Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

A. Hakikat Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan


bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age).
Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
B. Karakteristik Cara Belajar Anak Usia Dini
`Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam
berperilaku. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran untuk anak usia dini.

1. Anak belajar secara bertahap


Anak belajar bertahap sesuai dengan kematangan perkembangan
berpikirnya. Anak belajar dari mulai segala sesuatu yang konkrit, yang dapat
dirasakan oleh inderanya. Anak belajar mulai dengan cara menarik, mendorong,
merasakan, mencicipi, menemukan, menggerak-gerakan dengan berbagai cara
yang disukainya.
2. Cara berpikir anak bersifat khas
Cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari-hari. Pengalaman
yang sangat membantu dan berharga bagi anak didapat dari enam sumber
yakni:pengalaman sensory,pengalaman berbahasa,latar belakang budaya,teman
sepermainan, media masa, dan kegiatan saintis.Cara anak berpikir tentang dunia
sekelilingnya juga mempengaruhi pemahamannya tentang konsep saintis.Anak
cenderung melihat sesuatu berpusat pada dirinya sendiri atau cara memandang
kemanusiaan.
3. Anak belajar dengan berbagai cara
Anak senang mengamati dan berpikir tentang lingkungannya. Anak
termotivasi untuk mengeksplor dunia sekitarnya dengan caranya sendiri.
Terkadang cara anak belajar tidak dipahami orang dewasa, sehingga dianggap
anak ini sedang bermain tanpa makna atau bahkan sebaliknya ia berbuat sesuatu
yang nakal.
4. Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial
Anak terlibat aktif dengan lingkungannya untuk mengembangkan
pemahaman mendasar tentang fenomena yang anak amati dan lakukan. Anak juga
membangun keterampilan proses saintis yang sangat penting yaitu mengamati,
mengklasifikasikan, dan juga mengelompokkan.
5. Anak belajar melalui bermain
Bermain membantu mengembangkan berbagai potensi anak. Melalui
bermain anak diajak bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek
yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.
Keberhasilan belajar anak usia dini di sekolah sangat dipengaruhi oleh
kreatifitas pendidik. Seorang pendidik harus bisa menciptakan suasana yang
menyenangkan dan tidak membebani anak yaitu dengan pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan menyenangkan. Upaya agar pendidik PAUD kreatif dan profesional
adalah pendidik mampu menciptakan suasana pembelajaran menjadi sesuatu yang
diminati oleh anak usia dini.
Pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan ini dapat terwujud
apabila pendidik mampu menyusun materi pembelajaran dengan baik serta
mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan
keterlibatan anak usia dini dalam kegiatan permainan yang dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan kebutuhannya.
Bagi pendidik PAUD merupakan suatu tantangan untuk dapat memberikan
sentuhan pendidikan yang kreatif, inovatif, cerdas, dan menyenangkan sehingga
dunia bermain yang merupakan dunia anak usia dini tidak hilang begitu saja
dalam kehidupannya. Anak merasa senang ketika belajar namun tetap bisa
memperoleh inti dari pembelajaran yang tertanam sebagai karakter.
Belajar sambil bermain adalah metode pembelajaran yang diyakini mampu
memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan penanaman nilai-nilai karakter
anak usia dini. Dalam belajar sambil bermain terkandung nilai-nilai filosofi dan
hikmah yang dapat diambil anak dengan cara yang menyenangkan namun anak
tidak merasa digurui.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengangkat
karya nyata yang berjudul “Strategi Pembelajaran APEM KESESIdi KB Anak
Pintar SPNF SKB Kab. Pekalongan ” yaitu sebuah metode peningkatan
kreatifitas pendidik anak usia dini dalam strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber daya lingkungan sekitar. Dengan harapan, bisa
memberikan inspirasi pendidik anak usia dini untuk meningkatkan kreatifitasnya
dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD baik formal maupun non formal.
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan Karya Nyataini adalah sebagai berikut :

a. Mendiskripsikan APEM KESESIsebagai strategi pembelajaran di


KB “ANAK PINTAR” SPNF SKB Kab. Pekalongan.

b. Mendiskripsikan hasil penerapan APEM KESESIdalam


pembelajarandi KB “ANAK PINTAR” SPNF SKB Kab. Pekalongan.

c. Menjelaskan kendala yang dihadapi dalam penerapan APEM


KESESI sebagai strategi pembelajaran di KB “ANAK PINTAR”
SPNF SKB Kab. Pekalongan.

d. Menjelaskan faktor pendukung dalam penerapan APEM KESESI


sebagai strategi pembelajarandi KB “ANAK PINTAR” SPNF SKB
Kab. Pekalongan.
e. Mendiskripsikan tindak lanjut penerapan APEM KESESI sebagai
strategi dalam belajar dan bermain di KB “ANAK PINTAR” SPNF
SKB Kab. Pekalongan.

C. Manfaat Hasil Karya

a. Sesama GTK PAUD dan Dikmas

Karya nyata Strategi Pembelajaran APEM KESESI di KB ANAK


PINTAR diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
berkaitan dengan peningkatan kreatifitas pendidik PAUD

b. Satuan PAUD dan Dikmas

Strategi pembelajaran “APEM KESESI diharapkan sebagai salah satu


ciri dari model pembelajaran di KB “ANAK PINTAR” SPNF SKB
Kab.Pekalongan dengan memanfaatkan sumberdaya lingkungan.

c. Orang tua dan Masyarakat

Orang tua dan masyarakat di harapkan dapat mendukung strategi


pembelajaran APEM KESESI sebagai sarana pembelajaran di sekolah
maupun di rumah.

d. Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pemerintah di harapkan ikut mendukung, mendorong agar strategi


pembelajaran APEM KESESI menjadi salah satu model pembelajaran
yang bisa di terapkan di satuan PAUD yang lain dengan
mengoptimalkan sumber daya lingkungan di sekitar sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN ( maks 10 hal )

A. Konsep Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian


kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Strategi pembelajaran pada anak usia dini selalu mengedepankan aspek-
aspek aktivitas bermain, bernyanyi (bergembira), dan bekerja dalam arti
berkegiatan. Bermain, bernyanyi dan berkegiatan merupakan tiga ciri PAUD.
Ketiga hal ini akan mengasah kecerdasan otak, kecerdasan emosi, dan
keterampilan fisik yang dilakukan dengan ceria, bebas, dan tanpa beban.
Dalam strategi pembelajaran memuat berbagai alternatif yang harus
dipertimbangkan untuk dipilih dalam rangka perencanaan pengajaran.Untuk
melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran.
Suatu program pengajaran yang telah diselenggarakan oleh guru dalam setiap kali
tatap muka, bisa dilakukan dengan berbagai metode. Keseluruhanmetode itu
termasuk media pendidikan yang digunakan untuk menggambarkan strategi
pengajaran.

B. Implementasi Strategi Pembelajaran

Sebelum penerapan strategi pembelajaran ini dilaksanakan maka pendidik


harus mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa aspek yang disiapkan, yaitu:
a. Pendidik menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
b. Menyiapkan media pembelajaran
Media pembelajaran yang harus disiapkan dalam proses ini ada tiga jenis
yaitu :
1. Membatik
alat dan bahan : kertas HVS,pewarna makanan,
kertas,piring plastik, jagung, tusuk sate

2. Membuat sate dari biji jagung


alat dan bahan : tusuk sate, jagung yang sudah
dipipil, piring plastik,keranjang

3. Mencari dan menempel angka 1 -5 dari kulit pisang


alat dan bahan : kulit jagung, kertas HVS, krayon,
spidol,keranjang.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini siswa dibagi menjadi 3
kelompokdengan setiap kelompok masing-masing terdiri dari 3-5 siswa,setiap
kelompok melaksanakan kegiatan secara bergantian/rolling, Dari setiap kegiatan
pendidik memberi penjelasan, contoh dan mendampingi agar peserta didik
mengerti dan paham,dengan materiyaitu membatik, membuat sate dari biji jagung,
mencari dan menempel angka 1-5 dari kulit jagung.
a. membatik (berkreasi dengan bahan alam jagung)
Dalam membatik dengan media jagung langkah-langkah proses
pembuatannya adalah sebagai berikut: persiapkan beberapa piring plastik
untuk tempat warna makanan, tuangkan beberapa pewarna makanan ke
dalam piring,ambil jagung yang sudah di kelupas kulitnya kemudian anak
disuruh untuk mencelupkan jagung ke dalam pewarna setelah itu jagung
yang sudah ada warnanya di gulung-gulungkan pada kertas, ulangi dengan
warna yang lain.

b. Membuat sate ( dengan jagung yang sudah dipipil)


Dalam membuat sate dari biji jagung langkah-langkah proses
pembuatannya adalah sebagai berikut: siapkan jagung yang sudah di pipil
dalam piring kecil siapkan tusuk sate, anak diminta untuk menusukkan biji
jagung kedalam tusuk sate dengan hati-hati. Kemudian anak disuruh
menghitung berapa biji jagung yang dapat di masukkan dalam tusuk sate.

c. Mencari dan menempel angka 1 – 5 dari bahan kulit jagung.


Dalam melaksanakan proses mencari dan menempel angka dari bahan
kulit jagung, langkah-langkah proses pembuatannya adalah sebagai
berikut: kulit jagung di gunting dengan pola bebas kemudian kulit jagung
yang sudah di gunting di beri angka 1 – 5. Kulit jagung yang sudah di beri
angka di masukkan kedalam keranjang, setiap anak di minta untuk
mencari satu persatu angka 1 – 5 kemudian di tempel dengan lem di
kertas yang sudah disediakan.

C. Hasil yang Dicapai


Dari tiga kegiatan yang di lakukan, dihasilkan kreasi membatik, anak
mampu membuat sate dari biji jagung, anak mampu mencari dan menempel angka
1 – 5 dari kulit jagung

Gambar hasil membatik

Gambar hasil membuat sate dari biji


jagung

Gambar hasil mencari dan menempel


angka 1 – 5 dari kulit jagung

D. Dampak Implementasi Strategi


a. Peserta Didik

1) Dengan strategi pembelajaran APEM KESESI ini peserta didik


lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran karena
mendapat bimbingan dari pendidik melalui tahap demi tahap,
sehingga peserta didik akan lebih mudah menerima materi secara
optimal.

2) Peserta didik lebih semangat dalam pembelajaran karena dengan


konsep belajar sambil bermain peserta didik lebih ceria dan
gembira.

b. Lembaga

Dampak dari implementasi strategi APEM KESESI bagi lembaga yaitu


lembaga bisa mengembangkan lebih lanjut kegiatan pembelajaran
dengan media jagung dengan media lain dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar lembaga.

c. Pendidik

Dampak bagi pendidik yaitu pendidik dituntut lebih kreatif dan


inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber daya lingkungan di sekitar sekolah

E. Kendala dan Solusi

a. Kendala

Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan ini a) yaitu


meskipun sudah dibagi kelompok dalam setiap kegiatan, tetapi
adapeserta didik yang belum selesai mengerjakan satu kegiatan sudah
ikut bergabung dengan kelompok lain, b) peserta didik sudah cepat
menyelesaikan tugasnya kemudian bergabung dengan kelompok lain
tanpa menunggu teman-teman dalam kelompoknya yang belum selesai
mengerjakan tugas.
b. Solusi

Solusi dalam menghadapi peserta didik seperti tersebut, pendidik harus


lebih sabar dan memberi pengertian agar peserta didik yang belum
selesai mengerjakan kegiatan dalam kelompoknya untuk segera
mengerjakan sampai selesai atau bagi peserta didik yang cepat
menyelesaikan tugasnya agar sabar menunggu temannya yang belum
selesai

F. Faktor-faktor Pendukung

Faktor-faktor yang mendukung strategi pembelajaran APEM KESESI


dengan media buah jagungadalah ketersedian bahan yang mudah di
peroleh di sekitar lingkungan kita.

G. Alternatif Pengembangan

Alternatif Pengembangan dari strategi pembelajaran APEM KESESI ini


bisa dikembangkan dengan media lain selai jagung,dengan memanfaatkan
sekitar lingkungan kita.

BAB III
PENUTUP
( maks 1 hal )
A. Kesimpulan

Strategi Pembelajaran APEM KESESI Melalui Optimalisasi


Pengembangan Sumber Daya Lingkungan ini mampu menumbuhkan peserta didik
aktif, peduli dan mandiri sehingga akan meningkatkan daya kreatif bagi peserta
didik dan strategi pembelajaran APEM KESESI ini merupakan metode
pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak bosan.

B. Rekomendasi

Karya nyata dengan judul Strategi Pembelajaran APEM KESESI Melalui


Optimalisasi Pengembangan Sumber Daya Lingkungan ini diharapkan bisa di
gunakan, diterapkan di lembaga PAUD yang lain sebagai khasanah untuk
memperkaya pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

Lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai