PRASEKOLAH
KELAS: R
B. TUJUAN PSIKOEDUKASI:
1. Untuk melatih keterampilan berpikir dalam menigkatkan kemampuan yang dimiliki anak
2. Untuk membangun pola hidup bersih dan sehat sejak anak berusia dini
3. Untuk menjadikan anak agar dapat berkembang lebih siap, lebih berani dan lebih mandiri
dengan kemampuan yang dimiliki
D. MATERI PSIKOEDUKASI:
I. MATERI MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI ANAK
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki sikap, perilaku dan mengokohkan kepribadian. Dalam dunia
pendidikan sering mendengar moto “pengalaman adalah guru terbaik”. Jadi, manusia belajar dari
alam dengan mengamati, melakukan, mencoba serta menyaksikan suatu proses. Dimana bermain
merupakan dunianya anak – anak. Dimana dan dengan siapa mereka berkumpul, di situ pula akan
muncul peRmainan. Melalui bermain mereka akan mengenal sekaligus belajar berbagai hal
tentang kehidupan, juga dapat melatih keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri, baik
dengan menggunakan alat peraga maupun tidak memakainya. Operasionalisasi pendidikan bagi
anak-anak usia dini dan anak-anak pra sekolah (TK) akan lebih bermakna jika dilakukan melalui
metode pendidikan yang menyenangkan edukatif, sesuai dengan minat dan bakat serta kebutuhan
pribadi anak. Oleh karena itu, mereka butuh permainan sebagai media pendidikan dalam
pembelajaran di sekolah. Alat bermain tidak harus mahal, unsur mendidiklah yang harus
diutamakan.
Kemampuan berpikir adalah mengembangkan berbagai pola berpikir yang akan membantu
pembelajar atau siswa memperoleh pemahaman yang mendalam dan memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi dan merasakan dunia mereka atau lingkungan di sekitar mereka. Dengan
mengembangkan kemampuan berpikir, siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah - masalah
yang terjadi dalam keseharian mereka. Mengembangkan kemampuan berpikir merujuk pada
proses - proses berpikir yang meliputi rencana, mengembangkan dan merefleksikan. Proses-proses
ini memunginkan siswa untuk merencanakan apa yang mereka kerjakan, bagaimana berpikir
kreatif dan kritis dan bagaimana merefleksikan dengan menghubungkan apa yang mereka pelajari
dengan apa yang mereka alami di luar sekolah atau kejadian sehari-hari yang mereka temui.
Keterampilan berpikir akan meningkat apabila guru berperan dengan baik, lingkungan fisik yang
mendukung dan aksi atau kekreatifan anak itu sendiri. Untuk mengembangkan kemampuan
berpikir anak usia dini, kita harus memperhatikan pada 6 kunci yaitu :
PSIKOEDUKASI
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan berpikir dalam
meningkatkan kemampuan – kemampuan yang dimiliki anak adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan buku bacaan yang bergambar, sehingga anak dapat memahami bacaan secara
lisan maupun tulisan.
a. Memberikan kartu bergambar dengan melakukan tebak-tebakan, meminta anak untuk
menebak / menyebutkan nama gambar yang ada di kartu bergambar tersebut
2. Mengadakan permainan tanya jawab dengan memaparkan peraturan apa saja yang ada
dalam memainkan permainan tersebut. Dari point 1 mengenai kartu bergambar yang sudah
di berikan, guru bisa melanjutkan dengan memberikan pertanyaan, atau memberikan
gambar baru yang memancing dan mendorong anak – anak untuk berpendapat dan melatih
keterampilan berpikir anak.
a. Gambar tersebut bisa berupa gambar yang membutuhkan penyelesaian masalah, misal
gambar seorang ibu yang membawa banyak barang dan ada beberapa barang yang
jatuh. Guru dapat membuka pertanyaan gambar apakah ini? Lalu guru dapat bertanya
apakah yang dilakukan anak-anak jika bertemu dengan ibu tersebut?.
Sebelum anak-anak menjawab pertanyaan yang telah ibu guru bacakan, harus
mengacungkan tangan dahulu ya... baru setelah itu anak – anak bisa menjawab
pertanyaan yang ibu berikan
3. Menggunakan alat permainan eduaktif dan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak.
a. Menyediakan permainan puzzle atau berbagai bentuk permainan matematis
memasukkan benda yang sama misal segitiga dengan segitiga, kotak dengan kotak dan
sebagainya
b. Menyediakan lingkungan yang aman dan memadai untuk anak bebas dan berekplorasi
dengan cara memberikan ruang untuk belajar indoor dan outdoor
Dengan rutin melakukan 6 langkah cuci tangan sesuai anjuran Kementerian Kesehatan
tersebut, tangan si Kecil akan kembali bersih dan meminimalisir risiko infeksi kuman. Semua
langkah cuci tangan yang tepat tersebut pun bisa dilakukan dengan sangat mudah, dan
membutuhkan waktu tak lebih dari satu menit saja! Untuk menciptakan kebiasaan cuci tangan pada
si Kecil, Anda disarankan secara konsisten mengajarkan langkah cuci tangan padanya selama
setidaknya 21 hari berturut-turut. Sebab, menurut penelitian, pikiran manusia membutuhkan waktu
sekitar 21 hari untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang ingin mereka lakukan dalam
hidup. Dengan konsisten mengajarkan langkah cuci tangan pada anak, ia akan secara naluriah
terbiasa menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa menggunakan
varian sabun cuci tangan untuk mengajarkan langkah-langkah cuci tangan tersebut pada si Kecil.
III. MATERI MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN PEMBERIAN
PENGUKUH POSITIF DENGAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Anak adalah generasi baru bangsa yang akan menghadapi perubahan dan perkembangan
dunia, melalui ketrampilan dan keahlian yang diperoleh anak melalui pendidikan (Arini, 2008).
Kemandirian anak usia prasekolah dapat berkembang dengan baik apabila anak diberikan
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui latihan dan pemberian
stimulus (Sudilarsih, 2010).
Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan peneliti bahwa beberapa anak masih
tergantung dengan lingkungan terutama dengan orangtuanya. Anak yang belum mandiri, tampak
akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain untuk membantu dirinya dalam menyelesaikan
tugas. Hubungan sosial anak yang belum mandiri dengan teman sebanyanya akan terganggu,
karena anak selalu mengharapkan orangtuanya untuk menungguinya bahkan anak tidak bersedia
bermain dengan temannya. Di sisi lain, kesempatan yang kurang diberikan oleh orangtua terhadap
anak berdampak pada kepercayaan diri anak dalam melakukan kegiatannya sendiri, dan
ketidaksabaran orangtua akan membuat anak tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
Hal tersebut dapat mengakibatkan anak tidak memperoleh kesempatan untuk mencoba
belajar mandiri. Ketika seorang anak meminta sesuatu kemudian merengek dan ibu langsung
memberikan apa yang diinginkan anak, maka anak belajar bahwa dengan merengek ia akan
mendapatkan barang yang diinginkan. Hal tersebut berarti bahwa dengan merengek anak
mendapatkan reward berupa barang yang diinginkan, dan hal tersebut secara otomatis menjadi
pembelajaran pembentukan perilaku pada anak.
Pengukuh positif (positif reinforcement) adalah kejadian sebuah tingkah laku yang diikuti
oleh penambahan stimulus atau peningkatan intensitas dari stimulus sehingga hasilnya dapat
mengukuhan tingkah laku tersebut. Pemberian pengukuh positif terhadap suatu perilaku yang akan
dibentuk, akan berdampak pada pembentukan perilaku yang diinginkan. Dalam hal ini, dengan
pemberian pengukuh positif, suatu perilaku mandiri yang akan dibentuk dapat diterapkan kepada
anak, sehingga perilaku kemandirian anak usia prasekolah yang dibentuk akan muncul. Dengan
pemberian pengukuh untuk meningkatkan dan/atau melatih kemandirian pada anak melalui
pemberian pengukuh positif ataupun cara meningkatkan kemandirian anak namun tidak
menggunakan pengukuh positif sebagai variabel independen bagi anak usia prasekolah. Peneliti
berkeyakinan bahwa penelitian yang akan dilakukan peneliti berbeda dengan beberapa penelitian
yang telah dilakukan beberapa peneliti yang pernah ada. Perbedaan terletak pada adanya intervensi
peningkatan kemandirian anak usia prasekolah melalui pemberian pengukuh positif. Dengan
pemberian pengukuh positif maka kemandirian anak usia prasekolah dapat meningkat, sehingga
anak mampu melakukan segala aktivitasnya sendiri tanpa bantuan/bergantung dari orang lain.
Disisi lain, melalui pemberian pengukuh positif, anak akan belajar tentang perilaku yang baik bagi
dirinya.
PSIKOEDUKASI
Kegiatan eksperimen akan diberikan selama tiga minggu, setiap seminggu selama 5 hari,
dengan durasi waktu per hari lebih kurang selama 4 jam. Kegiatan eksperimen dibagi melalui
empat tahapan
a. TAHAP 1: Pengukuran awal dengan menggunakan behavior checklist. Tujuan dari
pengukuran ini adalah untuk mengetahui perilaku awal (baseline) subjek. Behavior
checklist dilakukan oleh tiga orang observer/pengamat yang akan memperhatikan perilaku-
perilaku subjek yang muncul setiap saat kemudian dilakukan pencatatan
b. TAHAP II :Pemberian informasi terhadap orangtua dan guru terkait tentang perilaku anak
yang akan ditingkatkan, dan pembuatan kesepakatan dengan anak meliputi perilaku yang
akan mendapatkan reward dan jenis/bentuk pengukuh positif (reward) yang
diinginkan/dibutuhkan.
d. TAHAP IV: Sesi pengukuran akhir dengan behavior checklist, dimana subjek akan
kembali diukur untuk melihat (baseline) dari perilaku akhir setelah pemberian pengukuh
positif (intervensi). Behavior checklist dilakukan oleh tiga orang observer yang akan
memperhatikan perilaku-perilaku subjek yang muncul setiap saat. Subjek akan diobservasi
ketika berada disekolah, selama 5 hari.
KEGIATAN PSIKOEDUKASI
1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh Observer
2. Instruksi untuk Mengambil alat tulis
3. Meletakkan kembali alat tulis
4. Anak bermain dengan teman sebaya tanpa ditunggui oleh orangtuanya
5. Pergi ke toilet sendiri
6. Merapikan barang sendiri
7. Menulis huruf dan angka, menggunting dan melipat meskipun belum rapi, mengikuti
kegiatan tanpa harus ditemani orangtuanya
8. Menulis huruf dan angka, menggunting dan melipat meskipun belum rapi, mengikuti
kegiatan sekolah tanpa harus ditemani orangtuanya
E. PROSEDUR
Susunan Acara:
No Susunan Acara Tujuan Waktu
1. Sambutan Dalam suatu acara sambutan dan 5 menit
perkenalan sangat penting. Tujuannya
supaya membuat suasana menjadi lebih
hangat dan supaya patisipan merasa
nyaman saat melakukan psikoedukasi
2. Doa bersama Supaya acara berjalan dengan lancar 5 menit
3. Perkenalan • Agar tim penyelenggara 10 menit
psikoedukasi saling mengenal
dengan peserta serta menjalin
keakraban.
• Supaya peserta merasa nyaman saat
melakukan psikoedukasi
4. Penyampaian Materi Fasilitator menyampaikan materi 15 menit
tentang:
a. Melatih keterampilan berfikir
dalam meningkatkan memampuan
yang dimiliki anak.
b. PHBS (Perlakuan Hidup Bersih
dan Sehat).
c. Meningkatkan kemandirian anak
dengan pemberian pengukuh
positif dengan kemampuan yang
dimiliki.
5. Pembagian Alat Guna melaksanakan praktik sesuai 5 menit
instruksi tim psikoedukasi.
6. Penerapan Materi Supaya peserta bisa lebih memahami 15 menit
materi yang disampaikan
7. Istirahat dan Mencairkan suasana supaya peserta 10 menit
pembagian snack psikoedukasi relaks / tidak tegang
8. Sesi tanya jawab Peserta bertanya tentang sesuatu yang 10 menit
mengenai materi yang sudah di
paparkan
9. Penutupan Mengakhiri acara yang menandakan 5 menit
bahwa acara telah selesai