Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perencanaan Pembelajaran Kelompok Bermain
tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas sebagai
seorang maha pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Kelompok Bermain. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pembelajaran Kelompok
Bermain bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis.Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Nama Penulis

ESTER KRISTIANI

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAUD

Perencanaan Pembelajaran PAUD disini rencana atau rancangan mengenahi proses


pembelajaran PAUD yaitu,

A) Proses pembelajaran pada PAUD

Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui
bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan
yang harus di kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.

Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya:

1.Merancang suasana pembelajaran

a) Ruangan dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat


bereksplorasi anak dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Pengaturan
ruangan dan halaman dapat disesuaikan dengan tema mingguan

b) Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk bereksplorasi


(penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya

2.Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran

a) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak hendaknya di
beri kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya

b) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai dengan kegiatan yang


dapat merangasang minat anak

c) Kegiatan yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai anatara kegiatan
yang bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak

2
3.Pengaturan

Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman pengelolaan proses
pembelajaran.

B) Tujuan dan fungsi program pembelajaran

Menurut catron dan allen (1999:23) tujuan program pembelajaran adalah untuk
mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinyakomunikasi
interaktif.

Menurut pendapat lain Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan


dasar ke arah perkembanganan sikap pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang
diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya.

Adapun fungsi program pembelajaran diantaranya:

Untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap
perkembangannya

a) Mengenalkan anak dengan dunia sekitar

b) Mengembangkan sosialisasi anak

c) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak

d) Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmatia masa bermainnya[3]

C) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD

Berikut ini prinsip-prinsip pengembangan rencana pembelajaran yang harus dipahami oleh
tenaga pendidik PAUD :

1.Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak

Rencana pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan


pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana

3
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran
yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi
pengembangan kemampuan anak.

Sebagai contoh untuk kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan lancar,
rencana pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk
berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum mengenal
warna, kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai anak.

Mengetahui tahap perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar
Perkembangan.

2.Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak

Selain memperhatikan tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat
memenuhi kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar
yang berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam tahap
perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki kekhasan masing-
masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran perlu juga memperhatikan
kekhasan anak secara individu.

Memahami kekhasan dan kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan


melalui Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau
dengan cara mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang
digunakan untuk mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran
disusun setelah dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat dijadikan
dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran berikutnya.

3.Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan)

Rencana pembelajaran yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan


anak yang meliputi: moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa,
kognitif, fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek perkembangan
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu dengan menggunakan tema. Contoh:
dengan tema pembelajaran ”Aku”, aspek yang dikembangkan mencakup  moral dan nilai-

4
nilai agama (mengenal aku sebagai ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang
aku, menceritakan keluargaku, dll), kognitif (menghitung jumlah anggota tubuh), sosial
emosional (mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku), dan seterusnya.

4. Operasional

a. Tujuan Jelas dan dapat diukur:

Perencanaan yang dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam
pembelajaran. Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup
pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam
rencana pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator paling
sederhana, konkrit ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan dalam tujuan pun
harus dibatasi sesuai dengan kemampuan.

Tujuan yang dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit, dan
dapat diamati.

b. Dapat Dilaksanakan:

Perencanaan disusun sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan


rencana pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus memperhatikan
sumber daya yang ada (SDM, sarana dan prasarana, lingkungan/muatan lokal), serta sesuai
dengan tahapan perkembangan anak.

5.Mengoptimalkan Potensi Lingkungan

Salah satu tujuan PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal
lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat
tinggalnya. Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi
yang harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya. Karena itu
pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada lingkungan yang ada di
sekitar anak.

5
Lingkungan yang dimaksud disini meliputi, lingkungan fisik yakni orang-orang yang
ada di sekitar anak (guru, pengelola, orang tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan,
binatang, dan bangunan sekitarnya, cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu
memperhatikan lingkungan non fisik, yakni adat, budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa,
dan lainnya.

Lingkungan fisik maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada
habisnya  untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi anak usia dini.

Contoh:

Tema           : Makananku,

Sub tema   : Makanan Sehat

Kegiatan yang akan dilaksanakan:

· Mendiskusikan perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang


dapat dilakukan di masjid.

· Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan
masjid.

· Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid


kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain pasir,
membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.

Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua


benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh
guru bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE
yang dimiliki.

D.Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran AUD

1.Program Tahunan

Program tahunan merupakan rencana pembelajaran untuk satu tahunajaran, yaitu


terdiri dari semester satu dan semester dua. Dalam perencanaantahunan terdiri dari indikator

6
perkembangan anak dalam satu tahun ajarandan tema yang dikembangkan untuk satu tahun
ajaran.

2.Program semester

Program semester yaitu perencanaan pembelajaran untuk satu semesteryang terdiri


dari indikator perkembangan untuk 1 semester yangpenggunaanya telah ditentukan
minggunya serta telah dikaitkan dengan temapada semester tersebut.

3.Mengembangkan tema dan sub tema

Tema digunakan pada pembelajaran AUD untuk membangunpengetahuan pada anak


dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan.Dalam mengembangkan tema hal yang
penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematik dan
holistik.Pengembangan TemaTema dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak agar tidak bosan. Dalam pengembangan tema
dapatdidasari oleh:

1)Tema yang dihubungkan dengan peristiwa/kejadian, contoh : gejalaalam, cuaca, banjir,


gunung meletus, dsb.

2)Tema yang dihubungkan dengan minat anak, contoh : binatang,dinosaurus, tata surya,
mobil, dsb

3)Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau spesial, seperti :hari kemerdekaan,
hari besar keagamaan, hari ibu, anak, dsb.

4)Tema yang dihubungkan dengan konsep pengetahuan, contoh :konsep sains : berhubungan
dengan tanaman, binatang konsep pengetahuan sosial : yang berhubungan dengan konsep
diri, teman,keluarga, rumah. konsep matematika : berhubungan dengan berhitung dan angka,
pasar, toko, dll. Konsep bahasa dan seni : yang berhubungan dengan tema bercerita, menulis,
musik.

Setelah menentukan tema dan sub tema, tetapkan alokasi waktuuntuk setiap tema
yang dipilih dengan memperhatikan minggu efektif dalamsatu tahun, maka tema disusun
dengan menggunakan 4 prinsip(Depdiknas,2006:4), yaitu :

Kedekatan,pilihlah tema yang paling dekat dengan anak.

Kesederhanaan, Pilih tema yang sederhana terlebih dahulu

7
Kemenarikan, pilihalah tema yang menarik bagi anak

Keinsidentalan, peristiwa disekitar anak yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung
hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih
pada hari itu.

2.KELOMPOK BERMAIN

Kelompok bermain (bahasa Inggris: playgroup) merupakan satuan pendidikan anak


usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak
usia di bawah lima tahun. Kelompok bermain umumnya beroperasi sampai siang hari saja,
dan memiliki staf suster anak atau sukarelawan. Kelompok bermain dipercaya dapat
memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan
kematangan motorik anak

A.Peran Kelompok Bermain Dalam Proses Sosialisasi Anak

1. Peran lembaga, lembaga pendidikan nonformal memiliki peran yang sangat penting bagi
perkembangan sosialisasi anak usia dini yaitu,sebagai penggalang bantuan serta dukungan
masyarakat agar memberikan donatur tetap

2. Peran Pengelola Kelompok Bermain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kepala
sekolah. Pengelola Kelompok Bermain ini bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan serta meningkatkan mutu pendidikan

3. Peran Pendidik, memiliki kewajiban untuk membimbing anak,


menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung proses pengembangan semua potensi anak
dan pembentukan sikap serta perilaku anak. Selain pembimbing bagi anak usia dini usia
toddler yaitu usia 2-3 tahun maka pendidik merupakan”teman”bermain anak didik selain
teman-teman sebaya dikelompok bermain

B. Manfaat Bermain

Bermain merupakan salah satu aktivitas menyenangkan yang dilakukan demiaktivitas


itu sendiri; bermain memiliki fungsi dan bentuk (Santrock, 2012:306). Padaartikel ini akan
diuraikan mengenai pemanfaatan bermain bagi aspek-aspekperkembangan anak usia dini,
yang meliputi aspek moral, motorik, kognitif, bahasa,serta sosial.

8
a) Bermain dan perkembangan moral Menurut Santrock (2012:282) perkembangan moral
mencakup perkembanganpikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan kebiasaan
mengenai hal-halyang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.
Padaanak usia dini, moralitas bagi mereka merupakan hal abstrak dan sulit
untukdidefinisikan, sehingga perlu cara lain untuk mengenalkan moral pada anak, salahsatu
cara yaitu melalui kegiatan bermain. Anak usia dini yang memilikilatar tidak bisa lepas dari
kegiatan bermain,seharusnya dijadikan celah dalam mengembangkan berbagai aspek
perkembangan.Misal dalam bermain diberikan tata cara atau aturan yang harus ditaati dan
tidakboleh dilanggar. Disinilah peran bermain dalam mengembangkan moral, ketika
anaksudah mau mengikuti aturan yang berlaku, maka tidak akan sulit memberikankonsep-
konsep yang berlaku juga dalam masyarakat, misalnya anak kecil harussalimdan berpamitan
kepada orang tua sebelum sekolah atau bepergian.Agama, yang menjadi aspek terdekat dalam
moral juga dapat distimulasikepada anak-anak melalui kegiatan bermain. Bisa dicontohkan
ketika bermainrumah-rumahan, melaksanakan sholat, berdo’a sebelum makan, mengucap
salamsaat masuk dan keluar rumah. Mengajak anak bermainpuzzlehijaiyah,mazemasjid, dan
mengurutkan tata cara wudlu bisa menjadi opsi dalam mengenalkankepada anak. Walaupun
terlihat biasa saja, namun pengenalan-pengenalan tersebutdapat berdampak pada
perkembangan moral dan agama anak usia dini.

b) Bermain dan perkembangan motorik Aspek motorik sarat dengan kegiatan yang dilakukan
dengan gerak, baik gerak kasar atau halus. Pada anak usia dini, aktivitas yang dikerjakan
selaludiwarnai dengan gerak. Gerak dapat menyebabkan anak bermain dan bermain.
membuatanak menggerakkan anggota tubuhnya. Anak yang mendapatkankesempatan untuk
bermain, maka ia akan melatih kemampuan otot-otot yang menjadikan anak kuat dan bugar.

c) Bermain dan perkembangan kognitif Arti dari kognitif merupakan pengetahuan, ingatan,
kreativitas, daya pikir,serta daya nalar. Anak usia dini dapat mengenal konsep hanya dengan
bermain.Dengan bermain anak akan lebih mudah menerima konsep-konsep tersebutdaripada
diajarkan seperti orang dewasa yang sedang belajar. Contoh sederhanasemisal ia sedang
bermain bola, ia dapat mengenal bentuk bola yang ia mainkan bagaimana, warna bolanya
apa, lebih besar atau lebih kecilkah dengan bola milikteman lainnya.

d) Bermain dan perkembangan bahasa Sejak lama telah diketahui bahwa bahasa memegang
peranan penting dalamkehidupan. Tanpa adanya bahasa, maka tidak akan pernah terjadi
interaksi antaraindividu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok
9
dengankelompok. Bahasa juga menjadipembeda antara manusia dengan makhluk
ciptaanTuhan lainnya.Dalam setiap kesempatan bermain anak selalu berkomunikasi dengan
lawanmainnya, baik berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.

e) Bermain dan perkembangan sosial Tidak ada anak yang tidak suka bermain. Sekumpulan
anak-anak akan salingbersosialisasi dalam kegiatan bermain. Dari kegiatan bermain bersama
teman-teman, anak akan belajar memahami diri dan orang lain.Anak yang mulanya
egosentris, setelahbermain dengan anak-anak lain bisadimungkinkan ia akan mulai sosialis.

C.Tahapan Bermaian

Bermain memiliki beberapa tahapan. Tahapan tersebut disesuaikan dengankondisi sosial


anak-anak. Parten mengemukakan enam tahapan bermain bagi anakusia dini, yaitu:

a) Unoccupied, anak memperhatikan dan melihat segala sesuatu yang menarikperhatiannya


dan melakukan gerakan-gerakan bebas dalam bentuk tingkah lakuyang tidak terkontrol;

b) Solitary, anak dalam sebuah kelompok tengah asyik bermain sendiri-sendiridengan


bermacam-macam alat permainan, sehingga tidak terjadi kontak antarasatu sama lain dan
tidak peduli terhadap apapun yang terjadi;

c) Onlooker, anak melihat dan memperhatikan serta melakukan komunikasidengan anak-anak


lain namun tidak ikut terlibat dalamaktivitas bermain yangtengah terjadi;

d) Parallel,anak-anak bermain dengan alat-alat permainan yang sama, tetapi tidakterjadi


kontak antara satu dengan yang lain atau tukar menukar alat main;

e) Associative,anak bermain bersama saling pinjam alat permainan,tetapipermainan itu tidak


mengarah pada satu tujuan, tidak ada pembagian peran danpembagian alat main;

f) Cooperative,anak-anak bermain dalam kelompok yang terorganisir, dengankegiatan-


kegiatan konstruktif dan membuat sesuatu yang nyata, dimana setiapanak mempunyai
pembagian peran sendiri. Pada tahap bermain jenis cooperative,terdapat satu atau dua anak
yang bertugas sebagai pemimpin ataupengarah jalannya permainan

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan


kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman
belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus di kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki
oleh anak.

Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya:

1.Merancang suasana pembelajaran

2.Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran

3.Pengaturan

Kelompok bermain (bahasa Inggris: playgroup) merupakan satuan pendidikan anak


usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak
usia di bawah lima tahun. . Kelompok bermain dipercaya dapat memberikan stimulasi yang
baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com//perencanaan-pembelajaran-paud

https://media.neliti.com/media/publications/22935-ID-menyusun-perencanaan-pembelajaran-
anak-usia-dini.pdf

11
https://journal.unnes.ac.id
https://journal.unisnu.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai