Anda di halaman 1dari 24

TUGAS TUTORIAL 3

LAPORAN PENGEMBANGAN DAN ANALISIS


KEGIATAN ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
MELALAUI KEGIATAN BERMAIN BONEKA PADA TAMAN PENITIPAN ANAK
DI PAUD NEGERI PEMBINA 1 KOTA BENGKULU LAYANAN TPA

Disusun oleh:
Nama : RESTRI HENDAYANITA
NIM : 826243544
Dosen pembimbing : WELDAH NIYAH, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BENGKULU
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Taman penitipan anak (Child care center) adalah Wahana asuhan
kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya
waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya Selain itu
Taman penitipan anak juga disebut sebagai Wahana pendidikan dan
pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai keluarga untuk
jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak
memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau
sebab lainnya.
Menurut luluk Asmawati,dkk 2010:1.37 adalah anak usia dini
memiliki potensi besar dengan mengoptimalkan segala aspek
perkembangan yaitu salah satu perkembangan sosial emosional.
Perkembangan sosial emosional pada taman penitipan anak akan
berkembang secara optimal jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Semua
anak memiliki berbagai kecerdasan dalam tingkat dan indikator yang
berbeda -beda. Hal ini menunjukkkan bahwa semua anak pada hakekatnya
adalah cerdas.
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD
pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial terhadap
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
Tujuan layanan Program Taman Penitipan Anak adalah:
a. Memberikan layanan kepada anak usia 0 – 6 tahun yang terpaksa
ditinggal orang tua karena pekerjaan atau halangan lainnya.
b. Memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak
anak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan
dan kasih sayang, serta hak untuk berpartisipasi dalam lingkungan
sosialnya.
Dengan cara untuk meningkatkan pengembangan sosial emosional di
taman penitipan anak pada usia 0-6 tahun adalah dengan berbagai
melakukan kegiatan yang selalu eksploratif dan menyenangkan yaitu
dengan melakukan kegiatan metode bercerita,doa sebelum dan sesudah
belajar,saling berbagi,memasang sepatu,merapikan alat bermain. Maka
dari itu penulis memilih penyesuaian diri melalui pengenalan lingkungan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan pengembangan
sosial emosional

Taman penitipan anak di Paud Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu


mempunyai visi dan misi yaitu sebagai berikut:
Visi : Membangun bangsa melalui pendidikan yang dilakukan sejak usia
dini yang berkarakter,berakhalakul qarimah unggul dalam imtaq dan
imtek serta menjadikan dunia anak yang lebih berwarna
Misi:
 Menjadikan setiap kegiatan bernilai ibadah melalui pembimbingan dan
pengasuhan yang terbaik agar anak mendapat pembelajaran yang
terbaik
 Mengembangkan iklim belajar yang menyenangkan, berwawasan luas
yang berakar pada norma dan nilai-nilai budaya masa dan berkarakter
serta mebebaskan proses berkembangnya potensi anak
 Mengembangkan keterampilan belajar pada tiap diri siswa melalui
pembelajaran berpusat pada anak
 Memberikan kesempatan yang sama pada tiap siswa untuk menggali
mengenali dan mengembangkan kemampuannya dengan melaksanakan
kerja sama pada semua stakeholder sehingga dapat mewujudkan dunia
anak dengan optimal
 Memberdayakan seluruh potensi sekolah untuk memberikan mutu
pelayanan yang maksimal
Kurikulum yang dipakai Paud Pembina 1 adalah kurikulum k13
Mengingat bahwa untuk mengembangkan sosial emosional anak
bukanlah suatu kegiatan yang mudah,maka dari itu penulis melaksanakan
observasi pengamatan di paud Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu pada 28
Mei 2021. Pada kegiatan pengembangan sosial emosional dengan
penyesuaian diri melalui kegiatan bermaiin boneka jari.
Boneka umumnya adalah mainan yang pa;ing disukai oleh nak usia dini
baik anak laki-laki maupun perempuan karena bentuk karakternya yang lucu
dan unik juga enarik seperti nhalnya anak-anak usia dini,sehingga
memudahkan anak untuk mengembangkan social emosional dalam layanan
TPA, Mengingat bahwa untuk mengembangkan sosia; emosional anak
bukanlah suatu kegiatan yang mudah,karena sifat anak yang egosentris,
maka dari itu penulis melaksanakan observasi pengamatan di paud Pembina
negeri 1 kota bengkulu pada 24 Mei 2021. Pada kegiatan pengembangan
social emosional anak melalui kegiatan bermain boneka Jari.
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi
penelitian Di kelompok bermain di Paud Pembina negeri 1 kota
bengkulu,maka penelitian berfokus Pada “ Pengembangan Sosial Emosional
anak melalui bermain boneka”.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengumpulkan data mengenai:
a. Alasan ppengasuh melakukan kegiatan bermain boneka untuk
Mengetahui perkembangan social emosional anak pada layanan TPA di
PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu.
b. Tujuan pengasuh melakukan kegiatan berman boneka.
2. Kebijakan yang mendukung pengasuh melakukan kegiatan bermain
boneka serta mengevaluasi hasil belajar anak TPA di PAUD Pembina 1
melalui kegiatan bermain Boneka.
3. Membuat Analisis kritis(critical analysis) mengenai kegiatan tersebut
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Penulis
1. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu kegiatan di lembaga PAUD
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
b. Guru
1. Membntu guru menemukn strategi mengajar yang tepat, dan
dengan suasana kelas yang tidak pasif karena adanya media boneka
jari
2. Melalui boneka jari guru dapat memperbaiki system pembelajaran
yang masih belum tepat dalam kegiatan pengembangan social
emosional anak dengan kegiatan bermain boneka.
c. Lembaga
1. Melalui boneka jari,memberikan gambaran kepada pihak sekolah
untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas yang cukup untuk membantu
kelangsungan proses pembelajaran
2. Melalui media boneka jari, pihak sekolah bias menyiapkan media-
media yang lebih emnarik dan bermakna untuk anak.
3. Meningkatkan prestasi sekolah melalui prestasi belajar anak dan
prestasi kinerja guru yang kreatif, terhadap kegiatan anak di Taman
Penitipan Anak kepada PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu
itu sendiri secara langsung.
d. Orang tua
Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan
social emosional anak.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengembangan Social Emosional


Pengertian perkembangan social emosional adalah merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan soosial yang sesuai dengan tuntunan yang berlaku di
masyarakat, pembentukan perkembangan social dimulai ketika ia mulai bayi yang
berinteraksi dengan orang tuanya,seseorang bisa bersosialisasi karena adanya
kesempatan untuk berinteraksi dengn orang lain.
Menurut Hurlock (Nugraha. 2008:1.18) menyatakan bahwa ada tiga proses
sosialisasi yaitu belajar untuk bertingkah lku sosil terhadp individu lain.
Individu dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok individu
social, individu non social, dan individu anti social.
Perkembangan social khususnya pada anak usia dini lebih dipengaruhi oleh
empat factor yaitu keluarga, factor rumah/lingkungan,factor kematangan, factor
pendidikan
Sikap yang dapat dikembangkan melalui bermain adalah sebagai berikut :
1. Sikap social belajar berkounikasi
2. Belajar berkomunikasi
3. Belajar berorganisasi
4. Lebih menghargai orang lain dan perbedaan
Menurut Patmodewo, ada lima tingkatan harmoni dan kompromi untuk anak
usia dini,yaitu :
1. Bermain solitaire
2. Bermain sebagai pengamat/penonton
3. Bermain paralel
4. Bermain asosiatif
5. Bermain kooperatif

B. Pengertian Bermain Boneka Jari


Para pakar sering merngatakan bahwa dunia anaka dalah dunia bermain.
Bermain terungkap dalam beebrapa bentuk apabila anak sedang beraktivitas,
mereka bermain ketika bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-
warni bermain boneka, atau menirukan sesuatu yang dilihat. Bermain dapat
berupa bergerak,berlari, melempar bola, memanjat, atau menyusun puzzle, dapat
pula bernain kreatif dengan emnggunakan krayon, plastisin, atau tanah liat, sejak
abad ke-19 bernunculan teori tentang bernain,
Boneka jari merupakan boneka yang terbuat dari kain fanel yang dibentuk
pola menyerupai bentuk manusia, binatang, buah dan lain sebaginya yang
dimasukan kedalam jari-jari tangna manusia dan dimainkan sesuai dengan
karakter yang dimainkan. Boneka jari snagat menarik bagi anak karena
bentuknya bermacam-macam seeperti binatang,buah dan lain-lain, tetapi ada
juga yang bias di dapatkan per set, sepererti boneka jari dengan set keluarga
yng terdidi dari anggoya keluarga inti yaitu, kakek, nenek, ayah, ibu anak
perempuan dan anak laki-laki. Boneka jari juga kadang dibuat dengan
membentuk tokoh-tokoh dengan tema animasi dan kartun.
C. Tujuan bermain boneka jari
Bermain dengan boneka mendukung keterampilan social pada awal anak.
Saat bermain dengan boneka bersama temannya, mereka belajar berkomunikasi
satu sama lain.dan dengan bermain boneka anak-anak dapat memainkan peran
sebagai orang lain seeperti boneka bayi, anak-anak memainkan peran sebagai
seorang ibu,hal ini dapat mengembangkan sikap tanggung jawab anak.dari
permainan bermain peran sebagai seorang ibu anak lebih mudah mengetahui
bagaimana caranya merawat yang lebih muda
Dapat mengolah emosinya, seperti rasa empati dan kasih sayang,sehingga
dapat meningkatkan kepeduliannya kepada orang-orang sekitar.
Dunia anak memang masanya bermain. Bukan hanya sekedar bersenang-
senang, bermain juga memiliki peran penting bagi tumbuh kembang anak, tak
terkecuali permainan sederhana boneka jari.
Guru bias rekreasi dengan boneka jari, menjadi aneka karakter. Mulai binatang
sampai aneka tokoh kartun kesayangan anak. Jika tak ada boneka jari, maka
guru bisa memanfaatkan kain bekas untuk dibentuk dan dihias seperrti boneka
jari:
1. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
Seperti halnya mendongeng,saat anak bermain boneka jari anak akan
belajar untuk berbicara, mendengar, hingga memberi timbal balik dari
pesan yang disampaikan. Maka ketika itulah, anak akan semakin terlatih
terampil berkomunikasi.
Ia pun, bias jadi pendengar yang baik,dan ia akan tahu kapan dia harus
mendengar dan kapan harus tampil berbicara. Itu semua bias anak pelajari
dari bercerita dengan bermain boneka jari

2. Mengembangkan imajinasi anak


Ketika memainkan peran boneka jari, anak akan terbawa untuk mengikuti
alur cerita. Guru berperan besar dalam menciptakan theater of mind pada
anak, yang bias merangsang daya imajinasinya. Guru bias bernarasi dengan
menceritakan sedetail mungkin latar wajtu, tenpat, bajkan suasana pada
cerita itu. Aneka jenis suara atau bunyi-bunyian yang lucu bias guru
tambhakan untuk memperkuat kean. Kemudian, ajaklah anak untuk seolah
terlibat. Misalnya, guru inginm menjelaskan suasana riuh pagi hari. Maka
bia gueuunculkan kokok ayam, suara adzan subuh dan lain sebagainya.

3. Melatih motoric halus


Motoric halus anak bias berupa koordinasi antara otot-otot tangan dalam
melakukan gerakan. Saat bergantian kini anak yang bermin boneka jari,
maka ia sedang mengkoordinasikan gerak mata hingga otot tangan untuk
bias serasi. Belum lagi, anak juga terpacu untuk mengekspresikan apa yang
guru munculkan. Jika hal ini sering dilakukan secara rutin sejak dini, nukan
tidak mungkin anak akan tumbuh dengan kecerdasan dan kreativitas tinggi
dikemudian hari
4. Meningkatkan kemampuan social
Ada banyak nilai-nilai dan pesan yang bias guru tanam dan kembangkan
pada anak melalui bermain boneka jari. Keterampilan social salah satunya.
Anak akan belajar empati, peduli sesame,tolong menolong, hingga toleransi
dengan cerita yang guru sampaikan. Di sini di tuntut kreativitas guru.
D. Manfaat Bermain Boneka Jari Bagi Perkembangan Anak
Adapun beberapa manfaat yang di ambil dari perminan mengunakan media
boneka jari ini antara lain :
1. Tidak memerlukan waktu yang banyak , biaya dan persiapan yang terlalu
rumit
2. Tidak banyak memakan tempat,panggung sandiwaraa boneka dapat dibuat
cukup kecil dan sederhana
3. Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi pemakainya
4. Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan
menambah suasana gembira.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dismipulkan bahwa manfaat boneka jari
begitu banyak, salah satunya adalah untuk membantu anak dalam
mengeluarkan pendapat, melalui boneka jari ini anak tidak memerlukan waktu
yang banyak untuk mempersiapkan cukup dengan boneka jari sebagai alat
bermain anak.

E. Langkah- langkah bermain boneka


Walaupun manfaat boneka banyak namun kita tidak boleh memilih boneka
sembarangan, maksudnya anak boleh memilih boneka yang mereka sukai tapi
orang dewasa tetap harys mengarahkan anak dalam boneka yang mereja
mainkan. Berikut tips memilih boneka untuk anak seeperti :
1. Memilih boneka sesuai dengan umurnya
2. Berikan tanggung jawab anak untuk merapikan kembali boneka
3. Pertimbangkan bobeka untuk anak laki-laki
F. Macam-macam Boneka Jari
Di lihat dari bentuk dan caramemainkannya dikenal beberapa jenis boneka,
antara lain:
1. Boneka Jari
Boneka ini dibuat dengan alat sederhana sepeerti tutup botol, bola
pingpong, bamboo kecil yang dapat di pakai sebagai kepala boneka. Sesuai
dengan namanya boneka ini dimainkan dengan menggunakan jari tangan
manusia kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/dalam. Dapat juga
dibuat dari semacam sarung tangan,dimana pada ujung jari sarung tangan
tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian kita/dalam
tinggal menariknya saja.

2. Boneka Tangan
Kalau boneka Jari tangan dari setiap jari kita dapat memainkan satu
tokoh, lain dengan .boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu tangan kita
hanya dapat memainkan satu boneka.di sebut boneka tngan, karena boneka
ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,sedangkan badan dan
kakinya hanya merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang
memainkannya dsiamping cara memain kannya juga hanya memakai
tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain)
Cara memainkannya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau
menggerakkan kepala, ibu Jari dan tangan untuk menggerakkan tangan. Di
Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media
pendidkkan/pembelajaran disekolah-sekolah sudah dilaksanakan,bahkan
dipakai diluar sekolah yaitu pada acara siaran TVRI dengan film seri
boneka “Si Unyil”

3. Boneka Tongkat
Disebut boneka Tongkat karena cara memainkannya dengan
menggunakan tongkat. Tongkat-tomgkat ini dihubungkan dengan tangan
dan tubuh boneka. Wayang Golek di jawa Barat misalnya adalah termasuk
boneka jenis ini. Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai
memdia pendidikan dan media pebelajaran disekolah, maka tokoh-tokoh
dibuat sesuai dengan keadaans ekarang,misalnya dibuat tokoh tengtara,
pedagang, lurah, nelayan dan sebagainya. Boneka tongkat dapat dibuat dari
kayu yang lunak seeperti kayu kemiri, randu,dan sebagainya.
4. Boneka Tali
Boneka Talia tau “Marionet” bnyak dipakai dinegara barat. Perbedaan
yang menyolok antara boneka tali dengan boneka lainnya adalah, boneka
talin bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menuirut
kehendak kita/dalangnya. Cara menggerakkan dengan tali. Dengan
demikian maka kedudukan tangan orang yang memainkannya berada di
ayas boneka yang dimainkannya. Untuk memainkan boneka tali diperlulan
latihan-latihan yang teratur, sebab memainkan boneka tali memerlukan
keterampilan yang lebih sulit dibandingkan boneka lainnya. Adakan tetapi
memiliki kelebihan lebih hidup dari pada boneka yang lain, karena
mendekati gerak manusia atau tokoh yang sebenarnya.
5. Boneka Bayang-Bayang
Boneka baying-bayang(shadow puppet) adalah jenis boneka yang cara
memainkannya dengan mempertontonkan gerak baying-bayang dari boneka
tersebut. Di Indonesia khususnya Jawa dikenal dengan “Wayang Kulit”.
Namun untuk keperluan sekolah, wayang semacam ini ndi rasakan kurang
efektif, karena untuk emmainkan boneka ini diperlukan ruangan
gelap/tertutup. Lagipula diperlukn lampu untuk membuat baying-bayang
layar.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN
1. Hari /Tanggal Penelitian : Jum’at/28 Mei 2021
2. Waktu pelaksanaan : 08.00 s/d 10.00 WIB
3. Tempat : PAUD PEMBINA Negeri 1 Kota Bengkulu
4. Subjek penelitian ini :
a. Peserta didik : 8 orang
b. Pendidik : 4 orang
c. Kepala Sekolah : 1 orang
d. Layanan pendidkan : Taman Pentitipan Anak (TPA)
B. METODE PENELITIAN
Penelitian interpretative dilakukan untuk menjelaskan dan menganilsa
fenomena, peristiwa,dinamika social,sikap,kepercayaan, dan persepsi seseorang
atau kelompok terhadap sesuatu. Maka,proses penelitian dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan berfikir yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang dikumpulkan dalam riset kemudian ditafsirkan. (PAUD
Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu)
Penelitian ini menggunakan metode interpretative, yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi,
Observasi, menggunakan ceklist di tabulasi data saja.,fenomena yang
unik/menarik oada PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu. untuk dijadikan
focus penelitian.
2. Wawancara,
Yaitu Tanya jawab dengan seseorang untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai focus penelitian.
3. Dokumentasi
Subjek penelitian ini adalah anak TPA Negeri Pembina 1 dengan jumlah 8
orang anak dan 4 tenaga pemdidik disetiap kelas, dan pimpinan TK Negeri
Pembina 1. Dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 28 Mei 2021 pukul 08.00 –
10.00 WIB.

D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode interpretative, yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti dilapangan.

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk
dijadikan focus penelitian.
2. Wawancara, untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai focus
penelitian.
3. Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang
lebih luas mengenai focus penelitian
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisi data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut:

Wawancara dengan
Observasi Wawancara dengan guru Dokumentasi
pimpinan TPA

Anak-anak - Di TPA kami, menerima - Pimpinan Taman -Sesuai dengan


sedang peserta didik usia 1-2 Penitipan AnakAPUD jadwal
melaksanakan tahun Pembina Negeri 1 pengasuhan
kegiatan Kota Bengkulu,
Bermain berkeyakinan dengan
Boneka di bermain boneka akan
dalam kelas - Taman Penitipan Anak meletakkan dasar
PAUD Pembina Negeri yang kuat untuk
1 Kota Bengkulu pengembangan social
memberikan kegiatan emosional anak, anak
bermain boneka untuk akan belajar
mengembangkan social keterampilan social,
emsional mengembangkan
- Dalam pelaksanaannya imajinasi anak, rasa
pengasuh/pendidik tanggung jawab, serta
memberikan memiliki empati dan
kesemopatan kepada kasih sayang dan
anak untuk memilih dapat memahami
sendiri boneka yang orang lain dan media
diinginkannya. boneka jari
merupakan contoh
belajar sambil
bermain.

Terdapat - Untuk memberikan - Pimpinan Taman - Disesuaikan


ruangan khusus kepada anak Penitipan anak dengan
untuk ekgiatan kesempatan pada PAU Pembina ruangan.
bermain anak agar dapat Negeri 1 Kota
boneka bermain dengan Bengkulu
media sekitar menyatakan khusus
dengan leluasa bermain agar anak
- Penyusunan dapat
kegiatan dibuat melaksanakan
setiap bulan sesuau kegiatan bermain
dengan tema dan dengan nyaman,
mengacu pada buku aman dan
pedoman menyenangkan.
ADITUKA (Asuh
Dini Tumbu
hKembang
Anak)serta dari
sumber lainnya un
tuk membantu
kelancaran
pengasuhan dan
pendidkkan anak.

Terdapat - Ruangan istirahat - Pimpinan TPA - Disesuaikan


ruangan khusus ini di gunakan APUD Pembina dengan
untuk pengasuh untuk Negeri 1 Kota ruangan.
beristirahat menemopatkan Bengkulu selalu
anak anak yang sedang mengutamanka
istirahat/tidur, n pemenuhan
sekaligus tempat gizi anak, agar
mengganti baju dan anak tumbuh
memberi makan kembang anak
anak. berlangsung
- Menurut pengasuh secara optimal
TPA PAUD sesuai dengan
Pembina Negeri 1 tahap-tahap
Kota Bengkulu perkembangann
pemenuhan gizi ya dan usianya.
bagi anak sangat
penting, karena
dengan pemenuhan
gizi yangbtepat,
anak akan tumbuh
dan berkembang
dengan optimal.
B.    Analisis kritis

   Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan “Bermain


Boneka”merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan
social emosional anak. Pengembangan kemampuan social emosional anak di Taman
Penitipan Anak Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu.bertujuan untuk mengajak anak
belajar keterampilan social ketika mereka bermain boneka, mengembangkan imajinasi
anak, dan melatiih ras atanggung jawab serta memiliki kempati dan kasih sayang dapat
memahami orang lain.
Media Boneka merupakan salah satu contoh terbaik dari belajar sambail
bermain.seerperti pendapat Patty Smit Hill(1932) memperkenalkan sebuah masa
“bekerja – bermain” dimana anak-anak dengan bebasnya mengeksplorasi benda-benda
serta alat-alat bermain yang ada di lingkungan, mengambil prakarsa serta melaksanakan
ide-ide mereka sendiri.
Kegiatan bermain boneka yang dikembangkan oleh para pengasuh/pendidik di
Taman Penitipan Anak PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu, dapay
mengembangkan social emosi anak-anak, sepeerti yang di ungkapkan oleh Lowen Feld
and Britain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk(2008) menjelaskan bahwakegiatan seni
peran ( bermain Boneka) dapay mengembangkan fisik, daya fikir,/intelektual,
emsoonal, kreativitas, social dan estetika.
Secara umum, taman penitipan anak PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu, telah
mempunyai kegiatan pengasuhan dan pendidikan yang baik dan terarah. Kegiatan
tersebut telh disusun sedemikian rupa dan sejalan dengan teori-teori bermain yang dapat
mengembangkan kemampuan social emsoional anak sehingga kemungkiinan untuk
dapat mencapai hasil yng diharapkan sangat besar. Di tunjang dengan penyediaan
ruangan yang memadai, sesuai dengan kebutuhan kembang \secara optimal anak,
sehingga nak dapat tumbuh dan dengan kebutuhan, serta pemenuhan gizi yang tepat
bagi anak.

Social emosional melalui kegiatan bermain peran dengan boneka Jari, TPA Pembina
Negeri 1 merupakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk melatih pengembangan
penyesuaian diri. Hal tersebut dapat menunjang persiapan anak memasuki jenjang
pendidikan selajutnya yaitu kelompok bermain. Pelaksanaan kegiatan  anak di TPA
Pembina Negeri 1 dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan bermain Boneka Jari
yang menarik minat anak menggunakan metode yang dikemas seperti metode bermain
peran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan.
Pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan bermain Boneka Jari TPA
Pembina Negeri 1 ini sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No 20/2003 ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia
0-6 tahun. Pada masa ini otak anak berkembang sangat pesat hingga mencapai 80%, milyaran
sel pada otak anak akan saling berhubungan membentuk jaringan yang semakin kompleks
jika mendapat stimulasi yang tepat dari lingkungan sekitarnya (Hasan, 2009:41). Bahwa
dalam proses di TPA hendaknya pengasuh memberikan kesempatan seluas – luasnya pada
semua anak untuk mendapat stimulasi yang tepat oleh lingkungannya.
Pengenalan lingkungan TPA Pembina Negeri 1 bermaksud untuk mengembangkan
penyesuaian diri anak dimana melalui pengumpulan data dapat dilihat tingkat kemampuan
anak dalam penyesuaian diri ada 2 anak dari 8 anak yang masih memerlukan bantuan dan
bimbingan dari pengasuh.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan penyesuaian diri
melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Pembina Negeri 1 untuk mengembangkan
penyesuaian diri anak  sesuai dengan teori – teori tersebut di atas sehingga dalam mencapai
hasil yang diharapkan dapat tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. TPA Negeri Pembina 1 mempunyai program pengembangan social emosional melalui
boneka sejak dini yaitu meletakkan dasar – dasar yang kuat bagi anak untuk belajar
ketrampilan social ketik bermain, mengembangkan imajinasi anak, melatih tanggung
jawab, serta memiliki empati dan kasih sayang dan dapat memahami orang lain, serta
program pemenuhan gizi yang tepat bagi anak dapat meningkatkan tumbuhkembang
anak secara optimal.
2. Kegiatan pengembangan kemampuan social emosional anak d taman penitipan anak paud Pembina
negeri 1 kota Bengkulu mengarah pada kegiayan bermain bpneka
3. Lingkungan pengasuhan (ruangan kgsusus bermain dan ruangan ksussus istirahat ) di taman penitipn
anak paud Pembina negeri 1 kota Bengkulu, juga disiapkan dan di tata sedemikian rupan
sehinggamendukung pencapaian pengembangan social emosional amak

4. Kegiatan pengembangan di TPA Negeri Pembina 1 dilaksanakan dengan metode –


metode yang menyenangkan.
5. Kegiatan bermain peran dengan bermain boneka pada anak, TPA Negeri Pembina
1 telah sesuai dengan teori – teori para ahli yang tersebut di atas.

B.  Saran – saran


1. Dalam mengembangkan kemamapuan social emosional anak, mellaui bermain

boneka, sebaiknya taman penitipan anak paud Pembina negeri 1 kota Bengkulu TPA
Negeri Pembina 1 memberikan boneka yang beragam/bervariasi, dan jumlah nya
sesuai dengan jumlah anak atau lebih, agar banak dapat memilih sendiri boneka
kesukaannyadan tidak berebut dengan temannya.
2. Pengembangan kemmapuan social emosional anak melalui kegiatan bermain
bonekadi Taman Penitipan Anak PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkulu,
hendaknya pengasuh memberi motivasi, pengarahan, dan memberi bantuan pada anak
yang menglami putus asa.
3. Pengasuh hendaknya lebih kreatif lagi dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang
inovatif
4. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan sangat menyenangkan harus didukung
oleh sikap dan perilaku guru yang lebih tanggap terhadap respon dan reaksi anak
DAFTAR PUSTAKA

PG-PAUD Tim, 2014.Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.


Jakarta : Universitas Terbuka
Hasan, Maimunah. 2009. PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA Press
Husamah, 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Musfiqon, HM. 2012. Perkembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003 ayat 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TPA

Nama PAUD: Pembina Negeri 1 Tanggal : jumat 28 mei 2021


No Hal-hal Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan
. Unik/Menarik Yang
Ditemukan Dalam : Ya Tida
k
1. Model Pengembangan   Individu
Kegiatan
2. Penataan ruangan  Ruangan ditata sedemikian rupa
dan disediakan ruangan khusus
bermain, dan ruangan khusus
istirahat.
3. Alat Peraga Edukatif  Menggunakan APE boneka untuk
(APE) yang digunakan anak
4. Kegiatan yang  Anak-anak bermain boneka yang
dilakukan anak dipilihnya sendiri.

5. Pengaturan/  Dimasa pandemi covid ini Anak-


Pengelompokkan Anak anak duduk diberi jarak dan
pendidik duduk bersama mereka
di atas karpet di ruangan khusus
bermain boneka dengan jumlah
masing-masing setiap guru
berjumlah 2 orang anak.

6. Cara pendidik  Pendidik mmeinta anak-anak


memimpin kegiatan untuk memilih sendiri boneka
yang disukainya,selnjutnya
anak dapat bermain boneka
bersama teman, atau bermain
boneka sendiri.

7. Peran orang tua anak  -

Catatan secara umum: tulis disini kesimpulan dari hasil obervasi


Kesimpulan yang didapatkan dari hasil observasi diatas bahwa di Paud
Pembina 1 model pengembangan kegiatan melakukan secara individu, jumlah
anak setiap guru berjumlah 2 orang anak. Pada masa pandemi ini anak-anak tetap
mematuhi protokol kesehatan dan anak-anak duduk berjarak.
Pendidik memimpin dalam kegiatan sesuai dengan RPPH dan
melakukan pendekatan kepada anak dengan sesuai karakter masing –masing
anak,pengembangan yang dilaksanakan melalui kegiatan yang disesuaikan dengan
usia anak. Setiap pagi anak-anak melakukan kegiatan ibadah seperti sholat
dhuha,mengaji.
Instrumen Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik di Taman Penitipan Anak
1. Selamat pagi bu…
 Selamat pagi…
2. Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam Taman Penitipan anak yang Ibu/Bapak
asuh?
 Usia 0-6 tahun
3. Apa perbedaan/keistimewaan program di Taman Penitipan anak yang Ibu/Bapak asuh
dibandingkan Taman Penitipan anak lainnya?
 Di Taman Penitipan Anak ini, mengembangkan kemampuan ketrampilan social
emosional, mengembangkan imajinasi, melatih rasa tanggung jawab serta memiliki
empati dan kasih sayang dan dapat memahami orang lain, melalui bermain dan
pemenuhan gizi yang tepat bagi anak, sejak usia dini
4. Media dan metode apa yang diterapkan untuk mendukung kegiatan di TPA nya ?
 Media yang digunakan boneka, kegiatan yang dilakukan adalah bermain boneka
untuk mengembangkan kemampuan social emosional anak, denghan bermain
bermain boneka anak belajar ketrampilan social, mengembanghkan imajinasi anak,
dan rasa tanggung jawab serta memiliki rasa empati dan kasih sayang dan dapat
meahami orang lain
5. Siapakah yang merancang/menyusun kegiatan-kegiatan di TPA ini?
 Para pengasuh bersama pimpinan Lembaga
6. Bagaimana cara penytusunan rencana kegiatan tersebut?
 Penyusunan kegiatan dibuat setiap bulan sesuai dengan tema dan mengacu pada
buku pedoman ADITUKA (ASUH DINI TUMBUH KEMBANG ANAK)
7. Mengapa di TPA ada ruangan khusus ?
 Disediakan ruangan khusus bermain anak-anak dapat bermain dengan nyaman,
aman dan menyenangkan, sedangkan ruangan khusus istirahat, agar anak-anak
dapat beristirahat dengan nyaman dan anak tidak terganggu.
8. Wah… tanpa tgerasa kita sudah banyak mengobtol, terima kasih atas penjelasnnya, dan
mohon maaf bila menggangu waktu ibu.
 Tidak menggangu… saya juga senang dapat berdiskusi tentang kegiatan
pengasuhan dan pendidikan anak-anak.
Wawancara yang dilakukan terhadap Kepala/Pimpinan Taman Penitipan Anak.
1. Selamat siang, bu…
 Selamat siang…
2. Setelah tadi saya mengobservasi dan wawancara sa;ah seorang pebdidik/pengasuh di
TPA yang ibu pimpin, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan, apa ibu tidak
keberatan?
 Oh… silahkan, saya akan jawaab sesuai dengan keadaan yang ada di TPA kami.
3. Begini bu, kalo boleh saya tahu visi misi atau tujuan dari TPA yang ibu pimpin dalam
kaitannya dengan pengasuhan dan pendidikan anak?
 Visi dan Misi dari TPA PAUD Pembina Negeri 1 Kota Bengkuluini adalah
terwujudnya anak usia dini yang cerdas,sehat, ceria, beriman,berbudi
pekertiluhur, kreatif, kompetitif dan mandiri.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa yang iabu terapkan di TPA ini?
 Progrmnya lebih menekankan pada pengembangan potensi anak sejak lahir yang
kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan saja bermain tetapi arah
pada suatu pencapaian perkembangan yang optimal dengan cara-cara yang
menyenangkan pemenuhan gizi yang tepat juga merupakan ppprogram kami
untuk meningkatkan tumbuh kembang anak secara optimal.
5. Siapa yang meranncang program tersebut ?
 Secara garis besar saya dan para pengasuh di sini yang merancangnya. Tetapi
untuk lebih rincinya para pengasuh yang lebih mengerti tentang perkembangan
anak-anak yang diasuhnya.
6. Ada beberapa jumlah pengasuh dan anak asuh yang ada di TPA ini ?
 Ada 4 orang pengasuh, yang mengasuh 8orang anak asuh.
7. Mengapa di TPA ini ada ruang khsusus?
 Diseduakan ruang khusus bermain agar anak-anak dapat bermain dengan
nyaman, aman , dan mnyenangkan, sedangkan disediakan juga ruangan khusus
istirahat, agar anak-anak dapat beristirahat dengan nyaman, dan tidak terganggu./
8. Baiklah bu,,, saya kira cukup untuk sementara, kalau masih ada informasi lain yang
saya butuhkan, apa ibu masih berkenan membantu?
 Tentu saja, sialhkan dating kapan saja, mudah-mudahan sayabisa membantu.
9. Terimakasih bu…
 Sama-sama…

Anda mungkin juga menyukai