Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(STUNTING)

Pokok bahasan : Stunting


Sasaran : Masyarakat Kelurahan Watu
Hari / tanggal : Tanggal 8- 10 Juli 2019
Tempat : Posyandu Watu
Waktu : 45 Menit
Penyuluh : Kornelia Aneng
Ernesta Heni

a. Latar Belakang
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan
anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal
dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau
kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka
panjang untuk gizi kurang pada anak.
b. Tujuan :
- Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara
mencegahnya.
- Tujuan khusus :
a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebabStunting
c.Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada anak
f. Mengerti penanggulangan stunting pada anak
c. Materi (terlampir)
d. Media
- Leaflet
e. Metode
-Ceramah
-Diskusi
-Tanya jawab
f. Kegiatan penyuluhan

No waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1 5 menit 1.Pembukaan
08.00-08.05 - Salam - Menjawab salam
- Perkenalan tim penyuluhn
-Memperhatikan
dengan seksama
2 20 menit 2.Penyampaian materi oleh penyuluh
08.05-08.25 - metode ceramah -materi meliputi : Audience
a. Menjelaskan tentang pengertian mendengarkan
Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak
dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada
anak
e. Mengerti pencegahan stunting
pada anak
f. Mengerti penanggulangan
stunting pada anak
3 20 menit 3. Penutupan
08.25-08.55 - Sesi tanya jawab - Menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
penyaji

g. Evaluasi
1. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
2. Mengerti penyebab Stunting
3. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
4. Mengerti pengaruh stunting pada anak
5. Mengerti pencegahan stunting pada anak
6. Mengerti penanggulangan stunting pada anak
STUNTING

1. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah,
atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak –
anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya
pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan
gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai
indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan
sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted
pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin
mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir
dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang
berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu
makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini
semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang
akhirnya berpeluang terjadinya stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh
masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif
pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah
kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat
akan gizi. Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab
utama kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan
merupakan salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola
makan sering kali seiring dengan kondisi kesejahteraan.Konsumsi ikan laut
masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang dikandung
sangat bermanfaat bagi anak.Sangat ironis memang, karena Indonesia
merupakan negara bahari.

3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih
pendiam, tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak
non-stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih
baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun
decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut
ketiak, panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan
masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK
(kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,
kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan
pengaruhnya adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang
dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar
secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan
normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan
lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi
baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam
kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak.
Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir
rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai,
diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian
besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada di
bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin
dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota
dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak
stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup,
kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan
kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi
secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan
peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada
perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses
pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

6. PENCEGAHAN
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat
badan secara teratur dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah
empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya
mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk
bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan
efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui
peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada
masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi
yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan
posyandu.

7. Penanggulangan
a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin
dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode
emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi
diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama
kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan
masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.Adapun pengaruh tidak
langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air
minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab
ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan
ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta
kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik)
dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian
tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian
vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi
menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan
pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan
yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan,
penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur
(perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth
Reference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar
pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh
kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI.
Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat
asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari
pertama kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik
dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang
baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau
telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi
lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A,
taburia, imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap
rumah tangga.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kota Pemateri

Willibrordus Tan Bak, A.Md.Kep - Kornelia Eneng


NIP. 19701215 199303 1 011 - Ernesta Heni

Anda mungkin juga menyukai