Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

“STUNTING”

OLEH :

NAMA :

NIM :

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAH KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2018
I. Latar Belakang
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai
janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun
(MCAIndonesia, 2016). Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup
serius, Prevalensi pendek secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang
berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007
(36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2% terdiri dari 18,0% sangat pendek
dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan
penurunan, dari 18,8% tahun 2007 dan 18,5% tahun 2010. Prevalensi
pendek meningkat dari 18,0% pada tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun
2013. Di Provinsi Gorontalo itu sendiri prevalensi stunting pada tahun 2013
yaitu ± 35% (Riskesdas, 2013)
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya adalah pengertian stunting, penyebab dari stunting, dampak dari
stunting, pencegahan stunting, bahan makanan yang dianjurkan.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kurang lebih 20 menit, masyarakat
dapat mengetahui tentang stunting.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian stunting.
b. Mengetahui penyebab dari stunting.
c. Mengetahui dampak dari stunting.
d. Mengetahui pencegahan stunting.
e. Mengetahui bahan makanan yang dianjurkan.
IV. Manfaat Kegiatan
1. Untuk Peserta Penyuluhan
Agar peserta penyuluhan mendapatkan pengetahuan yang lebih
luas tentang stunting dan dapat melakukan pencegahan dan
penanggulangan dini terhadap kejadian stunting itu sendiri.
2. Untuk Penyuluh
Agar dapat menambah pengalaman serta melatih untuk berbicara
didepan umum.
V. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan insyaallah dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 21 Mei 2018
Pukul : 10.00 s/d Selesai
Tempat : Aula Kantor Desa
VI. Sasaran
Ibu hamil dan orang tua balita.
VII. Pemateri
Ayinur Fajriah Arsyad
VIII. Media Yang Digunakan
Leaflet
IX. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
X. Garis – Garis Besar Materi
1. Pengertian Stunting
2. Penyebab Stunting
3. Dampak dari Stunting
4. Pencegahan Stunting
5. Bahan makanan yang dianjurkan
XI. Lay Out Kegiatan

N Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
O Waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
( 5 Menit )
memperhatikan
3. Kontrak waktu
3. Menyetujui
4. Menjelaskan tujuan
4. Mendengarkan dan
pembelajaran
memperhatikan

2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan


( 10 Menit ) Stunting memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab 2. Mendengarkan dan
Stunting memperhatikan
3. Menjelaskan dampak dari 3. Mendengarkan dan
Stunting memperhatikan
4. Menjelaskan pencegahan 4. Mendengarkan dan
Stunting memperhatikan
5. Menjelaskan bahan 5. Mendengarkan dan
makanan yang dianjurkan memperhatikan
6. Memberikan kesempatan 6. Masyarakat bertanya
masyarakat untuk bertanya
3. Penutup 1. Kesimpulan dari 1. Mendengarkan dan
( 5 Menit ) pembelajaran memperhatikan
2. Salam penutup 2. Mendengarkan
XII. Rencana Biaya

NO. Nama Barang Satuan Harga Total


1 Leaflet 10 orang Rp. 2.000 Rp. 20.000
T O TAL Rp. 20.000

XIII. Rencana Evaluasi

Pertanyaan lisan berupa :

1. Apasaja penyebab Stunting?


2. Apasaja dampak dari Stunting?
3. Apasaja bahan makanan yang dianjurkan ?
XIV. Target Capaian
80% peserta penyuluhan memahami materi yang dipaparkan.
XV. Daftar Pustaka
MCAIndonesia, 2016. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Diambil dari :
https://www.mca-indonesia.go.id/. Diakses 19 Maret 2018
Trihono, dkk. 2015. Pendek (Stunting) Di Indonesia, Masalah Dan
Solusinya. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes
Indrawati, Sri. 2016. Hubungan Pemberian Asi Esklusif Dengan Kejadian
Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa Karangrejek Wonosari
Gunungkidul. Skripsi. Diakses 19 Maret 2018
XVI. Lampiran
1. Materi
a. Pengertian Stunting
Stunting (Pendek) diidentifikasi dengan membandingkan
tinggi seorang anak dengan standar tinggi anak pada populasi yang
normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Anak
dikatakan pendek (stunting) jika tingginya berada dibawah -2 SD
dari standar WHO (Trihono, 2015).
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
nampak saat anak berusia dua tahun (MCAIndonesia, 2016)
b. Penyebab Stunting
Beberapa literatur menjelaskan bahwa proses terjadinya
stunting sangat panjang, yakni berawal sejak janin dari dalam
kandungan, kondisi gizi ibu hamil, bahkan sebelum hamil akan
menentukan pertumbuhan janin. Ibu hamil yang kekurangan gizi
beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, dan ini
merupakan penyebab utama stunting. Kondisi sosial ekonomi,
ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan akses terhadap
berbagai sarana pelayanan dasar berpengaruh pada tingginya
prevalensi stunting.
Setelah lahir, bayi yang tidak disusui secara baik berisiko
menderita berbagai infeksi penyakit karena pola makan yang tidak
cukup asupan gizi dan tidak higienis.
c. Dampak Stunting
Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan
kematian serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan motorik
dan mental. Balita yang mengalami stunting memiliki risiko
terjadinya penurunan kemampuan intelektual, produktivitas, dan
peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Hal ini
dikarenakan anak stunting juga cenderung lebih rentan terhadap
penyakit infeksi, sehingga berisiko mengalami penurunan kualitas
belajar di sekolah dan berisiko lebih sering absen. Stunting juga
meningkatkan risiko obesitas, karena orang dengan tubuh pendek
berat badan idealnya juga rendah. Kenaikan berat badan beberapa
kilogram saja bisa menjadikan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang
tersebut naik melebihi batas normal. Keadaan overweight dan
obesitas yang terus berlangsung lama akan meningkatan risiko
kejadian penyakit degenerative.

d. Pencegahan Stunting
1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil.
2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan
diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup
jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya
yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya
gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi,
serta menjaga kebersihan lingkungan.
e. Bahan Makanan yang Dianjurkan
Contoh bahan makanan yang mengandung zat gizi mikro yang
dianjurkan untuk penderita Stunting yaitu :
1. Ikan teri kering, belut, susu, keju dan kacang – kacangan
adalah bahan makanan yang mengandung Kalsium
2. Ikan laut, udang & kerang merupakan bahan makanan
sumber Yodium.
3. Hati, kerang, telur & kacang – kacangan merupakan bahan
makanan sumber Zink
4. Hati, telur, ikan, kacang – kacangan, sayuran hijau & buah –
buahan merupakan bahan makanan sumber Zat besi.
5. Bayam, lobak, kacang – kacangan, serealia & sayur –
sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung
Asam Folat.

Anda mungkin juga menyukai