Anda di halaman 1dari 5

MACAM-MACAM KLIEN DALAM ASUHAN KEBIDANAN

Macam-macam klien dalam Asuhan Kebidanan


1.      Komunikasi pada bayi dan balita.
2.      Komunikasi remaja.
3.      Komunikasi pada calon orang tua.
4.      Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
5.      Komuikasi pada ibu bersalin (masa natal).
6.      Komunikasi pada ibu nifas.
7.      Komunikasi pada ibu meneteki.
8.      Komunikasi pada akseptor Keluarga Berencana..
9.      Komunikasi pada waita masa klimakterium dan menopause.
10.  Komuikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi.

1)        Komunikasi pada bayi dan Anak.


Bayi belum bisa berkata-kata sebagai gantinya bayi menangis untuk
mengungkapkan perasaan dan keinginannya. Komunikasi bayi dimulai
sejak dia lahir ke dunia, dimulai ketika bayi mulai menangis sampai bayi
dapat bicara lancar, adapun prosesnya dari bayi menangis sampai bayi bisa
berkata-kata belum dipahami secara pasti.
a.       Perkembangan komunikasi
1)     Fase prelinguistic (fase sebelum bicara).
Kebutuhan dikomunikasikan lewat tangis sampai usia satu tahun, pada saat
usia anak sampai tiga minggu seharusnya orang tua sudah membedakan
tangis bayi. Biasanya bayi menangis karena lapar, pantat basah, kesakitan
atau mint aperhatian. Untuk dapa tmembedakan kita harus mengenali
tangisan bayi :
a)     Tangis lapar : menangis dengna suara mendatar dan meningkat sesuai
kebutuhan.
b)     Tangis kesakitan, bayi mengeluarkan teriakan yang mendadak karena
bayi terkejut.
c)      Tangis tidak nyaman atau minta perhatian, bayi akan menangis yang
berlangsung terus menerus.
Berikut ini adalah perkembangan bahasa bayi :
a)     Pada minggu ke-2 bayi mengeluarkan suara, dan akan tersenyum bila
puas.
b)     Senyum dalam arti sosial dimulai usia 3 minggu akan tetapi bayi belum
bisa membedakan wajah.
c)      Perkembangan bahasa bayi dimulai usia 2 sampai 6 bulan. Rasa puas
dinyatakan dalam nada suara rendah, usia 4 sampai 5 bulan biasanya
sering diucapkan bangun tidur. Usia 5 sampai 6 bulan bayi mulai
mengeluarkan macam-macam suara, baik dengna nada keras, perlahan,
tinggi, rendah sesuai perasaannya.
d)     Usia 9 sampai 10 bulan, bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang
seperti mama, papa, wa-wa, uk-uk.
Fase prelunguistik termasuk bunyi refleksi (berupa reflek vokal) meliputi :
a)     Babbling (meraban)
Dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya kemudian
diulang, seperti bicara sendiri. Ini berlangsung sampai tujuh bulan,
kemudian bayi berusaha meniru kemudian timbul laling (mengulang suara
yang didengar).
b)     Echolalia
Mengulang gema suara dari suara yang diucapkan orang lain. Pertumbuhan
bicara dan bahasa anak cepat bila orang tua mengulang suara bayi dan bayi
membalas menirunya.
2)     Kata pertama
a)     Usia 10-12 bulan tumbuh pengertian pasif dari bahasa.
b)     Bayi memberi respon terhadap kata yang familier, bila disebut ibu maka
ia akan berusaha mencari ibunya.
c)      Kata pertama mungkin tidak disadari oleh orang tuanya karena ank
banyak akal untuk mengerti perlu mendengar apa yang dikatakan anak
sehubungan dengna apa yang dikerjakan, misalnya mam bisa berarti
mama, bisa berarti makan.
d)     Anak memberikan reaksi yang berbeda pada satu kata yang diucapkan
dengan intonasi pada usia 4-5 bulan. Ketiaka ada orang bilang diam sambil
membentak akan berbeda ketika orang berkata diam untuk menenangkan
tangisan.
e)     Bicara sesungguhnya mulai usia 12-18 bulan karena sudah bisa
dimengerti maksudnya.
f)       Satu kata mengandung satu kalimat, misalnya mengatakan makan berarti
saya mau makan.
g)     Menggunakan empat kata usia lima belas bulan, sepuluh kata usia
delapan belas bulan, lima puluh kata usia dua tahun dan anak sudah bisa
bereaksi terhadap perintah orang tuanya.
3)     Kalimat pertama
a)     Usia dua tahu anak mulai menyusun kata.
b)     Periode ini dikenal sebagai permulaan pembicaraan komplit
c)      Kadang-kadang disusun kombinasi kata yang aneh dan berubah-ubah
huruf/kata karena sulit mengucapkan satunama. Contoh : perahu
diucapkan pelahu.
4)     Kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
Kemampuan bicara egosentris (berpusat pada diri sendiri) dibedakan tiga
macam :
a)     Repetitif (pengulangan). Kata yang didengar berulang-ulang.
b)     Monolog (berbicara satu arah) biasa pada anak pra sekolah, anak bicara
sendiri memainkan banyak peran dengan berkata-kata sendiri.
c)      Monolog kolektif. Beberapa anak berkumpul dalam suatu tempat tapi
mereka bicara sendiri-sendiri, biasanya asyik memainkan mainannya
sendiri.
Menurut Lev Vygotsky bicara egosentris merupakan bentuk petunjuk dan
bantuan bagia anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Ini
berorientasi kepada tujuan yang akan dicapai dan komunikatif.
Kemampuan bicara memasyarakat, menunjukkan adanya tukar pikiran
dengan orang lain, termasuk pertanyaan, jawaban, perintah, kritik
terhadap orang lain.
5)     Perkembangan semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa
yang diajarkan. Anak pertama kali memahami arti kongkrit dan jenis kata
kongkrit kemudian mulai mengetahui arti dan jenis kata abstrak. Misalnya
anak akan lebih  memahami kucing yang bisa dilihat dari pada kata pahit
ata manis. Kata yang sulit untuk anak pra sekolah adalah kata yang selain
punya arti fisik juga punya arti psikologis. Contohnya manis bisa berarti
sikap, tapi bisa juga berarti rasa.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
1)     Intelegensi (kecerdasan). Ini jelas mempengaruhi bahasa. Anak yang
mempunyai kemampuan intelektual rendah, misalnya idiot akan lebih
lambat perkembangan bahasanya dibandingkan anak-anak yang punya
intelegensi normal atau tinggi.
2)     Jenis kelamin.
3)     Bilingual (dua bahasa)
4)     Status tunggal atau kembar
5)     Rangsangan/dorongan orang tua
6)     Sosial ekonomi
c.       Proses komunikasi :
1)     Mengikuti perkembangan psikologis anak
2)     Kontak kasih sayang dengna orang tua dapat memperkuat kepribadian
anak
3)     Belaian, dukungan dan sentuhan mesra, ini akan menimbulkan senang
dan bahagia
4)     Bidan membantu ibu serta pihak lain dalam memberikan dukungan
rangsang aktif dalam bahasa dan emosi.
d.      Cara-cara dalam memberikan dukungan rangsangan aktif adalah :
1)     Memperbaiki model orang tuanya, orang tua didorong untuk melengkapi
diri dan menjadi model yang baik, mempelajari bahasa yang baik,
komunikatif sesuai tingkat perkembangan anak.
2)     Mendorong kemampuan komunikasi (verbal dan non verbal).
3)     Berikan anak pengalaman untuk dapat berbicara
4)     Mendorong anak untuk mendengar
5)     Mendorong anak berbicara sebagai pengganti tindakan/aksi
6)     Gunakan kata yang pasti dan benar. Meskipun anak belum bisa
menyebutkan R misalnya pelmen untuk menyebut permen tapi orang tua
harus tetap menyebutnya permen.
e.       Prinsip komunikasi yang efektif pada anak
Berkomunikasi dengan anak berarti melakukan pertukaran pikiran dan
perasaan dengan mereka melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, tulisan dan
yang paling utama/efektif adalah melalui bahasa tutur atau berbicara
(bahasa lisan). Hal-hal yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan
anak adalah :
1)     Kesabaran mendengar. Cobalah dengarkan seluruh ucapan anak, jangan
memotong sedikit pun kata-kata mereka.
2)     Role playing.  Bermain peran sebagai guru, ayah-ibu, polisi, penjahat,
dokter hewan dan sebagainya akan membuat anak-anak mampu
mengekspresikan segala emosi, perasaan, pikiran dan keinginan mereka
secara bebas. Dengan pola komunikasi ini, anak-anak akan memperoleh
pengalaman melakukan peran sebagai orang lain dengan berbicara.
3)     Tepat guna. Bila anak melakukan kesalahan, tegurlah pada saat itu juga.
Bukan tindakan bijaksana apabila kita menunda kemarahan/teguran
sampai ayah pulang dari kantor atau mengungkit-ungkit kesalahan anak
yang sudah lalu.
4)     Memberi dorongan. Membiarkan anak berbicara banyak (bukan banyak
bicara) dengan membeirnya stimulus yang mengerahkan pemahaman
anak-anak terhadap situasi disekitarnya. Dengan cara ini, orang tua akan
membentuk kestabilan emosi anak, dan membuatnya kelak mampu
melakukan percakapan yang terstruktur dan berarti. Secara sederhana,
komunikasi bisa dilakukan dengan mengajak bercakap-cakap sesering
mungkin. Mengajak anak untuk bermain-main juga membantu kemahiran
berkomunikasi. 
Prinsip komunikasi yang penting untuk diketahui yaitu komunikasi adalah
sebuah proses, bersifat kompleks, tidak dapat digantikan, dan melibatkan
yang total dari kepribadian kita.
Beberapa anjuran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak
sebagai berikut :
a)     Bantulah anak mencari buku yang bercerita tentang keluarga dari latar
belakang budaya yang sama.
b)     Taruhlah buku, majalah dan bacaan lainnya ditempat-tempat yang mudah
dicapai oleh anak.
c)      Tunjukkan album foto-foto keluarga anda kepada anak. Bantulah anak
mengerjakan kata-kata seperti “ini saya.” Atau bisa juga, “ini keluarga
kami.”
d)     Bahasa buku, acara televise, atau video yang anda tonton bersama anak.

Anda mungkin juga menyukai