Anda di halaman 1dari 7

Amandel atau Tonsilitis

Amandel atau tonsil adalah dua buah kelenjar getah bening di kedua sisi belakang
tenggorokan. Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang mengandung sel-sel
antibodi untuk menjebak dan membunuh bakteri dan virus patogen dalam perjalanan
memasuki tubuh.

Tonsilitis adalah peradangan amandel sehingga amandel menjadi bengkak, merah, melunak
dan memiliki bintik-bintik putih di permukaannya. Pembengkakan ini disebabkan oleh
infeksi baik virus atau bakteri.

Ada banyak virus yang dapat menyebabkan tonsilitis, yang paling umum adalah virus
Epstein-Barr dan virus Coxsackie. Di antara bakteri yang menyebabkan tonsilitis, kelompok
streptokokus A adalah yang paling umum.

Penyebab

Yang umum menyebabkan sebagian besar tonsilitis adalah pilek virus ( adenovirus,
rhinovirus, influenza, coronavirus, RSV ). Hal ini juga dapat disebabkan oleh virus Epstein-
Barr, herpes simpleks virus , cytomegalovirus, atau HIV. Yang paling umum menyebabkan
kedua adalah bakteri. Para bakteri penyebab umum paling adalah Group A-hemolitik
streptokokus β ( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. Kurang bakteri
penyebab umum termasuk: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, pertusis, Fusobacterium , difteri, sifilis, dan gonore.
Dalam keadaan normal, seperti virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan
mulut, mereka disaring di amandel. Dalam amandel, sel-sel darah putih dari sistem kekebalan
tubuh me-mount sebuah serangan yang membantu menghancurkan virus atau bakteri, dan
juga menyebabkan peradangan dan demam. Infeksi juga mungkin ada di tenggorokan dan
sekitarnya, menyebabkan peradangan pada faring. Ini adalah area di bagian belakang
tenggorokan yang terletak di antara dalam kotak suara dan tonsil. Tonsilitis dapat disebabkan
oleh bakteri streptokokus Grup A, mengakibatkan radang tenggorokan. Viral tonsillitis
mungkin disebabkan oleh berbagai virus [10] seperti virus Epstein-Barr (penyebab infeksi
mononucleosis ) atau adenovirus. Kadang-kadang, tonsilitis disebabkan oleh infeksi dari
spirochaeta dan Treponema, dalam hal ini disebut 's angina Vincent atau-Vincent angina
Plaut.

amandel terinfeksi

Karena fungsinya sebagai benteng perlawanan terhadap infeksi, amandel rawan terkena
infeksi. Namun, fungsi amandel tersebut kian menurun saat remaja dan dewasa. Itulah
mengapa radang amandel jarang dijumpai pada orang dewasa. (Paling umum pada anak-anak
usia 3 sampai 7 tahun).

Penyembuhan dan komplikasi

Bila tanpa komplikasi, biasanya tonsilitis hanya berlangsung sekitar beberapa hari dan hilang
sendiri tanpa pengobatan. Tonsilitis karena virus bisa berlangsung lebih lama hingga hitungan
minggu.

Komplikasi dapat terjadi bila ada infeksi sekunder di telinga tengah atau sinus. Streptokokus
A bahkan dapat menyebar melalui tubuh dan menginfeksi organ-organ vital, khususnya
jantung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen, yang mengakibatkan penyakit
jantung di masa depan.

Kemungkinan komplikasi lain dari tonsilitis adalah abses peritonsillar (quinsy). Ini terjadi
ketika sekelompok bakteri terdorong oleh pertumbuhan jaringan baru. Abses ini tidak berada
di amandel lagi tapi di salah satu sisinya. Tidak seperti tonsilitis sederhana, quinsy cenderung
dirasakan pada satu sisi tenggorokan. Pasien dengan kondisi ini sering terlihat memiringkan
kepala ke satu sisi untuk mengurangi rasa sakit. Quinsy terjadi pada sekitar 1 dari 3.000
orang per tahun dan lebih sering terjadi pada remaja dengan radang amandel.

Gejala

Gejala umum tonsilitis meliputi:

 merah dan / atau bengkak amandel


 putih atau kuning patch pada amandel

 tender, kaku, dan / atau leher bengkak

 sakit tenggorokan

 sulit menelan makanan

 batuk

 sakit kepala

 sakit mata

 tubuh sakit

 otalgia

 demam

 panas dingin

 hidung mampet

Tonsilitis akut disebabkan oleh bakteri dan virus dan akan disertai dengan gejala sakit telinga
saat menelan, bau mulut, dan air liur bersama dengan radang tenggorokan dan demam. Dalam
hal ini, permukaan tonsil mungkin merah cerah atau memiliki lapisan putih keabu-abuan,
sedangkan kelenjar getah bening di leher akan membengkak.

Pengobatan

Pada kebanyakan orang, infeksi yang disebabkan oleh virus hanya perlu diobati dengan
parasetamol untuk menurunkan demam. Pereda nyeri juga mungkin berguna untuk
mengurangi rasa sakit .

Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri mungkin perlu diobati dengan antibiotik (misalnya
penisilin atau eritromisin, jika alergi terhadap penisilin). Jika anak Anda mendapatkan
antibiotik, penting sekali untuk meminum obat sampai tuntas agar bakteri benar-
benar musnah dan tidak menjadi resisten obat.

Bedah amandel
Bedah untuk mengangkat amandel (tonsilektomi)–dulu pernah menjadi tindakan umum untuk
mengobati tonsilitis–hanya dilakukan bila tonsilitis sering berulang atau kronis, tidak
merespon pengobatan atau menyebabkan komplikasi serius. Pengangkatan amandel tidak
berefek buruk terhadap daya kekebalan tubuh secara keseluruhan. Namun demikian, operasi
ini kini relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dulu.

Komplikasi

Komplikasi jarang mungkin termasuk dehidrasi dan gagal ginjal karena kesulitan menelan,
saluran udara diblokir karena peradangan, dan faringitis karena penyebaran infeksi. Suatu
abses dapat mengembangkan lateral tonsil selama infeksi, biasanya beberapa hari setelah
terjadinya tonsilitis. Hal ini disebut sebagai abses peritonsillar (atau quinsy). Jarang, infeksi
bisa menyebar di luar tonsil mengakibatkan peradangan dan infeksi pada vena jugular
internal yang memunculkan suatu menyebarkan infeksi septicemia ( 's sindrom Lemierre ).
Dalam kasus kronis / berulang (secara umum didefinisikan sebagai tujuh episode tonsilitis
pada tahun sebelumnya, lima episode di masing-masing dari tahun sebelumnya dua atau tiga
episode di masing-masing tiga tahun sebelumnya), atau di kasus akut tonsil palatina dimana
menjadi begitu bengkak yang menelan terganggu, sebuah tonsilektomi dapat dilakukan untuk
menghilangkan amandel. Pasien yang amandel telah dihapus masih dilindungi dari infeksi
oleh sisa dari sistem kekebalan tubuh mereka. Dalam kasus yang sangat jarang radang
tenggorokan, penyakit seperti demam rematik atau glomerulonefritis dapat terjadi.
Komplikasi ini sangat jarang terjadi di negara-negara maju, namun tetap menjadi masalah
yang signifikan di negara-negara miskin. Tonsilitis berhubungan dengan radang tenggorokan,
jika tidak diobati, juga dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatrik pediatrik autoimun
terkait dengan infeksi streptokokus ( panda ). Tonsilloliths terjadi pada sampai 10% dari
populasi sering karena episode tonsilitis.
Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium.[1] Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut.[2] Di dalam tubuh manusia,
parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah
merah.[1] Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai
penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung
pada kematian. [2]

Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium
dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.[3] Daerah selatan
Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka
kejadian malaria tertinggi.[3]

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik.[4] Sekitar
300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap
tahunnya.[4] 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.[4]

Patofisiologi

Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penu
bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal.

Pengobatan

Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin.

Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap
klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang
terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.

Tanggal 18 Oktober 2011 tim peneliti melaporkan hasil uji coba klinis Fase III vaksin untuk
melawan parasit Plasmodium falciparum disebut RTS, S/AS01 yang didanai
GlaxoSmithKline dan Malaria Vaccine Initiative PATH pada ribuan anak-anak di Afrika.[5]
LEUKIMIA
Leukemia dalah salah satu peyakit kanser yang menyerang sel darah. Jadi leukemia adalah kanser sel
darah. Banyak jenis kanser menyerang manusia pada usia tertentu, tetapi leukimia menyerang semua usia
sejak bayi hingga orang tua. Kerana leukimia adalah sel kanser darah maka sebaiknya kita mengenal terlebih
dahulu tentang sel darah dan apa yang terjadi jika timbul leukemia.

Dalam aliran darah ada terdapat komponen darah yang terbentuk zat cair yang disebut plasma darah dan
komponen darah yang terbentuk sel, yang terdiri dari 3 jenis sel yang mempunyai fungsi masing-masing,
iaitu:

1. Sel darah merah atau eritrosit yang berfungsi membawa karbon dioksida (CO2) dari seluruh tubuh ke
paru-paru. Sel darah merah inilah yang memberi warna darah kerana jumlahnya yang paling besar.

2. Sel darah putih atau lekosit yang bertugas melawan infeksi

3. Sel keping darah atau trombosit yang menutup lubang jika terjadi kebocoran pembuluh darah dan
bersama faktor pembekuan menghentikan perdarahan.

Ketiga jenis sel darah tersebut diproduksi dalam sum-sum tulang iaitu bahagian tengah tulang yang berbentuk
seperti spons. Semua sel darah berasal dari satu sel induk yang disebut sel stem pluripoten. Sel darah yang
masih muda (immature) disebut sel blast. Semua sel blast ini dalam keadaan normal berada dalam sum-sum
tulang sampai berbentuk sel matang (mature). Sel-sel darah diproduksi secara teratur dan terkontrol sesuai
kebutuhan tubuh. Misalnya, jika terjadi perdarahan (menstruasi dll) sum-sum tulang akan membuat sel darah
merah lebih cepat/ lebih banyak untuk mempertahankan kadar haemoglobin.

Tabel 1. Kadar-nilai normal sel-sel darah

Laki-laki Wanita
Haemoglobin 13-18 g/ dL 12-16 g/ dL
Leukosit 5-10 k/ ul 5-10 k/ ul
Trombosit 150-440 k/ ul 150 - 440 k/ ul

Sel Leukemia

Jika terjadi leukemia, sum-sum tulang memproduksi sel darah merah tertentu yang tidak normal dalam
jumlah yang berlebihan. Sel leukemia dengan pewarna khusus dibawah mikroskop nampak berbeza dengan
sel normal. Disamping bentuknya, sel leukemia juga berfungsi tidak seperti semestinya.
Jenis Leukemia

Dari cara dan cepatnya penyakit tersebut berkembang biak, leukemia dibahagi kepada leukemia akut dan
leukemia kronis.
Pada leukemia akut, sel darah abnormal yaitu sel blast abnormal tetap immature sehingga tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Jumlah sel-sel tersebut sangat banyak, sehingga bila tidak segera diubati akan segera
memburuk.
Pada leukimia kronis juga terdapat banyak sel blast, tetapi juga terdapat sel yang lebih mature.
Perjalanan penyakit lebih lambat.
Leukimia dapat timbul dari dua jenis pokok sel darah putih yaitu sel limfoid dan sel mieloid. Bila
mempengaruhi sel limfoid disebut leukimia limfpsitik dan bila mempengaruhi mieloid disebut leukemia
mielositik.

Jenis leukemia yang biasa dihidapi ialah :

1. Leukemia akut, jenis ini yang banyak ditemui pada kanak-kanak, tetapi juga
dapat menyerang orang dewasa, terutama berusia 65 tahun atau lebih.

2. Leukemia mielositik akut, meyerang kanak-kanak maupun orang dewasa

3. Leukemia limfositik kronik, biasanya menyerang orang dewasa diatas 55 tahun, tetapi juga
menyerang dewasa muda

4. Leukemia mielositik kronik, biasanya menyerang orang dewasa.

Dibawah ini adalah gejala-gejala leukemia yang biasa ditemui:

1. Pucat, lemas, cepat lelah, nafas terengah bila bekerja atau berjalan cepat, sering berkunang-kunang

2. Demam, menggigil dan timbul gejala lain seperti flu

3. Sering terserang infeksi (gigi, gusi bengkak, kulit dan saluran nafas dll)

4. Kehilangan nafsu makan, berat badan turun

5. Pembesaran kelenjar getah bening

6. Rasa tidak selesa atau pedih diperut kiri atas kerana pembesaran limpa, atau diperut kanan atas kerana
pembesaran hati

7. Mudah mengalami perdarahan (lebam-lebam dikulit, perdarahan gusi)

8. Berpeluh pada waktu malam

9. Ngilu tulang dan sendi

Pada leukemia akut limfositik, sel leukemia sering menyerang otak atau jaringan saraf sum-sum tulang
belakang (sering disebut susunan saraf pusat). Apabila hal ini terjadi akan menimbulkan gejala seperti: sakit
kepala, muntah, bingung, gerakan yang tak terkendali, kejang dan nyeri otot. Sel leukemia juga dapat
menyerang buah zakar, sehingga timbul pembengkakan. Selain gejala tersebut diatas, kerana leukemia pada
dasarnya boleh menyerang semua organ, maka akan timbul gejala lain sesuai dengan organ yang terinfiltrasi.

Diagnosa

Untuk mengadakan diagnosa leukemia, doktor perlu meneliti riwayat penyakit penderita, melakukan
pemeriksaan fizik umum dan pemeriksaan untuk mengetahui adanya pembengkakan hati, limpa dan kelenjar
getah bening diketiak, leher dan selangkangan serta pemeriksaan pemeriksaan lainnya. Ujian darah berguna
untuk mengetahui bentuk sel darah, menentukan jumlah sel darah matang dan sel darah yang belum matang.
Meskipun demikian ujian darah tidak memberikan informasi tentang jenis leukemia.

Untuk mengetahui jenis leukemia, perlu dilakukan pemeriksaan aspirasi sum-sum tulang iaitu pengambilan
sejumlah cairan sum-sum tulang dengan cara menusukan jarum kedalam tulang tulang (biasanya tulang
panggul), dan biopsi sum-sum tulang untuk mengambil sejumlah jaringan sumsum tulang.
Untuk mengetahui penyebaran leukemia ke cairan yang mengisi ruangan diantara dan disekitar jaringan otak
dan sumsum tulang belakang, pesakit perlu melakukan pemeriksaan tusuk lumbal iaitu dengan cara
memasukan jarum ke tulang belakang. Sedang penyebaran ke organ di organ dada dideteksi dengan
pemeriksaan foto x-ray dada.

Anda mungkin juga menyukai