Anda di halaman 1dari 5

HEALTH PROMOTION OF THE INFANT AND FAMILY

I. MASA INFANT
Pada masa infant dimulai dari usia 1 bulan sampai 1 tahun.

II. PERUBAHAN DALAM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. PERUBAHAN FISIK:

Ukuran tubuh akan bertambah dengan sangat cepat pada tahun pertama
kehidupan, berat badan meningkat dua kali lipat pada usia 5 bulan dan menjadi
3 kali lipat pada usia 12 bulan. Penglihatan dan pendengaran bayi akan
berkembang, pola fungsi tubuh menjadi stabil yang dapat dilihat dari pola tidur,
eliminasi, dan jadwal makan.

2. PERUBAHAN KOGNITIF:

Perkembangan otak yang komplek selama tahun pertama dapat dilihat dari
perubahan tingkah laku bayi. Otak yang sedang berkembang akan memproses
stimulasi yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Bayi
membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan indra.
Perawat harus mengevaluasi ketepatan dan kecukupan kesempatan itu.
Contohnya, bayi yang dirawat di rumah sakit kadang tidak memiliki energy
untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga memperlambat
perkembangan kognitifnya. Bayi harus dirangsang sesuai dengan temperamen,
energy, dan usia mereka. Dalam hal ini perawat dapat mengajak berbicara dan
memberi semangat pada bayi untuk menghisap dotnya sambil memberi makan
melalui selang NGT.

Bahasa, merupakan aspek kognitif yang berkembang selama tahun pertama.


Bayi pada awalnya hanya dapat menangis dan tertawa akan belajar meniru
suara, mengenali arti berbagai perintah sederhana, dan mengulangi perkataan
tanpa mengetahui artinya, Saat berusia 1 tahun, bayi dapat mengenali
namanya, mampu mengucapkan tiga sampai lima kata dan memahami hampir
100 kata. Perawat dapat mendorong ketrampilan berbahasa dengan
menyarankan orang tua menyebutkan nama obyek yang menjadi focus
perhatian bayi. Perawat juga mengawasi perkembangan bahasa bayi untuk
melihat adanya keterlambatan atau kelainan perkembangan.

3. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL:

Bayi usia 2 dan 3 bulan mulai tersenyum untuk memberikan respon dan bukan
sekedar reflek. Mereka mulai mengenali perbedaan antar individu karena
peningkatan kemampuan sensorik dan kognitifnya. Saat berusia 8 bulan
mereka telah dapat membedakan orang asing dengan individu yang dikenalnya
sehingga memberikan respon yang berbeda pula. Saat bayi stress dia akan
mencari dukungan kenyamanan kepada orang tuanya. Pada usia 9 bulan bayi
telah ikut dalam permainan social sederhana seperti memasak dan ci luk ba.
Permaianan interatif yang lebih komplek seperti petak umpet yang melibatkan
obyek. Saat masa ini temperamen anak akan tampak dan mempengaruhi
interaksi orang tua dan anak. Perawat membantu orang tua memahami
temperamen ini dan menentukan praktik pengasuhan yang tepat. Anak yang
dirawat di rumah sakit sering kesulitan membangun batasan fisik karena adanya
intervensi fisik yang berulang disertai sensasi nyeri.

Permainan merupakan kumpulan aktifitas yang mengandung interaksi


individu dengan lingkungannya dan orang lain. Kegiatan ini dapat membangun
ketrampilan kognitif, social, dan motorik. Permainan pada infantile umumnya
melibatkan sifat eksplorasi karena penggunaan indera untuk mengamati
tubuhnya dan obyek yang menarik di sekitarnya. Kegiatan seperti memasukan
jari kaki ke mulut akan menimbulkan rasa senang, Individu dewasa dapat
membantu proses pembelajaran ini dengan merencanakan kegiatan yang
mendorong perkembangan dan menyediakan mainan yang aman untuk bayi
seperti, boneka diisi kapas, mainan karet.

III. RISIKO KESEHATAN:


1) Pencegahan Cedera :
Cedera dapat disebabakan kecelakaan kendaraan bermotor, aspirasi, tercekik, jatuh,
atau keracuanan merupakan penyebab utama kematian pada anak berusia 6 sampai
12 bulan. Oleh karena anak mencapai perkembangan motorik dan menjadi lebih
penasaran, maka dibutuhkan pengawasan yang ketat dan kontinu untuk mencegah
cedera.
2) Penganiayaan Anak:
Penganiayaan anak mencangkup kekerasan fisik yang disengaja maupun tidak,
kekerasan atau pengabaian emosional, dan kekerasan seksual. Anak berbagai usia
dapat mengalami kekerasan, namun yang berusia paling muda akan paling rentan.
Pada anak yang dirawat di rumah sakit karena penganiyaan memiliki kebutuhan
perkembangan yang sama dengan anak lainnya sehingga perawat harus mendukung
hubungan anak dengan keluarganya.

IV. MASALAH KESEHATAN:


1.NUTRISI :
Kualitas dan kuantitas nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak Menyusui sangaat dianjurkan untuk bayi karena nutrisi ASI yang dapat
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Penelitian menunjukan bahwa susu
formula tidak sebanding dengan ASI dalam menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Penambahan makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 6
bulan karena system pencernakan belum cukup matang untuk menerima komposisi
nutrisi tersebut, karena bayi akan terpajan pada antigen makanan yang menimbulakn
alergi protein makanan. Pengenalan sereal, buah, sayur dan daging sesudah 6 bulan
akan menyediakan zat besi dan vitamin bagi anak. Jumlah dan frekuensi pemberian
makan bervariasi sehingga dibutuhkan pengetahuan pola pemberian makan bagi
orang tua. Jangan memberikan madu pada bayii berusia dibawah 1 tahun karena ada
kemungkinan keracuanan botulisme anak.

2. IMUNISASI:

Imunisasi telah berperan mengurangi angka infeksi dalam 50 tahun terakhir sehingga
menjadi factor penting dalam promosi kesehatan anak. Imunisasi primer dimulai
segera setelah anak lahir dan dilengkapi selama masa anak-anak awal.

3.TIDUR :
Pola tidur pada anak memiliki variasi. Umumnya anak dapat tidur pada waktu siang
maupun malam sampai uisa 3-4 bulan. Pada usia 6 bulan, sebagian besar anak
sudah memiliki pola tidur noktural dengan lama antara 9 sampai 11 jam di malam
hari. Rata-rata tidur harian total adalah 15 jam. Pada akhir tahun pertama, sebagian
besar bayi akan tidur siang sebanyak satu atau dua kali per hari.

PEDOMAN PEMBERIAN ASI :

a. Kuatkan niat,tekad dan yakinkan untuk memberikan ASI ekslusif bagi bayi.
b. Segera berikan ASI begitu bayi lahir. Hindari bayi mengenal susu botol terlebih
dalu daripada ASI
c. Sambil menyusui, tatap mata bayi dan ajak bicara serta berikan sentuhan
lembut untuk membengun ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak.
d. Konsumsilah makanan dan minuman bergizi
e. Tidur dan istirahat ibu harus cukup
f. Jika ibu terserang flu, teruskan pemberian ASI kepada bayi (ibu memakai
masker)
g. Berikan dukungan suami “breasfeeding father “
h. Selama usia 6 bulan kebutuhan gizi bayi cukup dengan ASI ekslusif, Namun
begitu genap 6 bulan bayi perlu makanan tambahan di luar ASI.

PEDOMAN PEMBERIAN MPASI (MAKANAN PENDAMPING ASI)

a. Pada tahap awal. Pemberian MPASI bertujuan mengenalkan aneka rasa, tekstur
dan aroma makanan. Jadi, belum sepenuhnya diorientasikan untuk memenuhi
kebutuhan gizi secara penuh.
b. Gunakan peralatan makan yang aman dan menarik
c. Mulailah memberikan makanan halus,lalu secara bertahap, beranjak pada
makanan yang padat
d. Upayakan agar menu yang disajikan bervariasi
e. Pada tahap awal, jangan memaksa bayi untuk menghabiskan porsi makanan yang
banyak
f. Sebaiknya, pemberian makan jangan dilakukan berdekatan waktu pemberian
ASI.sebab Bayi masih terlalu kenyang
g. Melatih dan mengajari anak maka memerlukan kesabaran dan ketlatenan
h. Hentikan dahulu pemberian daging ,ikan, telur dan lainnya jika ternyata
menimbulkan reaksi alergi pada bayi
i. Untuk pemberian jus, sebaiknya dibuatkan sendiri aneka jus segar dengan
memisahkan biji-bijinya lewat cara disaring
j. Biasakan menjadwal pemberian makan dengan waktu yang sama setiap harinya.
k. Jika anak terlihat ingin mencoba makan sendiri, biarkan ia melakukannya ,
meskipun menyebabkan bajunya kotor.
l. Begitu anak berusia 1 tahun, mulailah mengenalkan menu makanan keluarga
sehari-hari

PEDOMAN MENGOLAH MAKANAN BAYI

a. Pilih bahan makanan (buah, sayur, daging) yang segar dan berkualitas
b. Gunakan peralatan rumah tangga (pisau) dalam keadaan benar-benar besih
c. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan
d. Cuci dan bersihkan bahan makanan dengan air bersih dan mengalir
e. Memasak makanan hingga lunak
f. Tidak menambah garam,gula/madu pada makanan bayi <1 tahun
g. Saring makanan bayi dengan penyaring khusus
h. Jika makanan masih beku dari pendingin keluarkan dan hangatkan

PERAWATAN KHUSUS

1.DIAPER RASH:

DIAPER RASH
- Dikarenakan pemakaina diaper yang kurang memperhatikan kebersihan, detergen
atau sabun atau karena gesekan diaper dengan kulit.
- bentuk : dermatitis
- Perawatan : -mencuci dengan air bersih
-keringkan setelah BAB , BAK dengan handuk lembut
- beriakn pelembab /baby oil
Tidak memakai diaper dulu samapi sembuh

A. Stimulasi Dasar Perkembangan Bahasa pada Toddler


1. Usia 12 bulan
a. Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak menunjuk dan menyebutkan nama – nama bagian tubuh. Beri label
secara sering pada barang-barang yang diminati oleh anak, cukup dengan satu
atau dua kata. Jika anak berbicara untuk meminta barang maka pegang barang
tersebut kemudian beri label sebelum diberikan kepada anak sambil menyebutkan
barang tersebut. Lanjutkan dengan buku-buku berwarna dan bermain Ci Luk Ba.

b. Bergaul dan bicara


Beri kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri.

2. Usia 18 bulan
a. Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengikuti perintah sederhana. Bernyanyilah lebih sering untuk anak,
gunakan nada yang dikenal oleh anak ulangi dan ulangi lagi setiap hari. Kata-kata
dalam sebuah lagu dapat membuat anak menyesuaikan diri dengan situasi. Bicara
dengan bahasa sederhana, mudah dimengerti dan jelas. Tiru kata anak yang salah
kemudian perbaiki dengan kata yang jelas anak jika ada kesalahan ucap.
Diskusikan apa yang anak rasakan, dengar dan lakukan sepanjang hari.

b. Bergaul dan mandiri


Latih agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu

3. Usia 2 tahun
a. Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengenal bentuk dan warna. Kata-kata baru terus diulng-ulang dan
gunakan gerak tubuh serta intonasi untuk memperjelas informasi. Ceritakan apa
yang Ibu lakukan dan buatlah dengan percakapan yang mudah dimengerti oleh
anak. Ibu dapat menggunakan beberpa pertanyaan untuk menstimulasi
penambahan bahasa dengan waktu yang singkat dan sering. Terlalu banyak
pertanyaan akan membuat anak frustasi jika tidak dapat meresponnya.

b. Bergaul dan mandiri


Latih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkanya sendiri.

4. Usia 2,5 tahun


Rangkaikan suku kata dengan menggunakan “Saya, Dia” kemudian bentuk kalimat
sederhana seperti “Saya suka kue”. Bacakan cerita atau dongeng yang terkenal atau
dikenal oleh anak dan dorong anak untuk menceritakan apa yang terjadi atau
mengulang cerita yang sudah didengarkannya. Lanjutkan untuk mendengarkan atau
bernyanyi bersama lagu yang dikenal anak.

5. Usia 3 tahun
Dorong penambahan kosakata dengan melanjutkan untuk bercerita mengenai diri Ibu
atau aktivitas yang dilakukan Ibu sepanjang hari. Gunakan kata-kata yang sederhana
antara 4-5 kata ketika bercerita dengan anak. Anak berespon dengan bertanya dan
ajak anak bermain dan Ibu bermain layaknya seperti anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai