Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak
pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain.
Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak tidak
hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga
menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa. Oleh karena
itu, dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu
aspek saja. Akan tetapi, setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang
atau penyebabnyadan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan
aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja rencana pembelajaran, metode pembelajaran kurikulum?
2. Bagaimana lingkungan belajar anak usia dini?
3. Apa saja model pembelajaran anak usia dini?
4. Apa saja prinsip-prinsip teoritis dalam pembelajaran PAUD?
5. Bagaimana pengelolaan PAUD?
6. Apa saja problem pemgembangan dalam Paud?

1
BAB II
PEMBAHASAN

MATERI 1 : RENCANA PEMBELAJARAN, METODE PEMBELAJARAN,


KURIKULUM

A. Pengertian perencaan pembelajaran


Pada hakikatnya perencanaan pembelajaran yaitu suatu upaya untuk
merancang dan mengembangkan setiap unsur pembelajaran, sehingga menajdi
satu kesatuan yang utuh, terkait dan saling menentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

B. Perencanaan pembelajaran AUD


Pembelajaran anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan
kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah
pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia
diniberdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam
rangka pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh anak.
Adapun dalam penyusunan perencanaan pembelajaran harus berdasarkan
prinsip-prinsip berikut:
1. Sesuai Dengan Tahap Perkembangan anak
2. Memenuhi Kebutuhan Anak
3. Menyeluruh
4. Operasional
5. Mengoptimalkan Potensi Lingkungan
C. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
1. Metode Pembelajaran Kelompok
Merupakan metode pembelajaran dimana anak dibagi atas beberapa
kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda.
2. Metode Pembelajaran Sudut

2
Merupakan model pembelajaran sudut-sudut kegiatan sebagai pusat
pembelajaran yang disesuaikan dengan tema yang digunakan pada saat belajar.
3. Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran area hampir sama dengan model pembelajaran sudut,
hanya saja model pembelajaran ini lebih menyediakan kesempatan kepada anak
untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya dan mengutamakan
pengalaman belajar secara bermakna Model pembelajaran ini bertumpu pada
asumsi bahwa setiap anak dilahirkan tidak sama, mereka memiliki keunikan
sendiri.
Oleh karena itu, model pembelajaran harus mengakomodasi keunikan
setiap anak. Model pembelajaran area mungcul sebagai antisipasi perbedaan cara
belajar, kempuan, motivasi, dan minat anak Anak diposisikan sebagai pembelajar
aktif, di mana siswa aktif dalam membuat kesimpulan sendiri mengenai setiap hal
yang dipelajarinya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang bertugas sebagai
memotivasi anak agar terpacu untuk lebih giat belajar
4. Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra, atau yang leih dikenal dengan Beyond Centers
and Circle Time (BCCT) merupakan model pembelajaran yang berpusat di sentra
bermain dan ketika anak berada dalam lingkaran Model pembelajaran ini, guru
menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong anak untuk
mengorelasikan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari
D. Metoder Pembelajaran Anak Usia Dini
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam
melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi
tertentu. Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna
dan menyenangkan bagi anak Beberapa metode pembelajaran yang dianggap
sesuai untuk PAUD, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Bercerita
b. Demonstrasi
c. Bercakap-cakap

3
d. Pemberian tugas
e. Sosio-drama/bermain peran
f. Karyawisata
g. Projek
h.Eksperimen
Untuk membantu pencapaian pembelajaran yang optimal, diperlukan
dukungan di antaranya:
1. Media dan sumber belajar yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan
2. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang relevan;
3. Keterlibatan orang tua; dan
4. Keterlibatan instansi terkait (misalnva Puskesmas, pemadam kehakaran,
kepolisian, dll) dalam kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan
E. Kurikulum Anak Usia DIni
(Berdasar K-13 PAUD) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, 1si, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyclenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
PAUD merupakan pendidikan yang paling fundamental karena
perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak usia dini. Upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan potensi tersebut melalui program pendidikan yang
terstruktur. Komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.
Kurikulum memandu guru untuk memenuhi seluruharea belajar yang digunakan
anak dengan memakai pendekatan pembelajaran yang tepat, strategi penataan
lingkungan yang sesuai untuk mendukung berkembangnya kualitas kemampuan
anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Guru harus memiliki visi yang kuat
tentang apa yang ingin dikembangkan pada anak, pengetahuan dan keterampilan
yang dapat dipelajari anak, dan sikap yang akan ditanamkan pada anak.
F. Tujuan Kurikulum PAUD

4
Kurikulum PAUD memual tujuan, hasil belajar, proses, konten yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk membangun pengetahuan
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mendukung kesiapan anak belajar
di jenjang pendidikan yang lebih lanjut Kurikulum PAUD memberi arah pada
proses stimulasi yang dilaksanakan secara cermat, hati-hati, sesuai dengan
karakteristik anak dan dinilai secar komprehensif dari data yang otentik Proses
stimulasi vang tidak direncanakan tidak akan mampu mencapai tuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap satuan pendidikan anak usia dini
memiliki dan mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan (KTSP).

MATERI 2 : LINGKUNGAN BELAJAR ANAK USIA DINI


1. Lingkungan Belajar Dan Bermain
Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidikan di TK sangat
tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan
alat permainan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kesenangan anak didik
untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, maka pengaturan
lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya
harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dinikmati
dan dirasakan oleh anak.
2. Prinsip-Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Anak
 Tingkat Perkembangan Anak
 Stimulasi Perkembangan Anak
 Menghindarkan anak cedera
 Informasi yang Berkaitan dengan Anak yang Akan Mengikuti Kegiatan
Belajar
 Kegiatan Harus Dilakukan Anak yang Berkaitan dengan Tujuan Khusus
yang Hendak Dicapai

3. Perencanaan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di Tk


 Perencanaan harian

5
Perencanaan harian perlu dibuat oleh guru karena mempengaruhi
pengaturan lingkkungan belajar. Setiap rencana harian membutuhkan
peralatan dan pengaturan lingkungan belajar yang sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

 Kesehatan, keamanan, dan saniter


Kondisi saniter secara umum merupakan aspek lain dari kesehatan
dan keamanan yang perlu mendapatkan perhatian.
Keindahan dan stimulasi
Lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan keindahan, informasi, dan stimulasi. Keindahan tersebut
hendaknya memberikan berbagai informasi kepada anak dan menstimulasi
anak untuk melakukan hal-hal yang diinformasikan.

4. Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di Dalam Kelas


Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Susunan meja dan kursi anak dapat diubah-ubah;
2. Pada waktu mengikuti kegiatan, anak-anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi
dapat juga duduk di tikar/karpet;
3. Penyediaan alat peraga harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan;
4. Pengelompokan meja disesuaikan kebutuhan sehingga cukup ruang gerak bagi
anak didik
5. Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sesuai dengan fungsinya;
6. Berilah batasan-batasan terhadap area-area yang terpisah;
7. Identifikasi area-area yang relatif memerlukan ketenangan;
8. Perhatikan ruangan-ruangan yang memerlukan meja karena anak TK lebih
sering menggunakan lantai atau ruangan-ruangan terbuka;
9. Tempatkan area-area kegiatan di dekat sumber-sumber yang diperlukan;
10 Lengkapi area-area kegiatan dengan cahaya yang cukup terutama untuk tempat

6
11. membaca, menulis, dan menggambar, serta merawat tanama; dan
12. Ruangan diatur sedemikian rupa sehingga guru dapat memantau secara
maksimal dari setiap lokasi untuk memastikan keamanan yang berarti memastikan
setiap anak selalu dalam pengawasan.

Begitu pula dengan perabotan/perlengkapan/bahan/peralatan yang akan


dipergunakan juga harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Keamanan
a. Tidak mudah pecah
b. Tidak tajam
c. Tidak mengandung racun
d. Tidak beraliran listrik
2. Sesuai dengan kondisi anak
a. Kualitas dan keawetannya
b. Alat yang di pilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Alat mudah dipindah pindahkan

5. Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di Luar Kelas


1. Keseimbangan area
2. Pemilihan alat bermain
3. Tingkat pengembangan dan kebutuhan anak

6. Alat-Alat Permainan Diarea Atau Sentra Kegiatan Didalam Kelas


Alat-alat permainan yang digunakan pada tiap-tiap area adalah sebagai
berikut:
a. Area atau sentra kesenian
Alat-alat yang dapat digunakan disentra kesenian adalah pensil warna, cat,
gunting, krayon, kapur tulis, kain perca, arang, benang, kelereng, lem, kuas,
plastisin, dan sebagainya.
b. Area atau senra perpustakaan

7
Alat-alat yang dapat digunakan disentra perpustakaan antara lain: rak
buku, meja, kursi, karpet, banta-bantal kecil, poster, lukisan, dan gambar-gambar
lain yang memberikan informasi.

c. Area atau sentra bermain drama


Alat-alat yang dapat digunakan disentrea bermain drama antara lain:
perabotan dapur, lemari, meja , kursi, meja makan, boneka, kostum binatang,
celemek, sarung tangan, dan lain-lainnya.
d. Area musik
Alat-alat yang dapat digunakan diarea musik antara lain:piano, gitar,
angklung, alat-alat perkusi, alat musik buatan guru dll. Juga dapat menggunakan
bahan dari alam atau lingkungan sekitar.
e. Area permainan balok dan logo/lego
Alat-alat yang digunakan pada area balok antara lain, balok berbagai
ukuran, lego/logo, kubus, kardus bekas, rambu-rambu lalu lintas, binatang-
binatangan, mobil-mobilan, dll
f. Area permainan matematika
Alat-alat yang digunakan di area ini adalah kartu-kartu angka, tutup botol,
kerang, batu-batuan, biji-bijian, puzzle, dll.
g. Area IPA atau sains
Alat-alat yang digunakan di sentra IPA berdasarkan topik dan aktivitasnya antara
lain makhluk hidup, binatang, tumbuhan, energi, ruang dan waktu.
h. Area / sentra agama
Alat-alat yang digunakan disentra agama adalah peralatan ibadah, gambar
atau poster bacaan atau do’a, gambar atau poster yang menunjukkan nilai moral/
budi pekerti dan sebagainya.

7. Alat-Alat Permainan Di Area/ Sentra Kegiatan Diluar Kelas

8
a. Area memanjat Alat-alat yang dapat digunakan di area ini antara lain bak air,
bak pasir, botol, cangkir, mobil-mobilan dll.
b. Area melempar dan menangkap Alat-alat yang dapat digunakan di area ini
antara lain bola kaki, bola basket, bola kasti, dll.
c. Area olah raga atau jasmani Alat-alat yang dapat digunakan di area ini antara
lain simpai, papan titian, karet, kardus bekas, tali, lantai dll.

MATERI 3 : MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


A. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah Model Pembelajaran diambil dari dua suku kata, yaitu Model dan
Pembelajaran di mana masing-masing kata tersebut memiliki makna yang
berbeda-beda. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan sesuatu hal yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk
yang lebih komprehensif.
model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan pada diri anak. Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
1.Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
2.Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3.Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi:
(1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur
(2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
4.Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Model-Model Pembelajaran PAUD

9
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di pendidikan anak
usia dini yakni, Model Pembelajara Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok,
Model Pembelajaran Area dan Model Pembelajaran BCCT.
1.Model Pembelajaran Klasikal
2. Model Pembelajaran Kelompok(Cooperative Learning)
3. Model Pembelajaran Area (Minat)
4. Model Pembelajaran BCCT (Beyond Centre and Circle Time) Model

MATERI 4 : PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


ANAK USIA DINI

A. Prinsip-Prinsip Teoritis Dalam Pembelajaran PAUD

Para pakar pendidikan anak usia dini terutama Wilhem (1782-1852), Maria
Montessori (1869-1952) dan Steiner (1861-1925) mengembangkan teori dan
praktisinya di zamannya masing-masing,yang kemudian oleh Tina Bruce (1987)1
[1] dirangkum dalam sepuluh prinsip pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
1.     Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa
persiapan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.
2.    Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya dengan berfikir maupun aspek
psikis (spiritual). Oleh karena itu keseluruhan (holistis) aspek perkembangan anak
merupakan pertimbangan yang sama pentingnya.
3.     Pembelajaran pada usia dini saling terkait, tidak dapat dipisahkan.
4.     Motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri) anak akan menghasilkan inisiatif
sendiri (self directed activity) yang sangat bernilai.
5.    Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan pada pentingnya
sikap disiplin karena sikap tersebut dapat membentuk watak dan kepribadiannya.
6.    Masa peka (0-3 tahun) untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan
tertentu, perlu diobservasi lebih detail.

10
7.    Tolak ukur pembelajaran hendaknya bertumpu pada hal-hal atau kegiatan yang
telah mampu dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.
8.    Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak (innerlife) khususnya pada kondisi yang
menunjang.
9.    Orang-orang sekitar dalam berinteraksi pada anak merupakan hal yang penting
karena mereka secara otomatis menjadi guru yang terbaik.
10.  Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara anak,
lingkungan, orang dewasa dan pengetahuan.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Praktis Pembelajaran PAUD


Salah satu pilar konsep dasar PAUD adalah prinsip-prinsip pelaksanaan
pembelajaran. Terdapat tigabelas prinsip pelaksanaan pembelajaran PAUD:
1.     Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran anak harus berorientasi pada kebutuhan anak.
Menurut Maslow, Kebutuhan mendasar bagi anak adalah kebutuhan fisik (makan,
minum, pakaian dan lain-lain). Kebutuhan berikutnya adalah keamanan (aman,
nyaman, terlindung dan bebas dari bahaya). Berikutnya adalah kasih sayang
(dimengerti, dikasihi dan dihargai ).
Orientsi belajar anak usia dini bukan untuk mengejar prestasi, seperti kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan lain yang sifatnya akademis.
2.      Pembelajaran Anak Sesuai Dengan Perkembangan Anak
Pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan dengan perkembangan
anak, baik usia maupun kebutuhan individual anak. Setiap anak berbeda
perkembangannya dengan anak lain, ada yang cepat ada yang lambat.
3.      Mengembangkan Kecerdasan Majemuk
Ukuran kecerdasan anak bukan pada kemampuan kognitif (calistung),
melainkan pada kematangan emosi. Dengan demikian meskipun anak telah
mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik, belum tentu anak tersebut
cerdas. Justru sebaliknya, ada kemungkinan stimulasi yang berlebihan untuk
pengembangan kognitif, sehingga pengembangan kecerdasan yang lain (linguistic,
kinestetik, interpersonal dan seterusnya) menjadi terabaikan.

11
4.     Belajar Melalui Bermain
Dengan menggunakan setrategi, metode, bahan dan media yang menarik,
permainan dapat diikuti anak secara menyenangkan. Melalui permainan anak
dapat diajak bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan benda-benda
disekitarnya.

5.      Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini


Pembelajaran anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, mulai
dari yang konkret ke yang abstrak, dari sederhana ke yang kompleks dan dari diri
sendiri ke lingkungan sosial.
6.      Anak Adalah Peserta Didik Aktif
Pembelajaran ditujukan untuk membangkitkan anak untuk turut
berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Anak adalah subjek dan pelaku
utama dalam proses pendidikan, bukan objek. Tugas guru menciptakan situasi dan
kondisi belajar sehingga anak termotifasi dan muncul inisiatif untuk berperan
secara aktif. Anak bukan hanya pendengar dan pengamat, melainkan pelaku
utama, sedangkan guru adalah pelayan dan pendamping utama.
7.      Interaksi Sosial Anak
Anak sangat membutuhkan interaksi, ketika anak berinteraksi dengan
orang dewasa, orang tua, guru dan teman sebayanya maka anak tersebut akan
belajar. Tanpa belajar bahasa, pada usia 4-5 tahun ia telah mempunyai kosakata
lebih dari 14.000 kosa kata.
8.      Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan yang dapat
mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
9.      Merangsang Kreatifitas Dan Inovasi
Kegiatan pembelajaran di PAUD harus merangang daya kreatifitas dengan
tingkat inovasi tinggi. Proses kreatifitas dan inovasi dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak,
memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal yang baru.

12
10.  Mengembangkan Kecakapan Hidup
Berbagai kecakapan dilatih agar kelak anak berkembang menjadi manusia
yang utuh dan memiliki kepribadian atau akhlak mulia, cerda, terampil, mampu
bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

11.  Memanfaatkan Potensi Lingkungan


Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan sekitar atau
bahan-bahan yang disiapkan pendidik, termasuk bahan-bahan untuk membuat
permainan eduktif. Bahan bekas yang berserakan dilingkungan sekitar dapat
dikelola secara kreatif kemudian diolah secara inovatif menjadi permainan yang
edukatif yang dapat memicu rasa ingin tahu anak.
12.  Pembelajaran Sesuai Dengan Kondisi Sosial Budaya
Kegiatan atau pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan sosial
budaya dimana anak tersebut berada. Berbagai objek yang ada disekitar anak,
kejadian dan isu-isu yang menarik dapat diangkat sebagai tema persoalan belajar.
13.  Stimulasi Secara Holistik
Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus bersifat terpadu dan holistik.
Anak tidak boleh hanya dikembangkan kecerdasan tertentu saja, seperti IPA,
matematika, bahasa secara terpisah tetapi berintegrasi pada satu kegiatan.
Misalnya melalui bermain air, anak dapat belajar berhitung berhitung
(matematika), mengenal sifat-sifat air (IPA) menggambar (seni) dan seterusnya.
Dengan demikian setiap permainan dapat mengembangkan seluruh aspek
kecerdasannya. 

C. Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini


Secara garis besar, prinsip umum penilaian dalam pembelajaran anak usia
dini, yaitu:
 Prinsip menyeluruh bahwa penilaian dilakukan pada seluruh aspek
perkembangan anak, berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD meliputi;
perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan sosial dan

13
emosional, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan
fisik dan motorik, dan perkembangan seni.
 prinsip berkesinambungan, bahwa penilaian dilakukan secara terus
menerus dengan teknik dan instrumen yang tepat.
 Prinsip Objektif, penilaian sesuai dengan kondisi yang nyata.
 Prinsip penilaian Autentik, yaitu jenis penilaian yang berhubungan
dengan kondisi nyata dan dalam konteks yang bermakna. Penilaian
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dalam artian bahwa anak
yang dinilai tidak merasa bahwa dirinya sedang diamati.
 Prinsip mendidik bagi siswa, guru dan orang tua, hasil penilaian
diharapkan dapat memberikan feedback bagi anak untuk meningkatkan ke
arah yang lebih baik, bagi guru dapat digunakan untuk mengkaji ulang
yang berkaitan dengan metode, strategi pembelajaran, rencana
pembelajaran, perilaku dan pola interaksi dengan siswa.
 Prinsip kebermakna, bahwa nilai tidak hanya sekedar dokumen tetapi
berbagai teknik yang digunakan harus memberikan makna mengenai
kondisi siswa yang sebenarnya.
D. Proses Penilaian Pada Anak Usia Dini
Dalam Kurikulum 2013 PAUD, penilaian yang dilakukan oleh pendidik
yaitu dengan pendekatan autentik (Authentic Assessment). Menurut Morrison, ciri-
ciri penilaian autentik adalah:
1. Berdasarkan kurikulum; anak dinilai berdasarkan apa yang mereka pelajari
dan kerjakan.
2. Merupakan proses kerja sama dalam melibatkan anak, guru dan orang tua
yakni dalam proses penilaian yang kooperatif dan kolaboratif; tujuannya
adalah membuat penilaian yang berpusat pada anak.
3. Merupakan bagian dari proses belajar.
4. Menilai anak secara menyeluruh, bukan hanya dari penguasaan
keterampilan.
5. Penilaian yang berkelanjutan sepanjang tahun ajaran

14
6. Menilai anak dan karya mereka yang sebenarnya dengan menggunakan
contoh karya, portofolio, performa, jurnal, proyek, dan observasi guru.
7. Mempertimbangkan kebutuhan khusus menyangkut bahasa, budaya dan
kebutuhan khusus lainnya.
8. Menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk menentukan prestasi
anak dan apa yang mereka ketahui dan mampu lakukan.
Penilaian pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui
penilaian otentik dilakukan melalui beberapa tahap, berikut bagan tahap penilaian:

MATERI 5 : PENGELOLAAN PAUD


A. Pengertian Pengelolaan Program Pendidikan
Pengelolaan Program PendidikanMenurut Suharsimi Arikunto
mengatakan pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan.33 Banyak orang yang mengartikan manajemen
sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian,dan memang itulah
pengertian yang sedang populer pada saat ini. Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kegiatan kerja dalam mencapai tujuan tertentu.
Pengelolaan berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya “manajemen” yang
artinya ketatalaksanaan dan tatapimpinan.
Menurut Bahri dan Zain mengatakan bahwa pengelolaan itu adalah
pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pengelolaan mempunyai
beberapa pengertian yaitu:
a. Pengelolaan adalah proses, cara, pembuatan, mengelola
b. Pengelolaan adalah proses yang membantu melakukan kegiatan tertentu
dengan menggerakan tenaga orang lain
c. Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan
dan tujuan organisasi.
Sedangkan pengertian program adalah ekspresi atau pernyataan yang
disusun secara sistematis dan dirangkai menjadi kesatuan prosedur yang

15
berupa urutan atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Adapun pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari uraian yang sudah dijelaskan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pengelolaan program pendidikan adalah pembuatan ataupun proses
untuk melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain
dalam merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi dalam usahanya
mencerdaskan dan mengembangkan potensi serta kemampuan peserta
didik yang dimiliki masingmasing supaya berguna bagi dirinya maupun
bagi masyarakat sekitar.

B. Fungsi Pengelolaan Program Pendidikan PAUD


Berdasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) diatas secara garis besar
dapat disampaikan bahwa tahap-tahap dalam manajemen meliputi perencanaan,
pengeorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1.. PerencanaanPengertian perencanaan sangat bermacam-macam sesuai
dengan para ahli manajemen.
 Menurut Depdiknas bahwa perencanaan dipandang sebagai suatu proses
penentuan dan pentusunan rencana dari program-program kegiatan yang
akan dilakukan pada masa yang akan datang secara terpadu dan sistematis
berdasarkan landasan, prinsip-prinsip dasar dan data atau informasi yang
terkait serta menggunakan sumber daya manusia dan sumber lainnya
dalam rangkan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan diartikan sebagai perhitungan dari penentuan tentang apa
yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana suatu
tempat, siapa yang akan melakukan, bagaimana cara pelakanaan dalam
mencapai tujuan tersebut.

16
.2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan pengelompokkan kegiatan, penugasan suatu
pekerjaan dan penyediaan keperluan wewenang untuk melaksanakan kegiatannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu memilih orang yang memiliki
kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu perlu
memilih pemilihan yang selektif guna menetukan orang yang dapat dipercaya dan
diposisiskan dalam posisi tersebut. Sehubungan dengan hal yang tersebut maka
perlu diadakan dalam hal proses perekrutan, penempatan posisi, pemberian latian
dan pengembangan anggota organisasi.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua
perencanan yang telah dibuat bisa di wujudkan dengan baik seperti yang
diharapkan. Dengan demikian pelaksanaan merupakan suatu upaya yang
menggerakkan orang-orang untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan
kesadaran yang besar demi terwujudnya cita-cita oraganisasi dengan secara
efektif. Perencanaan dan pengorganisasian akan berjalan kurang baik jika tidak
disertai dengan pelaksanaan, oleh sebab itu dibutuhkan sekali kerja keras yang
nyata, kerja sama dengan sesama anggota, untuk mengoptimalkan seluruh sumber
daya yang ada terutama ditujukan untk mencapai sebuah visi dan misi. Dalam
halini tugas dari sumberdaya manusia adalah mengerjakan tugas yang telah
dibebankan untuk mencapai tujuan dari organisasi.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang
atau yang sudah dilaksanakan dengan kriterian dan nila-nilai, serta rencana yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan merupakan bagian terakhir dalam
fungsi manajemen, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang
berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya, adanya hambatan, kerugian, dan
penyalahgunaan wewenang serta penyimpangan, mencegah terjadinya kegagalan
serta meningkatkan efektifitas dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari
pengawasan adalah menghilangkan sebab-sebab kesulitan sebelum kesulitan itu

17
timbul ataupun terjadi, mengadakan pencegahan serta perbaikan terhadap
kesalahan yang terjadi.

C.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini


1. Pengertian Pendidikan
Menurut John Dewey mengatakan dalam buku Ranupandojo bahwa
pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah
makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan
pengalaman selanjutnya.
2. Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai proses tranformasi budaya, diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Ada tiga bentuk
transformasi yaitu, nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain. Pewarisan budaya tidak semata-
mata mengekalkan budaya secara estafet, akan tetapi pendidikan justru
mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk hari esok.
3. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut J.J Rousseau (Swiss: 1712-1778). Tujuan pendidikan menurut
gagasan Rousseau ialah membentuk anak menjadi manusia yang bebas. Rouseau
menyarankan “kembali ke alam” dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam
pendidikan anak, dengan begitu anak akan berkembang secara optimal, tanpa
hambatan. Dan yang menjadi pendidikan utama dan dapat menjamin pendidikan
anak adalah seorang ibu.

D. Siapakah Anak Usia Dini


Secara umum anak usia dini dikelompokkan dalam usia 0-1 tahun, 2-3
tahun, 4-6 tahun, dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut:

1. Usia 0-1 tahun


Pada masa usia ini disebut dengan masa bayi, tetapi perkembangan fisik
mengalami kecepatan yang sangat luar biasa, paling cepat dibandingkan dengan

18
usia selanjutnya. Berbagai karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan
diantaranya. Mempelajari keterampilan motorik seperti berguling,merangkak,
duduk, berdiri dan berjalan. Mempelajari keterampilan menggunakan pancaindra
seperti melihat, mengamati, meraba mendengar mencium dan memasukkan benda
ke mulutnya.
2. Usia 2-3 tahun
Pada usia ini terdapat beberapa kesamaan dengan masa sebelumnya, yang
secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada usia ini anak juga
memiliki karakteristik khusus diantaranya. Sangat aktif mengeksplorasi benda-
benda yang ada disekitarnya, ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan
keinginan belajar yang luar biasa. Eksprlorasi yang dilakukan oleh anak terhadap
benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Mulai
mengembangkan kemampuan berbahasa diawali dengan berceloteh,
mengeluarkan kata atau kalimat yang belum jelas. Mulai belajar mengembangkan
emosi, perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan
memperlakukan dia, sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan melainkan lebih
banyak pada lingkungan.
3. Usia 4-6 tahun
Pada usia ini anak memilili beberapa karakteristik diantaranya adalah
perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukan dengan rasa ingin
tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dengan
seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat. Perkembngan bahasa
juga semakin baik , anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan
mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu, seperti meniru,
mengulang pembicaraan. Anak juga sangat aktif melakukan berbagai kegiatan, hal
itu bermanfaat untuk perkembangan otot-otot kecil maupun besar seperti,
memanjat, melompat dan berlari.

E. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini


Tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan potensi
anak sejak dini sebagai persiapan dalam hidup dan dapat menyesuaikan diri

19
dengan lingkungan. Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah
mempersiapkan anak untuk memasuki pendidikan lebih lanjut, mengurangi angka
pengulangan kelas, mengurangi angka putus sekolah, meningkatkan mutu
pendidikan, mengurangi angka buta huruf muda, dan meningkatkan indeks
pembangunan manusia.
 Menurut Depdiknas pendidikan anak usia dini memiliki dua tujuan, yaitu
tujuan umum dan khusus sebagai berikut:
Tujuan Umum
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu mengembangkan seluruh
potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan moral serta agama
secara optimal dalam pendidikan yang kondusif, demokratif dan kompetitif.
Tujuan Khusus
Pendidikan anak usia dini secara khusus bertujuan agar anak :
Mampu mengelola gerakan dan keterampilan tubuh, termasuk gerakangerakan
yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar
Memperoleh pengetahuan tentang pemeliharaan tubuh, kesehatan dan kebugaran
tubuh
Mampu berfikir secara kritis, memberi alasan, memecahkan masalah, dan
menemukan hubungan antara sebab dan akibat

F. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini


 Menurut Hasibuan S. Rahman fungsi dari pendidikan anak usia dini dapat
dirumuskan menjadi lima fungsi yaitu:
1. Pembinaan aqidah dan keimanan
2. Pembentukan dan pembiasaan prilaku positif
3. Pengembangan dan pengetahuan keterampilan dasar
4. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif
5. Pengembangan segenap potensi yang dimiliki.

G. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

20
Proses pendidikan anak usia dini dikondisikan dalam suasana belajar aktif,
kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai macam permainan. Dalam
pelaksanaannya pendidikan anak usia dini menggnakan prisip-prinsip sebagai
berikut:
1.Berorintesi pada kebutuhan anak
kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa berorientasi
pada kebutuhan anak, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan dan kebutuhan
rasa dimiliki serta di saying
2.Sesuai dengan perekembangan anak
anak mempunyai pola tertentu dengan garis waktu perkembangannya.
Oleh karena itu harus disesuaikan dengan lingkup dan tingkat kesulitannya dalam
kelompok usia anak.
3.Mengembangkan kecerdasan
anak usia dini hendaknya tidak dijejali dengan hafalan-hafalan, tetapi
dengan cara mengembangkan kecerdasan menggunakan teknik-teknik stimulasi
otak yang tepat.

H. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini


Ruang lingkup aspek perkembangan pendidikan anak usia dini meliputi:
Moral dan nilai agama, Sosial, emosional dan kemandirian, Kemampuan
berbahasa, Kognitif, Fisik/motorik, dan Seni.
kesimpulan bahwa ruang lingkup dari pendidikan anak usia dini adalah
melalui asper perkembangannya, aspek pembiasaannya dan pengembangan
kemampuan dasar yang semuanya itu bertujuan agar anak mempunyai moral dan
nilai agama, sosial, kemandirian emosional, kemampuan berbahasa, kognitif,
fisik.motorik dan seni.

I. Manfaat Pendidikan Anak Usia Dini

21
Menurut Asmawati menyebutkan manfaat dari pendidikan anak usia dini
adalah menyediakan wahana yang dapat memfasilitasi hak-hak anak untuk
bermain dan melakukan kegiatan yang menantang dan menyenangkan sesuai
dengan tahap perkembangan anak.63 Banyak sekali manfaat bagi anak yang
masuk PAUD terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan kejenjang sekolah
selanjutnya. Manfaatnya diantaranya sebagai berikut:
Hampir selurus aspek perkembangan anak tumbuh dan berkembang lebih
badibandingkan dengan anak yang tidak memasuki PAUD. Anak yang menempuh
PAUD terlebih dahulu menunjukan daya imajinasi, kreativitas, inovatif, dan
produktivitasnya lebih unggul dibandingkan dengan anak yang tidak menempuh
jalur PAUD terlebih dahulu.

MATERI 6 : PROBLEM PENGEMBANGAN DALAM PAUD


Jenis-jenis Permasalahan Anak
1. Permasalahan dalam perkembangan Fisik-Motorik
 Gangguan dalam perkembangan Fisik anak.
Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati (1994) dalam perkembangannya, mungkin
ditemukan beberapa hambatan antara lain sebagai berikut :
a. Gangguan Fungsi Pancaindra
b. Cacat Tubuh
c. Kegemukan (Obesitas)
d. Gangguan gerakan peniruan (stereotipik)
e. Malnutrisi (Kurang gizi)
 Gangguan dalam perkembangan Motorik anak
a. Gangguan dalam motorik Kasar
b. Gangguan dalam Motorik Halus
2. Permasalahan dalam perkembangan kognitif
a. Kesulitan Belajar
b. Autisme
c. Sulit Konsentrasi
d. Giftedness (Keberbakatan)

22
3. Permasalahan dalam perkembangan Bahasa dan Bicara
Kemampuan perkembangan bahas merupakan aspek penting yang perlu
dikuasai anak, tetapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan ini. Selain
itu masalah perkembangan Bahasa terkait dengan terbatasanya pembendaharaan
kata anak atau adanya gangguan artikulasi seperti sulit mengucap huruf r, s, y, l, f
z, atau c.
4. Permasalahan dalam perkembangan sosial
Beberapa masalah sosial yang sering dialami anak adalah ingin menang
sendiri, dan tidak bisa menyesuakaikan diri dengan lingkungan baru.

5. Permasalahan dalam perkembangan emosi


Ekspresi emosi pada anak mudah berubah dengan cepat . rangsangan yang
sering membangkitkan emosi anak adalah keinginan yang tidak terpenuhi dengan
cara mengungkapkan ekspresi yang tidak terkendali.
6. Perkembangan personalitas
Permasalahan dari sisi tenaga pengajar, Lembaga PAUD, dan kesadaran
masyarakat
Faktor Penyebab Permasalah Anak
Ada beberapa faktor penyebab masalah pada anak, baik yang bersifat
intrinsik (berasal dari diri anak sendiri) juga ekstrinsik (berasaldari luar diri anak).
Secara umum, faktor-faktor tersebut adalah :
Pembawaan, yaitu anak dengan semua keadaan yang ada pada dirinya ;
1. Lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua, keadaan sosial
ekonomi keluarga, dan lain-lain ;
2. Lingkungan sekolah, mencakup cara mengajar guru, proses belajar
mengajar, alat bantu, kurikulum, dan lain-lain ;
3. Masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.

BAB III

23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Perencanaan selalu
dilakukan terlebih dahulu dalam membuat suatu kegiatan dan program yang ada di
PAUD dan selalu melibatkan anggota PAUD yaitu dalam penyelenggaraan
kegiatan tersebut, baik kepala PAUD dan guru selalu terjalin kerjasama dan
komunikasi. Berbagai rencana telah dilakukan dengan keterbukaan agar dalam
proses pelaksanaan dan penyelenggaraannya berjalan dengan lancar.
Pengorganisasian dalam hal program pendidikan anak usia dini juga telah
terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan visi dan misi baik dalam program
mendidik anak melalui pembiasaan melakukan berbagai aktivitas ibadah dan
program pendidikan anak yang berbasis mengembangkan potensi kemampuan
serta tingkat pengembangan kecerdasan anak baik dari segi akademik maupun non
akademik yang telah terbukti mengikuti dan mendapatkan berbagai macam
perlombaab yang ada di kota Palembang.
Selain itu juga terdapat programbagi anak-anak yang usia diatas empat
tahun ditekankan untuk mengenal huruf maupun angka, yang diharapkan ketika
memasuki kejenjang pendidikan selanjutnya yaitu sekolah tingkat dasar atau di
sebut SD maka anak didik mampu untuk bersaing dengan peserta didik yang
lainnya. Dalam pelaksanaannya selalu menyisipkan materi tentang keagamaan
seperti melakukan shalat dhuha, menghafal doa-doa, menghafal suratsurat pendek
dan menghafal asmaul husna, dengan alat serta metode yang bervariatif seperti,
bernyayi, bercerita, karya wisata dan sebagainya yang dilakukan oleh guru untuk
menarik perhatian peserta didik dan mudah dalam memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

24
Susilo, Setiadi. 2016. Pedoman Akreditasi PAUD. Jakarta. Bee Media Pustaka
Yahya Kusbudiah, “Pengelolaan Pembelajaran di RA/TK/PAUD Sebagai Upaya
Mengoptimalkan Pencapaian Perkembangan Anak Usia
Dini”http://bdkbandung.kemenag.go.id./jurnal/276 (21 oktober 2019)
Mursid. (2015). Pengembangan Pembelajaran Paud. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Anita Yus. (2015). MoDel Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Halida. (2014). Metode Bermain Peran Dalam Mengoptimalkan Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini (4-5 Tahun). Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

25
1. Yang bukan merupakan Permasalahan dalam perkembangan kognitif
adalah....

a. Kesulitan belajar

b. Giftedness (Keberbakatan)

c. Autisme

d. Gangguan motorik

e. Sulit konsentrasi

2. Alat peraga Edukatif yang tepat untuk meningkatkan perkembangan


kognitif adalah...

a. puzzle

b. panggung boneka

c. boneka tangan

d. buku cerita

e. alat musik

3. Hal apa saja yang diperlukan anak anak saat menjalankan suasana
pembelajaran dengan kecuali ...

a. Permainan

b. Suasana riang

c. Menari

d. Marah marah

e. Bernyanyi

4. Apa saja yang di sampaikan oleh guru dalam kegiatan inti di dalam
model pembelajaran area (minat)....

26
a. Salam pembuka

b. Membicarakan tugas di area

c. Berdoa

d. Bercerita

e. Bernyanyi

5. Batas minimal yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran area


adalah ….

a. 2 area

b. 3 area

c. 4 area

d. 5 area

e. 1 area

6. Manakah pernyataan dibawah ini yang tidak termasuk tiga komponen


lingkungan yang berperan dalam pendidikan anak menurut Ki Hajar
Dewantara …..

a. Lingkungan Bermain

b. Lingkungan Keluarga

c. Lingkungan Masyarakat

d. Lingkungan Sekolah

e. Lingkungan bebas

7. Di usia berapa anak membutuhkan lebih banyak pengawasan intensif


untuk menjaga keselamatan selama beraktivitas…

a. 1-3 tahun

27
b. 2-4 tahun

c. 3-5 tahun

d. 4-6 tahun

e. 5-7 tahun

8. Siapa nama tokoh yang mengatakan bahwa anak lebih mudah


memahami aritmatika ketika diajarkan melalui cara bermain…

a. Suyanto

b. Docket

c. Rousseau

d. Plato

e. Darwin

9. Anak belajar tentang bentuk segi tiga melalui potongan kertas yang disiapkan
guru, kemudian guru mengajak siswa untuk menemukan benda-benda yang ada di
sekitarnya yang berbentuk segitiga. Kegiatan tersebut merupakan salah satu
pelaksanaan penerapan proses saintifik yang tepat adalah ….

A. mengamati

B. mengasosiasi

C. mengumpulkan informasi

D. mengkomunikasikan

E. memahami

10. Berikut adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk area bahasa, kecuali…

A. Poster alphabet

B. Buku cerita

C. Kartu bergambar

28
D. Sempoa

E.Gambardomino

Esay

1. Sebutkan apa saja permasalahan dalam perkembangan kognitif pada anak?

Jawab: . A). Kesulitan belajar

B). Autisme

C). Sulit konsentrasi

D). Giftedness

2. Apa saja model-model pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini?


Jawab:
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di dalam pendidikan anak
usia dini yakni, Model Pembelajara Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok,
Model Pembelajaran Area dan Model Pembelajaran BCCT (Beyond Centre and
Circle Time).

29

Anda mungkin juga menyukai