Anda di halaman 1dari 9

Modul Homeschool Islami (Untuk Anak Usia 0-2 Tahun)

TEMA : Berlatih berjalan dan mengenal Rasulullah SAW

Panduan UmumKegiatan yang disusun dalam program HS (0-2 th) ini secara umum
mengikuti buku panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Namun akan dikreasikan dengan
kegiatan lain yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-2 th secara
optimum.

Inti pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 12 bulan :


Rangsangan dan pengalaman yang dialami oleh anak pada usia ini akan mempengaruhi
kemampuan anak dalam mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan keterampilannya.
Anak pada usia ini telah mempunyai kemampuan untuk melakukan kontak social dan mulai
dapat berkomunikasi dengan melafalkan suara-suara dan gerakan-gerakan untuk
mengungkapkan emosinya.

Inti pembelajaran untuk anak usia 1-2 tahun :


Berbagai kemampuan dasar dan keterampilan dasar mulai di kuasainya. Pertumbuhan otot
sudah berkembang pesat dan anak pada usia ini sangat aktif dan senang melakukan
penjelajahan di lingkungannya sehingga ia akan memperoleh berbagai pengetahuan atau
konsep-konsep sederhana. Ia mulai senang berbicara sehingga perkembangan kosakatanya
meningkat. Untuk memenuhi keaktifan dan kesenangannya bermain, maka pembelajaran
yang dilakukan harus memenuhi cirri khas anak yaitu dilakukan dengan bermain.

Cat: program kegiatan pada pekan sebelumnya turut dicantumkan,ditambah dengan catatan
baru.

Program Kegiatan Rutin Umum:

1. Selalu tatap sikecil dengan pandangan sayang dan penuh cinta

2. Banyak berbicara dengan si kecil,walaupun ia belum bisa (tergantung usia anak)


memberikan balasan dengan kata-kata

3. Belai anak dengan sayang

4. Berikan makanan bergizi,Asi eksklusif dengan sepenuh hati (tidak dengan disambi
pekerjaan lain)

5. Pada saat melakukan kegiatan bersama anak(misal:makan,mandi, bermain dll) selalu


libatkan perasaan anda dengan hati senang

6. Perkenalkan dengan benda-benda yang dilihat sebanyak mungkin

7. Berikan anak rangsangan melalui perabaan,penciuman,penglihatan, pendengaran dari


benda-benda yang ditemui,baik dirumah maupun diluar rumah

8. Perhatikan jam tidur anak.Pastikan anak memperoleh istirahat yang cukup dan jangan
biarkan anak begadang misal karena menunggu abinya
9. Untuk anak dibawah 1,6 th rangsanglah untuk mulai mengucapkan kata-kata.Banyaklah
berbicara pada anak.Gunakan nada yang lambat dan ucapkan dengan suara yang jelas dan
benar.Untuk anak usia 1,6 th keatas perkayalah kosakata anak dengan banyak berbicara dan
bercerita

10. Latihlah fisik anak agar tumbuh kuat,segar dan sehat.Bila cuaca memungkinkan sesering
mungkin ajaklah anak main diluar dan menggunakan fisik,misalnya berlari-lari dikoen,main
panjat-panjat,perosotan,dsb. Bila udara terlalu dingin, ajaklah anakmelakukan kegiatan
dirumah yangbisa melatih fisik.Misalnya main panjat-panjat(bila memungkinkan sediakan
fasilitas ini)atau berlompat-lompat dimatras atau kasur tebal.

11. Manfaatkan selalu saat dimana anak sedang berminat untuk bermain dan mempelajari
sesuatu

12. Rangsanglah anak untuk belajar mengucapkan kata sebanyak-banyaknya mulailah denga
kata-kata yang sedang menjadi tema dalam program ini.misal:guru, dokter, polisi, supir,
tukang pos, pedagang,dll

13. Ajaklah anak berjalan-jalan keluar(walau sebentar),sesering mungkin

14. Bacakan buku anak-anak sesring mungkin,dengan tetap memperhatikan minat


anak.Karena sekarang temanya Pekerjaan coba bacakan buku tentang pekerjaan,selain buku
dengan tema yang lain.

Aspek yang ingin dicapai:

1. Menjalin hubungan ibu-anak yang lekat

2. Menanamkan rasa cinta,sayang,rasa percaya dan amanpada anak

3. Merangsang pertumbuhan anggota tubuh si kecil

4. Anak dapat mempelajari kebiasaan-kebiasaan rutin (mis:makan,mandi dll) dengan


perasaan senang

5. Anak dapat bereksplorasi dan mengembangkan rasa ingin tahunya dengan baik dan benar

6. Merangsang agar tubuh anak mendapatkan kesempatan istirahat yang cukup,agar tubuh
dapat bertumbuh kembang dengan baik

7. Anak tertarik dengan buku dan mendapat berbagai input dari kegiatan membaca buku
tersebut

8. Merangsang kemajuan anak dalam kemampuan berkomunikasi

9. Melatih fisik anak agar tumbuh sehat,segar dan kuat

10. Merangsang anak untuk belajar berbicara dengan banyak mengajak bicara tentang apa aja
11. Anak mendapatkan input sebanyak-banyaknya pada saat kondisi yang tepat(anak sedang
senang dan badan nyaman)

12. Anak mendapatkan input sebanyak mungkin tentang nama-nama benda yang ditemui

13. Anak mengenal macam-macam pekerjaan,setidaknya yang sering dilihat

14. Anak mengetahui jenis2 pekerjaan, apa tugasnya, dimana tempat bekerjanya,
perlengkapan apa yang dipergunakan

15. Anak mengetahui bagaimana orang itu bekerja dan apa yang didapat

Program Kegiatan Ruhiah 0-2 tahun

Orang Tua harus aktif dan biarkan anak menerima dan merespon input tersebut

1. Lakukan kegiatan ibadah seperti sholat dan mengaji didekat anak

2. Biasakan anak untuk selalu mengucapkan basmalah bila akan memulai pekerjaan dan
hamdalah bila mengakhirinya

3. Ucapkan kalimat thayyibah bila kita harus mengucapkannya sesuai dengan kondisi yang
ditemui

4. Ceritakan tentang kisah nabi dan sahabat.sehingga nantinya anak bisa mengenalnya bila
saat anak udah ngerti

5. Ajaklah anak selalu bersyukur bahwa semua yang diciptakan pasti memberi manfaat buat
makhluk lainnya

6. Membacakan surat al-fatihah pada anak seiring dengan bertambahnya waktu anak akan
bisa mengikutinya

7. Mengenalkan huruf hijaiyah pada anak

8. Biasakan anak u/ selalu membaca doa dalam memulai segala kegiatan

9. Berikan contoh yang baik kepada anak dengan melibatkan anak dalam segala tindakan kita

Aspek Yang Ingin dicapai:

1. Anak akan terbiasa dengan kondisi lingkungan yang islami

2. Anak mengenal dan tertarik u/ selalu mengucapkan basmallah dan Hamdalah

3. Anak akan merasa senang mengucapkan kalimat thayyibah

4. Mengenalkan surat-surat pendek sehingga nanti jadi terbiasa


5. Anak merasa dihargai bila kita selalu melibatkannya dalam segala kegiatan kita

6. Menanamkan kecintaan pada Allah yang sudah menciptakan segalanya

7. Menanamkan pada anak tentang prinsip bahwa Allah hanya satu

8. Anak mengenal huruf hijaiyah tanpa paksaan


Tema : Belajar berjalan

5 HAL YANG PENTING KALA MELATIH BAYI BELAJAR JALAN

Latihan berjalan implikasinya sangat luas bagi perkembangan psikologis anak. Antara lain
dalam sense of autonomy berikut kemandiriannya. Secara bertahap anak memahami, segala
sesuatu yang diinginkannya haruslah diusahakan. Nah, agar latihannya berjalan baik
dibutuhkan stimulus dan dukungan dari orangtua. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan
kala anak sedang belajar jalan seperti dijelaskan dr. Rini Sekartini, Sp.A., dari bagian
Tumbuh Kembang Anak, Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

1. Menciptakan lingkungan yang aman.


Perhatikan setiap sudut rumah yang kemungkinan menjadi tempat yang rawan terjadi
kecelakaan pada si kecil. Misalnya tangga, lantai yang licin, kamar mandi, dapur, ujung meja
yang tajam, peralatan dapur yang berbahaya, kabel listrik dan lain-lain. Batasi areal
berbahaya bagi si kecil dengan pagar buatan dan taruh barang-barang tajam, kecil dan
berbahaya di tempat yang tersembunyi dan tidak terjangkau bayi.

2. Pilih sepatu yang tepat


Pilih sepatu bersol datar dan lembut untuk memudahkan anak berjalan sekaligus tetap
mendapat cukup rangsangan dari bawah. Hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan
kaki karena akan mengganggu pertumbuhan tulang belulangnya. Hindari juga ujung sepatu
yang runcing/menyempit yang membuat ruang gerak jari-jemarinya terhambat. Pastikan
sepatu bayi berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Patokannya, lebihkan
sedikit (kira-kira satu ruas ibu jari orang dewasa) pada bagian ujung sepatu. Pilih model
dengan tali/kancing/perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat. Kaus kaki
yang akan digunakan juga tidak dianjurkan terlalu ketat karena dapat mengganggu peredaran
darah. Pilih bahan katun agar mudah menyerap keringat sekaligus membantu menjaga
sirkulasi udara dalam sepatu.

Saat berjalan-jalan di rumah, bayi tak perlu diberi alas kaki. Tanpa sepatu, kaki bayi akan
menerima rangsangan-rangsangan dari luar. Kakinya juga akan mendapat tekanan dari bawah
sebagai latihan bagi otot-ototnya. Ini dapat mengasah kemampuan koordinasinya menjadi
lebih bagus. Berkat tekanan-tekanan pada permukaan telapak kaki, pertumbuhan tulang kaki
menjadi lebih baik. Selanjutnya, akan terbentuk kaki yang baik dengan otot-otot yang lebih
kuat. Latihan bertelanjang kaki seperti ini sangat diperlukan di rumah mengingat
pertumbuhan tulang akan terus berlanjut sampai anak berusia 17-18 tahun.

3. Tumbuhkan rasa percaya diri


Anak yang mogok belajar jalan mungkin terlena oleh kemanjaan dari orangtua atau
pengasuhnya. Contohnya, kelewat sering digendong sehingga anak tak mendapat stimulasi
untuk aktif bergerak. Kemanjaan seperti ini memang bisa menghambat perkembangan
kemampuan berjalannya.

Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari kemanjaan yang mereka limpahkan.
Contohnya, lantaran kelewat sayang, orangtua khawatir melihat anaknya limbung. Belum
sempat anak melangkah, orangtua sudah langsung mengulurkan bantuan. Kalau semua
kebutuhan dan kemudahan sudah ada di depan mata, jangan salahkan kalau si kecil jadi
enggan belajar berjalan.
4. Pijat perkuat otot kaki
Selama belajar berjalan, anak mengandalkan otot-otot kakinya untuk menjaga keseimbangan.
Dengan rekomendasi dokter anak, orangtua dapat melakukan pijat bayi yang bertujuan
menguatkan otot-otot kakinya. Misalnya, dengan cara menelentangkan bayi kemudian minta
ia memegang telapak kakinya sambil sedikit didorong. Secara refleks anak akan melakukan
gerakan seperti menendang. Latihan yang intens dan tepat terbukti mampu menguatkan otot
kakinya.

5. Perhatian berat tubuh


Sering juga terjadi anak malas belajar jalan akibat kegemukan. Bagi bayi dengan berat badan
berlebih, menjaga keseimbangan tubuh jelas lebih sulit. Upayakan agar asupan makanannya
seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Selain itu, fisioterapis dapat membantu bayi
dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola besar yang biasa
digunakan untuk latihan motorik.
Program Kegiatan Harian
----------------------------
Pekan I dan II

Subtema : Berjalan
Usia 9-12 bulan :

 Bulan ke-9

Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang. Kalau kita biarkan si bayi berdiri (kita hanya
pegang kedua tangannya) ia akan berdiri tegak selama beberapa detik di atas kakinya. Ia
menahan keseimbangan tubuh yang seluruhnya terletak pada kedua telapak kaki. Berdiri
dengan cara demikian hanya sebentar saja dapat dilakukannya karena ia memang belum
menguasai keseimbangan badan pada sikap badan tegak lurus.

 Bulan ke-10

Bayi bergayut pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri. Seperti halnya
pada perkembangan merangkak, bayi 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya sampai
sikap "empat kaki". Dari sikap ini ia kemudian bergayut pada perabot dan menarik badannya
ke atas sampai berdiri. Dari sikap berlutut atau setengah berlutut, ia melangkahkan sebelah
kakinya ke depan, menjejak dengan telapak kakinya dan menarik badannya hingga berdiri.

Berdiri sambil berpegang pada sesuatu. Bila bayi dapat berpegang pada perabot rumah atau
benda kokoh lainnya, ia dapat berdiri selama 1/2 menit. Pada sikap ini telapak kaki bukan
hanya ujung-ujung jari kaki saja, tapi seluruh alas telapak kaki menyentuh permukaan lantai.

 Bulan ke-11

Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah. Percaya dirinya tumbuh
dengan ditandainya melalui sikap berdiri yang memungkinkan anak memindah-mindahkan
berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah
anak "berjalan di tempat" atau melangkah ke samping.

Berjalan bila kedua tangan dipegang/ditatih. Bila bayi kita pegang kedua tangannya, ia pun
mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan
berat badan ditopang oleh telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan,
belum mantap dengan kaki terbentang lebar.

 Bulan ke-12

Berjalan jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum mantap dan
kedua kaki masih terbentang lebar. Anak masih gampang kehilangan keseimbangan hingga
orang dewasa masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
 Bulan ke-13 dan seterusnya.

Mulai menjadi "ahli". Kemantapan anak berjalan mulai menunjukkan hasil. Kita akan takjub
bila suatu saat dia sudah mampu berjalan dengan cepat. Meski perkembangan setiap anak
berbeda-beda, umumnya di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah dapat berjalan tegak
dengan keseimbangan yang lebih mantap tanpa perlu lagi dipegangi.

Usia 1-2 tahun :

 Bermain tending bola di taman (untuk menstimulasi otot kaki dan gerak reflek kaki)
 Belajar berjinjit dengan dua kaki. Lakukan bersama-sama orang tua, tanpa
menggunakan alas kaki.
 Melompati bata di taman. Ajak anak melompati genangan kecil air di taman, susunan
bata di tanah, atau menirukan loncatan kelinci.
Pekan III dan IV
------------------------
Subtema : Berjalan
Usia 0-12 bulan :

 Ajak anak berenang di kolam plastic atau sungai kecil, biarkan kakinya
menepuk-nupuk air. Hal ini dilakukan sambil diperhatikan gerakan kaki,
apakah sendi-sendi kaki lentur dan bisa digerakkan sempurna.
 Angkat anak dengan dua tangan, lihatlah reflek kakinya, Usahakanlah kakinya
bergerak reflek.
 Gerakkan jari anda di telapak kakinya, maka bayi akan mengerjutkan kakinya
atau bergerak reflek.

Usia 1-2 tahun :

 Biarkan anak berlarian di atas rumput tanpa alas kaki. Atau berjalan dan
bermain pasir tanpa alas kaki. Pastikan pasir dan rumput tidak ada benda
berbahaya dan kotoran hewan.
 Lakukan gerakan lari di tempat, lomba berlari, dan berebut mencapai suatu
benda. Biarkan anak menang dan pujilah kemenangannya.
 Perdengarkanlah nasyid anak pada masa bermain anak. Biarkan dia
mendengarkannya.

Ajari anak mengucapkan Kalimat syahadat. Ulangi terus menerus menjelang tidur.

Anda mungkin juga menyukai