Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“”

A. Pelaksanaan kegiatan
a. Topik : Stunting pada balita :
b. Sasaran : Ibu yang mempunyai balita
c. Hari/Tanggal : Selsa,14 febuary 2023
d. Waktu : 08:00-10:00
e. Tempat : Desa pusungi

B. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan di harapkan klien dan keluarganya mampu
memahami stunting pada balita.

b. Tujuankhusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan di harapkan klien dapat mengetahui :
1. Pengertian stunting pada balita
2. Ciri-ciri stunting pada balita
3. Penyebab stunting pada balita
4. Dampak pada stunting
5. Pencegahan stunting

C. MATERI

1. Pengertian stunting penyebab st


2. unting pada balita
3. Dampak stunting
4. Ciri ciri pada stunting
5. Pencegahan stunting

D. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

E. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
F. MEKANISME KEGIATAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1. 4 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Memberisalam  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan
pembelajaran memperhatikan
2. 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
 Menjelaskan materi mendengarkan
penyuluhan secara penyuluhan
berurutan dan teratur
Materi :
 Pengertian stunting pada
balita
 Ciri-ciri stunting pada
balita
 Penyebab stunting pada
balita
 Akibat dan efek stunting
 Pencegahan stunting.
3. 8 menit Evaluasi : Merespon, bertanya dan
Meminta kepada klien menjawab pertanyaan
menjelaskan kembali :
1. Pengertian stunting pada
balita
2. Penyebab stunting pada
balita
3. Penyebab stunting pada
balita
4. Akibat dan efek stunting
5. Pencegahan stunting

- Memberikan
kesempatan kepada
responden untuk
bertanya

4. 2 menit Penutup : Menjawab salam


Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam
G. EVALUASI :
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 2 soal
Pertanyaan :
1. Menjelaskan apa itu stunting
2. Menjelasskan pencegahan stunting
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (Bagi bayi dibawah lima tahun)
yang mengakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi
akan lahir tetapi, kondisi Stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

2. Penyebab pada stunting


Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang terjadi di masa lalu. Misalnya
asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, serta berat badan lahir
rendah (BBLR).
Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah
ia lahir saja. penambahan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan. WHO
sebagai Badan Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa sekitar 20 persen kejadian stunting
sudah terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hami kurang bernutrisi dan berkualitas,
sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam
kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran. Selain itu, kondisi ini
juga bisa terjadi akibat kebutuhan gizi anak saat masih di bawah usia 2 tahun tidak
tercukupi. Entah itu tidak diberikan ASI eksklusif, ataupun MPASI (makanan
pendamping ASI) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.

3. Dampak pada stunting


Di bawah rata-rata. Tinggi atau pendeknya tubuh anak sebenarnya bisa dengan mudah
Anda ketahui, jika Anda memantau tumbuh kembang si kecil sejak ia lahir.
Beberapa gejala dan tanda lain yang terjadi pertumbuhan kalau anak mengalami
gangguan :

 Berat badan anak tidak naik, bahkan cenderung menurun.


 Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti keterlambatan menarche (menstruasi
pertama anak perempuan).
 Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

4. Ciri – Ciri pada stunting


Agar dapat mengetahui kejadian stunting pada anak maka perlu diketahui ciri-ciri anak
yang mengalami stunting sehingga jika anak mengalami stunting dapat ditangani
secepatnya.
1. Tanda pubertas terlambat
2. Usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam yang leblh, tidak banyak melakukan
kontak mata
3. Pertumbuhan terhambat
4. Wajah tampak lebih muda dari usianya
5. Pertumbuhan gigi terlambat
6. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar

5. Pencegahan stuting
Bagaimana Cara Pencegahan Anak Stunting
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap
pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
1) Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan
kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Istilah "Isi Piringku" dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah,
setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih
banyak daripada karbohidrat.
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Mulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal
keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan
stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.
Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan upayakan agar bayi
mendapat kolostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.
Setelah itu ASI dapat dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun diberikan juga makanan
pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke
Posyandu setiap bulan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit
berbahaya melalui tubuh yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah.
Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.

3) Sanitasi dan Akses Air Bersih


Rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan risiko air bersih, mendekatkan anak
pada ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu belajar cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, juga tid~! buang air besar sembarangan.

DAFTAR PUSTAKA
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/ini-dampak-seks-bebas-bagi-kesehatan-
fisik-dan-mental-28#:~:text=Sederhananya%2C%20pengertian%20seks%20bebas
%20yang,orang%20dengan%20berganti%2Dganti%20pasangan
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/ini-dampak-seks-bebas-bagi-kesehatan-
fisik-dan-mental-28#:~:text=Seks%20bebas%20sering%20dikaitkan%20sebagai,vaginal%2C
%20oral%2C%20maupun%20anal
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/kiat-pencegahan-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja/
https://id.scribd.com/doc/199885892/SAP-SEX-BEBAS-doc

Anda mungkin juga menyukai