Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL STUNTING DAN PENCEGAHANNYA

POLIKLINIK ANAK

RSUD SUMEDANG

Disusun Oleh:

Mochamad Fajar Azimat

Puji Nurdiansyah

Sita Havita Yunita

PROGRAM PROFESI NERS

UNIVERSITAS ARS BANDUNG

2019
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok bahasan : Stunting


Sub pokok bahasan : Stunting Pada Anak dan Pencegahannya
Sasaran : Anak dan Keluarga di Poliklinik Anak RSUD Sumedang
Hari / tanggal : Kamis, 26 Desember 2019
Tempat : Poliklinik Anak RSUD Sumedang
Pukul : 09.00 – selesai
Penyuluh : Mahasiswa/I Universitas ARS

a. Tujuan :
- Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara
mencegahnya.
- Tujuan khusus :
a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada anak
f. Mengerti penanggulangan stunting pada anak

b. Materi (terlampir)
c. Media
Leaflet
d. Metode
-Ceramah
-Diskusi
-Tanya jawab

e. Kegiatan penyuluhan

no Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1 5menit 1.Pembukaan
09.00-09.05 - Salam -Menjawab salam

- Perkenalan tim penyuluhn -Memperhatikan dengan


seksama
2 15 menit 2.Penyampaian materi oleh penyuluh
09.05-09.20 -metode ceramah -materi meliputi :
a. Menjelaskan tentang pengertian
Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak Audience mendengarkan
dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting
pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting
pada anak
f. Mengerti penanggulangan
stunting pada anak
3 10 menit 3. Penutupan
09.20-09.20 - Sesi tanya jawab - Menjawab
- Mengucapkan Salam Penutup pertanyaan yang
diberikan oleh
pemateri
- Menjawab Salam

f. Evaluasi
1. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
2. Mengerti penyebab Stunting
3. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
4. Mengerti pengaruh stunting pada anak
5. Mengerti pencegahan stunting pada anak
6. Mengerti penanggulangan stunting pada anak
LAMPIRAN MATERI

STUNTING

1. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted
ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk
gizi kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada
masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi
dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan
gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR),
sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan
makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan
metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya
berpeluang terjadinya stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di
lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi. Namun
kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu biang
kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan kondisi
kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang
dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan
negara bahari.

3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak
banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika ditempatkan
dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa yang
buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan
kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak,
panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan masurasi dalam
keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan), penyakit
kronis pada organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya adalah sebagai
berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami
stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi
deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk
belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-
anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah
dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap
kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar yang
menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual.
Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan
tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian
sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah
ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga
banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung
menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja
dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi secara
langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak
dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

6. PENCEGAHAN
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara teratur
dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu
masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan para
anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan
uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui
peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat, terutama
para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat
dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.
7. PENANGGULANGAN
a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam kandungan
sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama
kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah kesehatan.
Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air
minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi
oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan
sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan
sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil
KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian
vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD),
ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian
MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan
kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan
jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun 2005
yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat
ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI.
Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang
baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan,
meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi
stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka
perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak
memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

8. ZAT GIZI MIKRO YANG BERPERAN UNTUK MENGHINDARI STUNTING


a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi otot.
Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-
kacangan.
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan
kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur
dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi.
Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi
sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain bayam, lobak, kacang-
kacangan, serealia dan sayur-sayuran.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan
diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah
normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adinda. 2014. Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek). (http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-


masalah-gizi-penyebab-stunting.html). Diakses pada tanggal 24 April 2016.
Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef Indonesia.Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
Rizma. 2016. 8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.(
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-88-juta-anak-
indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai