Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP) STUNTING

DISUSUN OLEH
1.ADEN Y.TANAEM
2.ALINDA LIUKAE
3.DELFI SNAE
4.DEBI LIUBANA
5.MERI KASE
6.MARFEN TOISLAKA
7.NETRI FUKA
8.FRENGKI BOTI

YAYASAN MARANATHA NUSA TENGGARA TIMUR


AKADEMI KEPERAWATAN MARANATHA GROUPS
2021
Pokok Bahasan : Stunting Merupakan Masalah di Indonesia
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian stunting
b. Penyebab stunting
c. Ciri stunting
d. Pemeriksaan dan diagnosis stunting
e. Pengaruh stunting pada anak
f. Cara pencegahan stunting
Penyuluh : Yudita Galuh Kusumastuti
Hari, Tanggal : Jumat, 20 April 2018
Waktu : 30 menit
Sasaran : Ibu dan Balita
Tempat : Posyandu

A. TUJUAN PENYULUHAN/KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Ibu balita tentang stunting
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian stunting
b. Mengetahui penyebab stunting
c. Mengetahui tanda dan gejala stunting
d. Mengetahui pemeriksaan stunting
e. Mengetahui pengaruh stunting pada anak
f. Memahami dan mengerti tentang cara pencegahan stunting
g. Memahami dan mengerti tentang cara penanggulangan stunting.

B. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
C. PROSES PENYULUHAN

No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam pembuka. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3 Menit
3. Menjelaskan maksud dan tujuan. perkenalan.
2. Pelaksanaan 1. Mengadakan persamaan persepsi. 1. mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan. memperhatikan.
25 Menit
3. Memberikan materi penyuluhan. 2. Mendengarkan dan
4. Memberikan kesempatan untuk memperhatikan.
bertanya mengenai hal yang belum 3. Mendengarkan dan
jelas. memperhatikan.
4. Mengajukan pertanyaan.
3. Penutup 2 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan. 1. Memperhatikan.
2. Mengevaluasi peserta. 2. Menjawab salam
Menit
3. Salam penutup. penutup.

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. ALAT/MEDIA
1. PPT Stunting
2. Laptop
3. LCD

F. EVALUASI
1. Sebutkan ciri – ciri balita yang Stunting!
2. Bagaimana cara pencegahan Stunting?
3. Apa saja dampak balita yang mengalami Stunting?

G. DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dkk. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Medis
Grup:Jakarta
.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN STUNTING
Menurut data yang dilansir WHO, 178 juta anak di bawah lima tahun mengalami
stunted. Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga
melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang
menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang
kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai
usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan
dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada
anak.

B. PENYEBAB STUNTING PADA ANAK


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation
(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya
asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya
kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan
gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted.
Prevalensi anak-anak di provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang
mengalami stunting, mencapai 44 persen. Penyebab utamanya, adalah banyaknya
kesalahan persepsi yang terjadi pada masyarakatnya, sehingga tidak bisa memberikan
asupan gizi secara makasimal bagi anak- anaknya . Menurut Community for
Development UNICEF Aceh Zone, Nurdahlia Lairing, banyak kebiasaan buruk dan
persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya," katanya di kantor UNICEF Aceh, di Banda
Aceh, Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
Bangsa kita agak kesulitan mengatasi masalah ini karena kemiskinan belum bisa diatasi
dengan sempurna," kata guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian
Bogor (IPB), Prof Dr Ir Ali Khomsan MS, usai gebyar posyandu tumbuh aktif tanggap
(TAT) di Gedung Basket, Gelora Bung Karno, Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta, dan
ditulis pada Minggu.
Dipaparkan Prof Ali satu dari 3 balita memiliki ukuran badan yang lebih pendek
dari standar tinggi badan yang diharapkan. Indonesia berada di peringkat ke-lima negara
dengan jumlah anak stuntingterbanyak, sekitar 7,8 juta  anak. Umumnya anak
yang stunting karena gizi buruk kemampuan membaca dan belajarnya menurun.
 Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi.
Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan
salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring
dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal
protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang,
karena Indonesia merupakan negara bahari.

C. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


1. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam,
tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
2. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam
koordinasi dan kecepatan gerak.
3. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
4. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak,
panjangnya testis dan volume testis
5. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
6. Pertumbuhan gigi yang terlambat

D. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan
masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil
masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular,
organ pernafasan dan ginjal).
E. PENGARUH STUNTING PADA ANAK
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya
adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan
mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada
anak-anak akan terjadi deficit  jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental
sehingga tidak   mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak-
anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama
masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak
dengan status gizi baik. Hal ini memberikan  konsekuensi terhadap kesuksesan anak
dalam  kehidupannya dimasa yang akan datang.
2. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor
dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI
yang tidak memadai, makanan  tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan
infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted
mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan  rekomendasi kadar gizi,
berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di
wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang  kurang. Anak stunted pada usia lima
tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini
berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang
stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas,
sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak  dengan BBLR. Stunted terutama
berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses
pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

F. PENCEGAHAN
Stunting atau tubuh pendek dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
1. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara
teratur dan terus menerus
2. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat
bulan
3. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya
mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja
dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang
dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan
4. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat,
terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai
kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.

G. PENANGGULANGAN
Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari
pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari
pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan
pertama bayi yang dilahirkannya.
Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh
dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor
penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan
ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta
kependudukan.
Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak
langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan
seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan,
imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan
inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan
pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif
melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan,
penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll Kegiatan
perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference
Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan
internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat
kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka
seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan
lingkungan.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, meliputi :  
1.   Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu  hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila
ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis
(KEK), maka perlu diberikan  makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap
ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2. Pada saat bayi lahir


Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air
Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).

3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun


Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi
dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap. Perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai