Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

Laporan Tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kelas C (KBB)

DOSEN TUTOR:
Sri Yuniarti.,SST.,M.Keb

PRODI KEBIDANAN (S-1)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
DAFTAR NAMA KELOMPOK :

1. 314221010 Wahyuni

2. 314221024 Kokom Komariah

3. 314221057 Dina Wulan Febriani

4. 314221075 Tria Irawati

5. 314221078 Fitri Rismawardhany

6. 314221080 Teja Komala

7. 314221092 Siti Rokayah

8. 314221115 Dewi Suryani

9. 314221123 Rr Widya Swestiyana

10. 314221133 Yeti Heryani

11. 314221146 Noneng Hanipah

12. 314221167 Neng Nurlina


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata`ala yang
telah menganugrerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun
laporan tutorial kami ini degan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil
diskusi kelompok mengenai “ Tutorial Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah”.

Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan
berbagai pihak diantaranya :

1. Ibu Mega Dew Lestari.,M.Keb selaku dosen kordinator Asuhan


Kebidanan Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

2. Ibu Sri Yuniarti.,SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing tutorial Asuhan


Kebidanan Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

3. Teman-teman satu kelompok yang sudah membantu membuat laporan


Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah ini dengan baik.

Oleh karena itu, kami sampaikan terimakasih atas waktu, tenaga dan
pikirannya yang telah diberikan.

Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan tutorial
ini masih jauh dari kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran


yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata semoga laporan tutorial ini dapat memberikan manfaat untuk
kelomppok kami khususnya, dan masyarakat umumnya.

Maret 2022

Penyusun
1. Sinposis Kasus

Seorang anak laki-laki datang bersama bunya ke TPMB untuk


dilakukan pemeriksaan pada tanggal 19 Maret 2022. Hasil anamnesis:
TTL anak 1 Januari 2019, ibu mengeluh anaknya mulai sering menghisap
jempol seperti waktu bayi dan sering mengompol sejak 2 minggu yang
lalu. Anak sudah tidak pernah menggunakan diaper dan mampu BAK dan
BAB di tolilet sejak umur 24 bulan. Pola makan; 3 kali/hari, konsumsi nasi
dan lauk pauk, hanya kurangmenyukai sayur dan buah.

Hasil pemeriksaan: BB 15 kg, TB 92 cm, LK 50 cm. KU baik, hasil


pemeriksaan fisik dalam keadaan normal, hasil pengkajian KPSP sesuai.

Pertanyaan:

1. Lakukan analisis berdasarkan kasus tersebut, tentukan Diagnosa


dan masalah kasus tersebut.
2. Lakukan kajian teori berkaitan dengan:
a. Kegiatan dan jenis skrining yang tepat dilakukan berdasarkan
umur kronologis anak.
b. Pathway berkaitan dengan temuan masalah yang teridentifikasi
berdasarkan kasus tersebut
c. Interprofesional collaboration (IPC) dalam perencanaan
pemberian asuhan
d. Prinsip pemenuhan kebutuhan psikologis dan keamanan anak
berdasarkan anticipatory guidance.
3. Tentukan asuhan yang tepat diberikan berdasarkan kasus tersebut.
1. Lakukan analisis berdasarkan kasus tersebut, tentukan Diagnosa dan
masalah kasus tersebut.

a. Data subjektif
 Seorang anak laki-laki
 datang bersama bunya ke TPMB
 tanggal 19 Maret 2022
 TTL anak 1 Januari 2019
 ibu mengeluh anaknya mulai sering menghisap jempol seperti
waktu bayi
 sering mengompol sejak 2 minggu yang lalu
 tidak pernah menggunakan diaper
 mampu BAK dan BAB di tolilet sejak umur 24 bulan
 Pola makan; 3 kali/hari
 konsumsi nasi dan lauk pauk, hanya kurangmenyukai sayur dan
buah.
b. Data objektif
 Hasil pemeriksaan: BB 15 kg, TB 92 cm, LK 50 cm.
 KU baik,
 hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan normal,
 hasil pengkajian KPSP sesuai.
c. Masalah
 ibu mengeluh anaknya mulai sering menghisap jempol seperti
waktu bayi
 sering mengompol sejak 2 minggu yang lalu
 kurang menyukai sayur dan buah.
d. Diagnosa
Anak laki-laki 38 bulan dengan gangguan sensorik dan motorik
e. Data yang dibutuhkan
1) Pengasuh anak
2) Menu makan anak (cara memasak, cara pemberian makan)
3) Kegiatan sehari-hari (aktivitas anak)
4) Psikologi anak
5) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
6) Pemberian vit A
7) Imunisasi lengkap dan bosster
8) Kondisi gigi
9) Minum susu di dot
f. Analisis
Dari data diatas dapat dilihat bahwa anak tersebut mengalami
masalah gangguan saraf sensorik, motorik, dan emosional
2. Lakukan kajian teori berkaitan dengan:
a. Kegiatan dan jenis skrining yang tepat dilakukan berdasarkan
umur kronologis anak.

Pada perkembangan anak 3 tahun memiliki beberapa


kemampuan, yaitu:
 Melompat lebih jauh dari jarak sebelumnya.
 Menyeimbangkan tubuh dengan mengangkat kaki selama 1-3
detik.
 Mengetahui 2 jenis kata kerja, misalnya kakak tidur atau adik
minum).
 Menyebutkan satu jenis warna.
 Ucapan sudah sangat jelas.
 Menghitung balok 1-10.
 Mengetahui kegiatan yang sedang dilakukan, misalnya
masak-masakan.
 Menunjuk 4 gambar dan menyebutkannya.
 Anak usia 3 tahun umumnya sudah memiliki beberapa
kemampuan di atas, berikut penjelasan lengkapnya

b. Pathway berkaitan dengan temuan masalah yang


teridentifikasi berdasarkan kasus tersebut
1) Sering mengompol disebabkan oleh :
Penyebab Mengompol Primer

 Anak belum bisa menahan kencing sepanjang malam.

 Anak tidak bangun ketika kandung kemihnya penuh.

 Anak menghasilkan sejumlah besar urine selama sore dan


malam hari.

 Anak memiliki kebiasaan toilet yang buruk di siang hari.


Penyebab Mengompol Sekunde

 Ukuran kandung kemih kecil

 Infeksi saluran kandung kemih

 Stres ketakutan

 Pembesaran kelenjar prostat

2) Menghisap jempol

Kebiasaan ini merupakan seuatu yang dianggap


biasa dan umum terjadi pada anak-anak sebelum ia
memasuki masa sekolah, namun jika kebiasaan buruk ini
terus terjadi pada anak-anak selama kurung waktu 4 tahun
dapat menyebabkan kelainan dari rongga mulut yaitu
maloklusi yang dapat menganggu proses pengunyahaan.
Kebiasaan menghisap ibu jari ini pun akan
berdampak besar pada maksila, mandibula, oklusi, posisi
bibir serta fungsinya, dll.
c. Interprofesional collaboration (IPC) dalam perencanaan
pemberian asuhan

Interptofesional collaboratorium ( IPC ) dalam perencanaan


pemberian asuhan anak usia 36 bulan Stimulasi pada usia ini bisa
dengan mengembangkan kemampuan di usia sebelumnya,
mengarahkan anak bersiap masuk ke sekolah seperti cara
memegang pensil, menulis, mengenal huruf-huruf dan angka,
memahami perintah, mengajarkan konsep berbagi kepada sesama
dan kemandirian.
d. Prinsip pemenuhan kebutuhan psikologis dan keamanan
anak berdasarkan anticipatory guidance.

 Rasa takut pada anak

Rasa takut ini ada yang sifatnya sederhana, berdiri sendiri.


Misalnya anak merasa takut pada gelap. Sementara untuk efisiensi
pemakaian listrik, lampu kamar mandi biasanya dimatikan.
Akibatnya anak merasa takut untuk ke kamar mandi.

 Hilangnya  rasa aman

Jika kebiasaan ngompol anak terjadi tidak hanya di tempat


tertentu atau saat tertentu, maka sebabnya mungkin karena anak
merasa kehilangan rasa aman.  Anak memerlukan perasaan aman
untuk dapat melakukan  kebiasaan-kebiasaan rutinnya dengan
baik.  Termasuk kebiasaan rutinnya adalah buang air kecil. Bila
rasa aman itu hilang,  maka anak akan berada pada tekanan psikis
yang kurang menyenangkan baginya.   Salah satu cara yang
mungkin digunakan untuk membebaskan tekanan itu adalah
dengan ngompol. Dengan ngompol anak merasa memperoleh
pelepasan dan mungkin juga akan mendapat perhatian lebih dari
orang sekitarnya.

 Keinginan mencari perhatian

Bila usia anak sudah semakin besar, misalnya usia sekolah


dasar, maka ngompol semestinya sudah tidak terjadi lagi.  Tetapi
jika ternyata anak melakukannya lagi dan sering terjadi, maka 
salah satu kemungkinan  penyebabnya adalah anak mencari
perhatian.
Perhatian yang dibutuhkan anak terkadang tidak hanya
secara kualitas, tetapi anak  sering membandingkan dengan
intensitas perhatian yang diperoleh sebelum-sebelumnya.  Bisa jadi
anak suka mengompol ketika merasa perhatian Ibu lebih banyak
pada adik kecilnya yang mulai belajar berjalan.  Ibu lebih
bersemangat bersama adik, sementara ketika bersamanya Ibu
tampak  biasa saja, bahkan sering terlihat malas.

 Bentuk hukuman

Anak yang  sudah memahami  arti hadiah dan hukuman,


mungkin akan ngompol secara sengaja.  Hukumam untuk Ibu
karena dinilainya ‘salah ‘ telah memberi hukuman pada sesuatu
yang secara tidak sengaja dilakukan anak.  Misalnya, anak tidak
sengaja memecahkan vas bunga  kesayangan Ibu.  Ibu hanya tahu
vas bunganya pecah, tetapi tidak mengetahui apa sebab pecahnya
akan memberi hukuman anak. Anak yang tidak terima, sebaliknya
memberi hukuman pada Ibu dengan  ngompol di tempat yang akan
membuat Ibu kesusahan.

Menghisap jempol
Kebiasaan buruk merupakan tindakan berulang-ulang yang
dilakukan secara otomatis. Terdapat 2 jenis kebiasaan buruk yaitu
acquired oral habit dan compulsive oral habit.  Acquired oral habit
adalah perilaku yang dipelajari dan dapat dihentikan dengan
mudah saat anak bertumbuh namun anak bisa menghentikan
perilaku tersebut dan memulai dengan kebiasaan yang lain.
Sedangkan compulsive oral habit adalah perilaku pada anak yang
susah hilang, namun apabila anak terus menerus menerima
tekanan untuk menghentikan kebiasaan buruknya akan
membuatnya cemas dan khawatir.
3. Tentukan asuhan yang tepat diberikan berdasarkan kasus tersebut.
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan
b. Mencari tahu penyebab dari ibu
c. Memberikan pemahaman kepada ibu
d. Mengajarkan ibu untuk mengontrol anak dengan kegiatan BAK
e. Menganjurkan ibu untuk menegur anak jika anak menghisap
jempol
f. Memberitahukan efek samping isap jempol
g. Mengajarkan ibu tentang nutrisi (cara memasak, cara memberikan
makan kepada anak)
h. Deteksi tumbuh kembang secara teratur
i. Kunjungan ulang 2 minggu, apabila tidak ada perubahan konsul
ke dokter

Anda mungkin juga menyukai