Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Nabiilah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 857222932

Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4409/ KURIKULUM PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI

Kode/Nama UPBJJ : 122 / UPBJJ SERANG

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUK
NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)
Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kode/Nama MK : PAUD4409/Kurikulum PAUD
Tugas : 3

Soal

1. Pengembangan kegiatan pembelajaran sepanjang tahun perlu direncanakan


sebelum tahun ajaran baru dimulai. Untuk perencanaan jangka pendek bisanya
dilakukan dalam periode mingguan. Para guru berdiskusi untuk melakukan
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan untuk satu minggu kedepan
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Bagaimana upaya guru
mengimplementasikan penyusunan rencana program pada lembaga PAUD agar
program menjadi lebih menarik pada anak?

Kegiatan bermain yang beragam dengan bahan dan alat bermain yang
membuat anak cenderung tertarik pada kegiatan. Tema/proyek yang diangkat
dari anak yang bervariasi dan berasal dari lingkungan anak, membuat anak
merasa dekat dan ingin belajar lebih lanjut. Kunjungan ke lapangan seperti ke
bandara, stasiun radio, perkebunan, pabrik roti, pembuatan susu, dan
sebagainya, membuat anak senang dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar.
Penataan yang berubah-ubah di tiap sentra membuat anak tertarik dengan
perubahan tersebut dan menghindarkan dari kebosanan, sehingga anak selalu
ingin datang ke sekolah.
Dan adapun untuk membuat program pembelajaran di lembaga PAUD
lebih menarik bagi anak-anak, guru dapat mengimplementasikan beberapa
strategi yang sesuai dengan rencana program yang telah disusun:
1. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Interaktif:
Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan
interaksi aktif antara anak-anak, seperti permainan, peragaan, cerita interaktif,
atau eksperimen sederhana yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Penggunaan Media Edukatif yang Beragam:
Pemanfaatan media edukatif seperti gambar, audio, video, dan alat
peraga yang menarik akan membantu menambah daya tarik program
pembelajaran.
3. Pengembangan Aktivitas Kreatif:
Mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas kreatif seperti
seni lukis, musik, tari, drama, atau membuat kerajinan tangan yang mendukung
pembelajaran mereka.
4. Penggunaan Tema Menarik:
Menyusun program pembelajaran dengan tema-tema yang menarik dan
relevan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak dapat membuat pembelajaran
lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
5. Melibatkan Anak dalam Proses Pembelajaran:
Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk aktif berpartisipasi,
bertanya, dan mengemukakan pendapat mereka akan meningkatkan minat
mereka dalam pembelajaran.
6. Fleksibilitas dalam Penyusunan Program
Guru perlu bersikap fleksibel untuk menyesuaikan program pembelajaran
dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan anak-anak agar lebih menarik dan
efektif.

Dengan menggabungkan beberapa strategi di atas dalam penyusunan program


pembelajaran, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menarik dan menyenangkan bagi anak-anak di lembaga PAUD.

2. Anak dapat belajar dengan baik apabila semua kebutuhan psikis maupun
psikologisnya terpenuhi. Untuk membantu anak usia 0-3 tahun mengembangkan
potensi dirinya dibutuhkan guru/pendidik yang dapat menstimulasi berbagai
aspek perkembangan anak. Berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana upaya
guru dalam penerapan stimulasi perkembangan yang sesuai pada anak usia 24-
36 bulan?

Dalam kelompok usia ini program pembelajaran sudah mulai dikenalkan


dengan tema sebagai fokus pembahasan. Proses pembelajaran pun mulai
dikenalkan dengan pijakan atau dukungan guru, baik sebelum main, selama main
dan sesudah main dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1. Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan sentra,
tetapi mulai dikenalkan dengan sentra.
2. Kelompok masih dibimbing oleh satu orang pendidik yang mengikuti kegiatan
di semua sentra main.
3. Perkembangan bahasa anak usia ini sangat pesat, kembangkan kemampuan
bahasa dalam semua kesempatan bermain dengan anak.
4. Untuk anak usia dini segala benda adalah bahan belajar. Karena itu semua
benda dapat dijadikan sebagai alat dan bahan belajar sejauh tidak
membahayakan anak.
5. Untuk anak usia 0-3 tahun kegiatan sensori motor sangat penting. Karena itu
kegiatan main dengan bahan alam memiliki persentase lebih besar.
6. Saat anak main dengan bahan alam sesungguhnya anak sedang membangun
kontrol terhadap diri sendiri. Kontrol terhadap emosi, motorik, perhatian,
dan emosinya.

7. Kemampuan klasifikasi merupakan kemampuan dasar yang harus dibangun.


Kemampuan klasifikasi dibangun sejak bayi yakni sejak ia dapat merasakan
kedatangan ibunya di saat ia menangis. Ketika di kanak-kanak klasifikasi
dimulai melalui klasifikasi warna, bentuk dan ukuran. Pada kelompok usia
yang lebih tua klasifikasi dikembangkan menurut jenis, kelompok, manfaat,
atau ciri lain yang spesifik.
8. Kemampuan utama untuk guru anak usia 2 hingga 3 tahun adalah
kemampuan klasifikasi dan penggunaan bahasa kepada anak.
9. Di kelompok usia kanak-kanak, perlu ada penataan mainan untuk kelompok
karena anak masih bermain secara kelompok, mereka belum dapat bermain
terpisah secara individu. Pijakan diberikan guru kepada anak di dalam
kelompok.

Untuk memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai bagi anak usia


24-36 bulan, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh
guru/pendidik:
1) Komunikasi Interaktif:
Guru dapat berinteraksi secara langsung dengan anak melalui
percakapan yang sederhana, menyanyikan lagu, atau membacakan cerita.
Ini membantu memperkaya kosakata anak dan merangsang kemampuan
bahasa mereka.
2) Aktivitas Sensorik:
Mengadakan kegiatan yang melibatkan panca indera anak seperti
bermain dengan mainan berbagai tekstur, rasa, atau bau, serta
melibatkan aktivitas seperti mengeksplorasi alam, sensasi sentuhan, dan
mencium bunga.
3) Permainan Bermain Peran:
Mendorong anak bermain peran dengan menggunakan mainan
seperti boneka atau mainan lainnya. Hal ini membantu dalam
pengembangan imajinasi dan pemahaman anak terhadap peran-peran
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Kegiatan Kognitif Sederhana:
Menggunakan permainan yang melibatkan konsep dasar matematika
(hitung-hitungan sederhana, mencocokkan bentuk), mengenal warna,
atau memahami hubungan sebab-akibat sederhana.
5) Stimulasi Gerak:
Memberikan kesempatan untuk bergerak bebas, menjelajahi ruang,
dan berpartisipasi dalam permainan fisik yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak usia tersebut.
6) Menyediakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Mendukung:
Menciptakan lingkungan yang aman, menarik, dan kaya akan peluang
pembelajaran untuk memfasilitasi eksplorasi anak serta memberikan
dukungan saat anak mengeksplorasi dunia sekitarnya.

3. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak.


Melalui bermain anak dapat mengenal dunia sekitarnya baik orang-orang yang
ada di sekitarnya maupun benda-benda yang ditemukan dalam bermain. Jadi
dengan bermain selain mendapatkan kesenangan, anak-anak mendapatkan
manfaat bermain yang berguna untuk masa depan anak.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bagaimana upaya guru dalam penerapan
bermain bagi aspek perkembangan emosi dan kepribadian pada anak?

Dalam bermain, anak bebas menumpahkan segala bentuk emosinya


kepada "teman" bermainnya (manusia ataupun benda, misalnya boneka). Atau
sebagai ungkapan ketakutannya akan sesuatu hal (misalnya kegelapan), anak
justru berperan sebagai seorang "penolong" bagi temannya yang sedang
ketakutan. Dengan demikian gejolak-gejolak emosi anak dapat diredakan dan
dinetralisasi melalui bermain sehingga anak dapat kembali relaks. Jadi, melalui
bermain seorang anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya,
menumpahkan seluruh perasaannya dan merupakan sarana yang baik untuk
pelampiasan emosi sekaligus relaksasi. Dalam bermain, anak juga dapat
berfantasi sehingga memungkinkannya untuk menyalurkan berbagai
keinginannya yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata ataupun
menetralisir berbagai emosi negatif yang ada pada dirinya seperti rasa takut,
marah dan cemas.
Karena itu guru sebagai pendidik bagi anak sudah sepatutnya membuat
kegiatan kegiatan yang dapat menunjang untuk anak bisa mengatur emosi dan
kepribadian anak, dengan berbagai kegiatan bermain.

Ada beberapa aktivitas menarik yang bisa dilakukan jika ingin melatih
kemampuan emosional anak :

a. Mengarang Suatu Cerita


Salah satu cara mengembangkan sosial emosional anak usia dini bisa
dilakukan dengan mengarang cerita. Tujuan dari aktivitas ini untuk
membantu merangsang dan mengembangkan imajinasi anak. Kamu bisa
memulainya dari persoalan yang kecil. Contohnya memberikan beberapa
kata yang dikenal oleh anak.

Setelah itu, guru bisa meminta anak untuk mengarang cerita dari
beberapa kata tersebut. Jika anak bingung, berilah contoh kepadanya
terlebih dahulu. Apabila masih terasa sulit, maka guru bisa menggantinya
dengan menyuruh anak bercerita tentang dirinya.

b. Bermain peran
Guru bisa mengajak anak murid dengan bermain peran, misalnya bermain
peran yang nyata dengan kehidupan sehari-hari, misalnya suasana pasar.
Banyak pedagang-pedagang yang menjual dagangannya, sperti menjual ikan,
menjual sayur, menjual baju dll, dan disini ada yang berperan sebagai
penjual, ada yang berperan sebagai pembeli ada yang berperan sebagai
tukang parkir dll.
Dengan hal ini dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan teman
sebayanya, bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
c. Bermain di alam (sekitarnya lingkungan sekolah)
Dengan mengajak anak-anak bermain di lingkungan sekolah dan
memberi kebebasan pada mereka mencari hasil alam, seperti daun, bunga,
batu, tanah dll serta mengajak anak untuk saling membantu dalam
menemukan benda-benda alam tersebut, berarti sudah mengajak anak untuk
aktif dalam kegiatan.
d. Kegiatan Refleksi:
Setelah bermain, mengadakan sesi refleksi atau diskusi singkat
tentang pengalaman yang dialami anak selama bermain. Hal ini membantu
mereka mengenali perasaan mereka sendiri serta memahami perasaan orang
lain.
e. Memberikan Pilihan dan Kemandirian:
Membiarkan anak memiliki kebebasan untuk memilih jenis permainan
yang ingin mereka mainkan sesuai dengan minat mereka. Memberikan
kesempatan pada anak untuk membuat keputusan dan mengembangkan
rasa kemandirian. Melalui kegiatan bermain yang terarah dan terpimpin
dengan baik, guru dapat membantu anak-anak mengenali, memahami, dan
mengelola emosi serta mengembangkan kepribadian yang positif dalam
interaksi sosial mereka.

4. Pada pengembangan kegiatan pembelajaran dilembaga PAUD, pendidik perlu


menyiapkan berbagai pijakan agar kegiatan yang dikembangkan dapat berjalan
dengan baik, dan sesuai dengan kegiatan yang akan dikembangkan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, silahkan saudara analisis tentang jenis-jenis
pijakan main pada anak yang harus disiapkan dalam pembelajaran pada anak
usia dini!

Selain melakukan penataan lingkungan, pendidik selama kegiatan


berlangsung di KB juga harus melaksanakan 4 pijakan yaitu sebagai berikut.

1. Pijakan Penataan Lingkungan Main Anak

a. Dasar pemikiran
Terdapat beberapa alasan pentingnya penataan lingkungan main anak,
yaitu sebagai berikut.
1) Anak menggunakan seluruh inderanya untuk belajar dari orang-orang dan
lingkungan sekitarnya.
2) Lingkungan yang tertata dan dapat diperkirakan dapat meminimalkan perilaku
asosial pada anak.
3) Penataan dan jumlah bahan main yang tersedia untuk anak merupakan dua
faktor yang paling berpengaruh dalam program anak yang berkualitas.
4) Tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih
kegiatan seharusnya dua setengah (2.5) tempat main setiap anak. (Neuroscience,
Torelli & Durrentt, 1998, Kritchevsky, Prescott, & Walling, Pamela Phelps).
b. Inti penataan lingkungan main
Beberapa hal yang perlu dilakukan pendidik dalam menata lingkungan
main anak adalah sebagai berikut.
1) Menyediakan 3 jenis main (main sensori motor, main peran, dan main
pembangunan).
2) Menyediakan beragam kegiatan yang dapat dipilih dan dimainkan anak
(densitas).
3) Setiap kegiatan main yang disediakan dapat dimainkan 2-3 anak untuk
mendukung sosial kerja sama.
4) Jumlah tempat main (kesempatan main) yang perlu disediakan sebanyak 3 kali
jumlah anak.

2. Pijakan Sebelum Main

a. Dasar pemikiran
Teori yang mendasari pentingnya pijakan sebelum main pada anak adalah
sebagai berikut.
1) Dukungan orang dewasa yang memahami anak akan mempercepat proses
belajar anak.
2) Anak akan main bekerja sama bila memiliki pengalaman main yang sama
(shared experience).
3 ) Perilaku anak terbentuk karena pembiasaan sejak usia dini.
4) Anak bermain dengan nyaman bila kegiatan main dapat diperkirakan.
5) Anak dapat bereksplorasi dengan alat dan bahan secara tepat bila mereka
memahami fungsi dan cara menggunakan alat serta bahan tersebut. (Piaget,
Vigotsky, Erikson, Neuroscience)

Sementara alasan perlunya diberikan pijakan sebelum main pada anak


adalah sebagai berikut.
1) Membangun rasa memiliki sebagai anggota kelompok.
2) Memberikan gagasan pada anak mengenal alat main yang ada dan
bagaimana cara memainkannya.
3) Membangun pengetahuan anak dengan cara menghubungkan
pengalaman anak dengan gagasan baru.
4) Memberikan gagasan pada anak tentang konsep yang dapat
dikembangkannya dalam main dengan alat yang digunakan anak.
5) Mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi pada anak.
6) Mengenalkan aturan main dan perilaku yang diharapkan selama anak main
untuk membangun sikap saling berbagi, menghormati, tenggang rasa, dan
bertanggung jawab.
7) Mengembangkan kemampuan berpikir sistematis pada anak dengan
langkah main yang teratur.
8) Sebagai transisi (waktu peralihan) agar anak siap mengikuti kegiatan
berikutnya.
9) Mempermudah guru untuk mengorganisasikan kegiatan anak.
b. Kegiatan inti pijakan sebelum main
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pendidik dalam memberikan pijakan
sebelum main adalah sebagai berikut.
1) Membentuk lingkaran atau duduk merapat tetapi dalam suasana tidak
berdesakan, posisi guru di depan menghadap ke anak.
2) Melakukan komunikasi pembuka dengan cara:
a) menanyakan kegiatan yang dilakukan anak di rumah;
b) menanyakan perasaan anak hari ini; dan
c) menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan anak hari ini.
3) Memilihkan beberapa buku untuk ditawarkan pada anak buku mana yang
akan dibacakan untuk mereka (buku yang dibacakan pendidik merupakan pilihan
terbanyak dari anak).
4) Membacakan buku dengan intonasi dan mimik muka yang mendukung cerita.
Akan lebih baik jika buku yang dibacakan sesuai dengan tema yang dibahas dan
berkaitan dengan kegiatan pembangunan.
5) Mengembangkan kosakata dan menanyakan pendapat anak tentang arti kata
yang dimaksud.
6) Mendiskusikan gagasan untuk pengalaman main apa yang akan dilakukan
anak dengan alat dan bahan yang tersedia.
7) Memberikan contoh cara yang tepat untuk langkah-langkah kegiatan baru
yang belum dimengerti anak.
8) Membangun aturan main bersama anak
9) Mengingatkan kembali aturan main di sentra pada anak-anak yaitu:
a) pilih kegiatan;
b) selesaikan kegiatan;
c) perlihatkan pada guru; dan
d) rapikan alat yang sudah digunakan.
10) Anak-anak diberikan kesempatan melakukan transisi, misalnya dengan "Anak
laki-laki yang mempunyai nama dengan huruf awal F dipersilakan pilih sentra
lebih dahulu", ... dan seterusnya.
11) Setelah anak menempati tempat main masing-masing dan mulai bermain,
pendidik berkeliling untuk memberi pijakan selama main pada setiap anak.

3. Pijakan Selama Main

Pijakan selama main perlu dilakukan pendidik karena pijakan tersebut


berguna untuk hal-hal berikut.
a. memahami pikiran anak;
b. memperluas gagasan atau ide bagi anak;
c. memperkuat pemahaman anak terhadap konsep yang ditemukannya;
d. mengembangkan kemampuan anak ke tahap yang lebih tinggi;
e. mengembangkan berbagai aspek kemampuan; dan
f. membangun aturan untuk mengenalkan disiplin.
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pendidik untuk memberikan
pijakan selama main adalah sebagai berikut.

a. Memberikan waktu main (45 menit - 1 jam) untuk pengalaman main


anak.
b. Mengembangkan komunikasi yang tepat.
c. Memperkuat dan memperluas bahasa anak.
d. Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan
teman sebaya.
e. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan
main anak.

4. Pijakan Setelah Main


Pijakan setelah main perlu dilakukan karena pijakan ini berguna
dalam hal-hal berikut.
a.Membangun kemampuan anak untuk mengingat kembali apa yang
telah dilakukannya.
b. Memperkuat konsep yang telah ditemukan anak ketika bermain.
c. Mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasi (ekspresif dan
reseptif).
d. Mengembangkan kemampuan sosial.
e. Mengembangkan kemampuan pengendalian diri.
f. Mengembangkan kemampuan matematika dengan cara mengklasi-
fikasikan alat dan bahan main sesuai dengan bentuk dan jenisnya serta
kegunaannya.
g. Mengembangkan sikap tanggung jawab dan disiplin. h. Membiasakan
bekerja tuntas (start and finish).

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pendidik pada pijakan


setelah main adalah sebagai berikut.
a. Membereskan alat main dan memasukkan ke tempatnya.
b. Membentuk lingkaran bersama untuk semua anak.
c. Menanyakan apa perasaan anak setelah bermain.
d. Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan anak.
e. Menanyakan konsep yang telah ditemukan anak selama main (sesuai
dengan rencana pembelajaran yang disusun).
f. Menegaskan perilaku yang telah dimunculkan anak (pujian untuk
perilaku yang diharapkan, dan mendiskusikan untuk perilaku yang
belum tepat).
g. Menghubungkan dengan kegiatan yang akan datang.
h. Mengatur transisi ke kegiatan berikutnya.

5. Pengembangan lembaga PAUD berkualitas tentu saja menjadi harapan


dari semua pihak. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana
pengelolaan program yang dirancang dan dilaksanakan mencapai pada
tujuan lembaga. Berdasarkan pernyataan tersebut, silahkan saudara
analisis tentang strategi pengelolaan lembaga PAUD dalam bidang
evaluasi!

• Penetapan Tujuan Jelas:


Sebelum memulai evaluasi, penting untuk memiliki tujuan yang
spesifik dan terukur terkait dengan program dan pengelolaan lembaga
PAUD. Tujuan ini dapat mencakup aspek pembelajaran anak,
pengelolaan, kinerja guru, serta kepuasan orang tua.
• Penggunaan Beragam Metode Evaluasi:
Menggunakan berbagai metode evaluasi seperti observasi
langsung, survei, wawancara, tes atau penilaian, serta analisis dokumen
untuk menilai berbagai aspek kualitas program dan proses pembelajaran.
• Keterlibatan Stakeholder:
Melibatkan semua pihak terkait, seperti guru, orang tua, anak-
anak, dan pengelola lembaga PAUD, dalam proses evaluasi. Hal ini
memungkinkan pengumpulan masukan yang lebih komprehensif dan
representatif.
• Pemanfaatan Data dan Informasi:
Mengumpulkan data dan informasi secara berkala untuk
mengevaluasi progres pencapaian tujuan. Data dapat membantu dalam
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan menentukan keputusan
berdasarkan bukti-bukti yang ada.
• Fleksibilitas dan Perbaikan Berkelanjutan:
Evaluasi bukan hanya sebagai alat untuk menilai, tetapi juga
sebagai sarana untuk perbaikan. Mendorong budaya pembelajaran yang
berkelanjutan dengan mengidentifikasi kelemahan, membuat perubahan,
dan meningkatkan program berdasarkan temuan evaluasi.
• Transparansi dan Komunikasi Efektif:
Menyampaikan hasil evaluasi kepada semua pihak terkait dengan
jelas dan transparan. Komunikasi yang efektif tentang hasil evaluasi
membantu memahami masalah, memberikan umpan balik, dan
menciptakan dukungan untuk perbaikan.

Dengan menerapkan strategi evaluasi ini, lembaga PAUD dapat


secara terus-menerus memperbaiki kualitas program dan proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik bagi
anak-anak yang mereka layani.

Anda mungkin juga menyukai