Anda di halaman 1dari 9

CARA MENSTIMULASI PERKEMBEMBANGAN BAHASA DAN BERBICARA

ANAK USIA DINI

Makalah ini disajikan untuk memenuhi tugas kuliah Perkembangan Bahasa AUD

Dosen Pengampu : HJ. Habibah Sirojudin M.pd.I

Di susun oleh :

Fitriana Malik (0106.1901.013)

PRODI PIAUD 3
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DR. KHZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA
MENSTIMULASI ANAK USIA DINI DALAM PERKEMBANGAN BAHASA DAN
BERBICARA

LATAR BELAKANG

Seorang bayi akan mulai mengembangkan bahasanya sejak lahir. Bahkan sebelum ia mampu
mengeluarkan kata-kata, bayi akan memulai dengan menangis sebagai bentuk perhatian agar
permintaannya terpenuhi.Sebuah keterlambatan dalam kemampuan bahasa dapat menyebabkan
frustasi bagi anak serta kesalahpahaman komunikasi dari apa yang hendak disampaikannya.
Perkembangan bahasa adalah hal yang penting untuk memudahkan anak berinteraksi dengan orang
di sekitarnya. Kemampuan berbicara pada anak merupakan salah satu kemampuan yang paling
dinantikan para orang tua, selain kemampuan berjalan tentunya (baca selengkapnya). Setiap orang
tua mengharapkan anaknya cepat bisa berbicara, sekedar memanggil ayah-ibu atau bahkan bisa
diajak berbicara dua arah. Umumnya kemampuan berbicara pada anak dimulai ketika anak berumur
kurang dari enam bulan, anak sudah mulai merespon ke arah sumber bunyi. Lalu ketika berumur
satu tahun anak umumnya sudah bisa mengucapkan 3-5 kata yang belum jelas pengucapannnya.
Pelafalan yang paling mudah diucapkan anak pertama kali, yaitu ayah, mama, baba, mimik, dan
beberapa kata lainnya.

Pada saat anak berumur dua tahun, biasanya terjadi ledakan bahasa. Setiap hari anak akan
bisa mengucapkan kosa kata baru. Anak juga sudah mulai bisa diajak berbicara dua arah. Menjawab
apabila diajak berbicara atau bahkan merespon ketika sedang disuruh melakukan sesuatu.
perkembangan berbicara setiap bayi itu berbeda-beda. Namun apabila anak Bunda belum bisa
mengucapkan satu katapun hingga berusia 2 tahun, maka kondisi tersebut patut diwaspadai. Bisa
jadi ada kekeliruan dalam mendidik anak atau mungkin anak mengindap gangguan tertentu.

A. BEBERAPA LANGKAH CARA MENSTIMULASINYA

1. Sering-seringlah mengajak bayi berbicara

Cara melatih bayi cepat bicara yang pertama yakni dengan sering mengajaknya
berkomunikasi sejak dini. Tak perlu menunggu hingga ia berusia 4 bulan. Sejak bayi dilahirkan,
bunda harus aktif mengajaknya berbicara. Misalkan saja dengan mengatakan “ini mama”. “(sebut
nama anak) sayang” “Mau susu?” Atau bisa juga mengenalkan nama-nama benda di sekitarnya. Tak
masalah walaupun bayi tak menjawab, namun sebenarnya sel-sel syaraf otaknya telah menangkap
sinyal tersebut dengan baik dan menyimpannya dalam memori. Semakin sering Bunda
mengajaknya berbicara, maka ia akan semakin mengingat banyak kosakata. Jadi jangan pernah
lelah berbicara di depan si kecil ya.

2. Menyanyikan lagu khusus anak

Agar bayi tidak bosan dan jenuh, sesekali ajari bayi berbicara dengan metode yang
menyenangkan. Misalnya lewat lagu. Namun demikian Bunda juga harus selektif dalam memilih
lagu. Usahakan mendengarkan lagu-lagu yang liriknya mudah didengar dan pilihlah lagu yang
mengandung unsur edukasi, baik ilmu pengetahuan umum ataupun agama. Pilih lagu dengan durasi
kurang dari 3 menit, panjang syair 1 bait, kata berima, irama riang. Bunda bisa menyanyikan lagu
saat mengendong anak, bersantai atau di malam hari sebelum tidur. Selain menyanyikan lagu Bunda
juga bisa memutar musik atau video di ponsel dengan catatan tidak memberikan tontonan pada si
kecil ya, cukup suaranya saja. Ajak anak ikut bernyanyi sambil Bunda menari untuk membuat si
kecil lebih antusias dan lama-kelamaan pasti ia memahami makna dari lagu tersebut.

3. Mendongengkan cerita

Menstimulasi si kecil untuk berbicara bisa dilakukan dengan menceritakan dogeng.


Mendongeng akan mengenalkan kosa kata, melatih imajinasi, penokohan, penanaman nilai pada
anak, selain itu juga melatih anak mengungkapkan kata yang dikenal. Seperti dogeng tentang
legenda, kisah-kisah nabi dan sahabatnya, kisah fabel (tentang hewan) dan sebagainya. Saat
membacakan dongeng, sebaiknya dengan ritme lambat ya, jangan lupa sertakan ekspresi saat
membaca dengan mengubah nada bicara untuk berbagai ekspresi, hal ini dapat membantu si kecil
mengenal berbagai ekspresi sekaligus untuk menarik perhatiannya. Apabila Bunda memiliki
boneka, Bunda bisa menggunakannya untuk bercerita seolah-olah boneka tersebutlah pemerannya.
Metode ini terbilang cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan bayi berbicara. Terlebih lagi
dipraktekkan setiap hari.

4. Pahami ekspresi dan bahasa tubuh bayi

Terkadang seorang bayi belum mampu berbicara dengan benar. Ia mungkin hanya bisa
menangis, merengek, tertawa, dan kadang bermain bahasa tubuh untuk mengungkapkan
keinginannya. Nah, sebagai orang tua, Bunda harus telaten memahami apa yang ingin diucapkan
anak. Pahami ekspresinya. Lalu cobalah menjawabnya dengan ucapan. Misalnya anak menunjuk-
nunjuk minta boneka yang dipajang di meja. Maka katakan, “mau boneka nak? Boneka?” Ulangi
kata-kata boneka, sehingga anak mengerti bahwa benda itu berwarna boneka.
5. Tanggapi setiap ucapannya

Selain memahami ekspresi bayi, Bunda juga perlu menanggapi setiap perkataannya.
Walaupun itu hanya sebuah ocehan yang kurang jelas, tetap berusahalah sebisa mungkin
mendengarkan dan menanggapi. Lakukan kontak mata untuk menunjukkan keseriusan. Dengan
begitu, anak akan merasa dianggap. Minta anak mengucapkan kata tersebut berulang. Kemudian
Bunda ucapkan sekali lagi agar anak lebih paham. Misalnya anak berkata, “minta cucu.” Ulangi lagi
dengan berkata, “Susu? Minta susu, nak?”. Lakukan dengan sabar dan penuh kasih sayang ya.

6. Ucapkan kosakata yang mudah dipahami

Untuk berbicara dengan bayi yang usianya masih kecil, misalnya dibawah 1 tahun akan
lebih baik memberikan kosakata yang mudah dipahami. Dimulai dari mama dan papa. Kemudian
tambahkan dada, susu, bubuk, lapar, haus, pipis dan sejenisnya yang tidak terlalu panjang. Ulangi
perkataan tersebut berulang-ulang hingga anak semakin paham. Oiya, mengucapkan kata-kata kotor
di depan anak ya. Hal itu bisa dicontoh anak dan memberikan pengaruh yang buruk untuk sikapnya.

7. Berikan contoh mengucapkan kata secara perlahan

Cara melatih bayi berbicara selanjutnya yakni dengan memberikan contoh yang benar dan
perlahan. Misalnya Bunda mengajari anak mengucapkan kata “tidur”. Maka ucapkan kata tersebut
tanpa tergesa-gesa. Gerakan bibir dengan perlahan dan berulang di depan anak. “Ti-dur”. “Ayo ti-
dur”. Kemudian sambil peragakan gaya tidur. Bunda bisa mendeskripsikan dengan cara meletakkan
telapak tangan di atas kepala serambi memejamkan mata. Dengan demikian, anak akan mengerti
maksud dari kata “tidur”. Tindakan ini bisa mengurangi kebiasaan anak berbicara cadel.

8. Mengajak bermain

Bunda pasti mendengar pepatah yang mengatakan bahwa “ibu adalah sekolah pertama bagi
anak”. Yuph, hal itu memang benar. Cepat lambatnya perkembangan anak juga bisa dipengaruhi
oleh bagaiamana cara Bunda mendidiknya. Apabila Bunda terlalu sibuk dengan urusan sendiri
(misalnya pekerjaan kantor) dan kurang memberikan waktu untuk anak, maka jangan heran jika
anak mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan teman-temannya. Maka itu,
usahakanlah meluangkan waktu untuk anak. Di sore hari, ajaklah anak bermain bersama. Ada
banyak jenis permainan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan berbicara anak. Misalnya
bermain lambang huruf, miniatur binatang, telpon-telponan, puzzle, dan sebagainya. Manfaatkan
waktu bermain untuk berkomunikasi dengan anak semaksimal mungkin.
9. Hindarkan pemberian gadget untuk bayi

Banyak orang tua yang memberikan gadget kepada anaknya yang masih kecil dengan alasan
agar pekerjaannya tidak terganggu. Wah, ketauilah Bunda bahwa tindakan tersebut sangat salah.
Jangan sekali-kali memberikan gadget kepada anak kecil, terlebih lagi bayi dibawah 1 tahun.
Terlalu sering bermain gadget dapat membuat anak menjadi pasif. Perkembangan syaraf motorik
dan sensorik juga mengalami keterlambatan. Anak akan cenderung memilih menghabiskan
waktunya di depan gadget daripada bermain benda-benda atau berkomunikasi. Maka itu, sebisa
mungkin jauhkan anak dari gadget.

Tidak apa-apa bila sesekali Bunda memperlihatkan video edukasi. Tapi awasi
pemakaiannya. Jangan sampai anak menjadi kecanduan gadget. Dan jika Bunda ingin membelikan
gadget pribadi khusu untuk anak sebaiknya lakukan ketika usianya di atas 10 tahun.

10. Jangan menonton TV terlalu sering

Sebisa mungkin minimalisir kegiatan menonton televisi untuk anak. Menonton televisi tidak
baik untuk perkembangan anak. Terlebih lagi anak berusia dibawah 1 tahun, terlalu sering
menonton televisi bisa menyebabkan ia menjadi anak yang pasif. Anak akan lebih banyak
mendengar dibandingkan berbicara. Akibatnya kemampuan berbicaranya menjadi terhambat.
Bahkan mungkin anak menjadi malu berbicara. Oleh sebab itu, kurangi frekuensi anak menonton
televisi. Jika anak sangat ingin menonton, jangan dilarang. Tapi awasi. Pastikan ia menonton acara
yang sesuai dengan usianya. Dan ajaklah anak berkomunikasi saat menonton televisi. Misalny
dengan pura-pura bertanya “Dek, itu orangnya ngomong apa?” Dengan begitu aktivitas menonton
bisa lebih bermanfaat.

11. Ajak bayi bersosialisasi

Mengajak bayi bersosialisasi juga bisa menjadi cara melatih bayi cepat berbicara. Bunda
bisa mengendongnya di kerumunan orang banyak, misalnya saat kumpul bersama keluarga atau
tetangga. Dan saat usianya mulai menginjak 1 tahun, ikut sertakan ia untuk bermain dengan teman-
teman sebayanya. Cara ini tidak hanya berguna melatih kemampuan berbicara bayi. Tapi juga
meningkatkan kepercayaan diri si kecil. Sehingga nantinya ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang
periang dan tidak pemalu.

12. Berikan asupan nutrisi

Pemberian asupan nutrisi yang tepat juga mempengaruhi kecepatan perkembangan syaraf
motorik dan sensorik si kecil. Untuk bayi berusia 0-6 bulan, sebaiknya Bunda memberikan ASI
eksklusif sebab kandungan nutrisi dalam ASI sangat banyak dan dapat membantu perkembangan
otak. Kemudian ketika si kecil mulai beranjak di usia 6 bulan, Bunda bisa memberikan makanan
pendamping yang kaya akan gizi. Misalnya susu formula, telur, ikan salmon, buah, sayuran dan
makanan sehat lainnya. Dan yang terpenting, hindari pemberian makanan yang mengandung micin
atau zat aditif untuk bayi

13. Gunakan bahasa yang sama saat berkomunikasi

la Usia dibawah 2 tahun memang merupakan masa-masa golden age bagi seorang bayi.
Otaknya dapat menangkap wawasan baru dengan cepat dan memorinya juga kuat. Namun
demikian, perlu diingat untuk tidak membuat si kecil terbebani. Terutama saat usianya masih
dibawah 1 tahun. Dalam mengajaknya berkomunikasi sebaiknya cukup gunakan satu bahasa dulu.
Pemakaian beragam bahasa dapat membingungkan si kecil. Kecuali jika ia sudah masuk bangku
sekolah, misalnya usainya sudah menginjak 2 tahunan dan kemampuan berbahasanya juga sudah
fasih, maka tidak apa-apa mengenalkan anak jenis bahasa baru.

B. KEGIATAN RUTIN YANG PERLU DI LAKUKAN OLEH ORANG TUA

1. Mengajak Anak Berbicara Sejak Bayi

Sejak anak baru lahir, kita sudah bisa mengajaknya berbicara. Kita bisa membiasakan
berbicara kepada anak tentant hal-hal yang sedang atau akan kita lakukan bersama anak sehingga
terbangun juga kedekatan antara orang tua dan anak. Ketika mengajak anak berbicara, berikan
intonasi yang dapat menarik anak.

2. Mengajak Anak Membaca Buku

Membacakan buku cerita bisa dilakukan sejak dini. Sejak baru lahir, anak bisa diceritakan
buku cerita yang ringan dan tidak mudah rusak, seperti buku bantal atau boardbookd berukuran
kecil. Ketika anak berusia sekitar enam bulan, kita bisa menggunakan boardbook yang agak besar.
Nantinya pada saat anak berumur satu tahun, kita bisa berikan buku dengan kertas biasa apabila
anak sudah paham bagaimana cara menjaga buku. Membaca buku juga dapat mengasah daya
imajinasi pada anak. Anak akan merasa senang sekali apabila dibacakan buku cerita. Membaca
buku cerita juga dapat menambah rasa percaya diri anak untuk ikut bercerita juga nantinya.
3. Mengajak Anak Bernyanyi Bersama

Bernyanyi bersama merupakan permainan yang sangat menyenangkan bagi anak. Anak akan
merasa senang dan mulai mengerti kata-kata baru dari lagu yang dinyanyikan. Dengan bernyanyi,
kosakata baru tersebut akan lebih mudah dilafalkan anak. Selain mengajak anak berbicara, orang
tua juga bisa mengajukan pertanyaan kepada anak. Lama kelamaan anak akan berusaha merespon
pertanyaan yang diajukan padanya. Pertanyaan yang paling mudah adalah pertanyaan dengan
jawaban ya atau tidak, misalnya Wening lapar? Wening mau minum?. Pertanyaan seperti itu lebih
mudah direspon oleh anak karena hanya perlu menjawan atau tidak. Mungkin awalnya anak hanya
menjawab dengan anggukan atau gelengan saja. Namun hal ini wajar. Lama kelamaan anak akan
mulai menjawab dengan kata-kata. Setelah bisa menjawab pertanyaan yang mudah, kita juga bisa
bertahap memberikan pertanyaan yang agak sulit.

4. Memberikan Perintah Kepada Anak

Ketika anak berusia setahun ke atas, anak akan lebih mudah mengerti dan merespon perintah
yang diberikan kepadanya. Awalnya ketika memberikan perintah, misalnya mengambil sesuatu kita
bisa membantu menunjukkan barang yang harus diambil terlebih dahulu. Sehingga anak lama
kelamaan mulai mengerti tentang perintah yang kita berikan. Lama kelamaan ia akan langsung
melakukannya tanpa perlu kita bantu lagi

5. Bermain Puzzle dan Kartu Benda

Bermain puzzle dan kartu benda akan menyenangkan bagi anak. Orang tua bisa menemani
anak bermain sambil menyebutkan benda-benda di puzzle atau kartu benda tersebut. Anak akan
menyimpan memori tentang gambar dan nama benda tersebut sehingga nantinya anak bisa mulai
menunjukkan benda yang kita maksud atau bahkan mengucapkan nama benda tersebut. Paling
mudah biasanya kita bisa memilih puzzle atau kartu benda bergambar hewan, sayur, buah-buahan,
atau bahkan benda-benda yang ada di sekeliling kita.

6. Bermain menunjuk Benda

Setelah mulai mengetahui nama benda, anak bisa diajak bermain menunjukkan benda yang
telah disebutkan. Benda yang disebutkan bisa benda yang berada di sekeliling atau juga bisa melalui
media poster gambar. Selain menunjuk benda, kita juga bisa mengajak untuk menunjuk orang di
rumah melalui panggilannya atau juga menunjuk anggota tubuh anak. Dari permainan ini, anak
lama kelamaan juga bisa mengatakan nama benda, menyebut orang, atau bahkan menyebut anggota
tubuhnya sambil menunjuk ke arah yang ia maksud. Ia juga akan mulai menunjuk sambil
mengatakan apa yang ia inginkan ketika menginginkan sesuatu.
KESIMPULAN

Penting nya menstimulasi anak usia dini berbicara dan cara menstimulasinya

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang untuk dapat berinteraksi
dengan orang lain. Setiap orang akan menggunakan bahasa, baik verbal maupun nonverbal untuk
dapat menyampaikan keinginannya.

Sebuah keterlambatan dalam kemampuan bahasa dapat menyebabkan frustasi bagi anak
serta kesalahpahaman komunikasi dari apa yang hendak disampaikannya. Perkembangan bahasa
adalah hal yang penting untuk memudahkan anak berinteraksi dengan orang di sekitarnya.,

Kemampuan berbahasa sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak


saat dewasa. Tak hanya dalam hal komunikasi, kelebihan berbahasa juga bermanfaat pada area lain.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Washington menemukan bahwa kemampuan
bahasa yang baik mendukung kesuksesan dalam bidang akademik dan sosial. Banyak penelitian
fokus pada matematika,sains, dan literasi, tetapi tak sadar bahwa bahwa memegang peran penting,"
tukas peneliti Amy Pace. Studi tersebut melihat keterampilan kesiapan bersekolah yang
komprehensif dan mencoba menentukan apa yang merupakan prediktor paling kuat dari
keberhasilan anak nantinya,

Peneliti lain Kathy Hirsh-Pasek mengungkapkan bahwa bahasa, kemampuan untuk belajar
kata-kata dengan lancar dan merangkai mereka menjadi kalimat, adalah hal yang krusial.
Daftar pustaka

https://core.ac.uk/download/pdf/235260357.pdf

https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/16/05/30/o7zihd384-ini-alasan-mengapa-
penting-mengembangkan-bahasa-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai