Anda di halaman 1dari 15

KONSEP SAINS DI TEMA TK

Dosen Pengampuh :

Dra. Rukiyah, M.Pd


Febrianti Utami , M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Alyya Miranda (06141281924031)
2. Athiyah Shafirah (06141281924075)
3. Erin Lestari Sihotang (06141281924019)
4. Miftahul Jannah (06141281924073)
5. Nabila irianty Hasan (06141281924022)
6. Pratiwi Meillynda Wulandary (06141281924030)
7. Rusnita Irawan Safitri (06141181924007)
8. Theza Novrianti (06141281924026)
9. Yayang Azirianti (06141181924002)
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam


karena berkat izin dan kehendaknya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang sederhana ini pada tepat waktu.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata


kuliah “Perkembangan Sains Anak Usia Dini”. Adapun masalah yang
di bahas dalam makalah yaitu “Konsep Sains di Tema Tk”.

Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai


hambatan dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan penulis mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan makalah ini. Penulis sadar akan
kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam makalah ini
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin
bahwa penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,
oleh karena itu penulis mengucapkan mohon maaf.

Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Meskipun makalah ini memiliki
kekurangan dan kelebihan, namun penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Terima kasih

Palembang, 29 Agustus 2020

Kelompok Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................

1.1 Latar belakang.............................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................

1.3 Tujuan ........................................................................................

PEMBAHASAN.....................................................................................

2.1 Pengertian Sains..........................................................................

2.2 Tujuan Pembelajaran AUD.........................................................

2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Sains AUD..................................

2.4 Kriteria Pembelajaran Sains Untuk Anak TK

2.5 Contoh Konsep Sains Yang Dapat Diterapkan Melalui Tema


Yang Terdapat Pada Semester Pertama Di TK

PENUTUP...............................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam pembelajaran
sainsdi TK adalah pendekatan Open Inguiry. Pendekatan ini tidak
bertujuan mengajarkan suatu konsep sains kepada anak, tetapi lebih
mengajak anak melakukan eksplorasi terhadap fenomena alam yang terjadi
melalui interaksi secara langsung. Anak berlatih dengan melakukan
observasi, memanipulasi objek, mengukur, mengklasifikasi objek, dan
melakukan percobaan sederhana.
Didalam eksplorasinya, anak menggunakan lima inderanya untuk
mengenal berbagai gejala alam melalui kegiatan observasi sehingga
kemampuan observasinya akan meningkat. Melalui sains anak dapat
melakukan percobaan sederhana untuk melatih anak untuk
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga akan
melatih anak untuk berpikir logis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sains?
2. Apa Tujuan Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia
Dini?
3. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran sains anak usia dini?
4. Bagaimana kriteria pembelajaran sains di TK?
5. Apa contoh yang dapat diterapkan dengan konsep sains di tema
TK?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa pengertian dari SAINS.
2. Mengetahui apa saja tujuan pengembangan dari pembelajaran sains
pada AUD.
3. Mengetahui bagaimana ruang lingkup pembelajaran sains AUD.
4. Mengetahui kriteria pembelajaran sains di TK.
5. Mengetahui contoh konsep sains di tema TK?
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sains

Dari sudut bahasa, sains atau Science (Bahasa Inggris), berasal dari
bahasa Latin, yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan
tersebut terlalu luas dalam penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu
dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan
etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan etimologis tentang sains
yaitu dari bahasa Jerman, hal itu merujuk pada kata Wissenschaft, yang
memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara
sistematis. Sedangkan menurut beberapa ahli :

A. Amien (1987) mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah


dengan ruang lingkup zat dan energy baik yang terdapat pada makhluk
hidup maupun tak hidup lebih banyak mendiskusikan tentang alam 
B. James conan (1958) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep
serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lainyang tumbuh
sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat
diamati dan diuji coba lebih baik.
C. Abu hamidi (1991) memberikan pengertian sains sebagai ilmu teoritis
yang didasarkan atas pengamatan ,percobaan percobaan terhadap
gejala alam berupa makrokosmos dan mikrokosmos
D. Fisher mengartikan sains itu sebagai pengetahuan yang diperoleh
dengan menggunakan metode metode yang berdasarkan pada
pengamatan dengan penuh penelitian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang


berkenaan dengan fakta dan gejala alam yang tersusun secara sistematis yang
didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen.

Secara konseptual terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang


dikemukakan para ahli. James Conant yang dikutip oleh Ali
Nugraha mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema
konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil
serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji lebih lanjut.
Senada dengan Conant, Ahmadi   memberikan pengertian sains sebagai ilmu
teoritis yang didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala
alam berupa makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (isi alam semesta
yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya), sedangkan
menurut Dodge mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada
pengamatan dengan penuh ketelitian.

Secara analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan


membagi sains berdasarkan dimensi pengkajiannya. Sumaji  menyatakan bahwa
secara sempit sains adalah Ilmu Pengetahuan alam (IPA), terdiri atas physical
sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
astronomi, kimia, geologi, minerologi, metereologi dan fisika, sedangkan life
sciences meliputi biologi, zoologi dan fisiologi. Hal yang sama juga dijelaskan
oleh Dodge bahwa sains terdiri dari physical science, ilfe science dan bumi dan
sekitarnya.

2.2  Tujuan Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini


Adapun tujuan mendasar dari pendidikan sains menurut Sumaji (1998:31)
adalah untuk mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains
itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan
pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan
penghargaan anak didik terhadap dunia mereka hidup.
Dalam Trianto (2012:138) Fungsi dan tujuan sains berdasarkan kurikulum
berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan keterampilan sikap dan nilai ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Leeper dalam Nugraha (2005:28) dengan menilik pada hal-hal di atas
secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak
usia dini hendaklah ditujukan untuk merealisasikan empat hal, yaitu:
1. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan strategi
pembelajaran  sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak memiliki
sikap-sikap ilmiah. Hal yang mendasar, misalkan: tidak cepat-cepat dalam
mengambil keputusan dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-
hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak
mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik),
maksudnya adalah segala informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar
keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil
temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan
yang menaunginya.
4. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anakanak menjadi
lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.

Menurut Carin, 1993 (Khaerudin dan Soedjono, 2005: 11) mengemukakan


bahwa pada dasarnya tujuan Sains di sekolah adalah :

1.  Menambah keingintahuan (Curiosity)

Dasar pogram Sains akan menaruh perhatian pada keingintahuan murid tentang
alam semesta dengan cara (a) mendorong siswa untuk menyelediki alam dengan
teknologi, (b) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang alam semesta, (c) mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi masalah pengadaptasian manusia. 

2.  Mengembangkan keterampilan meniginvestigasi (Skill For Investigation)


Dasar program Sains akan mengembangkan keterampilan menginvestigasi alam
semesta, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Hal ini dapat : (a)
memperkaya pemahaman siswa dan kemampuan menggunakan proses Sains, (b)
awal pemahaman siswa dan kemampuan memecahkan masalah dan strategi
membuat keputusan.

3.  Sains, Teknologi dan Masyarakat (Nature of Science, Technology and


Society).

Dasar program Sains akan berusaha mengembangkan pemahaman siswa dan sikap
tentang alam, keterbatasan, dan kemungkinan yang akan timbul dari Sains dan
Teknologi.

Dari seluruh uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai tujuan


pembelajaran sains pada anak usia dini  yaitu:
1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan
kemampuan proses sains, produk sains dan sikap sains.
3. Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan
keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Mempersiapkan anak menjadi warga Negara yang melek sains dan
teknologi.

2.3  Ruang Lingkup Pembelajaran Sains


Ruang lingkup program pembelajaran sains menurut Nugraha (2005:20)
secara umum meliputi dua dimensi besar, pertama dilihat dari isi bahan kajian dan
kedua dilihat dari bidang pengembangan dan kemampuan yang akan dicapai.
Kaitannya dengan program pembelajaran sains usia dini, sains dapat
dikembangkan menjadi tiga substansi mendasar, yaitu pendidikan dan
pembelajaran sains yang memfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan
produk sains serta program yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
Pertama, sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh
pengetahuan. Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan sains tersebut, saat
ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific
method) (Yulianti, 2010:42).
Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep
prinsip, hukum dan teori. Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan
istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-
nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan khususnya ketika mencari
atau mengembangkan pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut adalah rasa
tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka
terhadap pendapat orang lain (Yulianti, 2010:43).
Menurut Jamaris (2006:47) kemampuan dasar sains di Taman Kanak-
kanak dapat dilakukan dengan jalan mengamati, mengemukakan alasan, dan
mengklasifikasikan benda-benda yang diamati. Dalam melakukan pengamatan
anak belajar menggunakan fungsi panca inderanya seoptimal mungkin, seperti
melihat, mencium, merasa dan meraba.
Forman dan Kruscher dalam Jamaris (2006:47-48), menyarankan empat
tahap yang perlu dilakukan pada waktu anak sedang melakukan pengamatan,
yaitu:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian dari objek atau benda yang sedang
diamati.
2. Memperhatikan benda dari sudut yang lain.
3. Membandingkan benda yang diamati dengan benda yang lain.
4. Menghubungkan struktur yang dimiliki benda yang diamati dengan
fungsi dari objek tersebut.
Deskripsi lingkup program pembelajaran sains sebagai produk,
yaitu diarahkan pada perencanaan dan kegiatan sains yang dapat
mengenalkan dan menggali hasil-hasil sains secara lebih barmakna, utuh
dan fungsional bagi anak usia dini. Isi program pembelajaran sains, pada
ruang lingkup produk meliputi penguasaan fakta, konsep prinsip, hukum
dan teori (Carin and Sund, 2002).
2.4 Kriteria Pembelajaran Sains untuk Anak TK
Kegiatan pengenalan sains untuk anak usia dini sebaiknya disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak. Guru atau pendidik hendaknya tidak
menjejalkan konsep sains kepada anak, tetapi memberikan kegiatan pembelajaran
yang memungkinkan anak menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana
tersebut (Slamet Suyanto, 2005c: 86).

a. Bersifat konkret

Kegiatan pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan benda-benda konkret.


Guru tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak, tetapi
menyediakan berbagai benda-benda dan fasilitas lainnya yang diperlukan agar
anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut.

b. Hubungan sebab-akibat terlihat secara langsung

Hubungan sebab-akibat yang terlihat secara langsung akan memudahkan anak


mengetahui adanya hubungan sebab dan akibat.

c. Memungkinan anak melakukan eksplorasi

Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap


berbagai benda yang ada di sekitarnya.

d. Memungkinkan anak mengkonstruksi pengetahuan sendiri

Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut.

e. Memungkinkan anak menjawab persoalan “apa” daripada “mengapa”

Keterbatasan anak menghubungkan sebab-akibat menyebabkan anak sulit


menjawab pertanyaan “mengapa”.

f. Lebih menekankan pada proses daripada produk

Melakukan kegiatan eksplorasi dengan benda-benda lebih menyenangkan bagi


anak.

g. Memungkinkan anak menggunakan bahasa dan matematika


Pengenalan sains hendaknya terpadu dengan disiplin ilmu yang lain, seperti
bahasa, matematika dan seni.

h. Menyajikan kegiatan yang menarik (the wonder science)

Sains menyajikan berbagai percobaan yang menarik seperti sulap. Anak TK


sangat tertarik dengan keajaiban tersebut. Dengan demikian cakupan kriteria
pembelajaran sains untuk anak TK yaitu dengan menggunakan benda konkret di
mana anak dapat berinteraksi dan bereksplorasi dengan menggunakan benda
tersebut serta merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria pembelajaran


sains untuk anak TK harus berdasarkan pada kebutuhan anak dan memungkinkan
anak mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan pengalaman-pengalaman
yang anak peroleh secara langsung.

2.5 Contoh Yang Dapat Diterapkan Konsep Sains Di Tema Tk

Sains adalah produk dan proses.  Sebagai produk, sains adalah pengetahuan
yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik alami.  Sebagai proses, sains
mencakup kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan. Berikut ini
disajikan contoh kegiatan sains untuk anak usia dini:

1). Magnet

 Indikator : Siswa dapat membedakan benda yang disebut magnet dan


benda bukan magnet. Siswa dapat membedakan benda-benda yang dapat
ditarik oleh magnet dan yang tidak dapat ditarik magnet.
 Alat dan bahan : Magnet, Penggaris, Gunting, Permen, Pensil, Kertas,
Peniti, Paku kecil, Klip Kertas, Penghapus
 Cara kerja : Dekatkan magnet dengan benda-benda di atas satu per satu
sambil berteriak “Kamu kena…..”Amati apa yang terjadi?   Jika benda
tidak dapat ditarik magnet, semua berteriak “Huuuu……” 

2) Bunga
 Indikator : Siswa dapat mengenal  salah satu sifat air, yaitu dapat masuk ke
dalam pori-pori yang halus
 Alat dan bahan : Kertas marmer, Pensil warna atau krayon, Gunting,
Mangkok yang bagian mulutnya lebar, Air
 Cara kerja : Gambarlah pola bunga pada kertas marmer seperti gambar di
bawah, kemudian warnai. Guntinglah bagian tepinya. Lipatlah “mahkota
bunga”  sehingga seperti bunga yang sedang kuncup. Isilah air ke wadah
mangkok hingga tiga per empat Letakkan bunga teratai kertasmu secara
perlahan di atas permukaan air.  Perlahan tetapi pasti, bunga terataimu
akan mekar.
 Konsep : Kertas memiliki pori-pori yang sangat halus yang terletak di
antara serat kertas sehingga tidak terlihat oleh mata kita. Air memiliki
kemampuan masuk ke pori-pori kertas.  Kemampuan ini disebut daya
kapilaritas. Masuknya air ke pori-pori kertas menyebabkan serat kertas
mengembang termasuk bagian lipatan kertas.  Inilah yang menyebabkan
bunga terataimu menjadi mekar.

3). Terapung dan Tenggelam

 Soetarno (2001: 4) menyatakan benda dapat dikatakan tenggelam bila


benda itu turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda lebih besar
dari berat jenis air. Benda dikatakan terapung bila benda itu berada di
permukaan air karena berat jenis benda lebih kecil dari berat jenis air.
Berdasarkan definisi konsep sederhana mengenai benda terapung dan
tenggelam, dapat dikatakan benda terapung adalah benda yang ketika
dimasukkan ke dalam air maka posisi benda tersebut sebagian atau
seluruhnyaa berada di atas permukaan air. Benda tenggelam adalah benda
yang ketika dimasukkan ke dalam air maka posisi benda tersebut berada di
dasar air.

4). Benda Larut dan Tidak Larut dalam Air

 Slamet Suyanto (2005c: 99) menjelaskan sebagian benda ada yang larut
dalam air dan adapula yang tidak larut. Benda yang larut dalam air akan
membentuk larutan dan apabila dibiarkan atau didiamkan tidak akan
membentuk endapan kecuali jika air diuapkan semuanya. Benda dikatakan
tidak larut dalam air jika dicampur ke dalam air tidak membentuk larutan
tetapi membentuk campuran dan apabila didiamkan akan membentuk
endapan. Dengan demikian, konsep sederhana mengenai benda larut dan
tidak larut dalam air yaitu benda dikatakan larut apabila benda tersebut
saat didiamkan tidak membentuk endapan dan benda dikatakan tidak larut
apabila benda yang telah dicampur dengan zat cair apabila didiamkan
membentuk endapan.
KESIMPULAN

Adapun tujuan mendasar dari pendidikan sains yaitu untuk


mengembangkan individu anak usia dini agar melek terhadap ruang lingkup sains
itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains
pada anak usia dini hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan
penghargaan anak usia dini terhadap dunia di mana mereka hidup atau bertempat
tinggal.

Ruang lingkup pembelajaran sains pada anak usia dini dapat dilihat dari isi
bahan kajian meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat raya
(ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang kajian fisika dan kimia; serta
dilihat ruang lingkup berdasar bidang pengembangan atau kemampuan yang harus
dicapai, maka terdapat tiga dimensi yang semestinya dikembangkan bagi anak
usia dini yaitu meliputi kemampuan terkait dengan penguasaan produk sains,
penguasaan proses sains dan penguasaan sikap-sikap sains (jiwa ilmuwan).

Beberapa pendekatan pengembangan program pembelajaran sains pada


anak usia dini, yaitu: 1) Pendekatan yang bersifat situasional, 2) Pendekatan yang
bersifat terpisah atau tersendiri., dan 3) Pendekatan yang bersifat merger atau
terintegrasi dengan disiplin. Ketercapaian pembelajaran sains pada anak usia dini
akan dapat berjalan degan baik, manakala pembelajaran sains tersebut
direncanakan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Evaluasi hasil
pembelajaran sains diarahkan untuk penelusuran dan penentuan tingkat
keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya-upaya selanjutnya,
baik tindakan perbaikan, pengayaan maupun pengembangan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis


Sains. Jogjakarta: DIVA Press.

Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-


Kanak. Jakarta: PT Indeks.

Sudjiono, Khaeruddin. E. H. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan


Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar.

Slamet Suyanto. (2005a). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:


Hikayat Publishing

Soetarno. (2001). RPAL untuk Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI. Semarang:
Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai