Anda di halaman 1dari 10

NAMA : SITI KOMALASARI

NIM : 857507262

JAWABAN TUGAS 3 KURIKULUM BAHAN BELAJAR TK

JAWABAN NO 1

A. Prinsip-prinsip Umum
Terdapat beberapa prinsip penilaian yang secara umum harus diperhatikan oleh para guru TK
atau pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan di TK, di antaranya:
1. Berbasis/orientasi/fokus pada perkembangan: perkembangan anak itu sendiri sebagai
indikator dan tujuan penilaian; karena penilaian itu untuk kepentingan anak, bukan pihak
lain (guru/pesanan).
a. Mengakui perbedaan individual setiap anak (every child is different).
b. Menghargai setiap tahapan perkembangan anak (every child is genius).
c. Lakukan berdasarkan tahapan perkembangan yang terjadi pada setiap anak (don't
compare every child with others).
d. Kesimpulannya adalah tekanan bukan pada prestasi, tetapi membantu
perkembangan anak menuju pada kematangan dan tahapan perkembangan yang
semestinya (development tasks), mengantarkan mereka untuk berkembang (multiple
intelligent-nya optimal).
2. Menyeluruh/komprehensif: penilaian dilakukan baik terhadap proses maupun hasil kegiatan
siswa. (seluruh bidang pengembangan anak dan program yang dilaksanakan).
3. Mendidik/edukatif: dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada
semua siswa dalam meningkatkan proses dan hasil belajar.
4. Berkesinambungan: penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus-menerus.
Agar informasi yang diperoleh betul-betul berasal dari gambaran proses/hasil belajar siswa
dari kegiatan belajar mengajar.
5. Obyektif: penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dengan melihat
indikator tertentu. Prasangka-prasangka, keinginan- keinginan serta perasaan-perasaan
tertentu tidak boleh mempengaruhi Dukungan: (menambah atau mengurangi) penilaian
yang dilakukan. pencatatan informasi/data akurat-rinci-lengkap, produk-hasil kerja anak,
dokumen (riwayat anak), dan rekaman lainnya (foto, camera, dll).
6. Kebermaknaan: proses dan hasil penilaian harus diusahakan dapat dipahami oleh se-mua
pihak, informasi dan keputusan atau laporannya dapat dibaca dan ditindak-lan-juti oleh yang
memerlukan secara lebih bermakna.
7. Alat dan caranya sahih (valid) dan terpercaya/handal (reliable): alat penilaian yang digunakan
memiliki ketepatan, sehingga dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. (Gronlund,
1985:57). Alat penilaian dapat mengukur secara mantap. Alat yang baik akan dapat
mengungkap hasil yang sama, meskipun diberikan berulang kali. Jadi instrumen penilaian itu
mampu memberikan hasil yang tetap, reliability refers to the results obtained with an
evaluation instrumen and not to the instrument it self (Gronlund, 1985:87).
8. Penilaian harus dikaitkan dan sesuai dengan program (berada pada lingkup program yang
dikembangkan).
9. Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk kepentingan anak.
10. Penilaian harus mengakui perbedaan individual anak baik kemampuan maupun tipe
belajarnya.
11. Penilaian harus mencakup seluruh aspek perkembangan anak (fisik, sosial, emosi, kognitif,
bahasa, dan motorik).
12. Penilaian melibatkan observasi yang teratur dan periodik dari anak dalam berbagai keadaan
yang menggambarkan tingkah laku anak setiap saat.
13. Penilaian didasarkan pada prosedur yang menggambarkan kegiatan anak secara khusus dan
menolak pendekatan yang menempatkan anak dalam situasi yang dibuat-buat (artificial).
B. Prinsip-prinsip Khusus dalam Melaksanakan Penilaian di TK Terdapat hal-hal khusus yang prinsip
dalam melaksanakan penilaian di TK, di antara hal-hal khusus tersebut adalah:
1. Penilaian menggunakan suatu alat dan prosedur yang tersusun, seperti koleksi pekerjaan
anak, catatan observasi yang sistematis oleh guru, catatan percakapan dan wawancara
dengan guru-guru lain, dan rangkuman kemajuan anak secara individual maupun dalam
kelompok.
2. Penilaian tidak mengganggu kenyamanan psikologis anak baik perasaan maupun har-ga
dirinya.
3. Penilaian menunjukkan keunggulan dan kemajuan anak, apakah anak dapat mela-kukan, dan
tidak mengadili jawaban yang salah atau apa yang tidak dapat dilakukan atau yang tidak
diketahui mereka.
4. Penilaian mendorong anak untuk berpartisipasi dalam menilai dirinya, dan mencatat apa
yang dapat dilakukan anak secara mandiri maupun apa yang dapat dilakukan anak dengan
bantuan orang lain.
5. Informasi tentang setiap perkembangan dan belajar anak dikumpulkan dan dicatat se-cara
sistematis untuk merencanakan pembelajaran serta untuk berkomunikasi dengan orang tua.
6. Dengan demikian penilaian terhadap anak usia prasekolah harus dilakukan secara na-tural
atau wajar.
7. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya, data hasil penilaian sangat
bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.

JAWABAN NO 2

Pendekatan pembelajaran yang dipilih hendaknya berpedoman kepada materi kegiatan yang
telah disusun sehingga seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak dapat
dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Agar anda dapat lebih memahaminya, maka anda perlu
memperhatikan beberapa prinsip pendekatan pembelajaran yang akan diuraikan dalam Kegiatan
Belajar 3 ini.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada saat Anda memilih pendekatan pembelajaran untuk
anak TK dan RA adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Berorientasi pada Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak, yaitu:


a. anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan
tentram secara psikologis;
b. siklus belajar anak harus selalu berulang;
c. anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya;
d. minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya;
e. perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.

2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak


Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak.
Sekarang ini tidak sedikit jumlah lembaga pendidikan prasekolah yang lebih berorientasi kepada
ambisi pribadi dan banyak pula orang tua yang memaksa para guru untuk memberikan pelajaran
yang lebih ekstrim dan menekan anak dengan keinginan mereka agar anaknya berprestasi secara
akademis. Seperti yang kita ketahui anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-
upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan
fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, sosio-emosional, dan seni).
Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran untuk mereka hendaknya dianalisis
terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada
masing-masing anak.

3. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain


Bagi anak-anak bermain merupakan kegiatan yang sangat disukainya karena bermain memberikan
efek berupa kesenangan, kepuasan, dan membantu anak mengatasi ketertekanannya. Karena
alasan itulah bermain dipandang cocok untuk digunakan sebagai pendekatan dalam
melaksanakan pembelajaran untuk anak usia TK dan RA. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan
oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan
strategi, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain
anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan
anak sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Bermain bagi anak merupakan proses
kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan
simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian yang
berkaitan dengan pengalamannya. Di sini pendidik memiliki peranan penting dalam
pengembangan bermain anak.

4. Menggunakan Pendekatan Tematik


Kegiatan pembelajaran untuk anak hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan
tematik dan beranjak dari tema-tema yang menarik minat anak. Tema merupakan sarana/alat
atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak. Tujuan pemberian tema, antara lain:
a. tema menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh;
b. memperkaya perbendaharaan kata anak.

Tema dipilih sebagai pendekatan dalam pelaksanaan pembelajaran di TK dan RA dipandang


sesuai karena anak merupakan satu kesatuan yang utuh yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan secara simultan dan menyeluruh. Jika pembelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya
dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak.
Bagi anak penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas.

5. Kreatif dan Inovatif


Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-
kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir
kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya
dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek dalam
proses pembelajaran.
6. Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga
anak akan selalu merasa betah dalam lingkungan sekolah, baik di dalam maupun di luar
lingkungan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam
bermain. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga
dalam interaksi baik dengan pendidik maupun dengan temannya dapat dilakukan secara
demokratis.
Selain itu, dalam pembelajaran hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar
dengan memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya
sehungga anak merasa senang walaupun diantara mereka terdapat perbedaan individual.
Lingkungan hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu dengan tidak
membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar.
Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.

7. Mengembangkan Kecakapan Hidup


Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan
konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin, dan sosialisasi serta memperoleh
keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

JAWABAN NO 3

metode merupakan cara yang untuk merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat
untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu dalam memilih
suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak di Taman Kanak-kanak guru
perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut
seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar. Karakteristik tujuan adalah
pengembangan kognitif, pengembangan kreativitas, pengembangan bahasa, pengembangan emosi,
pengembangan motorik, dan pengembangan nilai serta sikap.

Untuk mengembangkan kognisi anak dapat dipergunakan metode-metode yang mampu


menggerakkan anak agar menumbuhkan kemampuan berpikir untuk dapat menalar, menarik
kesimpulan dan membuat generalisasi. Caranya adalah dengan memahami lingkungan di sekitarnya,
mengenal orang dan benda-benda yang ada, memahami tubuh dan perasaan mereka sendiri,
melatih memahami untuk mengurus diri sendiri. Selain itu melatih anak menggunakan bahasa untuk
berhubungan dengan orang lain, dan melakukan apa yang dianggap benar berdasar nilai yang ada
dalam masyarakat (Hildebrand, 1986).

Untuk mengembangkan kreativitas anak, metode-metode yang dipilih adalah metode yang dapat
menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi.
Dalam mengembangkan kreativitas anak metode yang dipergunakan harus mampu mendorong anak
mencari dan menemukan jawabannya, membuat pertanyaan yang membantu memecahkan,
memikirkan kembali, membangun kembali, dan menemukan hubungan-hubungan baru.

Guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan metode yang dapat
meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Guru
memberi kesempatan anak memperoleh pengalaman yang luas dalam mendengarkan dan berbicara.
Guru mengembangkan emosi anak dengan menggunakan metode-metode yang menggerakkan anak
untuk mengekspresikan perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secara verbal dan
tepat.

Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak guru dapat menggunakan metode yang
menjamin anak tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan yang
aman dan menantang (Gordon & Browne, 1985), bahan dan alas yang dipergunakan dalam keadaan
baik, tidak menimbulkan perasaan takut dan cemas dalam menggunakannya. Berbagai bahan dan
alas yang dipergunakan juga menantang anak untuk melakukan berbagai aktivitas motorik.

Untuk mengembangkan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang
memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama dan moral
agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang dianut masyarakat (Depdikbud, 1994).
Pengalaman belajar yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan kerja, kebiasaan menghargai
waktu, dan kebiasaan memelihara lingkungan perlu diupayakan guru.

Selain dari tujuan kegiatan, karakteristik anak juga ikut menentukan pemilihan metode. Perlu diingat
oleh guru bahwa anak TK pada umumnya adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin
tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif,
mempunyai imajinasi, dan senang berbicara. Anak pada usia TK tidak dapat disuruh duduk diam
selama jam kegiatan. Bagi anak TK duduk diam selama jam kegiatan merupakan pekerjaan yang amat
berat. Anak membutuhkan dan menuntut untuk bergerak yang melibatkan koordinasi otot kasar
seperti misalnya: merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang,
melempar, dan lain-lain (Depdikbud, 1984: 11). Anak memerlukan kesempatan untuk menggunakan
tenaga sepenuhnya untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu, diperlukan tersedianya ruang dan
alat.

Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal alam sekitar dan lingkungan sosialnya
dengan lebih baik. Anak ingin memahami segala sesuatu yang dilihat dan didengar (Hildebrand.
1986: 69). Segala sesuatu diamati oleh inderanya. Untuk memenuhi dorongan tersebut anak
berusaha menemukan jawabannya sendiri dengan berbagai cara. Misalnya jawaban terhadap segala
sesuatu yang dilihat didengar, dicium, dirasakan atau diraba tentang bagaimana terjadinya dan dari
mana segala sesuatu itu berasal. Atau apa yang terjadi bila sesuatu itu dipegang, diubah
kedudukannya, dibanting, dan sebagainya.

Rasa ingin tahu anak TK tidak terbatas pada hal-hal di atas, melainkan juga berusaha untuk
menemukan sendiri jawaban yang berkaitan dengan upaya memahami manusia yang berada di
lingkungannya. Misalnya adalah tentang bagaimana cara bergaul dengan teman, apa perasaan teman
terhadap saya, mengapa teman melakukan hal itu kepada saya, dan sebagainya.

Untuk memperoleh informasi dan pengalaman, anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk
menjelajahi dan meneliti lingkungannya. Dengan melakukan atau memainkan sesuatu, anak
memperoleh pengalaman. Anak juga mempunyai dorongan yang kuat untuk menguji dan mencoba
kemampuan dan keterampilannya terhadap sesuatu. Kegiatan menguji dan mencoba ini tidak hanya
memberikan kesenangan bagi anak melainkan juga memberi pemahaman yang lebih baik tentang
sifat-sifat yang dimiliki sesuatu benda. Karena itu bila anak TK diberi kesempatan untuk
bereksperimen, mencoba, menguji dengan berbagai sumber belajar mereka akan memperoleh
penyempurnaan dalam cara kerja mereka dan juga dapat mengapresiasi cara kerja anak lain.

Anak TK cenderung mengekspresikan diri bila harus menanggapi sesuatu situasi. Misalnya bila
ditanyakan kepada anak TK apakah ia menyukai adik kecilnya? la tidak menjawab ya atau tidak
melainkan: "Saya suka bila adik menyanyi bintang kecil dan tidak rewel". Hal ini menunjukkan
jawaban yang benar-benar terjadi dalam dirinya. Jadi ia menambahkan sesuatu yang berasal dari
dalam dirinya. Dengan perkataan lain, ia telah menciptakan sesuatu. Bila anak mengemukakan
sesuatu yang diwarnai oleh kepribadiannya dan diperkaya dengan gagasan-gagasannya sendiri inilah
yang disebut kreativitas. Anak TK dalam bertingkah laku selalu diwarnai oleh pribadinya dan
diperkaya dengan gagasan-gagasan yang sudah ada dalam pikirannya. Bila anak TK diberi kesempatan
untuk mengekspresikan diri secara kreatif maka hal ini akan menimbulkan gairah untuk belajar
(Gordon & Browne, 1985: 96).

Anak TK cenderung tidak dapat membedakan antara kejadian nyata dengan kejadian yang khayal.
Anak cenderung memadukan pengalaman yang lalu dengan pengalaman yang sekarang. Anak TK
dalam mengamati suatu kejadian akan menambahkan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya yang
merupakan sesuatu yang belum tentu benar-benar dialaminya dimasa yang lalu atau benar-benar
diamati sekarang. Untuk memenuhi dorongan ingin memahami lingkungannya anak TK sering kali
berbicara sendiri, bertanya kepada teman atau orang yang ditemuinya. Anak ingin berbagi informasi,
ingin bertukar pendapat, ingin menanyakan sesuatu. Pembicaraan anak biasanya berpusat pada
kejadian-kejadian dalam keluarga, hewan peliharaan, kakak adik, alat permainan (Hildebrand, 1986:
291). Karena itu guru dapat memanfaatkan topik-topik tersebut sebagai daya tarik dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Di samping itu guru juga dapat mencari topik-topik lain yang bisa
dijadikan bahan pemecahan masalah yang menarik bagi anak.

Selain tujuan kegiatan dan karakteristik anak TK sedikitnya ada 4 faktor lain yang ikut berpengaruh
dalam pemilihan metode, yakni: kegiatan dilakukan di dalam atau di luar kelas; keterampilan yang
hendak dikembangkan melalui berbagai kegiatan; tema yang dipilih dalam kegiatan tersebut dan pola
kegiatan itu sendiri.

JAWABAN NO 4

Untuk memberi kemudahan dalam mengembangkan kegiatan di TK agar kegiatan belajar yang
dikembangkan mengacu kepada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 maka
dirasakan perlu menyajikan prosedur pe-ngembangan silabus berorientasi kompetensi, yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan revisi.

1. Perencanaan. Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan infor-masi dan
referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam
pengembangan silabus.
2. Pelaksanaan. Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah- lang-kah sebagai
berikut;
a. merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi pem-
belajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar;
b. menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran; dan
c. menentukan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi kurikulum.
3. Revisi. Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas
silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kela-yakan kemudian dilakukan
revisi. Revisi ini pada hakikatnya perlu dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan, sejak
awal penyusunan draft sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajar yang
sebenarnya.

Pengalaman belajar merupakan kegiatan untuk mencapai suatu kompetensi sebagai bagian dari
struktur keilmuan suatu bahan kajian. Penjabaran materi standar perlu memperhatikan kriteria:
validity, significance, utility, learnability, dan interest.

a) Validity, berkaitan dengan tingkat kesesuaian dan keterujian materi. Penjabaran materi untuk
mencapai suatu kompetensi perlu mempertimbangkan tingkat kesesuaian dan keterujian
materi yang akan diajarkan, dan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b) Significance, berkaitan dengan tingkat kepentingan, kebermaknaan, dan sumbangan materi
tersebut terhadap pencapaian suatu kompetensi, sehingga materi tersebut penting untuk
dipelajari.
c) Utility, berkaitan dengan tingkat manfaat, atau kegunaan materi pelajaran bagi siswa, baik
secara akademis maupun non akademis.
d) Learnability, berkaitan dengan kemungkinan materi tersebut untuk dipelajari, baik berkaitan
dengan ketersediaan maupun kelayakan materi untuk dipelajari.
e) Interest, berkaitan dengan tingkat kemenarikan materi, sehingga dapat mendorong peserta
didik untuk belajar lebih lanjut. (SUMBER BUKU MODUL)

Saya Mencoba Mencari Dari Sumber Lain :

Penjajaran dan pengembangan materi pendidikan memerlukan kriteria yang jelas agar dapat efektif
dan bermakna. Berikut adalah beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam penjabaran dan
pengembangan materi pendidikan:

1. Relevansi:

 Pertanyaan yang Diajukan: Materi harus relevan dengan kebutuhan, minat, dan
tingkat pemahaman siswa. Pertimbangkan apakah materi tersebut dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan utama yang mungkin dimiliki siswa.

2. Tujuan Pembelajaran:

 Ketepatan Tujuan: Materi harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang


telah ditetapkan. Setiap elemen materi harus berkaitan langsung dengan tujuan
spesifik yang ingin dicapai.

3. Keterkaitan dengan Pengalaman Hidup Siswa:

 Relevansi Kontekstual: Materi harus dapat dikaitkan dengan pengalaman hidup


siswa agar mereka dapat mengaitkan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang
sudah dimiliki.

4. Keterpaduan dengan Kurikulum:

 Kesesuaian Kurikulum: Materi harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan
memenuhi standar pembelajaran yang telah ditetapkan.
5. Kesesuaian Tingkat Kesulitan:

 Penyesuaian Kesulitan: Materi harus sesuai dengan tingkat kognitif dan


pengembangan siswa. Pertimbangkan perbedaan dalam tingkat keterampilan dan
pengetahuan siswa.

6. Keberagaman Pembelajaran:

 Berbagai Gaya Pembelajaran: Materi harus dirancang untuk mengakomodasi


berbagai gaya belajar siswa, seperti visual, auditori, atau kinestetik.

7. Keterlibatan Siswa:

 Aktivitas Interaktif: Materi harus mengandung elemen-elemen yang mendorong


partisipasi dan keterlibatan aktif siswa, seperti diskusi, eksperimen, atau proyek.

8. Relevansi Kontemporer:

 Keterkiniannya: Materi harus mencerminkan perkembangan terbaru dalam


bidangnya agar siswa dapat memahami konteks yang lebih luas.

9. Penggunaan Teknologi:

 Integrasi Teknologi: Jika memungkinkan, materi harus memanfaatkan teknologi


sebagai alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan daya tarik dan keefektifan.

10. Evaluasi dan Umpan Balik:

 Pengukuran Pencapaian: Materi harus dapat diukur dalam hal pencapaian tujuan
pembelajaran. Berikan metode evaluasi yang sesuai dan umpan balik konstruktif.

11. Ketanggapan Terhadap Kebutuhan Siswa:

 Adaptasi: Materi harus dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
siswa. Guru harus siap untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai
dengan respons siswa.

12. Bahan Bantu Belajar:

 Ketersediaan Materi Pendukung: Pastikan terdapat materi pendukung seperti buku


teks, referensi, atau sumber daya belajar online yang dapat membantu pemahaman
siswa.

13. Etika dan Nilai-Nilai:

 Pertimbangan Etika: Materi harus mempromosikan nilai-nilai etika dan moral yang
sesuai dengan norma-norma sosial dan kebijakan sekolah.

JAWABAN NO 5
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS

Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus, antara lain:

a. ilmiah, agar silabus yang dihasilkan valid;


b. memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anak didik dari sisi: cakupan, kedalaman,
tingkat kesukaran, dan urutan penyajiannya;
c. sistematis (setiap materi saling berkaitan);
d. relevansi, kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari;
e. konsistensi antara kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, dan pengalaman belajar;
f. kecukupan (cakupan materi, kegiatan memadai, untuk mendukung tercapainya standar
kompetensi).

MANFAAT PENGEMBANGAN SILABUS :

Pengembangan silabus memiliki sejumlah manfaat penting dalam konteks pendidikan. Berikut adalah
beberapa manfaat utama dari pengembangan silabus:

1. Mengarahkan Pembelajaran: Silabus membantu mengarahkan proses pembelajaran dengan


merinci materi-materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran, dan metode pengajaran
yang akan digunakan. Hal ini membantu guru dan siswa memiliki pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dipelajari dan dicapai selama periode pembelajaran.

2. Kontinuitas Pendidikan: Silabus membantu dalam menciptakan kontinuitas pendidikan.


Dengan merencanakan materi secara terstruktur, guru dapat memastikan bahwa semua
topik yang relevan dan penting disampaikan selama satu periode pembelajaran atau
semester.

3. Penilaian dan Evaluasi: Silabus menyediakan kerangka kerja untuk menilai dan mengevaluasi
kemajuan siswa. Dengan menentukan tujuan pembelajaran yang jelas, guru dapat
merancang instrumen penilaian yang sesuai untuk mengukur pencapaian siswa terhadap
tujuan tersebut.

4. Fleksibilitas: Meskipun silabus memberikan struktur untuk pembelajaran, itu juga harus
bersifat fleksibel. Pengembangan silabus yang baik memungkinkan adaptasi terhadap
kebutuhan dan karakteristik siswa, serta memungkinkan penyesuaian jika diperlukan.

5. Keterlibatan Siswa: Silabus yang baik dapat membantu memotivasi siswa dengan
memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan mereka pelajari dan mengapa hal
itu penting. Ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Sumber Daya Pengajaran: Dengan merencanakan silabus, guru dapat dengan lebih efisien
mengelola sumber daya pengajaran seperti buku teks, materi ajar, perangkat lunak
pendidikan, dan materi pembelajaran lainnya.

7. Komunikasi dan Kolaborasi: Silabus dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara guru,
siswa, dan orang tua. Ini membantu memastikan bahwa semua pihak terlibat memiliki
pemahaman yang seragam tentang kurikulum dan tujuan pembelajaran.

8. Pembaruan dan Penyempurnaan: Silabus memberikan dasar untuk merefleksikan dan


memperbarui kurikulum secara berkala. Guru dapat mengevaluasi efektivitas pengajaran
mereka, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat penyesuaian untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Dengan merancang silabus secara cermat, pendidik dapat mencapai efektivitas yang lebih besar
dalam penyampaian materi pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai