Anda di halaman 1dari 11

PUSKESMAS TETEWATU

KEC.WIWIRANO
KAB.KONAWE UTARA

“GENCAT “
(Gerakan Cegah Stunting)
Gencat(Gerakan Cegah Stunting) adalah Kegiatan Pemberdayaan
mayrakat dalam Mencegah Stunting. Kegiatan Ini Bertujuan Utuk
Mencegah Stunting serta Memberikan Pengetahuan Kepada
Masyarakat agar tau,mau,dan mampu dalam Mencegah Stunting
Kususnya didesa Binaan Puskesmas Tetewatu. Kegiatan Ini
Merupakan Salah Satu Kegiatan Inovasi Nusatara Sehat bersama
Puskesmas Tetewatu. Semoga dengan adanya Kegiatan ini Kiranya
Masyarakat Tau dan mampu dalam Mencegah Stunting serta
sebagai Bentuk keterlibatan masyarakat Bersama Puskesmas dan
Pemeerintah Desa dalam Bergandeng tangan mendukung Program
Pemerintah dalam Mencegah Stunting.
MATERI DAN PELAKSANAN KEGIATAN

Pokok bahasan : Stunting


Sub pokok bahasan : Stunting Pada Anak
Sasaran : Masyarakat
Hari / tanggal : ……………………..
Tempat :
Pukul : ……………………….

a. Tujuan :
- Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting
pada anak dan cara mencegahnya dan Pemberdayanan
Masyarakat Agar tau , mau dan Mampu dalam mencegah
Stunting
- Tujuan khusus :
a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada anak
f. Mengerti penanggulangan stunting pada anak
g. Membentuk Kelompok Gencat (Gerakan Cegah Stunting
pada Anak

b. Materi (terlampir)
c. Media
Lifleat
d. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Pembentukan Kelompok “Gencat”
e. Pelaksanan Kegiatan
No waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta
1 5menit 1.Pembukaan
08.00- - Salam -Menjawab salam
08.05
- Perkenalan tim NS dan -Memperhatikan
Puskesmas. dengan seksama
- Menjelaskan Maksud
dan Tujuan Kegiatan
2 35 menit 2.Penyampaian materi
08.05- Sttunting oleh Tenaga Gizi
08.40 Puskesmas
-metode ceramah -materi
meliputi : Audience
a. Menjelaskan tentang mendengarkan
pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab
Stunting
c. Mengerti tentang ciri
anak dengan
Stunting
d. Mengerti pengaruh
stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan
stunting pada anak
f. Mengerti
penanggulangan
stunting pada anak
g. Pembentukan
Kelompok Gencat
3 20 menit 3. Penutupan
08.40- - Sesi tanya jawab -
09.00
STUNTING

1. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan
umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang
normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada
anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan.
Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak
dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan
penyebab tidaklangsung yang memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan
lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan
disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan
penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan
metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini
semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih
dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting
adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan
pengetahuan masyarakat akan gizi. Namun kedua faktor ini
masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan
kemiskinan merupakan salah satu biang kerok munculnya
anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan
kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih
rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat
bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena
Indonesia merupakan negara bahari.

3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih
terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak banyak melakukan
eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting)
menampilkan performa yang buruk pada tes perhatian dan
memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan
kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh
adalah 5cm/tahun decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche,
rambut pubis, rambut ketiak, panjangnya testis dan volume
testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat
4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan
pertumbuhan dan masurasi dalam keluarga (pendek, menarche),
penyakit infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan),
penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,
kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted
dan pengaruhnya adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum
usia enam bulan, akan mengalami stunted lebih berat
menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-
anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam
perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu
untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak-
anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted
cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen
dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik.
Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak
dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan
perkembanangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan
stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir
rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang
tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan.
Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan
stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah
ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga
miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di
wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif
yang kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung
menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia
dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh
menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi
secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga
meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR.
Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih
cenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan
berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

6. PENCEGAHAN
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan
pengawasan berat badan secara teratur dan terus menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk
mengganti ASI sepanjang ibu masih mampu menghasilkan
ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan
dengan upaya mengikutsertakan para anggota keluarga yang
sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan
penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang
dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan
keterampilan dan kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE)
kepada masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya
konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini
dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.
7. Penanggulangan
a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting
dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2
tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama
kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan
pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari
selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama
bayi yang dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya
asupan gizi dan masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi
dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah
ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air
minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh
faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah
yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi,
dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka
perbaikan gizi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara
langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung
(kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh
sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian
tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT,
pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita
dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif,
pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi
dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif
melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan,
penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan
infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS)
Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar
pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat
ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan,
pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan
optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang
baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada
seribu hari pertama kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan
cara terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu
mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu
hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah,
minimal 90 tablet selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak
mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan
begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu
(ASI) saja (ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus
dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi
dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia,
imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus
diupayakan oleh setiap rumah tangga.
Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita
sudah ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada
dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek
dibandingkan balita seumurnya.

Hironimu Karus,SKM
NST Batch XIV

Anda mungkin juga menyukai