten program yang berkualitas untuk anak

• Hendaknya dimainkan bersama orangtua (didampingi) untuk meningkatkan proses


belajar anak, memperbanyak interaksi, dan mengatur pembatasan waktu penggunaan
ponsel

• Jangan mengunakan ponsel selama proses makan, dan pada 1 jam sebelum waktunya
tidur

• Matikan semua TV dan perangkat media bila sedang tidak digunakan


Seri Pendidikan Orang Tua

Pengasuhan Positif
“Apresiasi perilaku positif anak pada waktu dan
proposi yang tepat merupakan pembentuk karakter
anak.”
Apa Itu Pengasuhan Positif?
Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling
menghargai, membangun hubungan yang hangat
antara anak dan orang tua, saling membangun,
serta mendukung tumbuh kembang anak.
Pendekatan yang mengedepankan
penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan
hak anak, serta kepentingan terbaik anak.

Upaya untuk memberikan lingkungan yang


bersahabat dan ramah sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang lebih baik.
APA ITU POLA ASUH?

Proses interaksi antara orang tua dan anak


dalam mendukung perkembangan fisik,
emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak
anak dalam kandungan sampai dewasa,
sehingga anak tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat,
berbudi pekerti yang luhur, dan berakhlak
mulia.
Di mana dan Siapa yang Harus
Melakukan Pengasuhan Positif?
LINGKUNGAN RUMAH

Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, Kakek, Om, Tante, Sepupu, dan


Asisten Rumah Tangga (Semua orang dewasa yang ada
di rumah).

LINGKUNGAN SEKOLAH

Guru, Kepala Sekolah, Administrator, dan Warga Sekolah


lainnya.

LINGKUNGAN MASYARAKAT

Tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar tempat


tinggal.
Prinsip Utama dalam
Pengasuhan Positif
Anak harus diperlakukan dengan:

• Cinta dan kasih sayang


• Penghargaan dan saling memaafkan
• Bebas dari tindakan kekerasan
• Tidak membeda-bedakan
Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan
menyenangkan bagi tumbuh kembang anak, dengan cara:

• Menjaga keharmonisan keluarga


• Memenuhi kebutuhan anak
• Melakukan stimulasi/pendidikan sesuai
dengan tahap perkembangan anak
• Memberikan perlindungan dari tindakan
kekerasan
“Tetap tenang saat menghadapi situasi sulit
adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
penerapan pengasuhan positif.”
Memberikan keteladanan yang baik
BAGAIMANA
MENERAPKAN
PENGASUHAN Melakukan pembiasaan baik
POSITIF?

Melakukan pengasuhan tanpa


kekerasan

Melakukan pengasuhan secara


berkelanjutan
APA YANG HARUS DIPAHAMI
ORANG TUA?
Diantaranya:

Memahami
Memahami Cara Memahami
Tahap
Berkomunikasi Tentang
Perkembangan
Efektif Disiplin Positif
Anak
“Siapapun dia, setiap anak Indonesia terlahir cerdas.
Lemah di satu sisi, jenius di sisi lain. Tugas orang tua
adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan
kelemahan seorang anak”
“Tetap tenang saat menghadapi situasi sulit

Bagaimana Cara
adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
penerapan pengasuhan positif.”
Berkomunikasi Efektif?
KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi akan efektif apabila


penyampaian pesan dapat
dipahami oleh penerima pesan
dengan nyaman.
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK

• Memberi kesempatan pada anak agar bicara


lebih banyak
• Mendengar aktif
• Berkomunikasi dengan posisi tubuh sejajar
dengan anak dan kontak mata
• Berbicara dengan jelas dan singkat agar anak
mengerti
• Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif
(hindari kata jangan)
• Merefleksikan/memantulkan perasaan dan arti
yang disampaikan
• Memperhatikan bahasa tubuh anak
• Berempati
CONTOH UCAPAN MEMBAHAGIAKAN

Bagaimana harimu, Terima kasih ya Kakak/ Ibu dan Ayah


coba cerita sama Adik sudah membantu Menyayangimu
Ibu dan Ayah? Ibu dan Ayah. Nak

Ibu dan Ayah Coba cerita dulu...


kangen sama Kok wajahnya begitu?
kamu Nak Oh begitu...

Maafkan Ibu dan Ayah


Selamat ya... Ibu dan Ayah akan ada
ya Nak, karena
Ibu dan Ayah bangga untuk Kakak dan Adik
Melakukan sesuatu
dengan usahamu kapanpun dibutuhkan
yang salah
PENGHALANG KOMUNIKASI

• Menyalahkan • Memberi label


• Meremehkan • Mengejek
• Perintah/titah • Membandingkan
• Ceramah • Menyindir
• Mengomel
Bagaimana Menerapkan
Disiplin Positif?
DISIPLIN POSITIF

Pembentukan kebiasaan dan


tingkah laku anak yang positif
dengan kasih sayang sehingga
anak dapat menjadi makhluk sosial
dan tumbuh berkembang dengan
optimal.
DISIPLIN POSITIF

• Disiplin bukan mengendalikan


anak dengan kekerasan atau
melarang hal yang diinginkan
anak.

• Disiplin bukan menghukum


anak yang melakukan
kesalahan.
TUJUAN DISIPLIN

• Membuat anak dapat


bertanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
• Memberikan kesempatan kepada
anak untuk membangun tingkah
laku sesuai dengan yang
diinginkan oleh lingkungannya.
• Mengajarkan anak bagaimana
bertingkah laku, memahami mana
yang benar dan mana yang salah.
BAGAIMANA CARA MENDISIPLINKAN ANAK?

Membuat Kesepakatan Bersama


Menyepakati aturan untuk anggota keluarga.

Sabar dan Percaya Diri


Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran
yang tinggi dan keyakinan bahwa orang tua
memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.

Tenang
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang
disampaikan lebih jelas sehingga mudah dipahami
anak.
Memilih Waktu yang Tepat

Pilihlah waktu yang tepat jangan menunda-


nunda, sampaikan pesan berulang-ulang
dengan cara menyenangkan.

Konsisten

Orang tua harus konsisten dengan keputusan


atau aturan yang telah ditetapkan bersama.
Memberikan Contoh dan Penjelasan
Orang tua harus memberikan contoh dengan
menerangkan maksudnya sehingga anak
mengerti mengapa ia harus bertingkah laku
seperti yang diharapkan.

Tidak Mudah Menyerah


Jangan mudah terpancing oleh perilaku
anak sehingga menimbulkan kemarahan.
Bila menghadapi kegagalan ulangi kembali,
percayalah anak mampu belajar disiplin.
Menghindari Melakukan Kekerasan

Hindari mencaci, mengecam, memukul anak,


karena bisa membuat anak benci, dendam, dan
mengacuhkan orang tuanya.

Jangan Mengungkit-ungkit Perilaku


yang Sudah Berlalu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai