Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM PSIKOEDUKASI PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH

Dosen pengampu: Hetti Sari Ramadhani, S.Psi.,M.Si.

Nama Anggota Kelompok:


1. Lutvia Fitriana (1511900152)
2. Dwi Nur Rahma (1511900037)
3. Ella Dwi Sartika (1511900281)
4. Novi Rusdiyanti (1511900251)
5. Ervia Nur Muthami'mah (1511900013)
6. Aldo Yudiana (1511900142)

KELAS: R

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
A. TOPIK PSIKOEDUKASI:
Pemberian stimulasi positif pada anak usia dini

B. TUJUAN PSIKOEDUKASI:
1. Untuk melatih keterampilan berpikir dalam menigkatkan kemampuan yang dimiliki anak
2. Untuk membangun pola hidup bersih dan sehat sejak anak berusia dini
3. Untuk menjadikan anak agar dapat berkembang lebih siap, lebih berani dan lebih mandiri
dengan kemampuan yang dimiliki

C. WAKTU DAN TATA RUANG:


Waktu : 08:00 - 12:00
Tempat: Ds. Sidojakung, Kec. Menganti, Kab. Gresik

D. MATERI PSIKOEDUKASI:
I. MATERI MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI ANAK
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki sikap, perilaku dan mengokohkan kepribadian. Dalam dunia
pendidikan sering mendengar moto “pengalaman adalah guru terbaik”. Jadi, manusia belajar dari
alam dengan mengamati, melakukan, mencoba serta menyaksikan suatu proses. Dimana bermain
merupakan dunianya anak – anak. Dimana dan dengan siapa mereka berkumpul, di situ pula akan
muncul peRmainan. Melalui bermain mereka akan mengenal sekaligus belajar berbagai hal
tentang kehidupan, juga dapat melatih keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri, baik
dengan menggunakan alat peraga maupun tidak memakainya. Operasionalisasi pendidikan bagi
anak-anak usia dini dan anak-anak pra sekolah (TK) akan lebih bermakna jika dilakukan melalui
metode pendidikan yang menyenangkan edukatif, sesuai dengan minat dan bakat serta kebutuhan
pribadi anak. Oleh karena itu, mereka butuh permainan sebagai media pendidikan dalam
pembelajaran di sekolah. Alat bermain tidak harus mahal, unsur mendidiklah yang harus
diutamakan.
Kemampuan berpikir adalah mengembangkan berbagai pola berpikir yang akan membantu
pembelajar atau siswa memperoleh pemahaman yang mendalam dan memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi dan merasakan dunia mereka atau lingkungan di sekitar mereka. Dengan
mengembangkan kemampuan berpikir, siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah - masalah
yang terjadi dalam keseharian mereka. Mengembangkan kemampuan berpikir merujuk pada
proses - proses berpikir yang meliputi rencana, mengembangkan dan merefleksikan. Proses-proses
ini memunginkan siswa untuk merencanakan apa yang mereka kerjakan, bagaimana berpikir
kreatif dan kritis dan bagaimana merefleksikan dengan menghubungkan apa yang mereka pelajari
dengan apa yang mereka alami di luar sekolah atau kejadian sehari-hari yang mereka temui.
Keterampilan berpikir akan meningkat apabila guru berperan dengan baik, lingkungan fisik yang
mendukung dan aksi atau kekreatifan anak itu sendiri. Untuk mengembangkan kemampuan
berpikir anak usia dini, kita harus memperhatikan pada 6 kunci yaitu :

1. Social/emotional development (pengembangan sosial emosional)


2. Motivation and disposition to learn (motivasi dan memposisikan untuk belajar)
3. Cognitive development (pengembangan kognitif)
4. Linguistic development (pengembangan bahasa)
5. Creative development (pengembangan kreatif)
6. Reflective responses (merefleksikan respon)

PSIKOEDUKASI
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan berpikir dalam
meningkatkan kemampuan – kemampuan yang dimiliki anak adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan buku bacaan yang bergambar, sehingga anak dapat memahami bacaan secara
lisan maupun tulisan.
a. Memberikan kartu bergambar dengan melakukan tebak-tebakan, meminta anak untuk
menebak / menyebutkan nama gambar yang ada di kartu bergambar tersebut

2. Mengadakan permainan tanya jawab dengan memaparkan peraturan apa saja yang ada
dalam memainkan permainan tersebut. Dari point 1 mengenai kartu bergambar yang sudah
di berikan, guru bisa melanjutkan dengan memberikan pertanyaan, atau memberikan
gambar baru yang memancing dan mendorong anak – anak untuk berpendapat dan melatih
keterampilan berpikir anak.
a. Gambar tersebut bisa berupa gambar yang membutuhkan penyelesaian masalah, misal
gambar seorang ibu yang membawa banyak barang dan ada beberapa barang yang
jatuh. Guru dapat membuka pertanyaan gambar apakah ini? Lalu guru dapat bertanya
apakah yang dilakukan anak-anak jika bertemu dengan ibu tersebut?.
Sebelum anak-anak menjawab pertanyaan yang telah ibu guru bacakan, harus
mengacungkan tangan dahulu ya... baru setelah itu anak – anak bisa menjawab
pertanyaan yang ibu berikan

3. Menggunakan alat permainan eduaktif dan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak.
a. Menyediakan permainan puzzle atau berbagai bentuk permainan matematis
memasukkan benda yang sama misal segitiga dengan segitiga, kotak dengan kotak dan
sebagainya
b. Menyediakan lingkungan yang aman dan memadai untuk anak bebas dan berekplorasi
dengan cara memberikan ruang untuk belajar indoor dan outdoor

II. MATERI PHBS DAN PSIKOEDUKASI


Lembaga yang mayoritas berada di pedesaan maupun perkotaan seringkali dianggap remeh
tentang perilaku hidup bersih dan sehat anak dilingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.
Pendidikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat tidak hanya di ajarkan di sekolah-sekolah yang
moderen dan juga mempunyai fasilitas lengkap dan juga seharusnya di terapkan sejak dini di
lingkungan rumah.
Mengajarkan anak untuk hidup sehat tidak harus dengan dengan alat bantu ajar yang
lengkap, cukup dengan intruksi atau arahan dan juga bisa di sebut pembiasaan setiap hari dan juga
kerja sama antara orang tua dan guru sangatlah membantu untuk meningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat anak di usia pra sekolah alangkah baiknya jika orangtua yang ada dirumah
membiasakan pola hidup bersih dan sehat diusia anak yang sedini mungkin untuk orangtua bisa di
terapkan sewaktu anak usia 3 tahun, karena sebagian waktu anak ada di rumah, maka kerjasama
guru dan orangtua sangat di perlukan, untuk membantu pembelajaran yang sudah di terapkan di
sekolah akan di lakukan di rumah, terlebih untuk penerapan perilaku hidup bersih dan sehat anak,
karena lembaga lebih berfoukus untuk kesehatan siswanya, baru prestasinya, sebab kesehatanlah
yang lebih penting dari apapun, jika perilaku hidup bersih dan sehat anak terjaga dengan baik,
maka prestasi juga akan baik.
Menjalankan PHBS dapat membantu keluarga menjaga kesehatan. Karena itu, perilaku ini
baik untuk diterapkan pada anak sejak dini. Lantas bagaimana cara mengajarkannya kepada anak?
Hal yang paling sederhana adalah dengan menjaga kebersihan diri.
• Ajarkan anak untuk mandi dengan air bersih dan sabun.Tunjukkan pada anak cara
membersihkan seluruh bagian tubuh saat mandi. Bagian tubuh tertentu, seperti ketiak,
selangkangan, dan kaki, memerlukan perhatian khusus saat mandi dan tidak boleh
terlewatkan.
• Biasakan anak untuk selalu mencuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah bermain.
Berikan contoh yang baik dengan selalu melakukan kegiatan ini, sehingga anak akan
meniru kebiasaan mencuci tangan. Sediakan pula sabun khusus untuk mencuci tangan agar
tidak mengiritasi kulit.
• Anda juga perlu mengajarkan kepada anak perihal buang air harus selalu dilakukan di
kloset, bukan wastafel atau di pinggir jalan. Hal ini penting supaya feses dibuang di tempat
yang tepat, yaitu kloset, sehingga tidak memicu penyebaran kuman penyakit.
• Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan lantai, toilet, atau permukaan lainnya yang
berpotensi bersentuhan dengan kuman juga penting. Di akhir pekan, Anda bisa mengajak
anak membersihkan area-area tersebut menggunakan cairan disinfektan.
• Konsumsi sayur dan buah setiap hari. Beberapa anak memang sulit mengonsumsi sayur
dan buah, tetapi ada banyak cara untuk menyiasatinya. Bagaimana menyiasatinya? Anda
bisa mengolah sayur atau buah menjadi bentuk yang menarik, dihancurkan menjadi sup
atau jus, atau dibekukan menjadi es.
PHBS memang tampak sederhana, tetapi memiliki manfaat yang luar biasa. Dengan
mengajarkan dan membiasakan anak menjalani PHBS, Anda telah turut berkontribusi melindungi
anak dan keluarga dari serangan penyakit.
PSIKOEDUKASI PHBS
1. CUCI TANGAN
a. Gosok Telapak dengan Telapak
Bagian telapak tangan bisa jadi mengandung banyak kuman dan bakteri. Saat Anda
berkeringat, keringat bisa berkumpul di telapak tangan. Jika dibiarkan, bakteri atau kuman
yang menempel bisa terus berkembang biak. Telapak tangan juga adalah bagian utama
yang bersentuhan dengan benda dan sumber kotoran. Saling gosokan telapak tangan yang
satu dengan telapak tangan lainnya untuk menghilangkan bakteri.

b. Gosok Telapak Kanan di Atas Punggung Tangan Kiri & Sebaliknya


Punggung tangan juga berpotensi menyimpan kuman dan kotoran. Oleh karena itu,
membersihkan punggung tangan juga tak boleh dilewatkan saat Anda sedang mencuci
tangan. Untuk membersihkannya, Anda bisa menggosok punggung tangan kiri dengan
telapak tangan kanan. Sebaliknya, punggung tangan kanan dibersihkan dengan cara
digosok menggunakan telapak tangan kiri.

c. Gosok Telapak & Telapak, Dengan Jari Saling Terkait


Langkah ini dilakukan untuk membersihkan kotoran atau bakteri yang ada di sela-
sela jari. Rapatkan kedua telapak tangan, lalu saling kaitkan jari layaknya orang tengah
berdoa. Selanjutnya, saling gosok sela-sela jari tersebut.

d. Putar Punggung Jari di Atas Telapak


Langkah ini memastikan agar bagian punggung jari juga ikut dibersihkan dan dapat
terkena busa sabun secara maksimal. Pada langkah ini, Anda hanya perlu meletakkan
punggung jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri dengan posisi saling mengunci.
Selanjutnya, putar-putarkan punggung jari tersebut di atas telapak tangan. Lakukan hal
yang sama untuk tangan sebaliknya.

e. Jempol Kanan Digosok Memutar oleh Telapak Kiri & Sebaliknya


Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa kuman dan kotoran yang ada di
sekeliling jempol ikut terbilas. Sela-sela jempol adalah bagian yang paling sering
bersentuhan dengan benda asing, sehingga tak boleh luput untuk ikut dibersihkan. Cara
melakukan langkah ini adalah dengan menggenggam jempol kiri menggunakan telapak
tangan kanan. Gosok memutar selama beberapa kali, lalu lakukan untuk tangan sebaliknya.
Yakni giliran jempol kanan yang digosok memutar menggunakan telapak tangan kiri.

f. Kuncupkan Jari dan Putar di Atas Telapak Tangan


Pada tangan, kuku jari juga menjadi salah satu bagian yang rawan menjadi sarang
kuman. Untuk itu, Anda perlu membersihkannya saat sedang mencuci tangan. Caranya,
kuncupkan jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri, lalu putar selama beberapa kali.
Lakukan hal yang sama untuk tangan sebaliknya. Langkah cuci tangan yang bermanfaat
membersihkan daerah kuku ini tentu akan semakin efektif jika kuku berada dalam kondisi
pendek dan rajin dipotong.
Setelah semua langkah cuci tangan tersebut sudah rampung dilakukan dan seluruh
bagian tangan sudah digosok bersih, saatnya membilas kembali sisa sabun dengan air
mengalir. Bilas tangan hingga tak ada busa sabun cuci tangan yang tersisa. Lalu, keringkan
tangan dengan handuk bersih atau tisu kering. Agar higienitas tangan tetap terjaga, matikan
keran dengan siku tangan atau handuk agar kuman yang menempel di keran tidak
mencemari tangan yang sudah bersih.

Dengan rutin melakukan 6 langkah cuci tangan sesuai anjuran Kementerian Kesehatan
tersebut, tangan si Kecil akan kembali bersih dan meminimalisir risiko infeksi kuman. Semua
langkah cuci tangan yang tepat tersebut pun bisa dilakukan dengan sangat mudah, dan
membutuhkan waktu tak lebih dari satu menit saja! Untuk menciptakan kebiasaan cuci tangan pada
si Kecil, Anda disarankan secara konsisten mengajarkan langkah cuci tangan padanya selama
setidaknya 21 hari berturut-turut. Sebab, menurut penelitian, pikiran manusia membutuhkan waktu
sekitar 21 hari untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang ingin mereka lakukan dalam
hidup. Dengan konsisten mengajarkan langkah cuci tangan pada anak, ia akan secara naluriah
terbiasa menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa menggunakan
varian sabun cuci tangan untuk mengajarkan langkah-langkah cuci tangan tersebut pada si Kecil.
III. MATERI MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN PEMBERIAN
PENGUKUH POSITIF DENGAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Anak adalah generasi baru bangsa yang akan menghadapi perubahan dan perkembangan
dunia, melalui ketrampilan dan keahlian yang diperoleh anak melalui pendidikan (Arini, 2008).
Kemandirian anak usia prasekolah dapat berkembang dengan baik apabila anak diberikan
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui latihan dan pemberian
stimulus (Sudilarsih, 2010).
Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan peneliti bahwa beberapa anak masih
tergantung dengan lingkungan terutama dengan orangtuanya. Anak yang belum mandiri, tampak
akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain untuk membantu dirinya dalam menyelesaikan
tugas. Hubungan sosial anak yang belum mandiri dengan teman sebanyanya akan terganggu,
karena anak selalu mengharapkan orangtuanya untuk menungguinya bahkan anak tidak bersedia
bermain dengan temannya. Di sisi lain, kesempatan yang kurang diberikan oleh orangtua terhadap
anak berdampak pada kepercayaan diri anak dalam melakukan kegiatannya sendiri, dan
ketidaksabaran orangtua akan membuat anak tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
Hal tersebut dapat mengakibatkan anak tidak memperoleh kesempatan untuk mencoba
belajar mandiri. Ketika seorang anak meminta sesuatu kemudian merengek dan ibu langsung
memberikan apa yang diinginkan anak, maka anak belajar bahwa dengan merengek ia akan
mendapatkan barang yang diinginkan. Hal tersebut berarti bahwa dengan merengek anak
mendapatkan reward berupa barang yang diinginkan, dan hal tersebut secara otomatis menjadi
pembelajaran pembentukan perilaku pada anak.
Pengukuh positif (positif reinforcement) adalah kejadian sebuah tingkah laku yang diikuti
oleh penambahan stimulus atau peningkatan intensitas dari stimulus sehingga hasilnya dapat
mengukuhan tingkah laku tersebut. Pemberian pengukuh positif terhadap suatu perilaku yang akan
dibentuk, akan berdampak pada pembentukan perilaku yang diinginkan. Dalam hal ini, dengan
pemberian pengukuh positif, suatu perilaku mandiri yang akan dibentuk dapat diterapkan kepada
anak, sehingga perilaku kemandirian anak usia prasekolah yang dibentuk akan muncul. Dengan
pemberian pengukuh untuk meningkatkan dan/atau melatih kemandirian pada anak melalui
pemberian pengukuh positif ataupun cara meningkatkan kemandirian anak namun tidak
menggunakan pengukuh positif sebagai variabel independen bagi anak usia prasekolah. Peneliti
berkeyakinan bahwa penelitian yang akan dilakukan peneliti berbeda dengan beberapa penelitian
yang telah dilakukan beberapa peneliti yang pernah ada. Perbedaan terletak pada adanya intervensi
peningkatan kemandirian anak usia prasekolah melalui pemberian pengukuh positif. Dengan
pemberian pengukuh positif maka kemandirian anak usia prasekolah dapat meningkat, sehingga
anak mampu melakukan segala aktivitasnya sendiri tanpa bantuan/bergantung dari orang lain.
Disisi lain, melalui pemberian pengukuh positif, anak akan belajar tentang perilaku yang baik bagi
dirinya.

PSIKOEDUKASI
Kegiatan eksperimen akan diberikan selama tiga minggu, setiap seminggu selama 5 hari,
dengan durasi waktu per hari lebih kurang selama 4 jam. Kegiatan eksperimen dibagi melalui
empat tahapan
a. TAHAP 1: Pengukuran awal dengan menggunakan behavior checklist. Tujuan dari
pengukuran ini adalah untuk mengetahui perilaku awal (baseline) subjek. Behavior
checklist dilakukan oleh tiga orang observer/pengamat yang akan memperhatikan perilaku-
perilaku subjek yang muncul setiap saat kemudian dilakukan pencatatan

b. TAHAP II :Pemberian informasi terhadap orangtua dan guru terkait tentang perilaku anak
yang akan ditingkatkan, dan pembuatan kesepakatan dengan anak meliputi perilaku yang
akan mendapatkan reward dan jenis/bentuk pengukuh positif (reward) yang
diinginkan/dibutuhkan.

c. TAHAP III: Observer akan mengobservasi subjek selama 2 minggu berturut-turut.


Tujuannya adalah untuk melihat perilaku-perilaku subjek yang dimunculkan selama
pemberian intervensi dan melakukan pencatatan. Selain itu, untuk mengetahui apakah
pemberian pengukuh sesuai dengan perilaku yang muncul, serta perilaku subjek ketika
menerima pengukuh positif

d. TAHAP IV: Sesi pengukuran akhir dengan behavior checklist, dimana subjek akan
kembali diukur untuk melihat (baseline) dari perilaku akhir setelah pemberian pengukuh
positif (intervensi). Behavior checklist dilakukan oleh tiga orang observer yang akan
memperhatikan perilaku-perilaku subjek yang muncul setiap saat. Subjek akan diobservasi
ketika berada disekolah, selama 5 hari.

KEGIATAN PSIKOEDUKASI
1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh Observer
2. Instruksi untuk Mengambil alat tulis
3. Meletakkan kembali alat tulis
4. Anak bermain dengan teman sebaya tanpa ditunggui oleh orangtuanya
5. Pergi ke toilet sendiri
6. Merapikan barang sendiri
7. Menulis huruf dan angka, menggunting dan melipat meskipun belum rapi, mengikuti
kegiatan tanpa harus ditemani orangtuanya
8. Menulis huruf dan angka, menggunting dan melipat meskipun belum rapi, mengikuti
kegiatan sekolah tanpa harus ditemani orangtuanya

E. PROSEDUR
Susunan Acara:
No Susunan Acara Tujuan Waktu
1. Sambutan Dalam suatu acara sambutan dan 5 menit
perkenalan sangat penting. Tujuannya
supaya membuat suasana menjadi lebih
hangat dan supaya patisipan merasa
nyaman saat melakukan psikoedukasi
2. Doa bersama Supaya acara berjalan dengan lancar 5 menit
3. Perkenalan • Agar tim penyelenggara 10 menit
psikoedukasi saling mengenal
dengan peserta serta menjalin
keakraban.
• Supaya peserta merasa nyaman saat
melakukan psikoedukasi
4. Penyampaian Materi Fasilitator menyampaikan materi 15 menit
tentang:
a. Melatih keterampilan berfikir
dalam meningkatkan memampuan
yang dimiliki anak.
b. PHBS (Perlakuan Hidup Bersih
dan Sehat).
c. Meningkatkan kemandirian anak
dengan pemberian pengukuh
positif dengan kemampuan yang
dimiliki.
5. Pembagian Alat Guna melaksanakan praktik sesuai 5 menit
instruksi tim psikoedukasi.
6. Penerapan Materi Supaya peserta bisa lebih memahami 15 menit
materi yang disampaikan
7. Istirahat dan Mencairkan suasana supaya peserta 10 menit
pembagian snack psikoedukasi relaks / tidak tegang
8. Sesi tanya jawab Peserta bertanya tentang sesuatu yang 10 menit
mengenai materi yang sudah di
paparkan
9. Penutupan Mengakhiri acara yang menandakan 5 menit
bahwa acara telah selesai

F. MEDIA YANG DIBUTUHKAN:


1. Benda - benda aritmatik
2. Print gambar Bisa huruf besar kecil, buah, warna, alat sekolah
3. Permainan - permainan yang dapat dilakukan dioutdoor

Anda mungkin juga menyukai